Anda di halaman 1dari 5

KEUTAMAAN WUDHU

Wudhu adalah salah satu amalan dan ibadah yang fadhilahnya sangat luar biasa.keistimewaan ini
hanya Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Diantara fadhilah
wudhu ialah bahwa wudhu bisa mensucikan sang mutawadhdhi’ (orang yang wudhu) dari kesalahan
dan dosa,serta membersihkan anggota tubuh yang dibasuhnya dari kotoran-kotoran yang menempel.

‫ وسلم عليه هللا صلي النبي قال‬:(( ‫مسلم رواه )) أظفاره تحت من تخرج حتي جسده من خطاياه خرجت الوضوء وأحسن توضأ من‬

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:”Barang siapa berwudhu dan membaguskan
wudhunya (menyempurnakan wudhu dengan memperhatikan fardhu dan sunah-sunahnya),maka
keluarlah dosa-dosa dari jasadnya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya”.(HR Muslim).

‫ قال عنه هللا رضي هريرة أبي عن‬: ‫ وسلم عليه هللا صلي هللا رسول قال‬:” ‫اليه نظر خطيئة كل وجهه من خرج وجهه فغسل المؤمن أو المسلم العبد توضأ اذا‬
‫الماء قطر أخر مع أو الماء مع بعينه‬.‫ الماء قطر أخر مع أو الماء مع يداه بطشتها كان خطيئة كل يديه من خرج يديه غسل فإذا‬. ‫كل خرجت رجليه غسل فإذا‬
‫خطيئة‬ ‫مشتها‬ ‫رجاله‬ ‫مع‬ ‫الماء‬ ‫أو‬ ‫مع‬ ‫أخر‬ ‫قطر‬ ‫الماء‬ ‫حتي‬ ‫يخرج‬ ‫نقيا‬ ‫من‬ ‫الذنوب‬ .” (( ‫رواه‬ ‫مسلم‬

Dari Abu Hurairah RA berkata:”Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:”Apabila


seorang muslim atau mukmin berwudhu lalu membasuh mukanya,maka keluarlah (diampunilah)
dosa-dosa wajahnya dimana ia melihat maksiat dengan matanya bersama air atau akhir dari percikan
air,ketika membasuh kedua tangannya,maka diampinilah dosa-dosa tangannya bersama air atau
bersama percikan akhir yang terakhir,ketika ia membasuh kedua kakinya,maka diampunilah dosa-
dosa kakinya bersama air atau bersama percikan air yang terakhir hingga ia benar-benar bersih dari
segala dosa”.(HR Muslim).

Hadits yang substansinya sama dengan hadits diatas juga terdapat dalam shohih Muslim,yaitu hadits
yang juga agak panjang dari sohaby aljalil ‘Amr bib ‘Abasah RA.

Lihatlah bagaimana keistimewaan dan keagungan berwudhu,maka marilah kita senantiasa berwudhu
setiap saat.Bukan hanya saat kita hendak sholat tapi mari kita berusaha untuk selalu mudawamah
dalam keadaan berwudhu.Biasakan kita berwudhu sebelum tidur,mau berangkat kerja dan beraktifitas
atau dalam keadaan santai kita.Pada prinsipnya berusahalah kita untuk sering melakukan wudhu.

Keistimewaan lain yang sangat luar biasa adalah bagi siapa saja yang berwudhu kemudian membaca
syahadat dan doa,maka pintu surga yang delapan akan dibukakan untuknya dan diberikan lisensi oleh
Allah untuk memasuki melalui pintu manapun yang ia kehendaki.Karena kita semua tahu bahwa surga
itu mempunyai delapan pintu dan masing-masing ada kekhususan bagi siapa yang
memasukinya,misalnya kata Rosulullah SAW disurga itu ada pintu yang khusus untuk orang-orang
yang ahli puasa namanya “Baab Arroyyan”,ada lagi Baab Ashshodaqoh,Baab Almusholliin dan
seterusnya.Nah bagi mutawadhdhi’ (orang yang rajin berwudhu) dan selepas wudhu membaca
syahadat dan doa ini,ia diberikan kebebasan untuk memasuki pintu manapun yang dikehendakinya.
Dalam Shohih Muslim hanya terdapat bacaan syahadat saja setelah wudhu dan tanpa doa,sedangkan
Riwayat Imam Attirmidzi ada bacaan doa setelah membaca syahadat.Haditsnya sebagai berikut:

