DisusunOleh:Kelompok2
NurWahyuni (23.14901.10.03)
Tria Wahyuni (23.14901.10.05)
Yunita Liskawati (23.14901.10.06)
Larasati (23.14901.10.11)
Dinda Miranda (23.14901.10.26)
Darsheila Maulidina (23.14901.10.28)
FashaRizkiUtami (23.14901.10.31)
EisnainiSawalila (23.14901.10.32)
Maya Romanti (23.14901.10.39)
Agung Triyanto (23.14901.10.41)
Palembang, April2024
Menyetujui:
PembimbingKlinik DosenPembimbing
Dengan memanjatkan puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
Adapun penulisan makalah ini untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
melaksanakan praktek klinik kebidanan STIK Bina Husada Palembang Program Studi
Dalam penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan dan peran serta dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempulan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
10. Sebagai Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat RSUP DR. MUHAMMAD
HOESIN Palembang
11. Ns.Yofa Anggriani Utama, S.Kep., M.Kes., M.Kep sebagai
Pembimbing Akademik STIK Bina Husada Palembang.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, membalas dan melimpahkan rahmat dan Karunia-
Nya atas bantuan yang telah diberikan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
yang akandatang.
Kelompok2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan................................................................................................
1.3 Manfaat .............................................................................................
kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks
ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan.
Seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari
luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup
kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75% mempunyai harapan
hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk memulangkan pasien dengan
luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi dan
penanganan secara dini untuk mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam
perawatan luka dan tehnik rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-
rata harapan hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang
berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka
bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih
dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan
superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai
perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh
api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan
yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar
yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat
lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi
kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi
pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit,
patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perb edaan dan derajat luka bakar
tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi
dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya dan inhalasi
asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh lain yang menyertai. Klien luka
bakar sering mengalami kejadian bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian
anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah dan lainnya.Klien luka bakar harus dirujuk
untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan masalah
1.2 Tujuan
Menjelaskan konsep dasar medis pada pasien dengan luka bakar mulai dari definisi,
Menganalisa data serta merumuskan diagnosa pada klien dengan luka bakar dan
Membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan luka bakar
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah bagi pembaca yaitu menjadi sumber referensi dan informasi
bagi orang yang membaca karya tulis ini supaya mengetahui dan lebih mendalami
bagaimana cara merawat pasien yang dengan gangguan sistem integument luka bakar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.Luka bakar adalah luka
yang disebabkan kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, bahkan kimia dan radiasi.
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau
terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau
radiasi (radiation) .
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti kobaran api ditubuh (flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas
(scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan
kimia, serta sengatan matahari (sunburn).
Luka bakar yang hanya mempengaruhi kulit bagian luar dikenal dengan luka bakar
superfisial atau derajat 1.Bila cedera menebus beberapa lapisan dibawanya, hal ini disebut
luka bakar sebagian lapisan kulit luar atau derajat II.Pada luka bakar yang mengenai seluruh
lapisan kulit atau derajat III, cedera meluas ke seluruh lapisan kulit.
2.1.2 Etiologi
Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal, diantaranya adalah:
a. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald), jilatan api ketubuh
(flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek
Luka bakar bahan kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa
digunakan dalam bidang industry militer ataupun bahan pembersih yang sering digunakan
Listrik menyebabkan kerusakan yang disebabkan karena arus, api dan ledakan. Aliran
listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah.Kerusakan
terutama pada pembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan
sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak,baik kontak dengan
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif.Tipe injury ini
sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia
kedokteran dan industry.Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat
1.Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar. Kulit luar ini jika dikumpulkan akan
menjadi organ terbesar dari tubuh. Luas permukaannya sendiri adalah sekitar 18 meter
persegi. Epidermis memiliki beberapa lapisan yang mengandung empat jenis sel, yaitu :
a. Stratum korneum.
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak
b. Stratum lusidum.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang
kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.Dalam lapisan
terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat disebut
stratum lusidum.
c. Stratum granulosum.
