Anda di halaman 1dari 5

Beriman dengan Hati, Lisan, dan Anggota Badan

khotbahjumat.com /4573-beriman-dengan-hati-lisan-dan-anggota-badan.html

Khutbah Pertama:

,

.

Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan menjaganya
dan menunjukinya pada perkara terbaik dalam urusan dunia dan akhiratnya. Takwa kepada Allah adalah
mengerjakan amalan ketaatan berdasarkan apa yang Allah perintahkan dengan berharap pahala dari-Nya. Dan
meninggalkan perbuatan dosa berdasarkan keterangan dari Allah dengan perasaan takut akan adzab-Nya.

Maasyiral mukminin,

Bukan rahasia bagi seorang muslim bahwa iman itu memiliki kedudukan yang tinggi dan derajat yang agung.
Iman merupakan puncak pencapaian, semulia-mulianya tujuan, dan cita-cita yang luhur. Dengan keimanan,
seseorang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ia tidak akan merasakan derita yang abadi.
Dengan keimanan, seseorang mendapat ridha Allah Subhanahu wa Taala. Dia tidak akan murka kepada orang-
orang yang beriman. Dengan keimanan, seseorang mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Di
dalam surga itu terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telingan, dan tidak
mampu logika manusia menghayalkan keindahannya. Dengan keimanan, seseorang akan mendapatk
kenikmatan yang agung. Seorang mukmin akan mendapat nikmat terbesar di surga, yaitu memandang wajah
Allah . Sebagaimana sabda Nabi untuk orang-orang yang beriman:

Kalian akan melihat Rabb kalian, sebagaimana kalian meliha rembulan ini. Kalian tidak merasa kesulitan saat
melihatnya.

Dengan keimanan, seorang hamba terbebas dari neraka dan murka Allah al-Jabbar. Buah keimanan itu tidak
terhitung jumlahnya.

Maasyiral mukminin,

Iman adalah pohon yang penuh berkah. Buah kebaikan yang banyak. Iman memiliki pokok yang kokoh dan
cabang-cabang yang banyak.


( 24 )

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon
yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat. (QS:Ibrahim | Ayat: 24-25).

Ibadallah,

Iman itu tidak ada wujudnya kecuali ditegakkan dengan pokok-pokok dan rukun-rukunnya. Apabila rukunnya
hilang, maka keimanan tidak akan ada. Hal ini sebagaimana firman Allah Taala,

1/5
Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan
ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi. (QS:Al-Maidah | Ayat: 5).

Allah Taala juga menjelaskan rukun-rukun iman yang agung yang menjadi sebab adanya keimanan:

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi (QS:Al-
Baqarah | Ayat: 177).

Allah berfirman,

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya. (QS:An-Nisaa | Ayat: 136).

Dan firman Allah ,

(Mereka mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya, dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa): Ampunilah kami ya Tuhan
kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. (QS:Al-Baqarah | Ayat: 285).

Ibadallah,

Iman itu diwujudkan dalam amalan shaleh dan ketaatan yang mendekatkan diri seseorang kepada Rabbul ardhi
wa as-samawat. Dan amal yang paling agung kedudukannya dalam Islam adalah sebagaimana yang disebutkan
Nabi . Ada amalan yang disebut sebagai bangunan Islam.

:

Islam itu dibangun di atas lima perkara: bersyahat bahwa tidak sesembahan yang benar kecuali Allah dan
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Menegakkan shalat. Menunaikan zakat. Berpuasa di bulan
Ramadhan. Dan haji ke Baitullah.

Ibadallah,

Iman itu meliputi amalan hati, amalan anggota badan, dan ucapan lisan. Nabi bersabda,


Iman itu terdiri dari tujuh puluh sekian cabang. Cabang paling tinggi adalah syahadat laa ilaaha illallaah. Dan
cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Rasa malu juga merupakan
cabang keimanan.

Bentuk keimanan juga adalah mencintai Rasulullah dengan kecintaan yang jujur. Yaitu kecintaan yang
melahirkan sikap mengikuti beliau. Mengambil petunjuk beliau . Beliau bersabda,

Tidak beriman dengan sempurna salah seorang di antara kalian sampai aku menjadi orang yang paling ia cintai.
Lebih dari cinta kepada orang tua, anak, dan seluruh manusia.

