1. Internship : pendidikan profesi utk pemahiran dan pemandirian dokter setelah lulus pendidikan
dokter utk penyelarasan hasil pendidikan dgn kondisi di lapangan. Utk kepentingan para dokter
agar sdh siap dan mahir kelak ketika praktik mandiri
2. Patent airway : Kondisi apabila pasien mampu menjawab dengan suara yang jelas ketika
ditanyakan nama pasien dan ditanyakan apa yang terjadi
Jalan nafas paten adalah jalan nafas yang terbuka dan jelas, dimana pasien dapat menghirup
oksigen dan menghembuskan karbon dioksida. Memiliki jalan nafas paten tidak berarti pasien
tidak mengalami kesulitan bernafas, ini hanya berarti bahwa jika perlu, oksigen dapat diberikan
tanpa menggunakan rekonstruksi bedah jalan nafas.
3. Somnolen : seseorang dalam keadaan mengantuk dan cenderung tertidur, masih dapat
dibangunkan dengan rangsangan dan mampu memberikan jawaban secara verbal, namun
mudah tertidur kembali
4. GCS 11 : skala yang dipakai untuk menentukan atau menilai tingkat kesadaran pasien, mulai dari
Kesadaran Sadar Penuh hingga Keadaan Coma
5. Vulnus penetrans : trauma tajam
Luka dapat dibagi atas :
I. Menembus tidaknya :
a. Tidak menembus suatu rongga (vulnus non penetrans)
b. Menembus suatu rongga (vulnus penetrans)
II. Adanya infeksi :
a. Tidak ada infeksi
b. Ada infeksi (vulnus infectum)
III. Menurut bentuk morfologis :
a. Hematoma - Hematoma adalah keadaan terdapatnya penimbunan darah dalam
suatu rongga abnormal, dalam hal ini dibawah kulit. Ada yang menganggap
hematoma tidak termasuk didalam luka.
b. Abrasi : Abrasi adalah keadaan dimana terdapat kerusakan epidermis.
c. Ekskoriasi - Ekskoriasi adalah perlukaan dimana terdapat kerusakan dari
epidermis dan dermis.
d. Vulnus Punctum (ictum) - Perlukaan yang terjadi berupa suatu luka yang kecil
(luka tusuk).
e. Vulnus Scissum - Perlukaan yang terjadi berupa suatu luka yang berbentuk
garis.Sebagai penyebabnya adalah suatu trauma tajam.
f. Vulnus Laceratum (luka compang camping) - Sebagai penyebab adalah trauma
tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa garis (seperti pada v.scissum) atau
memang berbentuk compang camping. Apabila berbentuk garis, maka
perbedaannya dengan v.scissum adalah adnya jembatan jaringan,tepi yang tak
rata, pinggir yang tak rata dsb.
g. Luka tembak (v.sclopetorum) - Luka tembak terbagi atas luka tembak masuk dan
luka tembak keluar.
6. Regio iliaka dextra : salah satu dari sembilan regio abdomen yang terletak pada sudut kanan
bawah dinding abdomen
7. Eviserasi omentum :
Eviserasi adalah pengangkatan isi bole mata dengan meninggalkan bagian dinding bola mata,
sclera, otot-otot ekstra okuli, dan saraf optic (tindakan mengeluarkan dalaman spt isi perut,
atau mengeluarkan bola mata)
Omentum adalah lapisan jaringan penyambung yang merupakan bagian peritoneum dan yang
menahan lambung di samping organ-organ di sekitar
STEP III
4. Apa yang menyebabkan darah mengalir dari kedua lubang hidung pasien?
5. Apa yang menyebabkan sekitar bola mata pasien juga menghitam?
6. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan status lokalis?
Vulnus penetrans : terdapat luka tusuk (luka tajam) pada perut bawah bagian kanan sekitar 1 cm
serta disertai keluarnya bagian dari omentum yang ada di daerah tersebut
9. Mengapa keadaan pasien terus memburuk? Dan mengapa dokter curiga adanya rupture organ
intra abdomen? Dampak rupture organ?
Karena kondisi pasien yang parah dimana terdapat luka tembus organ sehingga ada bagian
omentum yang keluar, dan juga kondisi klinis pasien yang memburuk seperti GCS pasien yang
sudah 11 dimana sudah terjadi penurunan kesadaran, dan kondisi lain yang tidak normal
kemungkinan itu karena terjadi pendarahan yang banyak pada pasien, tetapi setlah diberikan
tatalaksana awal tidak dapat digantikan oleh itu saja karena harus dilakukan tindakan yang lebih
lanjut.