‫قال عبه هللا رضي الخطاب بن عمر عن‬: ‫ وسلم عليه هللا صلي هللا رسول قال‬:” ‫ قال ثم وضوءه فأحسن توضأ من‬: ‫له شريك ال وحده هللا إال إله ال أن أشهد‬
‫ المتطهرين من واجعلني التوابين من اجعلني أللهم ورسوله عبده محمدا وأن‬, ‫ ” شاء أيها من يدخلها نية الثما الجنة أبواب فتحت‬.(( ‫ميذي التر رواه‬

Dari Umar Bin Alkhoththob RA berkata:Bahwa Rasululah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:”
Barang siapa berwudhu lalu membaguskan wudhunya,kemudian setelah itu membaca Asyhadu anlaa
ilaaha illaalloh…..dst (Artinya Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah,satu,tiada sekutu bagi-Nya,dan
saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan-Nya.Ya
Allah jadikanlah aku sebagian dari orang-orang yang bertaubat,dan bagian dari orang-orang yang
mensucikan diri),maka dibukalah pintu surga yang delapan yang dapat ia masuki darimanapun pintu
yang ia kehendaki”.(HR Attirmidzi :55).

Dari utsman ibn affan ra berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Mana-mana hamba yang berwudhu dgn sempurna yakni membasuh smua anggota wudhu tiga kali –
tiga kali dengan baik, Allah SWT mengampunkan baginya dosa-dosa terdahulu dan akan datang
(rawahulbazaru warijaluhu mautsiquuna wa haditsu hasan)

Dari ibn ‘umar ra meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “barangsiapa
berwudhu dgn membasuh sekali saja pada tiap-tiap anggota wudhu, maka dia telah menyempurnakan
perkara yang wajib keatasnya. Barangsiapa yang membasuh dua kali- dua kali pada setiap anggota
wudhunya, dia mendapat bagian pahala ganjarannya. Barangsiapa yang membasuh tiga kali-tiga kali
pada setiap wudhunya, maka ini adalah wudhu’ku dan wudhu’ para ambiya sebelumku (HR musnad
ahmad 2/97)

MADZB SYAFEI : MEMBASUH KEPALA DAN TELINGA DENGAN AIR YANG BARU (BI MAA-IN JADIIDIN

Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

‫الا‬
َ َ‫تُقْبا ُل‬ ُ ‫صال اَة‬
‫ا‬ َ‫ام ْن‬ َ‫أاحْ داثا‬ ‫احتَّى‬ ‫يات ااوضََّأ ا‬

“Tak akan diterima sholatnya orang yang ber-hadats sampai ia berwudhu’” . [HR. Al-Bukhoriy dalam
Shohih-nya (135 & 6954), dan Muslim dalam Shohih-nya (536)]

Wudhu adalah amalan ringan, tapi pengaruhnya ajaib dan luar biasa. Selain menghapuskan dosa
kecil, wudhu’ juga mengangkat derajat dan kedudukan seseorang dalam surga. Rasulullah -Shallallahu
alaihi wa sallam- bersabda,

