Anda di halaman 1dari 9

Bilangan/Hitungan dalam Bahasa Arab (‘Adad

dan Ma’dud/Tamyiz-nya, Mudzakkar dan


Mu’annats-nya, Mufrad dan Jamak-nya) »
Alfiyah Bait 726-723-724
15 September 2012Ibnu Toha48 komentar

–·•Ο•·–

‫العدد‬
Bab ‘Adad (Bilangan/Hitungan)

‫ع ِ ِّد َما آ َحا ُدهُ ُمذَك َِّر ْه‬ ِ َّ ‫ث َ ََلثَةً ِبالت‬


َ ‫ فِي‬¤ ‫اء قُ ْل ِللعش ََر ْه‬
Ucapkan angka Tsalatsatun (tiga) sampai ‘Asyarotun (sepuluh) dg menggunakan Ta’
didalam menghitung sesuatu yg mufrodnya Mudzakkar.

‫ َج ْمعا ً ِبلَ ْف ِظ ِقلَّ ٍة ِفي األ ْكث َ ِر‬¤ ‫اجْر ِر‬


ُ ‫الض ِ ِّد َج ِ ِّر ْد َوا ْل ُم َم ِيِّ َز‬
ِّ ِ ‫في‬
Sebaliknya buanglah Ta’nya (pada mufrod ma’dud muannats). Jarkanlah! Lafazh
Mumayyiz/Ma’dud yg jamak qillah pada kebanyakannya (daripada yg jamak katsrohnya).

ْ ‫ َو ِمائَةٌ ِبال َج ْم ِع نَ ْزرا ً قَ ْد ُرد‬¤ ‫ف‬


‫ِف‬ َ ‫َو ِمائَةً َواأل َ ْل‬
ِ ‫ف ِل ْلفَ ْر ِد‬
ْ ‫أض‬
Terhadap angka Mi’atun (seratus) dan Alfun (seribu) mudhafkan pada Isim Mufrod. Dan
angka Mi’atun (seratus) jarang diikuti oleh Jamak (jarang dimudhafkan pada jamak).
–·•Ο•·–
Sebelumnya perlu diketahui, bahwa Isim Adad (kata bilangan/hitungan) menurut istilah Ulama’
Nahwu terbagi menjadi 4 bagian.

1. “Adad Mufrad”
Adalah Isim Adad yg kosong dari Tarkib dan ‘Athaf. Yaitu bilangan dari Wahidun (satu) sampai
‘Asyarotun (sepuluh), Bidh’un (sejumlah antara 3-9), Mi’atun (seratus), dan Alfun (seribu).
Sebagian Nuhat menyebutnya “Adad Mudhaf” karena dapat dimudhafkan pada
Tamyiznya/Ma’dudnya, yang selain wahidun (satu) dan Itsnani (dua).
2. “Adad Murakkab”
Adalah Isim Adad susunan dua bilangan menjadi satu dengan susunan Tarkib Mazji. Yaitu bilangan
dari Ahada ‘Asyaro (sebelas) sampai Tis’ata ‘Asyaro (Sembilan belas).
3. “Adad ‘Aqd”
Adalah Isim Adad puluhan/kelipatan sepuluh. Yaitu bilangan dari ‘Isyruuna (dua puluh) sampai
Tis’uuna (sembilan puluh).
Sebagian Nuhat menyebutnya “Adad Mufrod” karena tidak Mudhaf juga tidak Murokkab.
4. “Adad Ma’thuf”
Adalah Isim Adad susunan Athaf. Yaitu bilangan yg ada diantara dua Adad Aqd (angka yg ada
diantara 20>…<30, 30>…<40, dst.). Contoh Wahidun wa ‘Isyruuna (dua puluh satu), Itsnaani wa
Isyruuna (dua puluh dua), dst. Hingga Tis’atun wa Tis’uuna (sebilan puluh Sembilan).
Insyaallah 4 bagian diatas akan diterangkan menurut penerangan Kitab Alfiyah pada tiga bahasan
sebagai berikut:

 Hukum Mudzakkar&Muannatsnya
 Hukum Tamyiznya/Ma’dudnya
 Hukum I’robnya
I. ‘ADAD MUFROD
A. WAHIDUN (SATU) dan ITSNAANI (DUA)
I. Hukum Mudzakkar & Muannatsnya : harus mencocoki pada Ma’dudnya.
Contoh:

‫في القرية مسجد واحد‬


FIL-QORYATI MASJIDUN WAAHIDUN = Di desa itu hanya ada satu masjid.

‫في القرية مدرسة واحدة‬


FIL-QORYATI MADROSATUN WAAHIDATUN = Di desa itu hanya ada satu Madrasah.