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah dan
sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin.Lapisan
ini menghalangi benda asing, kuman dan bahan kimia masuk ke dalam tubuh.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri
dari 5-8 lapisan. sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah mikroskop, sel-
selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari mempunyai tanduk
(spina). Lapisan ini berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar.Bentuknya tebal
dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan
Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada
hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelulair bridges atau jembatan interselular.
e. Stratum Basal/Germinativum.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong.Di dalamnya terdapat butir-
Sel tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut
terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis
2. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah epidermis.Penyusun utama dari dermis
adalah kolagen (protein penguat), serat retikuler (serat protein yang berfungsi sebagai
penyokong), dan serat elastis (protein yang berperan dalam elastisitas kulit).
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh
membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke
subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut yaitu serabut
berbeda.Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elastic untuk
memberikan kelenturan pada kulit, dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar dan
Unsure utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag, dan terdapat sel lemak yang
berkelompok.Disamping itu ada juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada
lingkungan epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola mammae dan
sekitar anus.
b) Serat otot
Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas dihubungkan dengan
folikel rambut (muskulus erector fili) bertebaran diseluruh dermis dalam jumlah yang cukup
banyak pada kulit, puting susu, penis, skrotum dan sebagian perenium.
3. Hipodermis
Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit
dengan struktur internal seperti otot dan tulang.Terdapat pembuluh darah, saraf dan limfe
dengan jaringan penyambung yang terisi sel lemak.Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat
Pembuluh darah kulit terdiri dari Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan
diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis.Sel-sel lemak ini
bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin.
Lapisan lemak ini di sebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-
tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker (pegas) bila tekanan trauma
mekanis yang menimpa pada kulit, Isolator panas atau untuk mempertahankan suhu,
penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh.Di bawah subkutis terdapat selaput
Jaringan kulit.
Kulit disebut juga integument atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu
jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang)
Kelenjar-kelenjar kulit
1. Kelenjar sebasea
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah folikel
Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan
tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama pubertas di
bawah control hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat untuk
2.Kelenjar keringat
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak bercabang, terdapat
pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan gendang
telinga.Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki. Bagian
sekretorisnya terletak di dalam dermis atau hypodermis dan bergabung membentuk massa
tersendiri.
epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit. Tempat bermuaranya disebut
pori keringat. Terdapat 2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan telinga luar,
telapak tangan, telapak kaki dan dahi.Badan kelenjar terdapat diantara perbatasan kulit ari
(epidermis) dan kulit dermis.Salurannya berkelok-kelok keluar dan berada pada lapisan
Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit puting
susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran
keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan bermuara pada folikel
rambut.
Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal yang
secara fungsional termasuk sistem reproduksi.Kelenjar ini terletak di atas fasia pektoralis
superfisilis yang dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan
lemak.Kelenjar ini melekat erat dengan kulit diatasnya. Disekitar putting susu (papila
mamae) terdapat reticulum kutis yang tumbuh dengan baik dan dinamakan ligamentum
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar sebasea
montgomeri (glandula areola mammae) yang berfungsi untuk melindungi dan melicinkan
putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui,
2.1.5 Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh.Panas
elektromagnetik,derajatlukabakaryangberhubungandenganbeberapafaktor penyebab,
konduksi jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas.Kulit dengan
luka bakar mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan
masuk ke dalam tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan
elektrolit tubuh akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi
perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstra vaskuler melalui kebocoran kapiler yang
berakibat tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian
terjadi edema menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok hipovolemik apabila tidak segera
ditangani. Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke ginjal dan GFR
(Rate Filtrasi Glomerulus) akan menurun sehingga haluaran urine meningkat. Jika resitasi
cairan untuk kebutuhan intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila
resitasi cairan adekuat, maka cairan interstisial dapat ditarik kembali keintravaskuler sehingga
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan disebut
sebagai luka bakar superfisial partial thickness, deep partial thickness dan full
thickness.Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka bakar derajat-satu, -dua, -tiga.
