Anda di halaman 1dari 5

Materi dan Simulasi Adab Keseharian

1. Adab Masuk dan Keluar Kamar Mandi


Berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari telah diatur ketentuannya dalam
agama Islam. Termasuk tentang bagaimana tata cara dan adab untuk ke kamar mandi.
Sebagian orang mungkin menganggap bahwa hal ini tidaklah terlalu penting dan sepele.
Namun ternyata, kaum muslim harus memperhatikan beberapa hal saat akan menuju ke
kamar mandi.
Salah satunya adalah dengan membaca doa masuk kamar mandi. Ternyata hal
ini telah diatur dan memiliki dampak serta aturannya tersendiri. Hal ini karena sejatinya
semua tindakan yang kita lakukan sehari-hari harus diiringi dan diakhiri dengan niat
dan doa kepada Allah SWT.
Tujuannya adalah agar segala yang kita laksanakan mendapat kemudahan-
kemudahan dan kelancaran dalam prosesnya atas izin yang Maha Kuasa. Berikut ini
adalah bacaan doa masuk kamar mandi dan artinya yang perlu diketahui, beserta adab-
adab yang harus diperhatikan berkenaan dengan hal tersebut sebagai umat muslim.
Doa Masuk Kamar Mandi
َّ‫ث‬ َِّ ُ‫ن ال ُخب‬
ِ ِ‫ث َوال َخ َبآئ‬ ََّ ‫اَللّٰ ُهمَّ اِنِيَّ اَعُوذُ ِب‬
ََّ ِ‫ك م‬
Alloohumma Innii a'uudzubika minal khubutsi wal khobaaitsi
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari syaitan besar laki-laki dan
perempuan."
Saat memasuki kamar mandi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
dijalankan. doa masuk kamar mandi dibacakan saat hendak atau sebelum memasuki
kamar mandi.
Bacaan Doa Keluar Kamar Mandi
‫ِى‬ َ ‫عنِى االَذَى َو‬
َّ ‫عافَان‬ ََّ ‫َك ال َحم َّدَُِّللَِّ الذِىَّ اَذه‬
َ ‫َب‬ ُ
ََّ ‫غف َران‬
Ghufraanaka. Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annil adzaa wa’aafaanii.
Artinya: "Dengan mengharap ampunanMu, segala puji milik Allah yang telah
menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."
Adab Saat Berkunjung ke Kamar Mandi
Terdapat 7 adab ke kamar mandi yang perlu diketahui beserta dalil-dalil yang
mendasarinya:

