Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak
muslim

diragukan

mencintai

lagi

memang

bahasa

sepantasnya

Arab

dan

seorang

beruasaha

menguasainya.Allah Swt telah menjadikan bahasa Arab sebagai


bahasa Al-Quran karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang
pernah ada,sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Yusuf
ayat 2 :

Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al


Quran

dengan

berbahasa

Arab,

agar

kamu

memahaminya(Q.S Yusuf :ayat 2)


Al-quran sebagai firman Allah Swt diturunkan dalam
bahasa Arab. Hadist atau sunnah Nabi mengggunakan bahasa
Arab .Buku-buku karangan para Ulama baik berasal dari bangsa
Arab atau non Arab dituliskan dalam bahasa Arab.Semua
peribadatan dalam Islam menggunakan bahasa Arab.Alasan atau
argument apa yang membuat seorang muslim tidak mau
mengerti dan memahami bahasa Arab?
Bahasa Arab dan Islam adalah suatu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan. .Jika satu mati,matilah semuanya.Hal itu karena
sumber-sumber Islam menggunakan bahasa Arab.Bahasa Arab
merupakan bahasa al-Quran, bahasa komunikasi dan informasi
umat

Islam.

Bahasa

Arab

mempelajari ilmu-ilmu lain.

juga

merupakan

kunci

untuk

Oleh karena itu, hadirnya bahasa Arab merupakan bahasa


yang berbentuk konsonan berbeda dengan bahasa Indonesia
yang meliputi konsonan dan vokal. Belajar bahasa Arab dapat
memberikan

kemaslahatan

umat

Islam

dan

memberikan

kemudahan dalam memahami ilmu tafsir dan ilmu lain. Sejak


abad ke XV Hijriah suatu Abad yang diyakini dan diharapkan
menjadi awal kebangkitan umat Islam dan seiring dengan
disuarakannya

kebangkitan

Islam

itu,

kebutuhan

akan

kemampuan berbahasa Arab semakin dirasakan oleh kaum


muslim, khususnya di Indonesia.1
Ilmu nahwu dan Sharaf merupakan dua sub bidang ilmu
tentang bahasa Arab yang tidak seharusnya dipisahkan dan tidak
disajikan

dalam

kitab-kitab/buku-buku

sendiri-sendiri,

tetapi

keduanya harus diintegrasikan/disatukan, tidak dipisah-pisahkan,


kemudian

keseluruhan

materi

kedua

sub

bidang

ilmu

ini

dibangun dan disusun menjadi satu bangunan dan struktur


ilmiah

secara

integral.

Hal

ini

dimaksud

agar

memilki

pengetahuan dan menguasai ilmu Nahwu dan Sharaf secara


utuh.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap bahasa
mempunyai sistem tersendiri yang mungkin berbeda dari satu
bahasa ke bahasa yang lain .Bahasa Arab mempunyai sistem
tersendiri dalam merangkai kata-katanya. Sistem ini akan lebih
mudah dikaji, manakala diperbandingkan dengan bahasa yang
sudah dikenal.Karena itulah maka makalah ini, akan sedapat
mungkin memberikan penjelasan mengenai Pengenalan struktur
kalimat yang terkandung dalam bahasa Arab ada dua pola
kalimat dasar, yaitu : Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Fi'liyyah.

Muhammad SaifullohAl Aziz senali, Metode Pembelajaran Ilmu 1


.Nahwu, (PT. Terbit Terang Surabaya, 2005), h. 3

Dalam bahasa Indonesia, jika beberapa kata dirangkai


atau disusun, sehingga mempunyai pengertian yang sempurna,
maka atau susunan itu disebut kalimat. Dalam bahasa Arab, jika
beberapa kalimah dirangkai atau disusun, sehingga mempunyai
pengertian yang sempurna, maka rangkaian atau susunan itu
disebut Jumlah atau Kalam. Jadi, pengertian Jumlah atau Kalam
dalam bahasa Arab sama dengan pengertian kalimat dalam
bahasa Indonesia. Perlu ditegaskan, bahwa Jumlah atau Kalam
dalam bahasa Arab minimal terdiri dari dua kata.
Materi yang dikaji dalam makalah ini tentang jumlah
ismiyyah (mubtad dan khabar), kalimah yang bisa dijadikan
sebagai mubtada dan khabar, macam-macam khabar, dan lainlain. pembahasan ini merupakan salah satu komponen dasar
untuk mengetahui bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
mengemukakan

