Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“TRANSLITERASI BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA”.
Bersama dengan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat tersusun, kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi persyaratan dan


bermanfaat untuk kita semua sebagai generasi muda serta menjadi sumber
pengetahuan baru bagi pembacanya.

Ciputat, Desember 2013

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… 1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………3
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….3
D. Metode Penulisan …………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Transliterasi…………………………………………………5
B. Manfaat Transliterasi……………………………………………………5
C. Prinsip Pembakuan……………………………………………………...6
D. Rumusan pedoman Transliterasi Arab-Latin…………………………...6
E. Pemakaian Transliterasi dalam kalimat Bahasa Indonesia……………13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………14
B. Saran ………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alih aksara (transliterasi) huruf Arab ke huruf Latin dalam bahasa
Indonesia diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Kebudayaan No. 158 Tahun 1981, transliterasi merupakan salah
satu program penelitian yang pelaksanaanya dimulai pada tahun 1983
untuk mencapai rumusan yang lebih baik. Transliterasi ini, memang
ditujukan untuk semua masyarakat Indonesia dalam menuliskan
bahasanya, karena ketidakadaannya pedoman yang baku yang dapat
dipergunakan oleh masyarakat tersebut. Dari hasil itu diketahui bahwa
selama ini masyarakat masih mempergunakan transliterasi yang berbeda-
beda.

B. Rumusan Masalah
Adapun fokus pembahasan dalam makalah ini diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Transliterasi ?
2. Apa manfaat mempelajari Transliterasi ?
3. Bagaimana prinsip pembakuan dalam Transliterasi ?
4. Apa saja rumusan Transliterasi Arab-Latin ?
5. Bagaimana pemakaian Transliterasi dalam Bahasa Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah singkat ini
diantaranya:
1. Mengetahui Transliterasi.
2. Mengetahui manfaat mempelajari Transliterasi.
3. Mengetahui prinsip pembakuan dalam Transliterasi.
4. Mengetahui rumusan Transliterasi Arab-Latin.
5. Mengetahui pemakaian Transliterasi dalam Bahasa Indonesia.

3
D. Metode Penulisan
Studi Pustaka: Materi dalam penyusunan makalah ini kami kutip dari
sumber tertulis.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transliterasi
Kata Transliterasi berasal dari kosa kata bahasa Inggris
Transliteration (trans ‘alih, pindah, ganti’, dan literation ‘liter, huruf) yaitu
pergantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya. 1
Di dunia ini, pedoman transliterasi diterapkan menurut anjuran
International Organization for Standardization (ISO) pada huruf Arab
(rekomendasi ISO- R 233), Yunani (rekomendasi ISO-R 315), Siril
(Rusia) (rekomendasi ISO-R 9) yang dilaihkan ke huruf Latin. Ada juga
versi lain yaitu versi Turabian dan Library of Congress, versi MacGill,
versi Harvard, dan lain-lain. Di Indonesia, transliterasi Arab-Latin yang
terkenal adalah versi Paramadina dan Pedoman Transliterasi Arab-Latin
Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 No. 0543b/U/1987. Pada prinsipnya,
semua pedoman itu dapat digunakan asalkan diterapkan secara konsisten
(ajag).

B. Manfaat Transliterasi
Di Indonesia, paling tidak ada dua manfaat nyata Pedoman
Transliterasi Arab-Latin ini. Yang pertama, membantu umat Islam yang
belum memahami huruf Arab. Hal ini berarti kebutuhan akan transliterasi
sudah sangat mendesak karena bagi orang-orang tertentu, belajar
memahami huruf Al- Qur’an mungkin relative lama untuk sampai sanggup
untuk membaca dan menulis. Yang kedua, dalam penulisan bidang
keagamaan (khususnya Islamic Studies’ Studi Islam’), Pedoman
Transliterasi Arab-Latin ini merupakan keniscayaan. Hal ini disebabkan
istilah dan kosakata bidang keislaman sebagian besar memakai kosakata

1
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Pembinaan Bahasa Indonesia (Ciputat: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2007), h.190

5
bahasa Arab yang belum diindonesiakan, sementara itu penulisannya
disarankan menggunakan huruf Latin.2

C. Prinsip Pembakuan
Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih hurufan dari abjad yang
satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab Latin di sini ialah penyalinan
huruf huruf Arab dengan huruf huruf latin beserta perangkatnya.
Pembakuan pedoman transliterasi Arab Latin ini disusun dengan prinsip
sebagai berikut:
1. Sejalan dengan Ejaan Yang Disempurnakan
2. Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan
padanan dengan cara member tambahan tanda diakritik, dengan dasar
“satu fonem satu lambing”
3. Transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum

D. Rumusan Pedoman Transliterasi Arab-Latin


Hal-hal yang dirumuskan secara kongkrit dalam pedoman transliterasi
Arab-latin ini meliputi:
1. konsonan
2. vokal (tunggal dan rangkap)
3. maddah
4. Ta’marbuthah
5. Syaddah
6. Kata sandang (di depan huruf syamsiyyah dan qamariyyah)
7. Hamzah
8. Penulisan kata
9. Huruf capital
10. Tajwid

2
Ibid

6
Berikut penjelasannya secara berurutan.

1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain
lagi dengan huruf dan tanda sekaligus.3
No Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
1 ‫ا‬ tidak dilambangkan
2 ‫ب‬ b Be
3 ‫ت‬ t Te
4 ‫ث‬ ts te dengan es
5 ‫ج‬ j Je
6 ‫ح‬ h ha dengan garis bawah
7 ‫خ‬ kh ka dengan ha
8 ‫د‬ d De
9 ‫ذ‬ dz de dengan zet
10 ‫ر‬ r Er
11 ‫ز‬ z Zet
12 ‫س‬ s Es
13 ‫ش‬ sy es dengan ye
14 ‫ص‬ s es dengan garis bawah
15 ‫ض‬ d d dengan gaaris bawah
16 ‫ط‬ t te dengan garis bawah
17 ‫ظ‬ z zet dengan garis bawah
18 ‫ع‬ ‘ koma terbalik di atas hadap kanan
19 ‫غ‬ gh ge dengan ha
20 ‫ف‬ f Ef

3
Cik hasan bisri, penuntun penyusunan rencana penelitian dan penulisan skripsi (Jakarta:logos
,1998),h.181

7
21 ‫ق‬ q Ki
22 ‫ك‬ k Ka
23 ‫ل‬ l El
24 ‫م‬ m Em
25 ‫ن‬ n En
26 ‫و‬ w We
27 ‫ﻫ‬ h Ha
28 ‫ء‬ , Apostrof
29 ‫ي‬ y Ye

2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atao monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
1. Vokal tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau
harakat, transliterasinya sebagai berikut:4

Tanda Nama Huruf Latin Nama


َ fathah a A
َ kasrah i I
َ dammah u U

2. Vokal rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

4
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Pembinaan Bahasa Indonesia (Ciputat: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2007), h.191-192

8
Harakat dan Nama Gabungan Huruf Nama
Huruf
‫____ي‬ fathah dan ya’ ai a dan i
‫_____و‬ fathah dan wau au a dan u

Contoh:
Kataba = ‫كتب‬
fa’ala = ‫فعل‬
Kaifa = ‫كئف‬
Haula = ‫حؤل‬

3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Nama Huruf dan Tanda Nama


Huruf
‫ي‬.....‫ا‬...... fathah dan alif ā a dan garis di
atau ya’ atas
‫ي‬...... kasrah dan ya’ Ī I dan garis di
atas
‫و‬..... dammah dan wau ū u dan garis di
atas

9
4. Ta Marbuutah
Ta Marbuutah ini diatur dalam tiga kategori:
a. Ta’ marbuthah hidup
Ta’ marbuthah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasroh,
dan dhomah, transliterasinya adalah /t/.
b. Ta’ marbuthah mati
Ta’ marbuthah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah /h/.
c. Jika pada kata yang terakhir dengan Ta’ marbuthah diikuti oleh
kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata
itu terpisah maka Ta’ marbuthah itu di transliterasikan dengan ha(
h ).
Contoh :
‫ = روضة اال طفال‬raudah al-‘atfāl
raudatul--‘atfāl
‫ = المد ينة المنورة‬al-Madīnah-al-Munawwarah
al- Madīnatul-Munawwarah

5. Syaddah (tasydîd)
Syaddah atau Tasydid dilambangkan dengan menggandakan huruf yang
diberi tanda syaddah tersebut. Namun demikian, hal ini tidak berlaku jika
huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang
diikuti oleh hurf-huruf syamsiyyah, misalnya: tidak ad-daftar, tetapi al-
daftar.
Contoh:
rabbanā = ‫ربّنا‬
al-birr = ‫البر‬
ّ
nażżala = ‫نزل‬
al-hajj = ‫الح ّج‬

10
6. Kata sandang
Kata sandang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu ‫ال‬. Namun, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas
kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan huruf qamariah.
1. Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dtransliterasikan sesuai
dengan bunyinya, yaitu huruf /‫ا‬/ diganti dengan huruf yang sama
dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai
dengan huruf aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan
bunyinya.
Contoh:
ar-rajulu = ‫الرجل‬
ّ
asy-syamsu = ‫الّشمس‬
al-badī ‘u = ‫البد يع‬
al-qalamu = ‫القلم‬

7. Hamzah
Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya
berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila
hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam
tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
syai’un = ‫شيئ‬
umirtu = ‫امرت‬
an-nau’ = ‫النّوء‬
inna = ّ
‫ان‬
8. Penulisan kata
Setiap kata, baik kata kerja (fi’il), kata benda (isim), maupun huruf
(hurf) ditulis secara terpisah. Perhatikan contoh-contoh berikut!