‫اشتريت كتابين اثنين‬


ISYTAROITU KITAABAINI ITSNAINI = Aku telah membeli dua kitab.

‫اشتريت كراستين اثنتين‬


ISYTAROINI RURROOSATAINI ITSNAINI = Aku telah membeli dua buku tulis.
II. Hukum Tamyiznya/Ma’dudnya : harus disebutkan setelah ma’dudnya seperti contoh-contoh
diatas. Dan tidak boleh menyebutkan ma’dud sebelumnya, maka tidak boleh mengatakan :

‫في القرية واح ُد مسج ٍد‬


FIL-QORYATI WAAHIDU MASJIDIN.

‫اشتريت اثني كتابين‬


ISYTAROITU ITSNAIY KITAABAINI.
Karena cukup penyebutan ma’dud secara langsung sudah mencukupi jumlah yg dimaksud
(mufrad/mutsanna = satu/dua). Maka tidak perlu untuk menyebut ‘adad pada sebelum
ma’dudnya.

III. Hukum I’robnya : disesuaikan menurut posisinya pada susunan kalam. Sedangkan I’rob
ma’dudnya mengikuti irob ‘adad sebelumnya yakni sebagai Tabi’ Taukid.
B. TSALATSATUN (TIGA) sampai ‘ASYAROTUN (SEPULUH) dan BIDH’UN/BIDH’ATUN
(sejumlah 3-9)
I. Hukum Mudzakkar & Muannatsnya : kebalikan dari ma’dudnya, yakni dimudzakkarkan
apabila ma’dudnya mu’annats, dan dimuannatskan apabila ma’dudnya mudzakkar,.
Contoh :

‫عندي سبعةُ رجال‬


INDIY SAB’ATU RIJAALIN = disisiku tujuh pria.

ُ ‫عندي‬
‫ثَلث نسو ٍة‬
INDIY TSALAATSU NISWATIN = disisiku tiga wanita.

‫صافحت بضعة رجال‬


SHOOFAHTU BIDH’ATA RIJAALIN = aku berjabat tangan dengan beberapa pria.
‫نصحت بضع نساء‬
NASHOHTU BIDH’A NISAA’IN = aku menasehati beberapa wanita.
Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

ُ ‫س ْب َع لَيَا ٍل َوث َ َمانِيَةَ أَيَّ ٍام ُح‬


‫سو ًما‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم‬
َ ‫س َّخ َر َها‬
َ
SAKHKHOROHAA ‘ALAIHIM SAB’A LAYAALIN WA TSAMAANIYATA AYYAAMIN HUSUUMAN
= yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan
hari terus menerus (QS Al-Haaqqah : 7)
>> lafazh LAYAALIN = Ma’dud mu’annats karena mufrodnya LAILATIN, maka menggunakan ‘adad
mudzakkar SAB’A.
>> lafazh AYYAAMIN = Ma’dud mudzakkar karena mufrodnya YAUMIN, maka menggunakan ‘adad
muannats TSAMAANIYATA.

‫ت‬ َ ‫ش َها َدةُ أ َ َح ِد ِه ْم أ َ ْربَ ُع‬


ٍ ‫ش َهادَا‬ َ َ‫ف‬
FA SYAHAADATU AHADIHIM ARBA’U SYAHAADAATIN = maka persaksian orang itu ialah
empat kali bersumpah (QS. An-Nuur : 6)

ُ ‫ث ُ َّم لَ ْم يَأْتُوا ِبأ َ ْربَعَ ِة‬


‫ش َهدَا َء‬
TSUMMA LAM YA’TUU BI ARBA’ATI SYUHADAA’A = dan mereka tidak mendatangkan
empat orang saksi (QS. An-Nuur : 4)
>> lafazh SYAHADAATIN = ma’dud mu’annats karena mufrodnya SAHAADATIN, maka
menggunakan ‘adad mudzakkar ARBA’U.
>> lafazh SYUHADAA’A = ma’dud mudzakkar karena mufrodnya SYAAHIDUN/SYAHIIDUN, maka
menggunakan ‘adad mu’annats ARBA’ATI.
Dengan demikian, yang dipandang mudzakkar dan muannatsnya dalam hal ini bukan pada bentuk
lafazh jamaknya, akan tetapi yg dipandang adalah bentuk isim mufrodnya. contohnya lagi :

‫جاء خمسة فتية‬


JAA’A KHOMSATU FITYATIN = lima orang pemuda telah datang.
>> Lafazh “FITYATIN” mempunyai bentuk mufrod “FATAA” adalah ma’dud mudzakkar, makanya
menggunakan ‘adad mu’annats (KHOMSATU). Tidaklah memandang bentuk lafazh jamaknya yg
mu’annats (FITYATIN).