1. Membaca Doa Sebelum Masuk


Dari Imam al-Tirmidzi dari Sayyidina Ali, dia berkata bahwa Nabi bersabda;
َِّ‫ل بِس َِّم َللا‬ ََّ ‫ن يَقُو‬ َّ َ ‫ل أ َ َح َّدُهُ َُّم ال َخالَ ََّء أ‬
ََّ ‫ت بَنِى آدَ ََّم إِذَا دَ َخ‬ َِّ ‫عو َرا‬
َ ‫ن َو‬ َِّ ‫ن أَعي‬
َِّ ‫ُن ال ِج‬ ََّ ‫ست َُّر َما بَي‬
َ
Artinya:َّ“Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah
seorang di antara mereka memasuki kamar mandi, lalu dia mengucapkan
“bismillah”.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,
َِّ ُ‫ن ال ُخب‬
َِّ ِ‫ث َوال َخبَائ‬
‫ث‬ ََّ ِ‫ك م‬ ََّ ‫ى أَعُو َّذُ ِب‬ َّ ِ‫ل «الل ُهمَّ ِإن‬ ََّ ‫َان الن ِبىَّ – صلى هللا عليه وسلم – ِإذَا دَ َخ‬
ََّ ‫ل ال َخالَ ََّء قَا‬ ََّ ‫» ك‬
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau
ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan”. (HR. Bukhari no.
142 dan Muslim no. 375).
2. Selalu Dahulukan Kaki Kiri
Saat akan memasuki kamar mandi, dianjurkan bagi umat muslim untuk
mendahulukan kaki kiri. Dijelaskan alasannya bahwa karena kamar mandi adalah
tempat yang kotor, manusia masuk dalam keadaan kotor, sehingga karena kaki kiri
melambangkan kekotoran tersebut maka sebaiknya ia didahulukan. Saat keluar, barulah
Anda mendahulukan kaki kanan.
‫ور َِّه َوفِى شَأنِ َِّه ُك ِل َِّه‬ ِ ‫ط ُه‬ ُ ‫ن فِى تَنَع ِل َِّه َوت ََرج ِل َِّه َو‬ َُّ ‫َان النبِىَّ – صلى هللا عليه وسلم – يُع ِجبُ َّهُ التيَم‬ ََّ ‫ك‬
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan
ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara
(yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268).
3. Jangan Berlama-Lama
Salah satu hal yang seringkali tak disadari dan dilakukan oleh banyak umat
muslim adalah, berlama-lama di dalam kamar mandi. Dala Islam, kamar mandi sering
diasosiasikan sebagai tempat syaitan. Sehingga sebaiknya Anda menyelesaikan
kepentingan di dalam kamar mandi dengan segera.
Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya toilet ini dihadiri setan. (HR. Ahmad 19807, Abu Daud 6,
dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
4. Jangan Menghadap atau Membelakangi Arah Kiblat
Susunan toilet atau jamban sebaiknya diletakkan dengan posisi yang
berlawanan arah dengan arah kiblat.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« ‫وب فَقَدِمنَا الشأ ََّم‬ ََّ ‫ل أَبُو أَي‬ ََّ ‫ »قَا‬. ‫ َولَكِنَّ ش َِرقُوا أَوَّ غ َِربُوا‬، ‫ط فَالََّ ت َست َق ِبلُوا القِبلَةََّ َوالََّ ت َستَد ِب ُروهَا‬ ََّ ِ‫ِإذَا أَتَيت ُ َُّم الغَائ‬
َّ‫ِر َللاََّ تَعَالَى‬ َُّ ‫ف َونَستَغف‬ َُّ ‫ فَنَن َح ِر‬، ‫ل القِبلَ َِّة‬ ََّ ِ‫فَ َو َجدنَا َم َراح‬
ََّ ََّ‫يض بُنِيَتَّ قِب‬
Artinya: “Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat
dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub
mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami
dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan
kami memohon ampun pada AllahTa’ala.” (HR. Bukhari no. 394 dan Muslim no.
264).
5. Tidak Melakukan Istinja dengan Tangan Kanan
Telah dianjurkan dalam agama Islam agar seluruh umatnya melakukan istinja
dengan tangan kiri. Tangan kanan adalah tangan yang dianjurkan digunakan untuk
makan, menulis, dan kegiatan-kegiatan dasar lainnya.
Dari Abu Qotadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َّ‫الَ يَت َ َمسحَّ بِيَمِ ينِ ِه‬ َّ ‫ َو‬، ‫الَ يَ َمسَّ ذَك ََر َّهُ بِيَمِ ينِ َِّه‬َّ َ‫ َوإِذَا أَتَى ال َخالَ ََّء ف‬، ‫َاء‬ َِّ ‫اإلن‬ِ ‫الَ يَتَنَفسَّ فِى‬َّ َ‫ب أ َ َحدُ ُكمَّ ف‬ ََّ ‫إِذَا ش َِر‬
Artinya:َّ“Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam
bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan
kanannya. Janganlah pula ia beristinja’ dengan tangan kanannya.”َّ(HR.َّBukhariَّno.َّ
153 dan Muslim no. 267).
6. Tidak Bersuara
Saat berada di dalam kamar mandi, sebaiknya Anda tidak bersuara terlebih lagi
menyanyi. Bahkan dianjurkan untuk tidak menjawab salam saat Anda masih atau
sedang berada di dalam kamar mandi.
DariَّIbnuَّ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:
َ
‫علي َِّه‬ َ ‫سل ََّم فَلَمَّ يَ ُر َّد‬ َ َ‫ل ف‬
َُّ ‫ يَبُو‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- َِّ‫ل َللا‬ َُّ ‫سو‬ َّ ‫أَنَّ َر ُج‬.
ُ ‫الا َمرَّ َو َر‬
Artinya:َّ“Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau
tidak membalasnya.”َّ(HR.َّMuslimَّno.َّ370).
7. Membaca Doa Saat Keluar
Sama halnya saat Anda membaca doa masuk kamar mandi, saat keluar pun
Anda dianjurkan untuk membaca doa.
Dariَّ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:
ُ « ‫ل‬
ََّ ‫غف َران‬
‫َك‬ ََّ ‫ِط قَا‬
َِّ ‫ن الغَائ‬
ََّ ِ‫ج م‬ ََّ ‫ ك‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- َّ‫» أَنَّ الن ِبى‬.
ََّ ‫َان ِإذَا خ ََر‬
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar
mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-
Mu).” (HR. Abu Daud no. 30, At Tirmidzi no. 7, Ibnu Majah no. 300, Ad Darimi no.
680).