11
Contoh:
Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn = ‫لهوخيرالرازقين‬
ّ ّ
‫وان هللا‬
Wa innallaha lahuwa khairur-rāziqin
Fa aufū al-kaila wa al-mīzān = ‫فاوفوالكيل والميزان‬
Fa auful-kaila wal- mīzān
Ibrahīm al-khalīl = ‫ابرﻫيم الخليل‬
Ibrahīmul- khalīl

9. Huruf kapital
Karena dalam bahasa Arab tidak ada aturan huruf kecil dan huruf
kapital, aturan huruf kapital dalam transliterasi Arab-Latin mengikkuti
Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) seperti untuk menulis nama
diri, nama bulan, nama tahun, dan sebagainya, seperti al-Madiinah al-
Munawwarah, Dzuu al-Qaa’idah, Bayit al-Muqaddis, surat al-Faatihah,
dan Hijriyyah. Di samping itu, yang perlu diperhatikan adalah penulisan
nama diri yang didahului oleh kata sandang (artikel) al-. Pada kasus ini
yang ditulis menggunakan huruf capital adalah huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya, terkecuali nama tersebut
berada pada awal kalimat, seperti: al-Kindi, al-Farabi, Abu Hamid al-
Ghazali, dan lain-lain. Transliterasi tidak disarankan untuk dipakai pada
penulisan nama orang yang berasal dari dunia Nusantara, seperti:
Abdussamad al-Palimbani bukan Abd al-Samad al-Palimbani.
Contoh:
Wa mā muhammadun illā rasūl = ‫ومامح ّمداالرسول‬
Wa laqad ra’āhu bi al-‘ufuq al-mubīni = ‫ولقدراه باالفق المبين‬
10. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan,
pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
Ilmu Tajwid. Karena itu peresmian pedoman transliterasi ini harus disertai
dengan pedoman tajwid.

12
E. Pemakaian Transliterasi dalam Kalimat Bahasa Indonesia
Pada dasarnya pedoman transliterasi ini digunakan untuk
mempermudah mahasiswa atau masyarakat umum dalam menulis kata dari
bahasa Arab. Kata bahasa Arab yang ditulis dalam huruf Latin tersebut
pada dasarnya masih asli dalam bahasa Arab. Artinya, kata bahasa Arab
tersebut belum disesuaikan ejaan dan lafalnya dalam bahasa Indonesia.
Oleh sebab itu , sebagaimana aturan penulisan kata dari bahasa asing
dalam bahasa Indonesia – penulisan transliterasi dalam teks harus
menggunakan huruf miring ( italic ).
Beberapa contoh penulisan transliterasi Arab latin yang digunakan
dalam kalimat bahasa Indonesia tertuis berikut ini.
1. Pada Surat al-Isra’ :78, kata li duluk al-syam artinya “ketika
matahari tenggelam” dan ghasaq al-lail artinya”ketika malam
telah gelap” dan Qur’an al-Fajr artinya “shalat subuh”.
2. Kata “subuh” berasal dari kata sabuha , yasbuhu, isbahan, wa
isbahan artinya” bersinar dan menawan” . kata al-isbah waktu
pagi.
3. Kata tariqah berarti ”jalan, cara, garis, kedudukan,
keyakinan,dan agama.”
4. Tingkat fana dan baqa dalam tasawuf yang tertinggi adalah jika
seorang calon sufi telah mengalami terbukanya hijab (tabir)
sehingga ia dapat menyaksikan dengan mata- batinnya
keindahan Tuhan.
5. Qiraah Arba’ ‘Asyarah adalah suatu aliran cara membaca al-
Qur’an yang di nisbatkan kepada empat belas orang imam
qira’ah.
6. Untuk menghilangkan akhlak yang tercela, orang harus berlatih
meninggalakan perbuatan dan kebiasaan yang buruk. Demikian
pula, untuk menumbuhkan akhlak yang mulia, orang harus
membiasakan diri melaksanakan yang baik.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Transliterasi berasal dari kosa kata bahasa Inggris Transliteration (trans
‘alih, pindah, ganti’, dan literation ‘liter, huruf) yaitu pergantian huruf
demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya.
Dalam Transliterasi Arab-Latin juga harus memperhatikan pedoman-
pedoman yang ada di dalam nya.

B. Saran
Berdasarkan hasil makalah ini, kami menyarankan agar para pembaca
senantiasa menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

A.Gani,Ramlan ,dan Fitriyah Mahmudah.2007.Pembinaan Bahasa Indonesia.


Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press

Bisri Cik Hasan.1998.Penuntun Penyusunan Perencana Penelitian Dan Penulisan


Skripsi. Jakarta: logos

15

Anda mungkin juga menyukai