Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RASM AL-QUR’AN DAN QIROAT AL-QUR’AN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah studi qur’an dan tafsir
tarbawi

Dosen pengampu:

Dr. H. MATKUR, S.Pd.I, M.Si.

Oleh:

1.Manja Nuroniyah 232101080024


2.Liaulan Naula 234101080002
3. Fini Zulfatul Maulidia 235101080004

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS KIAI HAJI AHMAD SIDDIQ JEMBER
2023

i
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1

C. TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................................................... 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

1. RASMUL QUR‟AN ....................................................................................................... 3

2. QIRO‟AT AL-QUR‟AN .................................................................................................. 7

BAB III .................................................................................................................................... 13

KESIMPULAN ...................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rasm Al-Qur’an atau adalah ilmu yang mempelajari tentang penulisan


Mushaf Al-Qur‟an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-
lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasimul Qur‟an dikenal juga
dengan sebutan Rasm Al-Utsmani, Khalifah Usman bin Affan memerintahkan untuk
membuat sebuah mushaf Al-Imam, dan membakar semua mushaf selain mushaf Al-
Imam ini karena pada zaman Usman bin Affan kekuasaaan Islam telah tersebar
meliputi daerah-daerah selain Arab yang memiliki sosio-kultur berbeda. Hal ini
menyebabkan percampuran kultur antar daerah. Sehingga ditakutkan budaya arab
murni termasuk di dalamnya lahjah dan cara bacaan menjadi rusak atau bahkan hilang
tergilas budaya dari daerah lainnya. Implikasi yang paling ditakutkan adalah rusaknya
budaya orangl arab akan menyebabkan banyak perbedaan dalam membaca Al-Qur‟an.
Qiroat merupakan salah satu cabang ilmu dalam “ Ulum qur‟an “, namun tidak
banyak orang yang tertarik kepadanya, kecuali orang-orang tertentu saja, biasanya
kalangan akademik. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, di antaranya adalah
ilmu yang tidak berhubungan langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia
sehari-hari, tidak seperti ilu fiqih, hadist, dan tafsir misalnya yang dapat dikatakan
berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan ilmu qiro‟at
tidak mempelajri masalah-masalah yang berkaitan secara langsung dengan halal-
haram dan hukum-hukum tertentu dalam kehidupan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dibuatnya makalah ini adalah :


1. Apa pengertian Rasmul Qur‟an ?
2. Apa pengertian Qiroat Qur‟an?
3. Apa saja kaidah-kaidah Rasmul Qur‟an ?
4. Bagaimana pendapat ulama‟tentang Rasmul Qur‟an ?
5. Apa kaitan Rasmul Qur‟an dengan Qiroat Qur‟an ?
6. Apa urgensitas dan kegunaan mempelajari Rasmul Qur‟an ?

1
7. Apa latar belakang terjadinya Qiroatul Qur‟an ?
8. Apa macam-macam Qiroatul Qur‟an ?
9. Sebutkan syarat-syarat di terimanya Qiratul Qur‟an ?
10. Bagaimana metode penyampaian Qiroatul Qur‟an ?
11. Apa urgensitas mempelajari Qiroatul Qur‟an dan pengaruhnya dalam istinbath
hukum ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari dibuatnya makalah ini selain sebagai tugas mata kuliah Studi Qur‟an dan
Tafsir Tarbawi, juga antara:
1. Mendefinisikan Rasmul Qur‟an secara etimologi dan terminology
2. Menguraikan kaidah-kaidah Rasmul Qur‟an
3. Mendiskusikan pendapat tentang Rasmul Qur‟an dan menjelaskan kaitan Rasmul
Qur‟an dengan Qiroat
4. Menguraikan urgensi dan kegunaan mempelajari Rasmul Qur‟an
5. Mendefinisikan Qiroatul Qur‟an dan menceritakan latar belakang Qiroat Al-
qur‟an
6. Mengklarifikasikan macam-macam Qiroat Al-Qur‟an dengan bacaan sesuai
tajwid
7. Mendiskusikan metode penyampaian Qiroat Al-qur‟an
8. Mendiskusikan manfaat keberagaman Qiroat Al-qur‟an dan pengaruhnya dalam
istinbath hukum

