Anda di halaman 1dari 8

Transliterasi Arab-Latin

Synvi Alfajrine Loeba Bistomy (18101050063)


Bahasa Indonesia
Sastra Inggris, Kelas B
A. Pendahuluan

Bahasa adalah sarana penting bagi manusia untuk saling berkomunikasi


dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa merupakan alat untuk menjembatani interaksi
antara makhluk sosial. Setiap daerah memiliki bahasa masing-masing yang berbeda
dengan daerah lain. Perbedaan bahasa ini mengharuskan masyarakat untuk belajar
memahami bahasa lain.
Indonesia terdapat bermacam-macam bahasa, baik bahasa daerah maupun
bahasa asing, salah satunya adalah bahasa Arab. Masyarakat Indonesia
membutuhkan bahasa Arab untuk mempelajari ilmu agama, maka dari itu
dibutuhkan transliterasi huruf Arab ke Latin untuk membantu dalam pemahaman
terhadap ajaran dan perkembangan Islam di Indonesia. Selain itu, transliterasi Arab-
Latin dibutuhkan dalam penulisan karya ilmiah yang mencantumkan ayat-ayat al-
Qur’an dan Hadist. Sebelum pedoman transliterasi dibakukan, transliterasi Arab-
Latin yang digunakan oleh masyarakat bervariasi. Oleh karena itu, Puslitbang
Lektur Agama melalui penelitian dan seminar berusaha menyusun pedoman yang
diharapkan dapat berlaku secara nasional.
Pada tahun 1985/1986 diadakan seminar. Dalam seminar itu juga dibentuk
sebuah tim yang bertugas untuk merumuskan hasil seminar dan selanjutnya hasil
tersebut di bahas lagi dalam seminar yang lebih luas, Seminar Nasional Pembakuan
Transliterasi Arab-Latin Tahun 1985/1986. Tim tersebut terdiri dari H.Sawabi
Ihsan, M.A, Ali Audah , Prof. Gazali Dunai, Prof. Dr. H.B. Jassin, dan Drs.Sudarno,
M.Ed. (Depag RI, 1987:1).
Agar masyarakat Indonesia memiliki keseragaman dalam menggunakan
pedoman transliterasi, dalam seminar tersebut telah disepakati adanya pedoman
transliterasi Arab-Latin baku yang dikuatkan dengan suatu Surat Keputusan Agama
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk di gunakan secara nasional (Depag
RI, 1987:2).
B. Definisi Transliterasi

Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia, transliterasi adalah penyalinan


dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (KBBI,
1989:960).
Transliterasi Arab-Latin adalah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-
huruf Latin beserta perangkatnya (Ening Herniti dkk, 2006:128).

C. Pedoman Transliterasi

Pedoman transliterasi Arab-Latin baku telah disahkan dalam Surat


Keputusan Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sehingga
penggunaannya dapat menyeluruh secara nasional (Depag RI, 2003:2). Pembakuan
pedoman transliterasi Arab-Latin dengan prinsip sebagai berikut.
a. Sejalan dengan Ejaan Bahasa Indonesia.
b. Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan
padanan dengan cara memberi tambahan tanda diakritik, dengan dasar
“satu fonem satu huruf”.
c. Pedoman transliterasi diperuntukan bagi masyarakat umum (Ening
Herniti dkk, 2006:128).

Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang merupakan hasil keputusan


bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I.
Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987 (Ening Herniti dkk, 2006:128).
1. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat
dilihat sebagai berikut (Depag RI, 2003:3).
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
‫ا‬ alif tidak tidak
dilambangkan dilambangkan
‫ب‬ ba b be
‫ت‬ ta t te
‫ث‬ ṡa ṡ es (dengan titik di
atas)
‫ج‬ jim j je
‫ح‬ ha ḥ ha
‫خ‬ kha kh ka dan ha
‫د‬ dal d de
‫ذ‬ żal ż zet (dengan titik
di atas)
‫ر‬ ra r er
‫ز‬ zai z zet
‫س‬ sin s es
‫ش‬ syin sy es dan ye
‫ص‬ ṣad ṣ es (dengan titik di
bawah)
‫ض‬ ḍad ḍ de (dengan titik di
bawah)
‫ط‬ ṭa ṭ te (dengan titik di
bawah)
‫ظ‬ ẓa ẓ zet (dengan titik
di bawah)
‫ع‬ ‘ain ‘__ aposrof terbalik
‫غ‬ gain g ge
‫ف‬ fa f ef
‫ق‬ qof q qi
‫ك‬ kaf k ka
‫ل‬ lam l el
‫م‬ mim m em
‫ن‬ nun n en
‫و‬ wau w we
‫ه‬ ha h ha
‫ء‬ hamzah __’ aposrof
‫ي‬ ya y ye

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong (Depag RI, 2003:5).
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut (Depag RI, 2003:5).
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َ fathah a a
َ kasrah i i
َ dammah u u
Misalnya :
‫صر‬
َ َ‫ ن‬: naṣara َ‫ه َِمد‬: hamida
‫ َع َج َل‬: ‘ajala ‫ك َِر ِم‬:karima
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf (Depag RI, 2003:5).
Tanda Nama Huruf Latin Nama
‫َ…ي‬ fathah dan ya ai a dan i
‫َ…و‬ fathah dan wau au a dan u
Contoh :
‫ف‬
َ ‫كَي‬ : kaifa ‫هَو َل‬ : haula
3. Maddah

