Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah, allah swt masih memberikan berbagai nikmat, yaitu
nikmat iman, nikmat islam, nikmat sehat wal afiat. Sehingga pada siang hari ini, kita dpt
berkumpul di tempat yg in syaa allah mulia ini, dalam rangka menunaikan salah satu kewajiban
kita yakni solat jumah secara berjamaah, mudah2an <> seluruh ibadah yg kita lakukan dari pagi
hari sampai saat ini, semuanya di catat oleh allah swt sebagai bekal kita semua
Sholawat ter iring salam, marilah kita sampaikan kepada junjungan kita, penuntun umat
pembawa syafaat, yaitu baginda nabi besar Muhammad saw, karna beliau lah, sampai saat ini
kita bisa mengenal ajaran islam yg sempurna, mudah2an kita semua yg ada dsini senantiasa
mendapatkan syafaatnya di yaumil kiyamah
Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dalam bentuk terbaik. Ia diciptakan dengan
bentuk fisik yang indah, juga diberi perangkat lunak yang sempurna, seperti akal pikiran, rasa,
dan karsa (kehendak). Manusia berbeda dari makhluk Allah lainnya. Malaikat diciptakan hanya
memiliki akal tanpa diberi syahwat dan nafsu. Hewan dibekali syahwat sehingga hidupnya hanya
mengikuti keinginan kebutuhan badannya; makan, minum, berhubungan badan dan segala
keinginan yang bersifat jasmaniah. Sementara setan diciptakan hanya dengan bekal nafsu
sehingga sepanjang hidupnya selalu ingkar akan nikmat Allah. Manusia, sebagaimana disebutkan
dalam surat At-Tiin ayat 4 diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya:
Manusia diciptakan dengan segala sesuatu yang dikaruniakan kepada malaikat, hewan dan setan,
yakni berupa akal pikiran, syahwat, dan hawa nafsu. Oleh karena itu, kehidupan umat manusia
lebih dinamis, karena manusia berjuang dalam tarikan antara ketiganya. Manusia bisa menjadi
seperti malaikat hanya tunduk patuh pada Allah, bisa seperti hewan hanya mementingkan
keinginan jasmaninya, ataupun bisa seperti setan hanya mengumbar hawa nafsunya. Sebagai
makhluk ciptaan dalam bentuk terbaik, manusia dikaruniai empat hal sebagai permata dirinya.
Empat permata ini disebutkan Rasulullah dalam hadistnya, sebagaimana dikutip dalam Ihya’
Ulumiddin.
َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا صلى هللا عليه وسلم َأْر َبَع ُة َج َو ِهَر ِفْي ِج ْس ِم َبِنْي َاَد َم ُيَز ُلَها َاْر َبَع ُة َأْش َياَء َاَّم ا اْلَج َو اِهُر َفاْلَع ْقُل
َو الِّدْيُن َو اْلَحَياُء َو اْلَع َم ُل اْلَّصاِلُح
Rasulullah SAW bersabda, “Ada empat permata dalam tubuh manusia yang dapat hilang karena
empat hal. Empat permata tersebut adalah akal, agama, sifat malu, dan amal salih”.
Akal adalah alat untuk memahami agama. Agama adalah rambu-rambu atau aturan yang
memberikan arah pada manusia, sifat malu adalah pengendali, dan amal salih adalah buah dari
akal memahami agama dengan pengendali berupa sifat malu tadi. Akal menjadi pemimpin dalam
tubuh manusia untuk memahami mana yang hak dan batil, mana yang patut ataupun tidak, mana
yang harus dikerjakan ataupun ditinggalkan. Ibnu Hajar al-Asyqalani dalam kitabnya Nashaihul
Ibad mendefinisikan akal sebagai
َج ْو َهٌر ُرْو َح اِنٌّي َخ َلَقُه ُهللا َتَع اَلى ُم َتَع َّلًقا ِبَبْد ِن اِال ْنَس اِن ُيْع َر ُف ِبِه اْلَح ُّق َو اْلَباِط ُل
“Permata ruhani ciptaan Allah yang berada dalam jasad manusia untuk mengetahui sesuatu yang
hak dan batil.”
Maasyiral Muslimin rakhimakumull ah, Permata kedua yang dikaruniakan Allah kepada
manusia adalah agama. Agama adalah aturan atau norma yang mengarahkan akal manusia untuk
menerima hal-hal yang baik, layak dan pantas. Agama menjadi pedoman bagaimana manusia
menjalani kehidupannya; bagaimana mengendalikan syahwat dan nafsu. Akal sehat akan
mengarahkan kita dapat menerima agama yang hanif (lurus), yang mampu memberikan
ketenangan lahir batin dan dapat melahirkan sifat pengedali (malu), serta membuahkan amal
salih. Malu merupakan sifat yang dikembangkan oleh agama untuk mengendalikan perilaku
manusia, yang dapat membedakan kita dengan hewan ataupun setan. Oleh karena itu, Ibnu Hajar
al-Asqalani membagi malu menjadi dua, yakni haya’un nafsiyun dan haya’un imaniyun.
Haya’un nafsiyun adalah rasa malu yang diberikan Allah pada setiap manusia, seperti rasa malu
memperlihatkan auratnya dan sejenisnya. Sifat ini tidak diberikan pada hewan. Sementara
haya’un imaniyun adalah
َفاْلَغ َض ُب ُيِز ْيُل اْلَع ْقَل َو اْلَح َس ُد ُيِز ْيُل الِّدْيَن َو الَّطَم ُع ُيِز ْيُل اْلَحَياَء َو اْلِغ ْيَبُة ُيِزْيُل اْلَع َم َل الَّصاِلَح
“Ghadlah (marah-marah) dapat menghilangkan akal, iri dan dengki (hasud) dapat menghilangkan
agama, serakah (thama’) dapat menghilangkan sifat malu, dan ghibah dapat menghilangkan amal
shalih.
Maasyiral Muslimin rakhimakumullah, Semoga kita dapat mengoptimalkan permata yang ada
dalam hidup kita untuk menjadi insan pilihan dan masuk dalam kategori muttaqin (orang yang
memiliki ketakwaan).
إّنُه َتعَاَلى َج ّواٌد َك ِر ْيٌم َم ِلٌك َبٌّر. َو َنَفَعِنْي َو ِإّياُك ْم ِباآلياِت والِّذْك ِر الَحِكْيِم، بَاَر َك ُهللا ِلْي َو لكْم ِفي الُقْر آِن الَعِظ ْيِم
َر ُؤ ْو ٌف َر ِح ْيٌم
Khutbah II
َأْش َهُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل. َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْهِل اْلَو َفا، َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد اْلُم ْص َطَفى،َاْلَحْم ُد ِهلل َو َكَفى
ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي، َفَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن، َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّم ا َبْعُد،ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا، ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي: ِبَتْقَو ى ِهللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن َفَقاَل
َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا،َتْس ِليًم ا
، ِإْبَر اِهْيَم َو َباِر ْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم
، َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَأْلْم َو اِت. ِفْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد
، َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن، اللهم اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّش َداِئَد َو اْلِمَح َن
ِإَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر،ِم ْن َبَلِد َنا َهَذ ا َخاَّص ًة َو ِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة
َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم، إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي،ِعَباَد ِهللا
َفاذُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر. َتَذَّك ُرْو َن