sebuah

masalah

di

atas,

pokok

maka

yaitu

penulis

bagaimana

mengetahui jumlah Ismiyyah dalam penguasaan bahasa Arab.


Merujuk pada masalah pokok di atas, penulis menganggap perlu
adanya sub masalah yang dijadikan sebagai sentral dalam
pembahasan makalah ini yaitu:
1. Apa Pengertian Jumlah

Ismiyah

serta

bagaimana

susunannya dalam kalimat?


2. Apa pengertian Mubtada dan Khabar serta pembagian
nya ?
3. Apa contoh susunan Jumlah Ismiyah ?
C. Urgensi penulisan makalah
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas bahasa arab
dan juga untuk memberi

pengetahuan tentang

penngertian

jumlah ismiyah, serta kaidah-kaidah yang terkait dengan jumlah


ismiyah.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Jumlah Ismiyah( )


,

, ,
.
-
Bahasa

merupakan

sarana

komunikasi

untuk

saling

memahami apa yang diungkapkan . kalimat yang sempurna itu


terdiri dari beberapa kata baik dua kata atau lebih serta

mengandung makna yang sempurna atau yang biasa dipahami,


dalam istilah para ahli nahwu disebut kalam /jumlah mufidah.2
kalimat sempurna / jumlah mufidah yaitu:





''
3

''Artinya yang dimaksud dengan mufied adalah yang


memberikan

pengertian

yang

sempurna

sehingga

apabila

dihentikan pembicara atau pendengar tidak merasa janggal.


Kalimat sempurna adalah susunan kata yang mengandung
pengertian

tertentu

yang

dapat

dipahami

oleh

lawan

bicara.Sususnan kata yang paling sederhana dan memenuhi


persyaratan dalam defenisi ini adalah isim + isim , isim+ fi'il , fi'il
+ isim.Sedangkan huruf hanya berfungsi untuk penyempurna
kalimat tersebut.Susunan kalimat yang diawali oleh isim atau
dengan kata lain sebagai pokok pembicaraan disebut Jumlah
Ismiyyah sedangkan kalimat yang dimulai dengan fi'il disebut
Jumlah Fi'liyyah.
Contoh :
1.

2.

: Rumah itu Besar


:Pena itu di dalam kotak pensil

Yusuf al-Hamadi ,dkk ,Qawaid al-Asasiyyah fii an-nahwu wa as-sharfi 2


, (mesir : t.tp ., 1994 )h.1 ,Lihat juga ' Ali al-jarimi dan Musthafa
Amin ,Nahwu Al-wadhi fii qawaid al-lugha al arabiyyah ,(jus 1 ,Mesir
:dar ma'arif ,t.th)h.11-12
Djawahir djuha ,Terjemah Matan Al-jurumiyah ,(cet :7 ,Bandung : 3
Sinar Baru Algesindo 2007) h.2

3.

: Matahari terbit

Jumlah / kalam dalam bahasa Arab ditinjau dari jenis awal


kalimat nya terbagi menjadi Jumlah Ismiyyah dan Jumlah
Fi'liyyah . Akan tetapi dalam Makalah ini yang akan dibahas
Jumlah Ismiyah .
adalah susunan kata yang mempunyai arti yang
sempurna. Kata/ ada tiga macam yaitu , ,
.Adapun

Isim

menunjukkan

adalah

makna

lafaz

suatu

dalam

benda

bahasa
kata

sifat

Arab
dan

yang
kata

keterangan waktu4 .
Jadi ,Jumlah Ismiyah Adalah jumlah (kalimat) yang diawali
dengan kalimah isim (kata benda) . Dimana susunan kalimatnya
terdiri dari mubtada dan khobar.