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. RASMUL QUR’AN

a. Pengertian Rasmul Qur’an

Rasm secara etimologi berasal dari kata rasama-yarsamu-rasman yang ber arti
menggambar atau melukis atau bias di artikan sebagai sesuatu yang resmi atau sesuai
dengan aturan1. Seacara terminologi terdapat beberapa interpretasi di antaranya di
artikan sebagai cara penulisan Alqur‟an yang di setujui oleh ustman bin affan pada
waktu penulisan mushaf. Sedangkan menurut Manna‟ Al-Qaththan bahwa rasm
ustmani merupakan pola penulisan Alqur‟an yang lebih menitik beratkan pada metode
tertentu yang di gunakan saat pengkodifikasian mushaf pada zaman kholifah ustman2.
Dari defisini di atas dapat di simpulkan bahwa Rasmul Qur‟an adalah pola
penulisan Alqur‟an yang di gunakan oleh ustman bin affan dan para sahabat saat
penulisan Alqur‟an atau biasa disebut dengan Rasm Ustmani.

b. Kaidah-kaidah Rasm Alqur’an

Rasm usmani ialah pola penulisan Al-qur‟an yang fokus pada metode
tertentu.,untuk mendeskripsikan secara mudah gambaran umum tentang ilmu Rasmul
Qur‟an/ Rasm ustmani para ulama berupaya untuk merumuskan kaidah ustmani agar
lebih mudah dipahami. Rumusan yang paling banyak diterima dan diikuti oleh
pemerhati ilmu rasm ustmani adalah rumusan dari imam Suyuthi. Imam Suyuti
membakukan kaidah rasm ustmani menjadi enam pokok yaitu;
1) Kaidah membuang huruf (alhadzf)

Kaidah hadzf yaitu kaidah yang digunakan untuk membuang atau menghilangkan
salah satu huruf dalan kalimat. Huruf –huruf yang dapat dihilangkan anrata lain
alif,wawu dan ya‟.

1
Djamilah usup”ILMU RASM ALQUR’AN”media nelitivol.5,2007,hal.3
2
Zainal arifin”MENGENAL RASM USTMANI (sejarah,kaidah.dan hokum penulisan alquran dengan rasm
ustmani)”jurnal suhuf,vol.5,2012,hal.3

3
2) Kaidah menambah kan huruf (azziyadah)
Kaidah ini berarti menambahkan huruf alif,wawu atau ya‟ dalam rasm utsmani.
Contoh: menambah alif setelah wawu pada akhir setiap isim jama‟ atau yang punya
hukum jama‟ yakni ‫مالقوا ربكم‬

3) Kaidah Hamzah
a) Jika terdapat hamzah sukun,maka ditulis sesuai dengan harakat hruf
sebelumnya.
b) Jika huruf hamzah berharakat maka :
1).jika berada pada permulaan kalimat dan bertemu denfan huruf zaidah
maka ditulis dengan huruf alif.
2) jika berada ditengah-tengah kalimat maka ditulis sesuai dengan
harakatnya.jika hamzah berharakat fathah maka ditulis dengan alif,jika
berharakat kasroh maka ditulis dengan ya‟,jika berharakat dhummah maka
ditulis dengan wawu.
3) jika beradabdi akhir kalimah maka ditulis sesuai harakat sebelumnya.

4) jika huruf sebelum hamzah berharakat sukun maka ditulis sendirian.


4) Kaidah al washal wal fashl
Washal artinya meyambung. Yang dimaksud menyambung adalah
metode penyambungan kata ( dalam Bahasa arab disebut huruf,jadi
penyambungan 2 huruf) yang menyebabkan hilang atau ditambahkannya huruf
tertentu. Contoh : kata ‘An jika bertemu Ma maka ditulis dengan menyambung
(‘Amma).
5) Kaidah yang berkaitan dengan dua bacaan
Apabila satu kalimat terdapat dua bacaan maka cukup ditulis dengan salah
satunya.

6) Kaidah al badal ( pengganti)


a) Alif diganti wawu untuk menunjukkan keagungan.
b) Alif ditulis ya‟ jika asla katanya ya‟.
c) Nun ditulis dengan alif pada nun taukid khafifah.
d) Ha‟ diulis dengan ta‟
.