َ‫ل أ ا َّنَ ه اُري اْرَة ا أ ا ِبي اع ْن‬ ِ َّ ‫صلَّى‬


َ‫َللاَ ارسُو ا‬ ََُّ ‫سلَّ امَ اعلايْ َِه‬
‫َللا ا‬ َ‫َللا يا ْمحُو اما اعلاى أادُلُّ ُك َْم أ ا االَ قاا ا‬
‫ل او ا‬ ‫ل ياا بالاى قاالُوا الد اَّر اجاتَِ بِ َِه اويارْ ف ا ُعَ الْ اخ ا‬
ََُّ ‫طاياا بِ َِه‬ ََِّ َ‫اعلاى الْ ُوضُوءَِ إِ ْسبااغَُ قاا ال‬
َ‫َللا ارسُو ا‬
‫اارَِه‬ ْ
ِ ‫ال امك‬ ْ
ُ ‫اوكاث ارَة‬ ‫ا‬ ْ
‫ال ُخطا‬ ‫ا‬
‫إِلى‬ َ‫اج ِد‬ ْ
ِ ‫ال امسا‬ ‫ا‬
ُ ‫اوانْتِظ‬
َ‫ار‬ َِ‫الص اَّالة‬ ‫باعْ اَد‬ ِ‫الص اَّالَة‬ َ‫فاذا ِل ُك ْم‬ ُ‫ط‬
َ ‫الرباا‬
ِّ ِ

“Maukah kalian aku tunjukkan tentang sesuatu (amalan) yang dengannya Allah menghapuskan dosa-
dosa, dan mengangkat derajat-derajat?” Mereka berkata, “Mau, wahai Rasulullah!!” Beliau bersabda,
“(Amalan itu) adalah menyempurnakan wudhu’ di waktu yang tak menyenangkan, banyaknya langkah
menuju masjid, dan menunggu sholat setelah menunaikan sholat. Itulah pos penjagaan”. [HR. Muslim
(586)]

Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- telah mengabarkan kepada kita bahwa beliau akan mengenali
ummatnya di Padang Mahsyar dengan adanya cahaya pada anggota tubuh mereka, karena pengaruh
wudhu’ mereka ketika di dunia.

َ‫تابْلُ ُغ‬ ُ‫الْحِ لْيا َة‬ َ‫مِ ْن‬ ِ ْ‫الْ ُمؤ‬


َ‫مِن‬ ُ ‫احي‬
َ‫ْث‬ َ‫يابْلُ ُغ‬ َ‫الْ اوضُو ُء‬

“Perhiasan (cahaya) seorang mukmin akan mencapai tempat yang dicapai oleh wudhu’nya”. [Muslim
dalam Ath-Thoharoh, bab: Tablugh Al-Hilyah haits Yablugh Al-Wudhu’ (585)]