, "
,
." ,

jumlah

yang

dimulai

dengan

permulaan atau kalimat dinamakan

isim

yang

jadi

menjadi

adalah sebagai pokok kalimat yang jatuh pada permulaan .


Sedangkan lafadz-lafadz yang jatuh sesudah

tersebut

dalam bahasa Indonesia disebut predikat. Predikat ini dalam


Aunur rafiq bin ghufron , Ringkasan kaidah bahasa Arab,(Gresik-jawa 4
Timur : al-Furqan , 2007) h.3 lihat juga Sulaiman fiyaad ,an-Nahwu
al-'Ashrii ,( t.t . : Al-Markaz Al ahram , 1995 ) h . 14
Aunur rafiq bin ghufron , Ringkasan kaidah bahasa Arab,(Gresik-jawa 5
Timur : al-Furqan h. 92

bahasa Arab dinamakan Jumlah yang terdiri dari dan


dinamakan Pengertian ke dalam bahasa
Indonesia yaitu kalimat.
Adapun Susunan Jumlah Ismiyyah yaitu sebagai berikut:
a. Susunan
-

Apabila tidak didahului dengan huruf Jar ,Inna


dan Saudaranya( , ) dan kaana dan
saudara nya( )

maka isim pertama

(pokok pembicara ) disebut mubtada()

dan

isim berikutnya yang menerangkan mubtada


disebut khobar mubtada ( ) .

= , =

=

-

Apabila susunan tersebut diawali dengan huruf


jar,maka huruf jar dengan isim

sesudah nya

menduduki jabatan khobar yang dikedepankan (


) sedangkan

isim

berikutnya

yang

dikebelakangkan ( ) justru menjadi pokok


pembicaraan.

= + =

= ,
-

Apabila diawali oleh Inna dan saudaranya yaitu


, , , , yang semuanya adalah huruf maka
isim pertama disebut isim inna dan saudaranya
() dan isim yang menerangkan isim
inna disebut khobar inna dan saudaranya (
) .

, = +
=



=
-

Apabila diawali dengan kaana dan saudarnya


yaitu yang semuanya fi'il ,maka isim yang
pertama disebut isim kana dan saudaranya (
dan isim berikutnya disebut khobar

kaana dan saudranya .( )

= , = + =

b. Susunan +
Susunan ini digolongkan jumlah ismiyyah Karena yang
menjadi topik pembicaraan adalah isim ,sedangkan
khobarnya berupa kalimat lagi (karena setiap kata
kerja

aktif

memerlukan

subjek).sehingga

ketika

dideapnnya tidak ada huruf ,inna dan saudaranya


,kaana

dan

saudaranya

maka

isim

ini

disebut

mubtada'( ) sedangkan fi'il yang bertindak sebagai


khobar dalam bentuk kalimat ) ) dimana kata
ganti yang menjadi subjek yang terdapat dalam fi'il
akan kembali kepada mubtadanya.

= , = ,
2. Pengertian Mubtada ( )dan khobar ( )serta
pembagian nya.
a. Mubtada ()
adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal
jumlah .Mubtada' adalah isim marfu' yang terletak di awal
kalimat.

,
:
" .6
.



."

Misal:
( ) Ar-rojulu muslimun)