Apabila terdapat dua ma’dud dalam satu ‘adad. Yang satu mudzakkar dan yg lain muannats, maka
yg dipandang muannats dan mudzakkarnya adalah pada ma’dud yg disebut pertama kali.

Contoh:

‫حضر سبعة رجال ونساء‬


HADHORO SAB’ATU RIJAALIN WA NISAA’IN = tujuh orang pria dan wanita telah hadir.

‫نساء ورجال‬
ٍ ‫وأقبل خمس‬
AQBALA KHOMSATU NISAA’IN WA RIJAALIN = lima orang wanita dan pria telah
menghadap.
Akan berbeda nanti hukum mudzakkar dan mu’annatsnya apabila adad-adad mufrad tersebut
diatas dibentuk menjadi ‘Adad Murokkab atau ‘Adad Ma’thuf yg insyaAllah akan dijelaskan pada
bait-bait selanjutnya.

II. Hukum I’robnya : disesuaikan menurut posisinya pada susunan kalam.


III. Hukum Tamyiznya/Ma’dudnya :
A. Dijadikan mudhaf ilaih dg susunan idhofah, yakni memudhofkan adad kepada ma’dud yg
dibutuhkan sebagai tamyiznya, seperti pada contoh-contoh diatas. Dan terkadang tidak
dimudhofkan kepada tamyiznya tapi cukup dimudhofkan langsung kepada siempunya
tamyiz/ma’dud. Kerena dalam hal ini si pembicara sudah memaklumi akan jenis/bentuk ma’dud.
Sehingga tidak perlu ditamyizi. Semisal contoh:

‫هذه خمسةُ محمد‬


HADZIHI KHOMSATU MUHAMMADIN = ini adalah limanya Zaid (yakni, ini lima barang
punya zaid)

‫خذ سبعتك‬
KHUDZ! SAB’ATAKA = ambillah! Tujuhmu. (yakni, ambilah tujuh barangmu)
B. Ma’dudnya berbentuk jamak, yg sering digunakan adalah dalam bentuk Jamak Taksir Qillah.
Dan diketahui juga bahwa maksud jamak dalam ma’dud di sini tidak harus berupa bentuk jamak
dalam istilah, tapi juga bisa masuk kepada semua jenis isim yg menunjukkan jamak, seperti Isim
Jamak dan Isim Jinsi Jam’i, yg dalam penggunaannya banyak menyertakan huruf jar MIN. contoh
dalam Ayat Al-Qur’an :

‫فَ ُخ ْذ أ َ ْربَعَةً ِم َن ال َّط ْي ِر‬


FA KHUDZ! ARBA’ATAN MINATH-THOIRI = ambillah empat ekor burung (QS. Al-Baqoroh
: 260)

‫جاء ثَلثة من القوم‬


JAA’A TSALAATSATUN MINAL QOUMI = telah datang tiga kaum.

‫في المزرعة سبع من النخل وتسع من الشجر‬


FIL MAZRO’ATI SAB’UN MINAN-NAKHLI WA TIS’UN MINAS-SYAJARI = di ladang itu ada
tujuh pohon kurma dan Sembilan pepohonan.
Terkadang juga langsung disusun secara idhofah. Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

‫سعَةُ َر ْه ٍط‬
ْ ِ‫َان فِي ا ْل َمدِينَ ِة ت‬
َ ‫َوك‬
WA KAANA FIL-MADIINATI TIS’ATU ROHTHIN = Dan adalah di kota itu sembilan orang
laki-laki (QS. An-naml:48).
Yang berbeda dengan tiga hal diatas dalam hukum penggunaan ma’dudnya yakni : 1. Jamak. 2.
Jamak Taksir. 3. Jamak Taksir Qillah. Adalah :
1. Menggunakan bentuk isim mufrod, apabila adad-adad tersebut diatas bertamyiz pada lafazh
MI’ATUN. Contoh :

‫في المعهد ثلثمائة طالب وأربعمائة مقعد‬


FIL-MA’HADI TSALATSUMI’ATI THOOLIBIN WA ARBA’UMI’ATI MAQ’ADIN = di lembaga
itu ada 300 siswa dan 400 bangku.
2. Menggunakan bentuk jamak shohih, apabila tidak terdapat dalam bentuk jamak taksirnya.
Contoh:

‫خمس صلوات‬
KHOMSU SHOLAWAATIN = lima sholat.
Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

‫ض ِمثْلَ ُه َّن‬
ِ ‫ت َو ِم َن ْاأل َ ْر‬
ٍ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬
َ ‫س ْب َع‬ َ َ‫َّللاُ الَّذِي َخل‬
َ ‫ق‬ َّ
ALLAHUL-LADZII KHOLAQO SAB’A SAMAAWAATIN WA MINAL-ARDHI MITSLAHUNNA =
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi (QS. Ath-Tholaaq : 12)
>> Lafazh “SAMAWAATIN” = menggunakan jamak shohih (jamak muannats salim) karena tidak
mempunyai bentuk jamak lain selain itu.

