Ainul yaqin
SAYA MENULIS KARENA SAYA ADA... terima kasih.... Telah berkunjung di wabset
saya...
isim adad
Mei 29, 2017
1. Hitungan 1 &2 disebut dengan adad khas karena adad dan ma’dudnya selalu sama akan tetapi posisi
adad sesudahnya menjadi sifat. Contoh : ﺳﻴﺎرﺗﺎن اﺛﻨﺘﺎن،ﻛﺘﺎب واﺣﺪ - Namun yang masyhur
menggunakan sighat mufrod atau tatsniyahnya saja. Contoh : ﺳﻴﺎرﺗﺎن - ﺳﻴﺎرة
2. Hitungan 3 – 10 harus memenuhi ketentuan berikut ini :
a. Adad selalu berlawanan denga ma’dudnya yaitu apabila ma’dudnya muannats, maka adad harus
mudzakkar begitu pula sebaliknya.
اﻟﻤﺆﻧﺚ اﻟﻤﺬﻛﺮ
اﻟﻤﻌﺪود اﻟﻌﺪد اﻟﻤﻌﺪود اﻟﻌﺪد
ﻛﺮاﺳﺎت ﺛﻼث اﻗﻼم ﺛﻼﺛﺔ
ﺳﺒﻮرات ﺧﻤﺲ ﻛﺮاﺳﻲ ﺧﻤﺴﺔ
ﺳﻴﺎرات ﺗﺴﻊ ﻛﺘﺐ ﺗﺴﻌﺔ
ﻃﺎﻟﺒﺎت ﻋﺸﺮ ﻃﻼب ﻋﺸﺮة
3. Hitungan 11 &12 ini mudah untuk dipraktekkan karena adad dan ma’dudnya selalu sama, baik satuan
maupun puluhannya, namun MA’DUD berbentuk MUFRAD dan MANSHUB menjadi TAMYIZ dengan
memakai , إﺣﺪى- أﺣﺪdan اﺛﻨﺘﺎن - اﺛﻨﺎن yang i’rabnya sama dengan isim tatsniyah. Contoh
Ainul yaqin
5. Hitungan 20 – 90 i’rabnya sama dengan jama’ mudzakkar salim, ma’dudnya mufrad dan nashab
menjadi tamyiz dan ma’dudnya boleh mudzakkar dan boleh mu’annats. Contoh:
ﺟﻴﺸﺎ ﺛﻤﺎﻧﻮن - ﻋﺸﺮون ﻃﺎﺋﺮة
6. Hitungan 21 – 99. - Untuk hitungan puluhan yang satuannya 1&2 adad dan ma’dud selalu sama antara
mudzakkar dan muannatsnya dengan menggunakan واﺣﺪuntuk mudzakkar dan واﺣﺪةuntuk
muannats. اﺛﻨﺎن وﺳﺒﻌﻮن ﻃﻴﺮا،واﺣﺪة وﻋﺸﺮون ﺟﻮاﻟﺔ - Untuk hitungan puluan yang
satuannya 3-9 adad dan ma’dud harus berlawanan antara mudzakkar dan muannatsnya. ﺗﺴﻊ
ﺧﻤﺴﺔ وﺛﻼﺛﻮن رﺟﻼ،وﺗﺴﻌﻮن اﻣﺮأة
7. Hitungan 100 – 1000 - Adad ini ma’dudnya selalu mufrad dan dijirkan menjadi mudhaf ilaih.ﺳﻨﺔ ﻣﺎﺋﺔ
8. Bilangan Tingkat. Untuk membuat bilangan ini isim adad diikutkan wazan ﻓﺎﻋﻞ dengan menambah
ta’( )ةketika muannats, kecuali اولdan أوﻟﻰuntuk muannas.ﻣﺨﻄﻮﺑﺘﻲ ﻫﺬه- ﻫﺬا ﺑﻴﺘﻲ اﻟﺜﺎﻧﻲ
اﻟﺨﺎﻣﺴﺔ
اﻟﻌﺪد
Bab ‘Adad (Bilangan/Hitungan)
Hukum Mudzakkar&Muannatsnya
Hukum Tamyiznya/Ma’dudnya
Hukum I’robnya
I. ‘ADAD MUFROD
A. WAHIDUN (SATU) dan ITSNAANI (DUA)
I. Hukum Mudzakkar & Muannatsnya : harus mencocoki pada Ma’dudnya.
Contoh:
ﻧﺴﻮة
ٍ ُ
ﺛﻼث ﻋﻨﺪي
INDIY TSALAATSU NISWATIN = disisiku tiga wanita.
ات
ٍ ﺎد َ َﻓ َﺸ َﻬ
َ ﺎد ُة اﺣَ ِﺪ ِﻫ ْﻢ ارْ َﺑ ُﻊ َﺷ َﻬ
Ainul yaqin
FA SYAHAADATU AHADIHIM ARBA’U SYAHAADAATIN = maka persaksian
orang itu ialah empat kali bersumpah (QS. An-Nuur : 6)
ﻧﺴﺎء ورﺟﺎل
ٍ وأﻗﺒﻞ ﺧﻤﺲ
AQBALA KHOMSATU NISAA’IN WA RIJAALIN = lima orang wanita dan
pria telah menghadap.