Maddah atau vokal panjang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan
harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda (Depag RI, 2003:6).
Tanda Nama Huruf Latin Nama
‫َ…ا‬ fathah dan alif a a dengan garis di
atas
‫َ…ي‬ atau fathah dan ya
‫َ…ي‬ kasrah dan ya i i dengan garis di
atas
‫َ…و‬ dammah dan wau U u dengan garis di
atas
Misalnya:
َ‫َمات‬ : māta
‫َر َمي‬ : ramā
‫قِي َل‬ : qīla
ُ‫َي ُموت‬ : yamūtu

4. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu ta marbutah yang hidup dan
ta marbutah yang mati. Ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah,
kasrah, dan dhammah, transliterasinya adalah /t/. Sedangkan ta marbutah yang mati
atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah /h/ (Depag RI, 2003:6).
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta
marbutah itu ditransliterasikan dengan /h/ (Depag RI, 2003:7).
Misalnya:
‫روضةاالطفال‬ : rauḍah al-aṭfāl
rauḍatul aṭfal
‫المدينةالمنو‬ : al-Madīnah al-Munawwarah
al-Madīnatul Munawwarah
5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda tasydid (َ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan pengulangan
huruf (konsonan ganda) yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah (Depag
RI, 2003:7).
Misalnya:
‫ربَّنَا‬:
َ rabbanā
‫نَ َّجينَا‬: najjainā
‫ َعدُو‬: ‘aduwwun

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem penulisan Arab dilambangkan dengan huruf ‫ال‬.
Namun dalam transliterasi ini kata sandang itu di bedakan atas kata sandang yang
diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti huruf qamariyah
(Depag RI, 2003:7).
Huruf syamsiah antara lain ‫ﺖ‬, ‫ﺚ‬, ‫د‬, ‫ﺬ‬, ‫ر‬, ‫ﺰ‬, ‫ﺲ‬, ‫ﺶ‬, ‫ﺺ‬, ‫ﺾ‬, ‫ﻄ‬, ‫ﻆ‬, ‫ل‬, dan ‫ﻦ‬.
Sedangkan huruf qamariyah antara lain ‫ا‬, ‫ب‬, ‫ج‬, ‫ح‬, ‫خ‬, ‫ع‬, ‫غ‬, ‫ ف‬,‫ ق‬,‫ ك‬,‫ م‬,‫ و‬, ‫ي‬, dan ‫ه‬
(Eva Noviasari, tanpa tahun: 20). Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah ialah
t, s, d, z, r, ẓ, s, sy, ṣ, dan ḍ. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ialah a, i,
u, b, j, h, kh, ‘, g, f, q, k, m, w, h, dan y (Ening Herniti dkk, 2006: 132).
Baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah, kata sandang ditulis
terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda hubung (-)
(Depag RI, 2003:8).
Contohnya:
ُ ‫سفَه‬
َ ‫ الفَل‬: al-falsafah
ُ ‫البِالَد‬ : al-bilād
‫ﺲ‬ُ ‫شم‬ َّ ‫ ال‬: asy-syamsu
ُ ‫الﺰلﺰَ لَه‬
َّ : az-zalzalah
7. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan dengan aprosof (‘). Aturan transliterasi huruf


hamzah menjadi apostrof hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan
akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena
dalam tulisan Arab ia berupa alif (Depag RI, 2003:8).
Misalnya:
َ‫ ت َأ ُم ُرون‬: ta’murūna
‫شَيء‬ : syai’un
ُ‫ا ُ ِمرت‬ : umirtu
8. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim, maupun huruf, ditulis terpisah.
Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka
dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua cara yaitu
dapat dipisah per kata dan dirangkaikan (Depag RI, 2003:9).
Misalnya:
َّ ‫ّللاَ لَ ُه َو خَي ُر‬
َ‫الر ِاز ِقيﻦ‬ ٰ ‫َوا َِّن‬ : Wa innallāha lahuwa khair ar-raziqīn
: Wa innallāha lahuwa khairur-raziqīn
َ‫َواَوفُوا الكَي َل َوال ِميﺰَ ان‬ : Wa aufū al-kaila wa al-mīzāna
: Wa auful-kaila wal-mīzāna
9. Huruf Kapital

Meskipun dalam bahasa Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi
ini huruf kapital tetap digunakan. Penggunaan huruf kapital seperti yang berlaku
dalam EBI, antara lain digunakan untuk menulis awal nama diri dan permulaan
kalimat. Apabila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis
dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata
sandang (Depag RI, 2003:9).
Misalnya:
‫سول‬ ُ ‫َو َما ُم َح َّمد اِالَّ َر‬ : Wa mā Muhammadun illā rasūl
ُ‫ضانَ الﺬِي أُن ِﺰ َل فِي ِه القُرآن‬
َ ‫شَه ُر َر َم‬ : Syahru Ramadānal-lazī unzila fīhil Qur’ānu

D. Simpulan

Transliterasi Arab-Latin dibutuhkan oleh Indonesia karena huruf Arab


digunakan untuk menuliskan kitab agama Islam, sedangkan Indonesia
menggunakan huruf Latin dalam menulis. Transliterasi Arab-Latin membantu
masyarakat Indonesia dalam pemahaman terhadap ajaran dan perkembangan Islam
di Indonesia. Pembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin telah dilakukan dalam
seminar pada tahun 1985/1986 dan dikuatkan dengan Surat Keputusan Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk digunakan secara nasional.
Daftar Pustaka
Diknas. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depag RI. 2003. Pedoman Transliterasi Arab-Latin. Jakarta: Badan Litbang
Agama dan Diklat Keagamaan.
Ening Herniti, Sri Harini, dan Abdullah, Navilah. 2006. Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Novitasari, Eva. Tajwid: Modul Pembelajaran Tahfidz, https://books.google
.co.id/books?id=r1J8DgAAQBAJ&printsec=frontcover&source=gbs
_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false, diakses 2 Desember
2018.

Anda mungkin juga menyukai