(
muslim

= Orang itu

(
( ) Ar-rojulaani muslimaani) = Dua orang itu
muslim

(
( ) Ar-rijaalu muslimuuna)
muslim

= Mereka itu

Keterangan:
Perhatikan bahwa kata pertama pada ketiga contoh
kalimat di atas (yaitu : Ar-rojulu,Ar-rojulaani, Ar-rijaalu) adalah
mubtada'. Setiap mubtada' harus marfu'. Umumnya mubtada'
terletak di awal kalimat, namun terkadang tidak (pada kasuskasus tertentu). Secara umum juga, mubtada' itu ma'rifah (bukan
nakirah), seperti pada ketiga contoh di atas, mubtada'mubtada'nya ma'rifah dengan tanda adanya alif laam. Kecuali
pada kasus-kasus tertentu mubtada' bisa nakirah.7
Yusuf al-Hamadi ,dkk ,Qawaid al-Asasiyyah fii an-nahwu wa as6
sharfi , 65
Lihat juga ' Ali al-jarimi dan Musthafa Amin ,Nahwu Al-wadhi fii 7
qawaid al-lugha al arabiyyah ,(jus 3 ,Mesir :dar ma'arif ,t.th)h.3-4

10

Mubtada dibagi dua bagian, yaitu:


1. Mubtada berupa isim zhahir, contohnya:
: Madrasah itu luas

: Rumah itu Besar

: Tali itu Panjang

2. Mubtada berupa isim dhamir


Maksudnya adalah dhamir yang bisa dijadikan mubtada
dan ada dua belas macam, yaitu dlamir munfasil marfuabadan.
Contohnya:

: Saya adalah Sekretaris

: Kami adalah Sekretaris

: Engkau adalah Sekretaris (lk)

: engkau adalah sekretaris (pr)

:kamu berdua adalah sekretaris (lk&Pr)

:kamu semua adalah sekretaris (pr)

:kamu semua adalah sekretaris (lk)

:Dia adalah Sekretaris(lk)

:Dia adalah Sekretaris(Pr)

:Mereka berdua adalah sekretaris(Lk&Pr)

:Mereka adalah sekretaris(Lk)

:Mereka adalah sekretaris(Pr)

b. Khobar ( )
adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk
menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun
kalimat ( sebagai anak kalimat). I'robnya khobar juga rofa'.
: "
: .

11

.

8"

Khabar dibagi dua bagian


1. Khabar mufrad
Yaitu khabar yang terdiri dari bukan jar majrur, bukan
zharaf, bukan fiil fail, dan bukan mubtada khabar.
Dengan kata lain khabar mufrad adalah khabar yang bukan
berupa jumlah/sibhul jumlah, walaupun khabarnya itu
menggunakan isim tatsniyah atau isim jama.
Contoh:


Bergurau itu merugikan:


Pedagang itu jujur :

Jalan itu sempit:

2. Khabar ghair mufrad
Yaitu khabar yang terdiri dari jumlah atau sibhul jumlah.
Khabar ini ada empat macam yaitu:
Jar majrur, contohnya
: zaid ada di rumah
Zharaf, contohnya:
: Zaid berada disisi kamu
Fiil fail, contohnya
: Bapaknya zaid telah berdiri
Mubtda khabar, contohnya
Zaid tetangganya pergi:
Djawahir djuha ,Terjemah Matan Al-jurumiyah. h 87-88 8
Ali al-jarimi dan Musthafa Amin ,Nahwu Al-wadhi fii qawaid al-lugha 9
al arabiyyah h.37

12


:
.1

: , :
.

):
(, ):
,
(, :
,

.2

.3

: , :

Ada beberapa prinsip dasar yang harus diketahui


mengenai mubtada dan khabar,yaitu sebagai berikut :

, .
:
. :
, ,

. : , , , ,
. : ,
. : ,

13

. : ,

:
) (.
:






,
:
.

.
:

.







:

14





:

.




.

.

10

:

:

, :

, ,


, :

:
, ,

, .