2/5
Nabi juga bersabda,

:

Tiga perkara yang membuat seseorang akan mendapatkan manisnya iman yaitu : Allah dan Rasul-Nya lebih
dicintainya dari selain keduanya, dia mencintai saudaranya, tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan
dia benci kembali pada kekufuran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api.

Di antara bentuk keimanan adalah dengan hati. Yaitu orang-orang yang beriman saling mencintai dan berkasih
sayang.

Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu
tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit
juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.

Nabi bersabda,

Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia
cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan.

Di antara wujud keimanan dengan hati adalah seseorang menjaga amanah. Dalam sebuah hadits Rasulullah
bersabda,

Tidak ada iman bagi mereka yang tak memiliki amanah.

Amalan lisan adalah ucapan yang baik yang dilafadzkan oleh lisan. Seperti: membaca Alquran, berdzikir
mengingat Allah , amar makruf nahi mungkar, berdakwah, semua ini disebut keimanan.

Ibadallah,

Keimanan itu, selain berbentuk mengerjakan amal ketaatan yang mendekatkan diri kepada Allah, iman juga
berbentuk meninggalkan yang diharamkan. Seperti: perbuatan-perbuatan yang haram, berdosa, dan
membinasakan. Nabi bersabda,

Tidaklah berzina seorang pezina, ketika berzina ia dalam keadaan beriman, tidaklah seorang pencuri, ketika ia
mencuri dalam beriman, tidaklah seorang peminum khamr, ketika ia meminumnya ia dalam keadaan beriman,
tidaklah seorang yang menjarah suatu jarahan yang berharga yang disaksikan oleh manusia, ketika ia
menjarahnya dalam keadaan beriman.

Ibadallah,

Dan keimanan harus dijaga keistiqomahannya dalam menaati Allah. Dan menjauhkan diri dari hal-hala yang
memalingkan dan menghalangi seseorang dari keimanan. Nabi pernah ditanya oleh Sufyan bin Abdullah ats-
Tsaqafi

. , : . ,

Wahai Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah perkataan yang tidak aku tanyakan kepada orang
selain engkau. Beliau menjawab, Katakanlah, Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.
3/5
Ibadallah,

Siapa yang Allah muliakan dengan keimanan ini kemudian istiqomah di atasnya hingga wafat, maka ia adalah
seorang yang sukses dengan kesuksesan besar. Allah berfirman,

( 30 )

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan
janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang
kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. (QS:Fushshilat | Ayat: 30-31)

.
.

Khutbah Kedua:

Ibadallah,

Ketauhilah bahwa keimanan ini butuh diperhatikan dan dijaga. Dengan perhatian dan penjagaan yang terus-
menerus. Karena keimanan ini pasti berhadapan dengan hal-hal yang merusaknya dan memalingkannya.
Sehingga membuat imannya lemah bahkan hilang dari hatinya. Ada sebuah riwayat dalam al-Mustadrak karya
al-Hakim, Mujam ath-Thabrani, dll, hadits dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiallahu anhuma, Rasulullah
bersabda,

Sesungguhnya iman yang ada dalam hati salah seorang kalian bisa rusak sebagaimana baju bisa rusak, maka
mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman dalam kalbu kalian.

Maksud dari sabda beliau iman yang ada dalam hati salah seorang kalian bisa rusak adalah iman itu bisa
melemah dan rusak. Karena saat hidup, manusia menghadapi ujian dan fitnah yang bermacam-macam.
Manusia menemui hal-hal yang dapat memalingkan mereka dari agama Allah dan mengamalkannya.

Oleh karena itu, hendaknya kita terus membenahi keimanan kita dengan memohon pertolongan Rabb kita. Kita
memohon kepada Allah agar senantiasa memperbarui iman di hati kita. Agar Dia memperindah keimanan kita.
Dalam sebuah doa, Nabi mengucapkan,

Ya Allah hiasilah kami dengan perhiasan iman.

Dan Allah berfirman,



( 7)

Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu
serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang
mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS:Al-Hujuraat | Ayat: 7-8).

4/5

: : ] [:
)) : (( .
.

.

.
, .
.

.
.

.
.

.
:

Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr
Judul asli: Washful Iman wa Bayanu Haqiqatihi
Penerjemah: Tim KhotbahJumat.com

5/5

Anda mungkin juga menyukai