4
c. Pendapat tentang Rasmul Qur’an
Kita telah membicarakan bagaimana kaidah-kaidah penulisan Al-qur‟an dengan
metode khusus yang di setujui oleh khalifah utsman. Para ulama‟ menamakan metode
tersebut dengan Al-rasm Al-‘utsmani lil mushaf tetapi kemudian mereka berbeda
pendapat tentang status hukumnya.
1) Ada yang berpendapat bahwa rasm „utsmani untuk Al-qur‟an ini bersifat tauqifi
yang wajib di pakai dalam penulisan Al-qur‟an dan harus sungguh-sungguh di
sucikan.

2) Banyak ulama‟ berpendapat bahwa rasm utsmani bukanlah tauqifi dari Nabi,
tetapi hanya merupakan satu penulisan yang distijui utsman dan di terima umar
dengan baik, sehingga menjadi suatu keharusan yang wajib di jadikan pegangan
dan tidak boleh di langgar

3) Sebagian ulama‟ lain berpendapat, rasm utsmani itu hanyalah sebuah istilah
metode dan tidaklah mengapa berbeda dengannya jika orang telah menggunakan
satu mode rasm tertentu untuk penulisan3.

A. Kaitan Rasmul Qur’an dengan Qiroat


Berbicara tentang Rasmul Qur‟an tentu tidak bias di pisahkan dari ilmu Qiroat ,
karna Rasmul Qur‟an adalah metode dari penulisan Al-qur‟an yang berbeda
kaidahnya dengan Rams imla‟ atau penulisan di luar Al-qur‟an. Sedangkan ilmu Al-
qur‟an sendiri adalah ilmu yang membahas tentang pelafalan Al-qur‟an .

Hubungan qiroat dengan Rasm dapat dilihat dari 2 hal : pertama, macam-macam
qiroat ditinjau dari sisi Rasm, dan kedua tata cara becaan terhadap lafadz-lafadz
1) Macam-macam Qiroat dilihat dari sisi Rasm nya adalah sebagai berikut
a) Qiroat yang memiliki sanad yang solih, sesuai denagn Rasm dan sesuai
dengan kaidah Bahasa
b) Qiroat yang sesuai Rasm, tapi tidak diriwayatkan atau di bacakan oleh Qori‟
contoh, Qs- al-isra‟ :106 dalam lafadz ( mim, kaf, tsa‟ ) yang dalam Bahasa

3
Syaikh manna’ Al-Qaththan “Mabahits fii Ulumil Qur’an”Terj.H Aunur Rafiq El-Mazni,Lc.MA(Jakarta
Timur:pustaka Al Kautsar,2005)hal.182-184.

5
arab bias di baca dengan fathah / dhammah ( makts, mukts ) tetapi hanya
satu bacaan yang diriwayatkan yaitu mukts
c) Qiro‟at yang sesuai Rasm ,tidak salah dari aspek Bahasa,serta tidak
dibacakan oleh Qori‟. Bahasa disni tidak hanya dilihat dari segi nahwu dan
shorof,tapi juga dilihat dari konteks siyaq(kesesuaian) dll.
Contoh: Qs.al Baqoroh:2 (dzalika al kitaabu laa raiba fiihi) yang dibaca la
dzaita fiihi, lafal dzaita dan raiba dari sisi rasm sama jika dikosongkan dari
titik.
2) Tata cara bacaan lafadz-lafadz.
Kesesuaian dengan salah satu rasm mushaf bias berbentuk tahqiqi atau
ihtimali, contoh, terdapat dua lafadz qiroat dalam Qs. Ali Imran :133 yakni
lafadz(sari‟i ila maghfirah) yang sesuai dengan mushaf madani dan syami dan
Qiro‟at (wa sari‟I ila maghfirah) yang sesuai dengan rasm mushaf makki,kuffi
dan bashri4.