‫ت لَّ ُك ْم‬ ُ ‫ث َ ََل‬


ٍ ‫ث ع َْو َرا‬
TSALAATU ‘AUROOTIN = tiga ‘aurat bagi kamu (QS. An-Nur : 58)
>> lafazh “‘AUROOTIN” = jamak shohih sebab juga tidak ada dalam bentuk jamak taksirnya.

Demikian juga menggunakan jamak shohih, apabila bentuk jamak taksirnya jarang digunakan.
Semisal contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

‫ت‬
ٍ ‫س ِع آيَا‬
ْ ِ‫فِي ت‬
FII TIS’I AAYAATIN = termasuk sembilan buah mukjizat (QS. An-Naml : 12)
>> lafazh “AAYAATIN” = jamak shohih dari “AAYATIN” ditemukan dari bangsa arab menggunakan
jamak taksirnya yaitu AAYUN tapi tidak banyak digunakan (lihat Al-Mishbahul Munir hal. 23).

Demikian juga menggunakan bentuk jamak shohih apabila digunakan bersamaan dengan jamak
yg tidak ada bentuk jamak taksirnya, seperti contoh:

‫س ْب ِع‬
َ ‫اف َو‬ ٌ ‫س ْب ٌع ِع َج‬ َ ‫ان يَأ ْ ُكلُ ُه َّن‬
ٍ ‫س َم‬
ِ ‫ت‬ َ ‫ق أ َ ْفتِنَا فِي‬
ٍ ‫س ْب ِع بَقَ َرا‬ ِّ ِ ‫ف أَيُّ َها‬
ُ ‫الص ِدِّي‬ ُ ‫س‬
ُ ‫يُو‬
‫ت‬ ٍ ‫سا‬ َ ِ‫ض ٍر َوأ ُ َخ َر يَاب‬
ْ ‫ت ُخ‬ ٍ ‫س ْنبُ ََل‬ ُ
YUUSUFU AYYUHASH-SHIDDIIQU AFTINAA FII SAB’I BAQOROOTIN SIMAANIN
YA’KULUHUNNA SAB’UN ‘IJAAFUN WA SAB’I SUNBULAATIN KHUDHRIN WA UKHORU
YAABISAATIN = (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): “Yusuf, hai
orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina
yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan
tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering (QS. Yusuf : 46)
>> lafazh SAB’I “SUNBULAATIN” = menggunakan jamak shohih karena berdampingan dengan
lafazh sebelumnya yaitu SAB’I “BAQOROOTIN” yg tidak diketahui bentuk jamak taksirnya.

Sedangkan apabila tidak berdampingan dengan jamak shohih yg tidak ada bentuk jamak
taksirnya, maka menggunakan bentuk jamak taksirnya yaitu “SANAABILA”, contoh dalam Ayat :

‫سنَا ِب َل ِفي ُك ِ ِّل‬ َ ْ‫َّللا َك َمث َ ِل َحبَّ ٍة أ َ ْنبَتَت‬


َ ‫س ْب َع‬ َ ‫ون أ َ ْم َوالَ ُه ْم ِفي‬
ِ َّ ‫س ِبي ِل‬ َ ‫َمث َ ُل الَّذ‬
َ ُ‫ِين يُ ْن ِفق‬
‫س ْنبُلَ ٍة ِمائَةُ َحبَّ ٍة‬
ُ
MATSALUL-LADZIINA YANFIQUUNA AMWAALAHUM FII SABIILILLAAHI KAMATSALI
HUBBATIN ANBATAT SAB’A SANAABILA FII KULLI SUNBULATIN MA’ATU HABBAH. =
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. (QS. Al-Baqoro : 261).
3. Tetap menggunakan bentuk Jamak Taksir Katsroh sekalipun ada dalam bentuk Jamak Taksi
Qillahnya, contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

ٍ ‫س ِه َّن ث َ ََلثَةَ قُ ُر‬


‫وء‬ ِ ُ‫َوا ْل ُم َطلَّقَاتُ يَت َ َربَّص َْن بِأ َ ْنف‬
WAL-MUTHOLLAQOOTU YATAROBBASHNA BI ANFUSIHINNA TSALAATSATA QURUU’IN =
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’ (QS. Al-
Baqoroh : 228)
>> ‘Adad TSALAATSATA dimudhofkan kepada ma’dudnya lafazh “QURUU’IN” yg berupa Jamak
Taksir Katsroh, beserta ia mempunyai bentuk Jamak Taksir Qillah yaitu “AQROO’IN”.