Curiga karena luka tusukan tadi yang sampai ke abdomen dan kondisi klinis paseien yang sudah
tidak stabil
11. Bagaimana hubungan antara dokter bedah langsung melakukan operasi, walaupun pada saat
itu pihak keluarga belum tiba di rumah sakit?
Karena ini merupakan kasus gawat darurat, dimana juga kondisi pasien yang makin memburuk,
jika tidak dilakukan langsung penanganan ditakutkan mengancam nyawa pasien. Dalam hal
tersebut diperbolehkan untuk melakukan tindakan tanpa menunggu persetujuan dulu. Dimana
setelah dilakukan operasi ketika sudah ada keluarga pasien baru dijelaskan bagaimana kondisi
pasien tersebut.
Sesuai dengan peraturan yang ada di no 18
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang pasien mengalami infeksi luka operasi
adalah:
16. Apa saja kasus praktik kedokteran yang bisa dilaporkan ke ranah hukum?
Contoh tindak pidana
o Menipu pasien (378 KUHP)
o Melanggar kesopanan (285, 286, 290, 294 KUHP)
o Menggugurkan kandungan (15 jo 80 UU No. 23/1992)
o Membuka rahasia kedokteran (322 KUHP)
o Euthanasia (344 KUHP)
Ketentuan Pidana: Pasal 84
o (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan
Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun.
o (2) Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian,
setiap Tenaga Kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
17. Bagaimana tugas pihak kepolisian, MKDKI, dan MKEK dengan kondisi yang ada?
MKDKI
MKEK
18. Apakah memang benar yang dilakukan dokter bedah adalah malpraktek? Jika tidak
bagaimana pandangan terhadap hal yang dilakukan dokter bedah tersebut?
KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 17/KKI/KEP/VIII/2006 TENTANG
PEDOMAN PENEGAKAN DISIPLIN PROFESI KEDOKTERAN
Dasar :
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 45 dan Pasal 52 huruf
d;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan
Praktik Dokter dan Dokter Gigi Pasal 17.
Albert R. Jonsen dkk, menganjurkan empat hal yang harus selalu dipergunakan
sebagai pedoman bagi para dokter untuk mengambil keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara etis dan moral. Adapun empat pedoman tersebut
adalah:
1) Menentukan indikasi medisnya;
2) Mengetahui apa yang menjadi pilihan pasien untuk dihormati;
3) Mempertimbangkan dampak tindakan yang akan dilakukan terhadap mutu
kehidupan pasien;
4) Mempertimbangkan hal-hal kontekstual yang terkait dengan situasi kondisi
pasien, misalnya, aspek sosial, ekonomi, hukum, budaya, dan sebagainya.
b. Malpraktik Yuridik
Soedjatmiko membedakan malpraktik yuridik ini menjadi tiga bentuk, yaitu :
malpraktik perdata (civil malpractice), pidana (criminal malpractice), dan administratif
(administrative malpractice).
1) Malpraktik Perdata (Civil Malpractice)
Malpraktek perdata terjadi apabila terdapat hal-hal yang menyebabkan
tidak dipenuhinya isi perjanjian (wanprestasi) di dalam transaksi terapeutik oleh
dokter atau tenaga kesehatan lain, atau terjadinya perbuatan melanggar hukum
(onrechmatige daad), sehingga menimbulkan kerugian kepada pasien.
Adapun isi daripada tidak dipenuhinya perjanjian tersebut dapat
berupa:
o Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan;
o Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan, tetapi
terlambat melaksanakannya;
o Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan, tetapi
tidak sempurna dalam pelaksanaan dan hasilnya;
o Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya
dilakukan.
KP
o Penatalaksanaan awal kegawat daruratan bedah 1 (multiple trauma, syok hemoragik, dan
sepsis)
o Penatalaksanaan awal kegawat daruratan bedah 2 (luka bakar, listrik, petir)
o Kegawatdaruratan obstetri dan ginekologi
o Penatalaksanaan awal kegawatdaruratan THT (epistaksis, dll)
o Penatalaksanaan awal kegawatdaruratan mata (trauma pada mata, dll)
o Aspek medikolegal dan aplikasinya (aturan perundangan kesehatan)
o Malpraktek vs medical error
o Peran dan fungsi Komite Medik Rumah Sakit dan IDI dalam masalah hokum kesehatan