2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Budidaya Tanaman Hortikultura tentang
“Tanaman Biofarmaka Kunyit” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan Makalah Budidaya
Tanaman Hortikultura tentang “Tanaman Biofarmaka Kunyit”. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kamu selama pembuatan laporan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
laporan ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, laporan
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui cara budidaya
tanaman kunyit, morfologi, sejarah, jenis-jenis dari tanaman kunyit serta hama
dan penyakit tanaman kunyit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3.2 Akar
Kunyit mampu membentuk rimpang, berwarna oranye, bila tua dan tunas
mudanya berwarna putih, membentuk rumpun yang rapat. Berakar serabut
berwarna coklat muda. Kunyit yang mempunyai nama latin Curcuma domestica
Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan
ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan
baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000
mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan
rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit
berwarna kuning sampai kuning jingga.
Umbi akarnya berwarna kuning tua, berbau wangi aromatis dan rasanya
sedikit manis. Bagian utamanya dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang
berada didalam tanah. Rimpangnya memiliki banyak cabang dan tumbuh
menjalar, rimpang induk biasanya berbentuk elips dengan kulit luarnya berwarna
jingga kekuning – kuningan (Hartati & Balittro., 2013).
2.3.3 Batang
Kunyit merupakan tanaman terna, berbatang semu, tinggi dapat mencapai 40 –
100 cm. Bentuk batangnya semu, tegak, bulat dan basah, membentuk rimpang
dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun(agak lunak).
Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang
berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan.
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan ketinggian 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun ( agak lunak).. Ujung dan pangkal
daun runcing serta tepi daun rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan
dan daging buah merah jingga kekuning-kuningan (Johani, 2010).
Kunyit memiliki batang semu yang tersusun dari kelopak atau pelepah
daun yang saling menutupi. Batang kunyit bersifat basah karena mampu
menyimpan air dengan baik, berbentuk bulat dan berwarna hijau keunguan.
Tinggi batang kunyit mencapai 0,75 – 1m. Rimpang kunyit bercabang – cabang
sehingga membentuk rimpun. Rimpang berbentuk bulat panjang dan membentuk
cabang rimpang berupa batang yang berada didalam tanah. Rimpang kunyit terdiri
dari rimpang induk atau umbi kunyit dan tunas atau cabang rimpang. Rimpang utama
ini biasanya ditumbuhi tunas yang tumbuh kearah samping, mendatar, atau
melengkung. Tunas berbuku – buku pendek, lurus atau melengkung. Jumlah tunas
umunya banyak. Tinggi anakan mencapai 10,85 cm) Winarto Dalam Ika, 2015).
Warna kulit rimpang jingga kecoklatan atau berwarna terang agak kuning
kehitaman. Warna daging rimpangnya jingga kekuningan dilengkapi dengan bau khas
yang rasanya agak pahit dan pedas. Rimpang cabang tanaman kunyit akan
berkembang secara terus menerus membentuk cabang – cabang baru dan batang
semu, sehingga berbentuk sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm.
panjang rimpang bias mencapai 22,5 cm. tebal rimpang yang tua 4,06 cm dan
rimpang muda 1,61 cm. rimpang kunyit yang sudah besar dan tua merupakan bagian
yang dominan sebagai obat (Winarto Dalam Ika, 2015).
2.3.4 Daun
Daun tunggal, bentuk bulat telur ( lanset) memanjang hingga 10-40 cm,
lebar 8-12.5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Setiap
tanaman berdaun 3 – 10 helai, panjang daun beserta pelepahnya sampai 70 cm,
helaian daun berbentuk lanset memanjang, berwarna hijau dan hanya bagian atas
dekat pelepahnya berwarna agak keunguan, panjang 28 – 85 cm, lebar 10 – 25 cm.
Daun kunyit tersusun dari pelepah daun, gagang daun dan helai daun. Daun kunyit
berbentuk bulat telur memanjang dengan permukaan agak kasar. Pertulangan daun
rata dan ujung meruncing atau melengkung menyerupai ekor. Permukaan daun
berwarna hijau muda. Satu tanaman mempunyai 6 – 10 daun (Winarto dalam Ika,
2015).
2.3.5 Bunga
Berbunga majemuk, berambut, dan bersisik dari pucuk batang semu,
panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1.5 cm, serta berwrna
putih/ kekuningan. Bunga warnanya putih/kuning pucat, pangkal bunga warnanya
putih, berfungsi sebagai alat pembiakan. Sementara itu, ketiga benang sari lainnya
berubah bentuk menjadi heli mahkota bunga (Winarto Dalam Ika, 2015).
2.5 Syarat Tumbuh
2.5.1 Iklim
Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memilikI intensitas
cahaya penuh atau sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-
tempat terbuka atau sedikit naungan.
Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-
4000 mm/tahun. Bila ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun, maka
system pengairan harus diusahakan cukup & tertata baik. Budidaya Kunyit dpt
dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada
penanaman awal musim hujan. Suhu udara yang optimum bagi tanaman ini antara
19-30°C.
1. Media Tanam
Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dgn
baik akan menghasilkan umbi yang berlimpah. Jenis tanah yang diinginkan adalah
tanah ringan dgn bahan organik tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari
genangan air/sedikit basa. Tanaman kunyit tumbuh baik pada
tanah jenis latosol, aluvial dan regosol,
2. Ketinggian Tempat
Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) sampai dataran
tinggi (> 2000 m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m
dpl.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil wawancara ini yaitu
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medika. Jakarta.
Arisandi dalam Ika. 2015. Tanaman Kunyit. https://academia.edu. Universitas
Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Shan, C.Y dan Yoppi, I. 2018. Studi Kandungan Kimia Dan Aktivitas
Farmakologi Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.). Jurnal Farmaka Suplemen.
Vol. 16. No. 2:547-555.
Febriani, Y. 2011. Kandungan Obat Yang Terdapat Pada Tumbuhan Kunyit
(Curcuma Domestica). Stikes Bhakti Tunas Husada. Tasikmalaya.
Hapsoh dan Hasanah. 2011. Budidaya Tanaman Obat Dan Rempah. USU Press.
Medan.
Hartati, S.Y dan balittro. 2013. Khasiat Kunyit Sebagai Obat tradisional dan
Manfaat Lainnya. Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri. Jurnal
Puslitbang Perkebunan. Vol. 19:5-9.
Johani, E. 2010. Tanaman Pekarangan Pilihan. Salamadani. Bandung.
Ika, R. 2015. Tanaman Kunyit. https://academia.edu. Universitas Negeri
Gorontalo. Gorontalo.
Winarto Dalam Ika. 2015. Tanaman Kunyit. https://academia.edu. Universitas
Negeri Gorontalo. Gorontalo.