2. Adab Mandi dan Toilet Training


Adab Mandi
Dalam Islam, apabila seseorang hendak mandi atau tandas (mandi di sungai), maka
ada beberapa adab yang wajib diperhatikan di antaranya sebagai berikut:
1. Masuk dengan memakai tutup kepala dan alas kaki serta mendahulukan kaki kiri
dengan membaca :
َّ‫ـاءث‬
ِ ‫خ َب‬ ِ ُ‫ن ال ُخب‬
ََّ ‫ثَّ َوال‬ ََّ ‫عو َّذُ ِب‬
ََّ ‫ك ِم‬ ُ َ ‫ اَلل ُهـمَّ ا ِِنى ا‬.
2. Menanggalkan pakaian sambil membaca do`a dalam hati :

ََّ ‫الا اِلَـ َّهَ اِاله‬


‫ُـو‬ َّ ‫هللا‬
َِّ ‫ـم‬
َِّ ‫بس‬
َِّ .
3. Memakai basahan sebab dimanapun kita berada tidak lepas dari pandangan dan
pengetahuan Allah swt..
Toilet Training
Toilet training adalah usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol
keinginan untuk buang air kecil dan buang air besar dengan benar dan teratur. Proses
ini membutuhkan pendampingan yang intensif terutama orang tua. Kebiasaan yang
salah dalam mengontrol BAK (Buang Air Kecil) dan BAB (Buang Air Besar) akan
berpengaruh terhadap kepribadian anak, yaitu: mengakibatkan anak tidak disiplin,
manja, dan mengalami gangguan psikologis. Toilet training dapat diterapkan pada anak
yang telah berusia 1-3 tahun.
Toilet training di dalam Islam erat kaitannya dengan bab thaharah atau bab
bersuci. Tentunya hal ini tidak lepas dari yang namanya hadats kecil dan hadats besar.
BAK dan BAB termasuk golongan hadats kecil, sehingga wajib bagi kita untuk
membersihkannya sebelum melakukan ibadah kepada Allah SWT. Sesuai dengan
kaidah fikih;
‫ما ال يتم الواجب إال به فهو واجب‬
Artinya: Apa yang tidak sempurna kecuali dengannya maka hukumnya wajib.
Sehingga membersihkan diri setelah BAK dan BAB hukumnya wajib sebelum
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Beberapa tata cara toilet training menurut ajaran Islam sebagai berikut:
1. Mengajarkan kepada anak untuk BAK dan BAB pada tempat yang tertutup atau jauh
dari pandangan orang dan menghindari tempat yang dilarang. Orang tua hendaknya
membiasakan anaknya untuk BAK dan BAB di tempat yang tidak kelihatan khalayak
ramai atau di tempat tertutup. Selain itu, orang tua juga memberitahukan kepada anak
tempat-tempat yang dilarang seperti tempat berteduh, di saluran air yang biasa
digunakan untuk minum, di tengah keramaian dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk
menanamkan rasa malu pada diri anak. Suatu hari Rasulullah SAW melewati kuburan
danَّbersabdaَّ“dua pemilik kuburan ini sedang diazab dan bukan karena dosa besar.
Orang pertama kalau buang air kecil tidak berhati-hati. Orang kedua adalah namnam
atau tukang adu domba.”