Dengan demikian hubungan rasmul Qur‟an dengan qiraat sangat erat,


karena semakin lengkap petunjuk yang dapat ditangkap maka semakin sedikit
pula kesulitan untuk mengungkap pengertia yang terkandung dalam Al-
Qur‟an5
B. Urgensi dan manfaat mempelajari Rasmul Qur’an

Penulisan Al-Qur‟an dengan mengikuti atau berpedoman kepada Rasm Utsmani yang
dilakukan pada masa khalifah Utsman sangat penting dan bermanfa‟at bagi umat
islam antara lain :
1) Memelihara dan melestarikan penulisan Al-Qur‟an sesuai dengan pola
penulisan Al-Quran pada awal penulisan dan pembukuannya.
2) Memberi kemungkinan pada lafadz yang sama untuk dibaca dengan
versi qiro‟at yang berbeda. Contoh: dalam Qs Al- Baqoroh:9 (wa maa
yakhda‟uuna) dalam ayat diatas, bias dibaca menurut versi qiroat lain.

4
Abdul jalil”pengantar ilmu Qiroat:hubungan Qiroat dengan rasm mushaf Al-Qur’an”
https://www.al munawwir.com/pengantar-ilmu-qiraat-6-hubungan-qiraat-dengan-rasm-mushaf-alquran/.(07
september 2023)
5
alwanul haq”ilmu rasm Qur’an .kaitan Rasmul Qur’an dengan Qiroat”
https://mdikita.blogspot.com/2017/03/ilmu-rasm-qur’an-4-kaitan-rasmul-quran-htm!?m=1(07 september
2023)

6
3) Kemungkinan dapat menunjukkan makna/maksud tersembunyi dalam
ayat tertentu yang penulisannya menyalahi rasm imla‟i, contoh dalam
Qs Adz-Dzariyat:47 (was sama”a banainaaha biaidin wa inna
lamuusii‟un) menurut sebagian ulama‟ lafadz biaiidin ditulis dengan
huruf ganda yaa,karena memberi isyarat akan kebesaran Allah
SWT,khususnya penciptaan langit dan alam semesta6

2. QIRO’AT AL-QUR’AN

a. Pengertian Qiroat

Qiroat secara etimologi berasal dari kata ‫ القراءت‬yang merupakan bentuk jama‟
dari ‫ القراءة‬yang berarti bacaan, dan bentuk masdar dari ‫ قراء‬yang berarti menghimpun
atau mengumpulkan. Sedangkan cara terminologi, para ulama‟ berbeda pendapat
dalam mendefinisikannya namun intinya sama di antaranya :
a) Abdul Fattah Qadhi
Qiroat yaitu ilmu yang membahas tentang tata cara pengucapan kalimat-
kalimat Al-qur‟an berikut cara palangsanaannya baik yang disepakati maupun
yang terjadi perbedaan dengan menisbatkan setiap wajahnya pada seorang
imam.
b) Al- zarqoni
Qiroat ialah salah satu sisitem atau aturan yang di pakai oleh salah satu
imam Qiroat yang berbeda dengan lainnya dalam hal membaca Al-qur‟an.
c) Ali As-shabuni
Qiroat ialah salah satu cara mengucapkan Al-qur‟an yang di pakai oleh
salah satu imam Qurro‟ dan berbeda dari lainnya, dalam hal membaca Al-
qur‟an, dimana Qiroat ini berdasar sanad yang tidak terputus sampai Rasulullah
saw.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa Qiroat adalah salah satu metode
atau cara membaca Al-qur‟an yang diriwayatkan oleh salah satu imam Qurro‟
yang sanadnya terus bersambung hingga Rasulullah saw 7.

6
Muhammad fajri”makalah Rasm Alqur’an”
https://www.academia.edu.com/29853568/makalah-rasm-Al’Qur’an.(07 September 2023)
7
mawardi Abdullah”ULUMUL QUR’AN”(Yogyakarta.pustaka belajar,2012)hal.104