bakar terkena
api pengelupasan
dengan kulit
intensitas
rendah
mengubahnya
menjadi
derajat-tiga
api, terkena kadang- dalam urin) dan retak dengan bagian , pembentukan
listrik)
Kulit kemerahan
Lecet
Kulit membengkak
Kulit mengelupas
Kulit melepuh
c. Luka bakar full-thickness dengan TBSA ≤2% pada anak maupun dewasa tanpa
b. TBSA 10-20% pada luka bakar partial thickness pada pasien anak dibawah 10
tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun, atau luka bakar full-thickness <10%
c. TBSA ≤10% pada luka bakar full-thickness pada anak atau dewasa tanpa
masalah kosmetik atau mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki, atau
perineum
a. TBSA ≥25%
b. TBSA ≥20% pada anak usia dibawah 10 tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun
d. Semua luka bakar yang mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki, atau
f. Semua luka bakar yang disertai trauma berat atau trauma inhalasi
3. Zona hiperemia : area yang terluar, biasanya berhubungan dengan luka bakar
5. Tebalnya kulit
ruleofnineyaitu :
a. Kepaladanleher :9%
b. Lengan masing-masing9% :18%
c. Badan depan 18%, badanbagianbelakang :36%
d. Tungkaimasing-masing18 :36%
e. Genitalia/perinium :1%
b. Metode Lund and Browder
Metode yang lebih tepat untuk memperkirakan luas permukaan tubuh yang terbakar
adalah metode Lund dan Browder yang mengakui bahwa persentase luas luka bakar pada
berbagai bagian anatomik, khususnya kepala dan tungkai, akan berubah menurut
pertumbuhan. Dengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan
memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh untuk bagian-bagian tubuh tersebut, kita
bisa memperoleh estimasi tentang luas permukaan tubuh yang terbakar.Evaluasi pendahuluan
dibuat ketika pasien tiba di rumah sakit dan kemudian direvisi pada hari kedua serta ketiga
paska luka bakar karena garis demarkasi biasanya baru tampak jelas sesudah periode tersebut.
Metode Lund and Browder
memperkirakan persentase luka bakar adalah metode telapak tangan (palm method).Lebar
telapak tangan pasien kurang lebih sebesar 1% luas permukaan tubuhnya.Lebar telapak
Elektrolit Serum: Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera
jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun
karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan
hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
a. Pre Hospital
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal
ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu,
segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera
padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk
memadamkan apinya. Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin,
segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan bawa
orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka
bakar.Jangan membawa orang denganluka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat
menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi.
Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik :
Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis.
b. Hospital
1) Resusitasi A, B, C.
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus
pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain
adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang
untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-
menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik
karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, ada
2 cara yang lazim dapat diberikan yaitu dengan Formula Baxter dan Evans
2) Resusitasi Cairan
Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita
a) cara Evans
Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :
dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairn hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan hari
dalam 16 jam. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan ringer laktat
karena terjadi hiponatremi. Untuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah
- Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai kultur.
c. Penatalaksanaan Pembedahan
Eskaratomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar pada
ekstremitas atau tubuh.Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat
pengerutan dan penjepitan dari eskar.Tanda dini penjepitan berupa nyeri, kemudian
penjepitan bebas.
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya luka
Fase Resusitatif
Fase resusitatif cedera luka bakar terdiri atas waktu antara cedera awal sampai 36
hingga 48 jam setelah cedera. Fase ini berakhir ketika resusitasi cairan selesai.Selama
fase ini, masalah saluran napas dan pernapasan yang mengancam nyawa adalah perhatian
edema.Walaupun cairan tetap berada dalam tubuh, cairan tersebut tidak mungkin
berperan dalam menjaga sirkulasi yang memadai, karena tidak berada di ruang vaskuler
lagi.