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- berkata,

َ‫َللا ارسُو الَ أ ا َّن‬ ََِّ ‫صلَّى‬ ‫َللا ا‬ََُّ َ‫سلَّ اَم اعلايْ ِه‬ ‫ل الْ امقْب اُرَة ا أات اى او ا‬ َ‫اار اعلايْ ُك َْم الس اَّال َُم فاقاا ا‬ َ‫ن اوإِنَّا ُمؤْ مِ نِيناَ قا ْومَ د ا‬ َْ ِ‫َللا شاا اَء إ‬ََُّ ‫أ ا اولا ْسناا قاالُوا إِ ْخ اواناناا ارأايْناا قا َْد أانَّا او ِددْتَُ االحِ قُوناَ بِ ُك َْم‬
َ‫ل ياا ِإ ْخ اواناكا‬ َ‫َللا ارسُو ا‬ َ‫ص احا ِبي أ ا ْنت َُْم قاا ا‬
ََِّ ‫ل‬ ْ ‫ْف فاقاالُوا با ْع َُد ياأْتُوا ل اَْم الَّذِيناَ او ِإ ْخ اوانُناا أ ا‬ َ‫ف اكي ا‬ َْ ‫ن با ْع َُد ياأْتَِ لا َْم ام‬
َُ ‫ن ت ا ْع ِر‬ َْ ِ‫ل ياا أ ُ َّمتِكاَ م‬ ََِّ ‫ل‬
َ‫َللا ارسُو ا‬ َ‫ن لا َْو أ ا ارأايْتاَ فاقاا ا‬
ََّ ‫ُال أ ا‬
َ ً ‫ُغرَ اخيْلَ لا َهُ ارج‬
َ‫ي بايْناَ ُم اح َّجلاة‬ ‫ال بُ ْهمَ ُد ْهمَ اخيْلَ ا‬
َْ ‫ظ ْه ار‬ َ‫ف أ ا ا‬َُ ‫َللا ارسُولاَ ياا بالاى قاالُوا اخيْلا َهُ ياعْ ِر‬ ََِّ ‫ل‬ َ‫ن ُم اح َّجلِيناَ ُغرًّ ا ياأْتُوناَ فاإِنَّ ُه َْم قاا ا‬ َْ ِ‫ط ُه َْم اوأاناا الْ ُوضُوءَِ م‬ُ ‫ض اعلاى فا ار‬ َ ِ ‫ال الْ اح ْو‬ َ‫ان أ ا ا‬
ََّ ‫ن ِر اجالَ لايُذااد‬
َْ ‫اع‬
‫ضي‬
ِ ‫اح ْو‬ ‫اك اما‬ ‫يُذاا َُد‬ ُ ‫الْبا‬
َ‫عِير‬ َ‫الضَّا ُّل‬ ِ ‫أُنااد‬
َ‫ِيه ْم‬ َ‫أ ا اال‬ ََّ‫هالُم‬ َ‫فايُقاا ُل‬ َ‫إِنَّ ُه ْم‬ َ‫قا ْد‬ ‫بادَّلُوا‬ َ‫باعْداكا‬ َ‫فاأاقُو ُل‬ ‫سُحْ قًا‬ ‫س ْحقًا‬
ُ

“Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah mendatangi pekuburan seraya bersabda, “Semoga
keselamatan bagi kalian wahai rumah kaum mukminin. Aku sangat ingin melihat saudara-saudara
kami”. Mereka (para sahabat) berkata, “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda, “Kalian adalah para sahabatku. Sedang saudara kami adalah orang-
orang yang belum datang berikutnya”. Mereka berkata, “Bagaimana anda mengenal orang-orang yang
belum datang berikutnya dari kalangan umatmu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Bagaimana
pandanganmu jika seseorang memiliki seekor kuda yang putih wajah, dan kakinya diantara kuda yang
hitam pekat. Bukankah ia bisa mengenal kudanya”. Mereka berkata, “Betul, wahai Rasulullah”. Beliau
bersabda, “Sesungguhnya mereka (umat beliau) akan datang dalam keadaan putih wajah dan kakinya
karena wudhu’. Sedang aku akan mendahului mereka menuju telaga. Ingatlah, sungguh akan terusir
beberapa orang dari telagaku sebagaimana onta tersesat terusir. Aku memanggil mereka, “Ingat,
kemarilah!!” Lalu dikatakan (kepadaku), “Sesungguhnya mereka melakukan perubahan setelahmu”.
Lalu aku katakan, “Semoga Allah menjauhkan mereka”. [HR. Muslim dalam Ath-Thoharoh, bab:
Istihbab Itholah Al-Ghurroh (583)]

Seorang muslim akan dikenali oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dengan cahaya pada wajah dan
tangannya. Maka hendaknya setiap orang diantara kita menjaga cahaya ini dengan menjaga wudhu,
dan sholat. Abdur Ra’uf Al-Munawiy -rahimahullah- berkata, “Barangsiapa yang lebih banyak sujudnya
atau wudhu’nya di dunia, maka wajahnya nanti akan lebih bercahaya dan lebih berseri dibandingkan
selain dirinya. Maka mereka (kaum mukminin) nanti disana akan bertingkat-tingkat sesuai besarnya
cahaya”. [Lihat Faidhul Qodir (2/232)]
Seorang tak akan meraih pahala sholat, selain ia melakukan wudhu’, lalu mengerjakan sholat. Jadi,
wudhu’ ibaratnya separuh dari iman (yakni, sholat). Ini menunjukkan kepada kita tentang ketinggian
nilai dan manzilah wudhu’ di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-
bersabda,