7
b. Latar belakang terjadinya Qiroatul Qur’an

Latar belakang terjadinya Qiroatul Qur‟an di bagi menjadi 2

a) Latar belakang historis


Qiroat sebenarnya muncul semenjak nabi masih ada walaupun tentu
saja pada saat itu Qiroat bukan merupakan sebuah disimplin ilmu. Dalam
suatu riwayat Umar bin Khattab berbeda pendapat dengan Hisyam bin
Hisyam ketika membaca ayat Al-qur‟an. Menurut Umar, bacaan Hisyam
tidak benar dan bertentangan dengan yang diajarkan nabi, namun Hisyam
menegaskan bahwa bacaannya itu berasal dari nabi setelah itu Hisyam di
ajak oleh Umar melapor pada nabi terkait peristiwa tersebut, nabi
menyuruh Hisyam mengulangi bacaannya tadi kemudian nabi bersabda “
memang begitulah Al-qur‟an di turunkan, sesungguhnya Al-qur‟an ini di
turunkan dalam 7 huruf maka bacalah oleh kalian apa yang kalian anggap
mudah.

Jadi perbedaan Qiroat sudah ada pada masa nabi, dan menimbulkan
perbedaan yang sangat jelas sehingga diperjelas oleh nabi langsung dan
beliau pun juag membenarkannya. Menurut catatan sejarah, timbulnya
perbedaan Qiroat dimulai pada masa tabi‟in, yaitu pada awal 11 H. Tat
kala para Qori‟ sudah tersebar di berbagai plosok. Mereka lebih suka
mengemukakan pendapat Qiroat gurunya dari pada mengikuti imam
lainnya. Sehingga sampai kepada pada imam Qiroat, baik yang 7, 10 dan
yang 14.

b) Latar belakang cara penyampaian


Menurut analisi dari Sayyid Ahmad Kholil, perbedaan Qiroat ini bermula
dari cara seorang guru membacaan Qiroat kepda murid-muridnya.
Beberapa ulama‟ mencoba merangkum bentuk-bentuk perbedaan cara
melafalkan Al-qur‟an itu sebagai berikut:
1. Perbedaan dalam I‟rab atau harakat kalimat tanpa peribahan makna
dan bentuk kalimat.
2. Perbedaan pada I‟rab dan harakat kalimat sehingga merubah
maknanya.

8
3. Perbedaan pada perubahan huruf antara perubahan I‟ran dan bentuk
tulisannya sementara maknanya berubah.
4. Perbedaan pada kalimat dimana bentuk dan maknnya berubah pula.
5. Perbedaan pada mendahulikan dan mengakhirinya.
6. Perbedaan deangn menambah atau mengurangi huruf.8

c. Macam-macan Qiroat

Macam-macan Qiroat itu sebenarnya ada banyak namun ulama‟ membaginya


menjadi 2 kategori
1) Dilihat dari segi kuantitas
a) Qiroat sab’ah ( qiroat 7 )
Adalah qiroat yang disandarkan kepada 7 imam qiroat yakni, Abdullah
bin Katsir Ad-dari, Imam Nafi‟, Imam Abdullah bin Amir, Imam
Hamzah, Imam Ashim, dan Imam Abu Hasan Ali bin Hamzah Al-kisa‟I.
b) Qiroat asyarah ( qiroat 10 )
Yaitu imam qiroat 7 ditambah 3 ahli qiroat yaitu, Yazid bin Al-Qa‟qa‟,
Ya‟kub bin Ishaq, dan Kholaf bin Hisyam
c) Qiroat arba’ah asyarah ( qiroat 14 )
Yaitu qiroat 10 di tambah imam qiroat yang lainnya yakni, Hasan Basri,
Muhammad bin Abdul Rahman, Yahya bin AL-mubarok, dan Abu Al-
farj Muhammad bin Ahmad Asy-syambusi9
2) Dilihat dari segi kualitas
Dari segi kualiats qiroat dibagi menjadi 6
a) Qiroat mutawatir yaitu, qiroat yang dinukil oleh sebagian besar
periwayat yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta dan sanatnya
bersambung hingga Rasulullah
b) Qiroat masyhur yaitu qiroat yang sanadnya shohih tapi tidaj sampai
derajat mutawatir, sesuai dengan kaidah Bahasa arab dan Rams Usmani
serta masyhur di kalangan ahli qiroat. Qiroat ini ternasuk yang dapat di
gunakan.
8
Ainul Yaqin”makalah ulumul Qur’an tentang Qiroatil Qur’an”
https://mushafjournal.com/index.php/mj/article/download/23/31 hal.6-8 (09 September 2023)
9
Ratna Umar”Qiro’at Al- qur’an (makna dan latar belakang timbulnya perbedaan Qiro’at).jurnal Al asas,vol.3
no.2 oktober 2019.hal.37