Fase Akut
Fase pemulihan akut setelah luka bakar mayor dimulai ketika hemodinamik klien sudah
stabil, integritas kapiler sudah kembali, dan diuresis sudah mulai muncul. Waktu
tersebut dimulai kira-kira pada 48 hingga 72 jam setelah waktu cedera. Untuk klien
baik dengan luka bakar moderat atau minor, fase akut pada dasarnya dimulai pada
Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi dalam pemulihan mewakili fase terakhir dalam pemulihan luka
bakar dan mencakup waktu sejak penutupan luka sampai pemulangan dan
konsekuensi cedera luka bakar, dan penanganan rehabilitasi harus dimulai sejak hari saat
cedera terjadi.Pada akhirnya, program rehabilitasi luka bakar dirancang untuk pemulihan
mencegah dan meminimalkan deformitas dan parut hipertrofik, meningkatkan fungsi dan
Pencegahan gangguan
pernapasan
yang menyertai
pendahuluan
Fase akut
Dari dimulainya diuresis Perawatan dan penutupan luka
hingga hampir selesainya Pencegahan atau penanganan
proses penutupan luka komplikasi, termasuk infeksi
Dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi
Dari penutupan luka yang Pencegahan parut dan
besar hingga kembalinya kontraktur
kepada tingkat penyesuaian Rehabilitasi fisik, oksupasional
fisik dan psikososial yang dan vokasional
optimal Rekonstruksi fungsional dan
kosmetik
Konseling psikososial
2.1.13 Komplikasi
2. Sepsis
3. Pneumonia
4. Gagal GinjalAkut
5. Deformitas
(ARDS, acute respiratory disters syndrome) yang menyerang sepsis gram negatif.
Sindrom ini diakibatkan oleh kerusakan kapiler paru dan kebocoran cairan kedalam
merupakan akibat dari insufisiensi paru dalam hubungannya dengan siepsis sistemik
(wong, 2008)
BAB III
1. IDENTITAS PASIEN
Nama:Ny.”E”
Usia : 33 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
SukuBangsa : Sumatera
Agama :Islam
Diagnosis Medis : luka bakar
Warna Triage : Merah
2. PENGKAJIAN
PRIMARY SURVEY :
SECONDARY SURVEY
a. Anamnesis
Keluhan Utama :
Klien dirawat di RS karenaklienmengalamilukabakar di seluruhmuka, badan dan paha
Riwayat PenyakitSekarang :
Pasien rujukan dari RS Muhammaduyah Palembang dengan kejadian luka bakar.
Luka bakar terjadi pada tanggak 21/04/24 jam 01.00 Os dibawa ke RS Muhammadiyah jam
04.00 dilakukan resusitasi cairan 8 jam di RS sebelumnya sebanyak 2 liter. Luka bakar
diseluruh muka, badan dan paha post mengalami kebakaran didalam rumah tersiram bensin di
ruang tertutup. Seluruh alis, bulu mata, wajah, badan bagian depan, lengan kanan-kiri
terbakar. Os merasa nyeri pada seluruh daerah luka bakar. Sesak napas (-), suara parau (-),
pandangan kabur (-), riwayat darah tinggi, DM dan asma disangkal, turgor kulit menurun >2
detik, mukosa kering, pasien tampak meringis kesatikitan, skala nyeri 6, pasien mengalami
kulit kemerahan hingga nekrosis, luas luka bakar 42,5% dengan grade luka bakar 2, kulit
Riwayat Dahulu:
Suami pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti
DM dan hipertensi
Riwayat Keluarga:
Tidak dikaji
b. PemeriksaanFisik
1. Keadaanumum : Lemah
2. Tanda vital : TD: 100/80 mmHg; N: 124 x/menit ; RR: 20 x/menit ; Suhu :
36,5⁰C,SpO2 98%.
3. Kepala
Simetris Asimetris Pendarahan
Bengkak Depresitulangtengkoran
Echymosis Nyeri tekan
Kelainanbentuktulang
Luka ukuran : 5 cm, Lokasi : di bagian wajah
Lain-lain : tidak ada
Mata
Kebiruan (Lingkaran Mata)
Perdarahanmata, Rupture :……., Lokasi :…….
Anemia Ananemia Ikterik
Respon pupil : Isokor Anisokor
RC Midriasis Miosis
Lain-lain : …………………………….
4. Telinga
Cairan, Warna :…………., jumlah :………..