C. MI’ATUN (SERATUS) dan ALFUN (SERIBU)


I. Hukum Mudzakkar & Muannatsnya : Tetap dalam bentuknya baik ma’dudnya Mudzakkar
atau Mu’annats.
II. Hukum Tamyiznya/Ma’dudnya : Pada umumnya harus berupa Isim Mufrod yg dijarkan
menjadi mudhaf ilaih.
Contoh :

‫ق َّل من يعيش مائة سن ٍة‬


QOLLA MA YA’IISYU MI’ATA SANATIN = Jarang orang yg hidup seratus tahun.
Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

‫اح ٍد ِم ْن ُه َما ِمائَةَ َج ْل َد ٍة‬ َّ ‫الزا ِنيَةُ َو‬


ِ ‫الزا ِني فَاجْ ِلدُوا ُك َّل َو‬ َّ
AZZAANIYATU WAZ-ZAANIY FAJLIDUU KULLA WAAHIDIN MINHUMAA M’ATA JALDATIN
= Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang
dari keduanya seratus kali dera (QS. An Nuur : 2)

‫سنَ ٍة‬ َ ‫يَ َو ُّد أ َ َح ُدهُ ْم لَ ْو يُعَ َّم ُر أ َ ْل‬


َ ‫ف‬
YAWADDU AHADUHUM LAW YU’AMMARU ALFA SANATIN = Masing-masing mereka ingin
agar diberi umur seribu tahun (QS. Al-Baqarah : 96)
Terkadang menggunakan ma’dud/tamyiz bentuk jamak majrur dari ‘adad MI’ATUN, contoh dalam
Ayat AL-Qur’an :

ْ ِ‫ين َو ْازدَادُوا ت‬
‫سعًا‬ َ ِ‫سن‬ َ ‫َولَ ِبثُوا فِي َك ْه ِف ِه ْم ث َ ََل‬
ِ ‫ث ِمائ َ ٍة‬
WA LABITSUU FIY KAHFIHIM TSALAATSA MI’ATIN SINIINA WAZDAADUU TIS’AN = Dan
mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
(QS. Al-Kahfi 25).
>> karena dalam ayat ini oleh bacaan salah satu qiro’ah sab’ah (Hamzah dan Al-Kasa’iy)
memudhofkan lafazh MI’ATIN pada lafazh SINIINA menjadi “MI’ATI SINIINA”.
Sebelum menulis materi inti, saya ingin sedikit memberikan materi
pembuka:
No Kata Mufrad Jamak
1 Detik
‫ثَانِيَ ٌة‬ ٌ ‫ث َ َو‬
‫ان‬
2 Menit
ٌ‫َد ِق ْيقَة‬ ٌ‫َدقَا ِئق‬
3 Jam
ٌ‫ساعَة‬ َ ٌ‫ساعَات‬ َ
4 Hari
ٌ‫َي ْوم‬ ٌ‫أَيَّام‬
5 Pekan
ٌ‫سب ْوع‬ ْ ‫أ‬ ٌ‫سا ِب ْيع‬ َ َ‫أ‬
6 Bulan
ٌ‫ش ْهر‬ َ ٌ‫أَشْهر‬
7 Tahun (a)
ٌ‫سنَة‬ َ ٌ‫سنَ َوات‬ َ
8 Tahun (b)
ٌ‫عَام‬ ٌ‫أَع َْوام‬
9 Abad
ٌ‫قَ ْرن‬ ٌ‫قر ْون‬
Beberapa kosakata yang ada di atas, sebagian sudah pernah disampaikan
di postingan-postingan sebelumnya. Maka dari itu, sebagian tulisan
berwarna biru, dikarenakan mengandung link ke postingan tersebut.