Akan berbeda nanti hukum mudzakkar dan mu’annatsnya apabila adad-adad
mufrad tersebut diatas dibentuk menjadi ‘Adad Murokkab atau ‘Adad Ma’thuf
yg insyaAllah akan dijelaskan pada bait-bait selanjutnya.
II. Hukum I’robnya : disesuaikan menurut posisinya pada susunan kalam.
III. Hukum Tamyiznya/Ma’dudnya :
A. Dijadikan mudhaf ilaih dg susunan idhofah, yakni memudhofkan adad
kepada ma’dud yg dibutuhkan sebagai tamyiznya, seperti pada contoh-contoh
diatas. Dan terkadang tidak dimudhofkan kepada tamyiznya tapi cukup
dimudhofkan langsung kepada siempunya tamyiz/ma’dud. Kerena dalam hal
ini si pembicara sudah memaklumi akan jenis/bentuk ma’dud. Sehingga tidak
perlu ditamyizi. Semisal contoh:
ُ
ﺧﻤﺴﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺬه
HADZIHI KHOMSATU MUHAMMADIN = ini adalah limanya Zaid (yakni,
y (y ,
ini lima barang punya zaid)
Ainul yaqin
ﺧﺬ ﺳﺒﻌﺘﻚ
KHUDZ! SAB’ATAKA = ambillah! Tujuhmu. (yakni, ambilah tujuh
barangmu)
B. Ma’dudnya berbentuk jamak, yg sering digunakan adalah dalam bentuk
Jamak Taksir Qillah. Dan diketahui juga bahwa maksud jamak dalam ma’dud
di sini tidak harus berupa bentuk jamak dalam istilah, tapi juga bisa masuk
kepada semua jenis isim yg menunjukkan jamak, seperti Isim Jamak dan Isim
Jinsi Jam’i, yg dalam penggunaannya banyak menyertakan huruf jar MIN.
contoh dalam Ayat Al-Qur’an :
ﺧﻤﺲ ﺻﻠﻮات
KHOMSU SHOLAWAATIN = lima sholat.
Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :
ٍ ِﻓﻲ ِﺗ ْﺴ ِﻊ آ َﻳ
ﺎت
FII TIS’I AAYAATIN = termasuk sembilan buah mukjizat (QS. An-Naml : 12)
>> lafazh “AAYAATIN” = jamak shohih dari “AAYATIN” ditemukan dari bangsa
arab menggunakan jamak taksirnya yaitu AAYUN tapi tidak banyak digunakan
(lihat Al-Mishbahul Munir hal. 23).
Demikian juga menggunakan bentuk jamak shohih apabila digunakan
bersamaan dengan jamak yg tidak ada bentuk jamak taksirnya, seperti contoh:
ِ ﻴﻞ ا ﺒ
ِ ﺳ
َ ﻲﻓِ ﻢ
ْ ُ
ﻬ ََﻣ َﺜ ُﻞ اﻟ ِﺬﻳﻦَ ُﻳ ْﻨ ِﻔ ُﻘﻮنَ ا ْﻣﻮَ اﻟ
ِ
ﺎﺑ َﻞ ِﻓﻲ ﻛُﻞ ُﺳ ْﻨ ُﺒﻠَ ٍﺔ
ِ ﻛ َ َﻤ َﺜ ِﻞ ﺣَ ﺒ ٍﺔ ا ْﻧ َﺒ َﺘ ْﺖ َﺳ ْﺒ َﻊ َﺳ َﻨ
Ainul yaqin
ﺎﺋ ُﺔ ﺣَ ﺒ ٍﺔ
َ ِﻣ
MATSALUL-LADZIINA YANFIQUUNA AMWAALAHUM FII SABIILILLAAHI
KAMATSALI HUBBATIN ANBATAT SAB’A SANAABILA FII KULLI
SUNBULATIN MA’ATU HABBAH. = Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. (QS. Al-Baqoro : 261).
3. Tetap menggunakan bentuk Jamak Taksir Katsroh sekalipun ada dalam
bentuk Jamak Taksi Qillahnya, contoh dalam Ayat Al-Qur’an :
ﺳﻨﺔ
ٍ ﻗﻞ ﻣﻦ ﻳﻌﻴﺶ ﻣﺎﺋﺔ
QOLLA MA YA’IISYU MI’ATA SANATIN = Jarang orang yg hidup seratus
tahun.
Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :
َ اﺣ ٍﺪ ِﻣ ْﻨ ُﻬ َﻤﺎ ِﻣ
ﺎﺋ َﺔ ْ اﻟﺰا ِﻧ َﻴ ُﺔ َواﻟﺰا ِﻧﻲ َﻓ
ِ ﺎﺟ ِﻠ ُﺪوا ﻛُﻞ َو
ﺟَ ْﻠ َﺪ ٍة
AZZAANIYATU WAZ-ZAANIY FAJLIDUU KULLA WAAHIDIN MINHUMAA
M’ATA JALDATIN = Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina,
maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera (QS. An
Nuur : 2)
Gambar
AGAR TIDAK PENASARAN....
mas faroby
YAQIN
KUNJUNGI PROFIL
tulisan
Label
Laporkan Penyalahgunaan