Lecet/Kemerahan/Laserasi
Benda asingberupa : ………………
Lain-lain : tidakadakelainan
5. Hidung
Cairan, Warna :…………., jumlah :………..
Lecet/Kemerahan/Laserasi
Benda asingberupa : ………………
Lain-lain : tidakadakelainan
6. Leher
Penetrasi Benda Asing Nyeri tekan
Deviasitrakea Distensi vena jugularis
Bengkak Kebiruansekitarleher
Krepitiasi Lain-lain : tidakada
7. Dada/Paru
Simetris Asimetris Bengkak
Ekspansidinding dada meningkat/turun
Luka tusuk Luka sayat Ukuran :……, Lokasi
RR : 20 x/menit, Teratur/Tidak teratur
Penggunaan otot dinding dada
BJ I BJ II Murmur
Gallop
Suara Jtg :
Nyeri dada Saat Aktivitas TanpaAktivitas
Skala nyeri : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
8. Abdomen
Dindingabd : Simetris Tidak Simetris
Perdarahan/bengkak Laserasi/jejas/lecet
Luka tusuk Luka sayat Ukuran :……….
Distensi abdomen Terabakeras dan tegang
Nyeri tekan Skala nyeri : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
BU : >5 x/mnt, teratur/ tidakteratur
Lain-lain :………….
9. Genetalia
Simetris Asimetris
Benjolan, Ukuran :……., Lokasi :………….
Darah pada rectum , BAB : 1 x/hr, Warna : kuning,
Jumlah :100 cc
Nyeri tekan Skala nyeri : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
BAK : terpasangkateter Warna : kuning Jumlah : 43cc/jam
Lain-lain : BAB terpasangpempers
10. Ekstremitas
Kelainanbentuk Pendarahan Bengkak
Jejas/luka/laserasi, ukuran :………, lokasi :……………
Jari-jarihilang Keterbatasangerak
Fraktur, lokasi : tidak ada
Nyeri, Skala: 8
Lain-lain :
11. Kulit
Ada luka Dekubitas, Ukuran :………, lokasi :……
Echymosis Ptechie
Gatal-gatal/pruritus
Insisioperasi Ukuran :…………………..Lokasi:
…………………………
Nyeri, Skala : 8
4. KEBUTUHAN EDUKASI
Terdapathambatandalampembelajaran :
Tidak Ya, Jika ya Pendengaran Penglihatan Kognitif
Fisik
Budaya Emosi Bahasa
Lain-lain : tidak bisa dikaji
5. Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
Hemoglobin
12,3 g/Dl 12.00-16.00 g/dl
Hematokrit
37,4 %
37.0-47.0
Jumlah trombosit
371 150-440
Eosinofil
0.0
1-3
Basofil
0.0
0-1
Neutrofil
84,8 % 40.0-60.0
Limfosit
9.3
20.0-50.0
Monosit
5.9
2-8
Ratio N/L
9.1
< 3.13
Laju endap darah
LED 1 Jam
2 mm/jam <20
TERAPI
1. Analgetik : keteorolac 30gr/8jm iv
2. Antibiotik: ceftriaxone 1gr/12jm iv
3. Antitetanus: tetejam 250 vi
4. Infus:
Pada saat pasien dirawat di muhammadyah pasien mendapatkan IVFD 2 line dan
DO: ↓
Turgor kulitmenurun ≥ 2 Evaporasi / Penguapancairan
detik. ↓
Mukosa kering Kehilangancairantubuh
Suhu : 36,5ºC
Pernapasan : 20x/m
DO: edema
TTV: TD100/80mmHg, ↓
Nadi: 124x/mnt, Nyeri akut
S: 36,5ᵒC,
RR: 20x/menit
Pasiennampakmeringis
P : trauma lukabakar
Q : Nyeri terbakar
R : nyerimenetap di
S : Skala nyeri6
T: dirasakanterusmenerus
Data Subjektif Kerusakankulit/ jaringan Gangguan
DO: Kerusakanintegritaskulit
Kulit ↓
kemerahanhingganekrosis Gangguanintegritaskulit
3.