Langsung saja ke materi utama, ini dia penulisan tahun 2001 sampai
2020 di dalam bahasa Arab sesuai kaidah yang baik dan benar:
No Kata
‫سنَ ٌة‬
َ ٌ‫عَام‬
1 Tahun 2001
‫احدَة‬ ٌِ ‫ٌٌو َو‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ٌ ‫سنَة‬ َ ٍ ٌ‫احد‬ ِ ‫ٌٌو َو‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ٌ ‫عَام‬
2 Tahun 2002
ٌِ ‫ٌٌواٌثْنَت َ ْي‬
‫ن‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫سنَة‬ َ ٌِ ‫ٌٌوٌاثْنَ ْي‬
‫ن‬ َ ‫عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
3 Tahun 2003
ٌ‫ٌٌوث َ ََلث‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫سنَة‬ َ ٌ‫َلثَة‬ٌَ َ ‫ٌٌوث‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ ٌ ‫عَام‬
4 Tahun 2004
ٌ‫ٌٌوأ َ ْر َبٌع‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫سنَة‬ َ ٌ‫ٌر َب َعة‬ ْ َ ‫ٌٌوأ‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫عَام‬
5 Tahun 2005
ٌ‫ٌٌو َخ ْمس‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫سنَة‬ َ ٌ‫سة‬ َ ‫ٌٌو َخ ٌْم‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫عَام‬
6 Tahun 2006
ٌ‫ست‬ ٌَ ‫سنَةٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ِ ‫ٌٌو‬ َ ٌ‫ستَّة‬ ِ ‫ٌٌو‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ ٌ ‫عَام‬
7 Tahun 2007
ٌ‫س ْبع‬َ ‫ٌٌو‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ٌ ‫سنَة‬ َ ٌ‫سٌْبعَة‬ َ ‫ٌٌو‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫عَام‬
8 Tahun 2008
ٌ‫ٌٌوث َ َمان‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫سنَة‬ َ ٌ‫ٌٌوٌث َ َما ِن َية‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫عَام‬
9 Tahun 2009
ٌ‫سع‬ ْ ِ‫ٌٌوت‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫سنَة‬ َ ٌ‫سعَة‬ ٌْ ِ‫ٌٌوت‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫عَام‬
10 Tahun 2010
ٌ‫عشْر‬ َ ‫ٌٌو‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫سنَة‬ َ ٌ‫ٌرة‬ َ‫ش‬ْ ‫ع‬ َ ‫ٌٌو‬ َ ‫ٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ ‫عَام‬
11 Tahun 2011 َ‫عش َْر ٌة‬ َ ٌ‫ٌٌوإِ ْحدَى‬ ٌَ ‫سنَةٌٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ ٌ‫عش ََر‬ َ ٌ‫ٌٌوأ َ َحد‬ ٌَ ‫عَامٌٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
‫ٌٌواثْنَتَي‬ َ ‫سنَةٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ َ‫عش َْر ٌة‬ ‫ٌٌواثْنَي‬ َ ‫عش ٌََر عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
12 Tahun 2012
َ َ
13 Tahun 2013
ٌَ ‫ٌٌوث َ ََل‬
‫ث‬ َ ‫سنَةٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ َ‫عش َْر ٌة‬ َ َ‫ٌٌوث َ ََلث َ ٌة‬
َ ‫عش ٌََر عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ
14 Tahun 2014
‫ٌٌوأ َ ْر َب ٌَع‬
َ ‫سنَةٌٌأ َ ْل َف ْي ِن‬ َ َ‫عش َْر ٌة‬ َ َ‫ٌٌوأ َ ْر َب َع ٌة‬
َ ‫عش ٌََر عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ
15 Tahun 2015
ٌَ ‫ٌٌو َخ ْم‬
‫س‬ َ ‫سنَةٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ ٌَ‫عش َْرة‬ َ َ‫س ٌة‬ َ ‫عش ٌََر عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
َ ‫ٌٌو َخ ْم‬ َ
16 Tahun 2016
ٌَّ‫ست‬ِ ‫ٌٌو‬ َ ‫سنَةٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ َ‫عش َْر ٌة‬ َ َ‫ست َّ ٌة‬ َ ‫عش ٌََر عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ِ ‫ٌٌو‬ َ
17 Tahun 2017
ٌ‫س ْب َع‬ َ ‫سنَةٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
َ ‫ٌٌو‬ َ َ‫عش َْر ٌة‬ َ َ‫س ْبعَ ٌة‬ َ ‫عش ََرٌ عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
َ ‫ٌٌو‬ َ
18 Tahun 2018
ٌَ ِ‫ٌٌوث َ َمان‬
‫ي‬ َ ‫سنَةٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ َ‫عش َْر ٌة‬ َ َ‫ٌٌوث َ َمانِيَ ٌة‬
َ ‫عش ٌََر عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ
19 Tahun 2019
‫س ٌَع‬ْ ‫ٌٌو ِت‬َ ‫س َنةٌٌأ َ ْل َف ْي ِن‬َ َ‫عش َْر ٌة‬ َ ‫عش ٌََر‬ َ ٌٌَ‫سعَة‬ْ ِ‫ٌٌوت‬ َ ‫عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
20 Tahun 2020
ٌَ ‫ٌٌو ِعش ِْر ْي‬
‫ن‬ َ ‫سنَةٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬ َ َ ‫عَامٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ٌ‫ٌٌو ِعش ِْر ْي َن‬
Contoh kalimat:
- Kapan kamu ‫ٌو ِلدْتَ ؟‬ lahir ‫) َمتَى‬ ? (
- Saya lahir pada tahun dua ribu satu (2001) = ( ٌ‫احد‬ َ ‫) و ِلدْتٌٌعَا َمٌٌأ َ ْلفَ ْي ِن‬
ِ ‫ٌٌو َو‬
Langsung saja, suupaya tulisan Arab pada tabel tidak terlalu panjang,
maka bilangan awal (1900) akan ditulis di luar tabel, dan sisanya akan
dilanjutkan di dalamnya. Tahun di dalam bahasa Arab diungkapkan
duamufradat, yaitu ( ٌ‫ٌأَع َْوام‬ ‫ٌجـ‬ ٌ‫) عَام‬ dan ( ٌ‫سنَ َوات‬
َ ٌ ‫ٌجـ‬ َ ).
ٌ‫سنَة‬