9
c) Qiroat ahad yaitu qiroat yang sanadnya shohih tetapi menyalai Rams
Usmani, kaidah Bahasa arab dan tidak masyhur. Qiroat ini tidak dapat di
amalkan.
d) Qiroat syadz yaitu qiroat yang tidak shohih sanadnya.
e) Qiroat maudhu‟ yaitu qiroat yang tidak ada asal usulnya. Qiroat ini tidak
bias dipakai.
f) Qiroat mudraj yaitu qiroat yang di tambahkan sebagai penafsiran.

Menurut jumhur ulama‟ qiroat yang boleh dipakai dalam sholat ataupun
diluar sholat adalah qiroat mutawatir sedangkan qiroat masyhur dan lainnya
tidak boleh dibaca didalam sholat maupun di luar sholat 10

d. Syarat –syarat diterimanya Qiro’at

Sebagaimana telah di jelaskan pasa pembahasan di atas bahwa zaman penulisan


Qiroat jauh setelah Rasulullah wafat,sementara ilmu Qiroat telah diajarkan sejak
zaman Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah wafat para shahabat berperan dalam
menyebarluaskan ilmu Qiroat ini,begitu juga Tabi‟in dan ulama Qiroat sesydah
mereka.

Berhubung karena penerimaan seorang shahabat tentang Qiro‟at berbeda dengan


shahabat lain, begitu juga dengan Tabi‟in satu dengan Tabi‟in lain, maka Qiro‟at yang
berkembang dalam masyarkat berbeda –beda dan bermacam-macam. Oleh karena itu
para Ulama‟ berusaha menetapkan beberapa syarat untuk mengetahui Qiro‟at mana
yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat.

Syarat-syarat Qiro‟at yang dapat diterima adalah sebagai berikut:

1) Sesuai dengan salah satu bentuk Bahasa arab.


2) Sesuai dengan salah satu Rasm Utsmani sekalipun secara ihtimal
(kemungkinan).
3) Sanadnya bersambung dan mutawatir,yakni Qiro‟at itu diriwayatkan oleh
banyak orang mulai dari awal sanad sampai akhir bersambung pada

10
Mawardi Abdullah “ULUMUL QUR’AN “(yogyakarta,pustaka pelajar,2012) hal.106-107.

10
Rasulullah SAW,sehingga dengan jumlah yang banyak tidak mungkin
mereka berdusta11.
e. Metode-metode penyampaian Qiro’at Al-qur’an

Menurut Dr.Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam bukunya yang berjudul


Zubdah Al-Itqon fii ulumil Qur‟an mengatakan,bahwa dikalangan ahli hadits ada
beberapa periwayatan atau penyampaian Qiro‟at diantaranya:
1) Mendengar lansung dari gurunya (Al –Sima‟).
2) Membackan teks atau hafalan didepan gurunya (al-Qiro‟ah „ala al-Syaikh).
3) Melalui ijazah dari guru kepada muridnya.
4) Guru memberikan sebuah naskah asli kepada muridnya atau Salinan yang
dikoreksinya untuk diriwayatkan.
5) Guru menuliskan sesuatu untuk diberukan kepada muridnya.
6) Waiat dari guru kepada murid-muridnya.
7) Pemberitahuan tenatng Qiro‟at tertentu.
8) Hasil temuan (al-Wijadah).12
f. Urgensi mempelajari Qiro’at Al-Qur’an dan pengaruhnya dalam istinbath hukum

Urgensi atau pentingnya memepelajari ilmu Qiro‟at antara lain:


1) Menguatkan ketentuan hukum yang telah disepakati ulama‟.
2) Menarjih hukum yang yang diperselisihkan ulama‟.
3) Menggabungkan 2 ketentuan hukun yang berbeda.
4) Menunujukkan 2 ketetentuan hukum yang berbeda13