Kulit tidakutuh
Akraldingin, lembab
Suhu 36,5º
Peningkatanleukosit
(26.700mm3 )
Prioritas masalah
1. Hipovolemia
2. Nyeri akut
Hipovolemiab.dkehilangancairanaktif
dengan
Manajemen syok hipovolemik
Kriteria hasil (I.02050)
: Observasi
- Monitor status cairan
1. turgor kulit
Terapeutik
meningkat
- Pasang kateter urin
2.membran - Ambil sampel darah untuk
mukosa pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit.
membaik
3. TTV dalam
batas normal
4.Urine output
diatas30
ml/jam
keperawatan
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
1x4 jam, maka
untuk mengurangi rasa nyeri
diharapkan
- Kontrol lingkungan yang
tingkat neri
memperberat rasa nyeri.
menurun - Fasilitasiistirahatd
dengan antidur
Edukasi
Kriteria hasil
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
: untuk mengurangi rasa nyeri
1. keluhan Kolaborasi
- Kolaborasi pemberiananalgetic
nyeru menurun
2. meringis
menurun
3. TTV dalam
batas normal
:
1. kerusakan
jaringan
menurun
2. kerusakan
jaringan kulit
membaik
CATATAN PERKEMBANGAN
bakar
10.05 wib
- Anjurkanmenghindariperu
bahanposisi mendadak
- Anjurkan
pasien untuk
posisi mantap
10.10 wib - Pemasangan IVFD 2 line
dengan cairan yang
terpasang yaitu ringer
laktat dan sterofundin iso
- Pemberian
terapi cairan
bertujuan
untukmengem
balikan cairan
yang hilang
rmakologisuntukmengur - P : trauma
10.30 angi rasa nyeri lukabakar
- Q : Nyeri
- kontrol lingkungan yang terbakar
memperberat nyeri - R:
nyerimenet
ap di
- berkolaborasi dalam
10.35 seluruhkulit
pemberian analgetic
yang
terbakar
- S : Skala
nyeri 6
- T:
10.40
dirasakan
terus
menerus
- Anjurkan
pasien
untuk tarik
nafas dalam
- Berikan
lingkungan
yang aman
dan nyaman
- Nyeri
berkurang
Gangguan 21 April 2024 - mengidentifikasi - Ganggaun
integritas 10.45 penyebab gangguan intergritas
kulit integritas kulit kulit
(D.0129) disebabkan
oleh luka
10.50 - Anjurkan minum air bakar
yang cukup
- Perbanyak
11.00 - Anjurkan meningkatkan minum air
- Asupan
nutrisi yang
cukup
untuk
mempercep
at
pengembali
an kulit
EVALUASI
Q : Nyeri terbakar
terbakar
S : Skala nyeri 6
O:
- Tampak wajah pasien meringis
kesakitan dan sesekali berteriak
kesakitan
A:Tingkat nyeri mulai menurun
sebagai berikut :
1. Pengkajian
yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan pasien dan
secarakomprehensif dan terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu pengumpulan data,
diseluruh muka, badan dan paha post mengalami kebakaran didalam rumah
tersiram bensin di ruang tertutup. Seluruh alis, bulu mata, wajah, badan bagian
depan, lengan kanan-kiri terbakar. Os merasa nyeri pada seluruh daerah luka bakar
2. Diagnosa Keperawatan
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien
Luka Bakar adalah hipovolemi, nyeri akut, dan gangguan integritas kulit.
Pada Ny “E” di dapatkan tiga diagnosa keperawatan yaitu hipovolemi
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik ( luka bakar ) dan gangguan integritas kulit berhubungan dengan
DiagnosaHipovolemiditegakkankarenapadapengkajiandidapatkandatasubjek
tif dan objektif dimana pasienmerasa lemas, turgor kulit menurun dan mukosa
merasa lemas.
subjektif dan objektif dimana pasien mengeluh panas dan sakit, pasien tampak
mengringis dan skala nyeri 8 dirasakan terus menerus. Diagnosa Nyeri Akut di
tegakkan karena adanya data subjektif pasien mengeluh panas dan sakit.
tegakkan karena adanya data subjektif pasien mengeluh perih dan sakit.