Dan masing-masing kata memiliki kaidah tersendiri, terutama pada


bilangan setelah 1900. Adapun kaidah penggalan pertama sama, yaitu
َ ) atau ( ٌ‫ ) عَام‬menjadi mudhaaf (diterangkan), dan seribu ( ٌ‫) أ َ ْلف‬
kata ( ٌ‫سنَة‬
menjadi mudhaaf ilaihi (menerangkan) yang berharakat kasrah.

 Bahasa Arab tahun 1900 dengan menggunakan kata ( ٌ‫سنَة‬ َ ) adalah


( ٌ‫ٌٌمئَة‬
ِ ‫س ِع‬ َ ‫سنَةٌٌأ َ ْلف‬
ْ ِ‫ٌٌوت‬ َ ) sanatu alfin wa tis'imi-atin.
 Dan jika dengan kata ( ٌ‫ ) عَام‬adalah ( ٌ‫ٌمئ َة‬ ِ ‫س ٌِع‬ َ ٌ‫' ) عَامٌ ٌأ َ ْلف‬aamu alfin wa
ْ ِ‫ٌوت‬
tis'imi-atin.
No Kata
‫سنَ ٌة‬
َ ٌ‫ع‬
‫َام‬
1 Tahun 1980
‫ــٌوث َ َمانِ ْين‬ َ ٍَ ‫ــٌوث َ َمانِ ْين‬
َ ٍَ
2 Tahun 1981
‫ٌٌوث َ َمانِ ْين‬
َ ‫احدَة‬ ِ ‫ــٌو َو‬
َ ٍَ ‫ٌٌوث َ َمانِ ْين‬َ ‫احد‬ ِ ‫ــٌو َو‬
َ ٍَ
3 Tahun 1982
َ ‫ــٌواثْنَت َ ْي ِن‬
‫ٌٌوث َ َما ِن ْين‬ َ ٍَ َ ‫ــٌواثْنَ ْي ِن‬
‫ٌٌوث َ َمانِ ْين‬ َ ٍَ
4 Tahun 1983
‫ٌٌوث َ َمانِ ْين‬َ ‫ــٌوث َ ََلث‬ َ ٍَ ‫ٌٌوث َ َمانِ ْين‬ َ ‫ــٌوث َ ََلثَة‬
َ ٍَ
5 Tahun 1984
‫ٌٌوث َ َما ِن ْين‬َ ‫ــٌوأ َ ْر َبع‬
َ ٍَ َ ‫ــٌوأ َ ْر َب َعة‬
‫ٌٌوث َ َما ِن ْين‬ َ ٍَ
‫‪6‬‬ ‫‪Tahun 1985‬‬
‫ٌٌوث َ َما ِن ْين‬ ‫ــٌو َخ ْمس َ‬ ‫ٍَ َ‬ ‫ٌٌوث َ َما ِن ْين‬ ‫سة َ‬ ‫ــٌو َخ ْم َ‬ ‫ٍَ َ‬
‫‪7‬‬ ‫‪Tahun 1986‬‬
‫ٌٌوث َ َمانِ ْين‬ ‫ست َ‬ ‫ــٌو ِ‬ ‫ٍَ َ‬ ‫ٌٌوث َ َمانِ ْين‬ ‫ستَّة َ‬ ‫ــٌو ِ‬
‫ٍَ َ‬
‫‪8‬‬ ‫‪Tahun 1987‬‬
‫ٌٌوث َ َم ٍِا ِن ْين‬ ‫س ْبع َ‬ ‫ــٌو َ‬ ‫ٍَ َ‬ ‫ٌٌوث َ َما ِن ْين‬ ‫س ْب َعة َ‬ ‫ــٌو َ‬
‫ٍَ َ‬
‫‪9‬‬ ‫‪Tahun 1988‬‬
‫يٌوث َ َمانِ ْين‬ ‫ــٌوث َ َمان َ‬ ‫ٍَ َ‬ ‫ٌٌوث َ َمانِ ْين‬ ‫ــٌوث َ َمانِيَة َ‬ ‫ٍَ َ‬
‫‪10 Tahun 1989‬‬
‫ٌٌوث َ َما ِن ْين‬ ‫سع َ‬ ‫ــٌو ِت ْ‬ ‫ٍَ َ‬ ‫ٌٌوث َ َما ِن ْين‬ ‫س َعة َ‬ ‫ــٌو ِت ْ‬ ‫ٍَ َ‬
‫‪11 Tahun 1990‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ــٌوتِ ْ‬
‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ــٌوتِ ْ‬
‫َ‬
‫‪12 Tahun 1991‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌو ِت ْ‬ ‫احدَة َ‬ ‫ــٌو َو ِ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌو ِت ْ‬ ‫احد َ‬ ‫ــٌو َو ِ‬ ‫َ‬