َ‫ور‬ ُّ ‫اط َُر‬


ُ ‫الط ُه‬ ْ ‫انَ ش‬
ِ ‫اْلي ام‬ ََِّ ِ ُ ‫ل‬
ِ ْ َ‫لِل اوالْ اح ْم ُد‬ َ ‫سبْ احاناَ الْمِ يزا اناَ ت ْام ا‬ ِ َّ ‫لِلَ اوالْ اح ْم َُد‬
ُ ‫َللاَ او‬ َِ ‫ل ُ أ ا َْو ت ْام اَلا‬
ِ َّ ِ ‫ن‬ َ ‫س ام ااواتَِ بايْناَ اما ت ْام ا‬
َّ ‫ض ال‬ َ ِ ْ‫ص ادقا َةُ نُورَ اوالص اَّالَة ُ او ْاْلار‬
َّ ‫صب َُْر بُرْ هاانَ اوال‬
ََّ ‫ضيااءَ اوال‬ ِ
َُ‫او ْالقُرْ آن‬ َ‫ُحجَّة‬ َ‫لاكا‬ ‫أ ا َْو‬ َ‫عالايْكا‬ َ‫ُك ُّل‬ َ ِ َّ‫الن‬
‫اس‬ ‫ياغْدُو‬ َ‫فاباا ِيع‬ ‫نافْ ا‬
ُ‫س َه‬ ‫فا ُمعْتِق ُ اها‬ ‫أ ا َْو‬ ‫ُمو ِبقُ اها‬

“Bersuci (wudhu’) adalah separuh iman. Alhamdulillah akan memenuhi mizan (timbangan).
Subhanallah wal hamdulillah akan memenuhi antara langit dan bumi. Sholat adalah cahaya. Shodaqoh
adalah tanda. Kesabaran adalah sinar. Al-Qur’an adalah hujjah (pembela) bagimu atau hujatan
atasmu. Setiap orang keluar di waktu pagi; maka ada yang menjual dirinya, lalu membebaskannya
atau membinasakannya”. [Muslim dalam Ath-Thoharoh, bab: Fadhl Ath-Thoharoh (533)]

Jalan-jalan surga telah dimudahkan oleh Allah -Azza wa Jalla- bagi orang yang Allah berikan taufiq
dan hidayah. Perhatikan Bilal bin Robah -radhiyallahu anhu-, beliau mendapatkan kabar gembira
bahwa ia termasuk penduduk surga, sebab ia telah berusaha menapaki sebuah jalan diantara jalan-
jalan surga. Dengarkan kisahnya dari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-, ia berkata,

َ‫يَ أ ا َّن‬
َّ ‫صلَّى النَّ ِب‬ َّ ‫سلَّ امَ اعلايْ َِه‬
‫َللاَُ ا‬ ‫ل او ا‬َ‫اللَ قاا ا‬
َ ‫ص االةَِ عِ نْ اَد ِلبِ ا‬
‫ْر ا‬َِ ‫ل ياا الْفاج‬
َُ ‫ل بِأارْ اجى اح ِدِّثْنِي بِ اال‬
َ ‫اْلس اْال َِم فِي عامِ لْت ا َهُ اع ام‬
ِ ْ ‫افَ سامِ عْتَُ فاإِنِِّي‬ َّ ‫عامِ لْتَُ اما قاا الَ الْ اجنَّ ِةَ فِي يا اد‬
َّ ‫يَ بايْناَ ناعْلايْكاَ د‬
ً‫ال‬
َ ‫اع ام‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫ورا أتاطهَّرَْ ل َْم أ ِنِّي عِ نْدِي أرْ اجى‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
ً ‫سا اع َِة فِي ط ُه‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
َ‫ار أ َْو ليْل‬ َ ‫ال نا اه‬ َّ
َ ِ‫صليْتَُ إ‬ َّ ‫ا‬ َ‫ور بِذالِكا‬ ُّ
َِ ‫اما الط ُه‬ ‫ُكت ا‬
َ‫ِب‬ ‫ن لِي‬ َْ ‫ي أ ا‬ ‫أُ ا‬
َ‫ص ِلِّ ا‬

“Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda kepada Bilal ketika sholat Fajar, “Wahai Bilal,
ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau harapkan yang pernah engkau amalkan
dalam Islam, karena sungguh aku telah mendengarkan detak kedua sandalmu di depanku dalam
surga”. Bila berkata, “Aku tidaklah mengamalkan amalan yang paling aku harapkan di sisiku. Cuma
saya tidaklah bersuci di waktu malam atau siang, kecuali aku sholat bersama wudhu’ itu sebagaimana
yang telah ditetapkan bagiku”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Al-Jum’ah, Bab: Fadhl Ath-Thoharoh fil Lail
wan Nahar (1149), dan Muslim (6274)]

Setan senantiasa mengintai dan mengawasi kita. Bahkan ia selalu mencari jalan untuk menjauhkan
kita dari kebaikan yang telah digariskan oleh Allah dan rasul-Nya. Diantara makar setan, ia membuat
buhul pada seorang diantara kita saat kita tidur agar kita berat bangun beribadah. Rasulullah -
Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

‫طانَُ ياعْ ِق َُد‬ َّ ‫اام ه اُوَ إِذاا أ ا اح ِدكُ َْم ارأْ ِسَ قاافِيا َِة اعلاى ال‬
‫شيْ ا‬ َ‫ْل اعلايْكاَ ُعقْداةَ ُك َّلَ ياض ِْربَُ ُعقا َد ثاالاثاَ ن ا‬
َ ‫ط ِويلَ لاي‬ ‫ن فاارْ قُ َْد ا‬ َ‫ار ا ْستايْقا ا‬
َْ ِ‫ظ فاإ‬ َ‫ن ُعقْداةَ انْ احلَّتَْ َّا‬
َ‫َللا فاذاك ا‬ َْ ِ‫ن ُعقْدَاة انْ احلَّتَْ ت ااوضََّأ ا فاإ‬ َْ ِ‫فاإ‬
‫صلى‬ َّ ‫ا‬ َّ
َْ‫انْ احلت‬ ْ
َ‫ُعقداة‬ َ‫صبا ا‬
‫ح‬ ‫ا‬
ْ ‫فاأ‬ ً
‫ناشِيطا‬ َ‫ِّب‬
‫طيِ ا‬ ‫ا‬ ْ
َ‫النَّف ِس‬ َّ
َ ِ‫اوإ‬
‫ال‬ َ‫صبا ا‬
‫ح‬ ْ ‫أ‬ ‫ا‬ َ‫اخ ِبيثا‬ ‫س‬ ْ
َ ِ ‫النَّف‬ َ‫اكس اْالنا‬

“Setan membuat tiga ikatan pada tengkuk seorang diantara kalian jika ia tidur. Setan akan memukul
setiap ikatan itu (seraya membisikkan), “Bagimu malam yang panjang, maka tidurlah”. Jika ia bangun
seraya menyebut Allah (berdzikir), maka terlepaslah sebuah ikatan. Jika ia berwudhu’, maka sebuah
ikatan yang lain terlepas. Jika ia sholat, maka sebuah ikatan akan terlepas lagi. Lantaran itu, ia akan
menjadi bersemangat lagi baik jiwanya. Jika tidak demikian, maka ia akan jelek jiwanya lagi malas”.
[HR. Al-Bukhoriy (1142 & 3269) dan Muslim (1816)]

Anda mungkin juga menyukai