Sedangkan untuk pengaruh dari ilmu Qiro‟at dalam istinbath hukum adalah
perbedaan Qiro‟at juga menimbulkan perbedaan hukum yang dibagi menjadi
2,yaitu perbedaan secara khusus dan perbedaan secara umum. Perbedaan umum
tidak akan mempengaruhi arti maupun penafsiran,karena perbedaan ini hanyalah
merupakan perbedaan lahjah dalam mengucapkan lafadz-lafadz

11
Syekh,Dr.H. Muhammad Roihan Nasution,MA “QIRO’AT SAB’AH;Khazanah Bacaan Al-Qur’an Teori dan
Praktik”(medan,perdana publishing,2019)hal.9-10
12
Galih”makalah studi qur’an;Qiro’at qur’an”
https://pai1dstainsas.blogspot.com/2017/07/makalah-studi-alquran-qiraat-quran.html (09 September 2023)
13
Ainul Yaqin”makalah ulumul Qur’an tentang Qiroatil Qur’an”
https://mushafjournal.com/index.php/mj/article/download/23/31 hal.6-8 (09 September 2023)

11
tertentu,sebagaimana Qiroat qur‟an yang membaca shilah pada setiap mim jama‟
pada setiap mim jama‟,yaitu ‫ منكم‬,‫ عليهم‬menjadi ‫ منكمو‬dan ‫ عليهمو‬dan lain
sebagainya.

Sedangkan perbedaan secara khusus dapat mempengaruhi arti dan penafsiran,


sebagaimana contoh Qs Al-Baqoroh ayat 222. Pada kalimat ‫ حتى يطهرن‬Imam
Hamzah dan al-Kisa‟I dengan tasydid menjadi ‫ يطهرن‬maka lafadz ini mempunyai
arti ‫ بغسله‬yaitu suci setelah mandi. Sedangkan imam lain membacanya dengan
takhfif ,yaitu ‫ يطهرن‬yang berarti suci (setelah keluar darah haid walaupun belum
mandi.

Perbedaan pada ayat diatas menimbulkan perbedaan hukum yang dikandung


nya.pada bacaan yang pertama yakni yang ditasydid menurut imam Abu Hanifah
adalah larangan kepada suami untuk berhubungan intim sampai istrinya
suci,artinya berhenti dari haid. Dengan demikian,suami diperbolehkan
berhubungan intim dengan istrinya karena telah berhenti haid,walaupu belum
mandi.

Bacaan kedua yakni bacaan takhfif memiliki arti bahwa sisuami harm
hukumnya berhubungan intim dengan istrinya dalam keadaan haid sampai
berhenti haid nya dan mandi. Pandangan ini di pegang oleh Imam Malik,Imam
Syafi‟I dan Imam Ahmad.
Perbedaan yang ditimbulkan terhadap perbedaan istinbath hukum dinsini hanya
perbedaan wajib mandi setelah haid dan boleh saja sebelum mandi jika sudah
berhenti haid. Dengan demikian, mencermati perbedaan pandangan ulama‟
memberi kesan kedua pandangan yang berbeda itu dapat dikompromikan yakni
bahwa suami haram menggauli istrinya yang sedang haid sampai berhenti
haidnya.14

14
halimah.b.”perbedaan qiroat dan pengaruhnya dalam istinbath hukum”jurnal arrisalah vol19.thn.2019
hal.103-104.

12
BAB III

KESIMPULAN

Dari defisini di atas dapat di simpulkan bahwa Rasmul Qur‟an adalah pola
penulisan Alqur‟an yang di gunakan oleh ustman bin affan dan para sahabat saat penulisan
Alqur‟an atau biasa disebut dengan Rasm Ustmani.

Berbicara tentang Rasmul Qur‟an tentu tidak bias di pisahkan dari ilmu Qiroat , karna
Rasmul Qur‟an adalah metode dari penulisan Al-qur‟an yang berbeda kaidahnya dengan
Rams imla‟ atau penulisan di luar Al-qur‟an.