‫‪13 Tahun 1992‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌوتِ ْ‬ ‫ــٌواثْنَت َ ْي ِن َ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌوتِ ْ‬ ‫ــٌواثْنَ ْي ِن َ‬ ‫َ‬
‫‪14 Tahun 1993‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌو ِت ْ‬ ‫ــٌوث َ ََلث َ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌو ِت ْ‬ ‫ــٌوث َ ََلثَة َ‬ ‫َ‬
‫‪15 Tahun 1994‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌوتِ ْ‬ ‫ــٌوأ َ ْربَع َ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌوتِ ْ‬ ‫ــٌوأ َ ْربَعَة َ‬ ‫َ‬
‫‪16 Tahun 1995‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌو ِت ْ‬ ‫ــٌو َخ ْمس َ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌو ِت ْ‬ ‫سة َ‬ ‫ــٌو َخ ْم َ‬ ‫َ‬
‫‪17 Tahun 1996‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌوتِ ْ‬ ‫ست َ‬ ‫ــٌو ِ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌوتِ ْ‬ ‫ستَّة َ‬ ‫ــٌو ِ‬‫َ‬
‫‪18 Tahun 1997‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌو ِت ْ‬ ‫س ْبع َ‬ ‫ــٌو َ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌو ِت ْ‬ ‫س ْب َعة َ‬ ‫ــٌو َ‬ ‫َ‬
‫‪19 Tahun 1998‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫يٌوتِ ْ‬ ‫ــٌوث َ َمانِ َ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌوتِ ْ‬ ‫ــٌوث َ َمانِيَة َ‬ ‫َ‬
‫‪20 Tahun 1999‬‬
‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫ٌٌوتِ ْ‬ ‫سع َ‬ ‫ــٌوتِ ْ‬ ‫َ‬ ‫س ِع ْي ٌَ‬
‫ن‬ ‫س َعةٌٌ ِوتِ ْ‬ ‫ــٌوتِ ْ‬ ‫َ‬

‫‪ ) di dalam tabel adalah pengganti dari bilangan‬ــ ( ‪Maksud dari tanda‬‬


‫‪1900 yang telah ditulis sebelumnya. Tanda di dalam kurung diganti sesuai‬‬
‫( ‪dengan kolomnya. Jadi, misalkan di dalam tabel kolom‬‬ ‫سنَ ٌة‬
‫‪َ ) tahun‬‬
‫( ‪1980 tertulis‬‬ ‫ٌوث َ َمانِ ْين‬
‫‪ ),‬ــ َ‬ ‫‪maka maksudnya adalah‬‬ ‫عٌ (‬
‫س ٌِ‬
‫ٌوتِ ْ‬‫سنَةٌ ٌأ َ ْلفٌ َ‬
‫َ‬
‫‪َ ), dan‬وث َ َمانِ ْي ٌَ‬
‫ن ِمئ َةٌ‬ ‫‪seterusnya. Yang saya garis bawahi adalah pengganti‬‬
‫‪ ).‬ــ ( ‪dari tanda‬‬

Anda mungkin juga menyukai