3. Intervensi Keperawatan
kesehatan yang di inginkan. Tindakan ini dapat berupa tindakan langsung atau tidak
melakukan tindakan fisik seperti memberikan obat atau melakukan perawatan luka.
mengatakan merasa lemah, turgor kulit menurun dan mukosa keringyang bertujuan
Hivopolemi meningkat dengan kriteria hasil turgor kulit meningkat dan membran
mukosa membaik. Intervensi keperawatan yang di lakukan yaitu manajemen
dilakukan selama 1 x24 jam untuk mengatasi nyeri akut yang berhubungan dengan
agen pencedera fisik di tandai dengan pasien mengeluh panas dan sakit dengan
tujuan tingkat nyeri menurun. Adapun intervensi yang telah ditetapkan yaitu
kualitas, intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, berikan metode non farmakologis
untuk mengurangi nyeri, kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri serta
Kulit yang berhubungan dengan kerusakan kulit dan jaringan yang terkena luka
bakar di tandai dengan pasien mengeluh perih dan sakit dengan tujuan integritas
kulit dan jaringan meningkat. Adapun intervensi yang telah ditetapkan yaitu
integritas kulit , ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring,minum air yang cukup dan
4. Implementasi Keperawatan
olehperawat untukmengimplementasikanintervensikeperawatandandilakukanpada
atau intervensi yang telah di tentukan yaitu manajemen Hipovelemi untuk diagnosa
telah ditentukan yaitu manajemen nyeri. Dimana salah satunya adalah memberikan
terapi nonfarmakologis dengan relaksasi nafas dalam. Dalam melakukan
Pasien telah melakukan relaksasi nafas dalam yang berguna untuk membantu
intervensi yang telah ditentukan yaitu integritas kulit. Dimana salah satunya adalah
anjurkan minum air yang cukup dan meningkatkan asupan nutrisi . Dalam
berikan.
5. EvaluasiKeperawatan
Menurut (PPNI, 2018) Evaluasi Keperawatan merupakanlangkah terakhir
dari proses keperawatan untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatantercapai.Evaluasiinidilakukandengan caramembandingkanhasilakhir
yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka bakar dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor penyebab seperti :panas,
sengatan listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita luka bakar memerluakn penanganan
yang serius secara holistik/ menyeluruh dari berbagai aspek dan disiplin ilmu.Pada penderita
luka bakar yang luas dan dalam memerluakn perawatan luka bakar yang lama dan mahal serta
Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan
sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim yang paling banyal berhubungan
dengan asien dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga
Prinsip-prinsip penanganan pasien luka bakar selama perawatan dirumah sakit termasuk :
2. Pencegahan infeksi
3. Penanganan/penyembuahn luka
5. Rehabilitasi lanjut
Tingkat keberhasilan perawatan penderita luka bakar sanagt dipengaruhi oleh cara
penanganan, kerjasama dan kecekatan tim kesehatan yang merawat disamping faktor-faktor
lain (usia penderita, riwayat kesehatan, penyebab luka bakar,cedera lain yang menyertai dan
kebiasaan hidup). Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi maka
makin berkembang pula tehnik/ cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan
Otan Ledoh. 2019. “Asuhan Keperawatan Pada Tn A.N Dengan Combutio Diruang Asoka
Rsud Prof Dr W.Z Yohanes Kupang”, skripsi. Fakultas Keperawatan : Kupang
Paskalis Hale. 2019. “Asuhan Keperawatan Pada An. Y.N Dengan Luka Bakar Grade II Di
Ruangan Instalasi Gawat Darurat Rsud. Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang”, skripsi. Fakultas
Keperawatan : Kupang
Dewi, Yulia Ratna Sintia. 2013. Luka Bakar : Konsep Umum dan Investigasi Berbasis Klinis
Luka Antemortem dan Postmortem. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
NANDA. 2016. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta
: EGC
R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran.
EGC