Dengan demikian hubungan rasmul Qur‟an dengan qiraat sangat erat, karena semakin
lengkap petunjuk yang dapat ditangkap maka semakin sedikit pula kesulitan untuk
mengungkap pengertia yang terkandung dalam Al-Qur‟an e. Urgensi dan manfaat
mempelajari Rasmul Qur‟an

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa Qiroat adalah salah satu metode atau cara membaca
Al-qur‟an yang diriwayatkan oleh salah satu imam Qurro‟ yang sanadnya terus bersambung
hingga Rasulullah saw .

Sedangkan untuk pengaruh dari ilmu Qiro‟at dalam istinbath hukum adalah perbedaan
Qiro‟at juga menimbulkan perbedaan hukum yang dibagi menjadi 2,yaitu perbedaan secara
khusus dan perbedaan secara umum.

Perbedaan umum tidak akan mempengaruhi arti maupun penafsiran,karena perbedaan ini
hanyalah merupakan perbedaan lahjah dalam mengucapkan lafadz-lafadz
tertentu,sebagaimana Qiroat qur‟an yang membaca shilah pada setiap mim jama‟ pada
setiap mim jama‟,yaitu ‫ منكم‬,‫ عليهم‬menjadi ‫ منكمو‬dan ‫ عليهمو‬dan lain sebagainya.

Perbedaan pada ayat diatas menimbulkan perbedaan hukum yang dikandung nya.pada
bacaan yang pertama yakni yang ditasydid menurut imam Abu Hanifah adalah larangan
kepada suami untuk berhubungan intim sampai istrinya suci,artinya berhenti dari haid

13
DAFTAR PUSTAKA

ABDULLAH, MAWARDI. 2019 “ Ulumul Qur‟an “. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

AL-QATHTHAN,MANNA‟.2005. “ Pengantar studi ilmu Al-qur‟an “ terjemahan H.


AUNUR ROFIQ. Jakarta Timur : Puataka Al-kautsar.

ARIFIN,Z.2020 “mengenal Rasm Ustmani ( sejarah, kaidah, dan hukum panulisan


Al-qur‟an dengan Rasm ustmani ) “. Jurnal suhuf. Vol. 5.

B, HALIMAH. 2019. “ Perbedaan Qiroat dan pengaruhnya dalam istinbath hukum “.


Jurnal Arrisalah vol. 19.

FAJR, HUHAMMAD. “ Makalah Rasm Al-qur‟an “. Diakses pada tanggal 07


September 2023 melalui h<ps://www.academi.edu.com/29853568/makalah-rasm-
alqur‟an.

GALIH. 2017. “ Makalah studi Qur‟an: Qiroat sab‟ah”. Bangka Belitung: STAIN
Syaikh Abdurrahman Siddik.

HAQ, ALWANUL. 2017. “ Ilmu Rasm Qur‟an: kaitan rasmul qur‟an dengan qiroat”.
Diakses pada tanggal 07 September 2023 melalui h<ps://blogspot.com/2017/03/ilmu-
rasm-qur‟an-4-kaitan-rasmul-qur‟an-htm!?m=1

JALIL, ABDULLAH. 2019 “ Pengantar ilmu qiroat: hubungan qiroat dengan Rasm
mushaf Al-qur‟an”. Diakses pada tanggal 07 September 2023 melalui
h<ps://almunawwir.com/pengantar-ilmu-qiraat-6-hubungan-qiraat-dengan-rasm-
mushaf-alqur‟an/

MULAZIMAH, ELSA. 2020._” Telaah Rasm Utsmani dalan manuskrip mushaf Al-
qur‟an koleksi Jamal nasuhi. Surabaya: UIN Sunan Ampel press.

NASUTION, M ROIHAN. 2019._” Qiroat sab‟ah; khazanah bacaan Al-qur‟an, teori,


dan praktik. Medan: perdana publishing.

14
UMAR, RATNA.2019. “ Qiroat Al-qur‟an ( makna dan latar belakang timbulnya
perbedaan qiroat ). Jurnal Al Asas vol. 03.

USUP, DJAMILAH. 2017.” Ilmu Rasm Al-qur‟an “. Media Neli vol. 05.

YAQIN, AINUL.2020.” Makalah ulumul Qur‟an tentang qiroatil Qur‟an “. Banten.


UIN Sultan Hasanuddin.

15

Anda mungkin juga menyukai