2. Mengajarkan kepada anak untuk tidak membawa barang yang berlafazkan nama Allah
ke dalam toilet. Sikap ini bertujuan untuk melatih anak agar mengagungkan Allah
SWT. Toilet adalah tempat yang kotor, sehingga kita dilarang untuk membawa barang
atau sesuatu yang di dalamnya terdapat nama Allah.
3. Membimbing anak agar membaca doa sebelum masuk dan keluar dari toilet. Sebelum
masuk toilet kita hendaknya mengajarkan anak membaca doa sebagai berikut.
ِ ُ‫اَللّ ُهم اِنِّي أَعُوذُ ِبكَ مِ نَ ال ُخب‬.
‫ث َوال َخبَائث‬
Artinya : “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala
kejahatan dan kotoran”.
Dan ketika keluar toilet hendaknya membaca:
‫عنِّى األَذَاى َوعَا َفانِي‬ َ ‫ِلا الذِي أَذ َه‬
َ ‫ب‬ ِ ّ ِ ‫اَلحَم ُد‬.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoranku dan
membuatku sehat”.
4. Mengajarkan anak untuk masuk toilet menggunakan kaki kiri dan keluar menggunakan
kaki kanan. Hal ini bertujuan untuk membiasakan kepada anak bahwa untuk memasuki
tempat yang baik menggunakan kaki kanan, sedangkan ketika memasuki tempat yang
kotor hendaknya menggunakan kaki kiri terlebih dahulu.
5. Mengajarkan anak untuk melepas atau menaikkan pakaiannya ketika mendekati toilet
atau di dalam toilet. Hal ini bertujuan untuk melindungi aurat anak dari khalayak ramai
dan menumbuhkan rasa malu dalam diri anak.
6. Mengajarkan anak posisi yang baik ketika dalam toilet. Orang tua hendaknya
memberitahukan kepada anak bahwa ketika BAK dan BAB sebaiknya jangan berdiri,
tetapi dengan posisi jongkok.
7. Melarang anak untuk tidak berbicara. Tidak berbicara disini yaitu anak dilarang untuk
berdzikir, membaca Quran, bernyanyi, bersiul, bahkan berbicara dengan orang lain
kecuali dalam keadaan darurat.
8. Mengajarkan dan membimbing anak untuk membersihkan sisa kotoran.
▪ Tidak menyentuh kemaluan dengan tangan kanan
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
َّ َ َ‫َو ِإذَا أَتَى الخ ََال ََّء ف‬
َّ َ ‫ال يَ َمسَّ ذَك ََر َّهُ ِبيَمِ ينِ َِّه َو‬
َّ‫ال يَتَ َمسحَّ ِبيَمِ ينِه‬
“Apabila kalian masuk toilet, janganlah menyentuh kemaluannya dengan tangan
kanannya, dan jangan cebok dengan tangan kanannya.” (HR. Bukhari 194
dan Muslim 393).
▪ Tidak berlebihan dalam menggunakan air atau tissue sekalipun.
9. Tidak berlama-lama di dalam toilet. Orang tua hendaknya mengajarkan kepada anak
agar tidak berlama-lama di dalam toilet, karena toilet adalah tempat yang sangat disukai
syetan, sehingga kita hendaknya bergegas keluar ketika telah selesai.
RasulullahَّSAWَّbersabda:َّ“Sesungguhnya toilet ini dihadiri syetan”َّ(H.R.َّAhmadَّ
dan Abu Dawud).

Anda mungkin juga menyukai