10 Mustafa Moh. Nuri, LAS, Al-Arabiyah Al-Muyassarah (Cet. I ; Jakarta:


Pustaka Arif, 2008), h. 31-36 ,lihat juga Sulaiman fiyaad ,an-Nahwu al-'Ashrii ,
(t.t ., : Al-Markaz Al ahram , 1995 ) h . 94

15



.
:



:
.
:

16

3. Contoh susunan jumlah ismiyyah


(Mubtada dan khobar serta
keserasian antara keduanya)11

Ismail,Terjemahan Nahwu Wadhi , (Cet:10 ,Surabaya :Al-Ma'rif ,1991 11


).h 7

17

.( khabar
Mubtada ketika berupa Jumlah atau syibhu
jumlah)12
:

+
) +
(

+
) +
(

Ibid ,h.12 `12

18

:Contoh lain

19

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kalimat sempurna adalah susunan kata yang mengandung
pengertian tertentu yang dapat dipahami oleh lawan
bicara.Sususnan kata yang paling sederhana dan
memenuhi persyaratan dalam defenisi ini adalah isim +
isim , isim+ fi'il + fi'il + isim.Sedangkan huruf hanya
berfungsi untuk penyempurna kalimat tersebut.Susunan
kalimat yang diawali oleh isim atau dengan kata lain
sebagai pokok pembicaraan disebut Jumlah Ismiyyah
sedangkan kalimat yang dimulai dengan fi'il disebut Jumlah
Fi'liyyah.
2. Jumlah Ismiyyah Adalah jumlah (kalimat) yang diawali
dengan kalimah isim (kata benda).Dimana susunan
kalimatnya terdiri dari mubtada dan khobar.

20

3. Mubtada adalah Isim yang terletak di awal Jumlah yang di


baca Rofa. Khobar adalah Isim yang berfungsi untuk
melengkapi Mubtada agar menjadi kalimat yang sempurna
atau dalam bahasa arab dikenal dengan Jumlah Mufidah.
Khobar ada 2 macam yaitu : khobar mufrod dan khobar
ghairu mufrod.khobar ghairu mufrod ada 2 : jumlah dan
shibhul jumlah.
4. Mubtada dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan
jenisnya. Apabila mubtadanya isim mudzakar (laki-laki),
khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila
mubtada berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya
juga harus isim mufrod.
B. Saran
Di dalam penulisan makalah ini, penulis sangat menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan yang sempat terselip pada
setiap lembaran didalamnya. Untuk itu, penulis berharap agar
para pembaca secara terbuka dapat memberikan masukan dan
kritikan serta-merta sebagai perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Al-atsary,Abu Hamzah Yusuf .Pengantar Mudah Belajar
bahasa Arab.Cet I . Bandung : Pustaka Adhawa .2007
Arsyad

,Azhar

Dasar-Dasar

Penguasaan

Bahasa

Arab.Makassar : Pustaka Pelajar.2000


'Ali al-jarimi dan Musthafa Amin ,Nahwu Al-wadhi fii qawaid
al-lugha al arabiyyah .jus 3 . Mesir : dar ma'arif. t.th
Djuha ,Djawahir.Terjemah Matan Al-jurumiyah ,(cet ,7
,Bandung : Sinar Baru Algesindo 2007

21

Fiyaad , Sulaiman.an-Nahwu al-'Ashrii .t.t. : Al-Markaz Al


ahram , 1995
Hamadi ,Yusuf .dkk ,Qawaid al-Asasiyyah fii an-nahwu wa
as-sharfi , mesir : t.tp .1994
Nuri , Mustafa Moh . LAS, Al-Arabiyah Al-Muyassarah .Cet.
I ; Jakarta: Pustaka Arif. 2008
Ni'mah,Fuad .Mulakhash Qawaid al-lughah Al-Arabiyyah.
Beirut : Dar ats-tsaqafah Al-Islamiyyah .t.t
Syifa,Abu .Sistem Cepat Membaca dan Menerjemah Kitab
Gundul . Kediri : Media Hidayah . 2010
Senali ,Muhammad Saifulloh Al Aziz. Metode Pembelajaran
Ilmu Nahwu,Surabaya : PT. Terbit Terang , 2005
Thalib ,Muhammad .Sistem cepat belajar Bahasa Arab .cet
1. Jokjakarta : Media hidayah .2009
Zarkasyi,Aceng.Ilmu
Press.Garut.2004

Nahwu

Praktis.Ibn

Azka

Anda mungkin juga menyukai