َت ْد ُخلُوا ْال َج َّن َة ِب َساَل ٍم،صلُّ ْوا ِباللَّي ِْل َوال َّناسُ ِن َيا ٌم َ َو، َو صِ لُوا ْاَألرْ َحا َم،الط َعا َم َّ َوَأ ْط ِعمُوا،شوا ال َّساَل َم ُ َأ ُّي َها ال َّناسُ َأ ْف
Artinya: “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambunglah
silaturrahim, dan laksanakanlah shalat di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian
masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah)
Melalui hadis tersebut, Rasulullah Saw mewasiatkan empat hal kepada segenap umat manusia, yang
jika dilaksanakan, niscaya pelakunya akan masuk surga dengan selamat. Adapun keempat wasiat
yang dimaksud adalah:
Pertama, أفشوا السالم afsyussalaam (sebarkan salam). Kata “as-salaam” yang dimaksud mempunyai
dua makna, yaitu bermakna ucapan “as-salaamu’alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh” dan
bermakna “keselamatan”. Ucapan salam disampaikan ketika kita bertemu dengan orang lain,
terutama kepada sesama muslim. Ketika kita diberi ucapan salam, maka adab yang diajarkan Allah
SwT adalah membalas dengan ucapan salam yang lebih baik, atau menjawabnya dengan status
salam yang sama.
Tuntunan ini didasarkan kepada firman Allah SwT dalam firman-Nya berikut:
وِإ َذا ُحيِّي ُت ْم ِب َت ِح َّي ٍة َف َحيُّوا ِبَأحْ َس َن ِم ْن َها َأ ْو ُردُّو َها،
َ …)
Artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. an-Nisa’ [4]:
86)
Sementara itu, makna kedua dari kata “as-salaam” adalah keselamatan. Itu artinya kita diperintah
Rasulullah Saw untuk menyebarkan keselamatan di muka bumi. Jika terkait dengan alam fisik berarti
menjaga lingkungan hidup, baik di darat, laut, maupun udara yang mulai rusak dan tercemar. Jika
terkait dengan alam sosial berarti menciptakan suasana penuh kedamaian di tengah-tengah
masyarakat, tanpa permusuhan, pertikaian atau konflik sosial, apalagi peperangan. Rasulullah Saw
menegaskan:
) (رواه مسلم.شوا ال َّساَل َم َب ْي َن ُك ْم ُ ون ْال َج َّن َة َح َّتى ُتْؤ ِم ُنوا َواَل ُتْؤ ِم ُنوا َح َّتى َت َحابُّوا َأ َواَل َأ ُدلُّ ُك ْم َعلَى َشيْ ٍء ِإ َذا َف َع ْل ُتمُوهُ َت َحا َب ْب ُت ْم َأ ْف
َ ُاَل َت ْد ُخل
Artinya: “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga
kalian saling menyayangi. Maukah kalian kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kalian
mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi, yaitu sebarkanlah salam di antara kalian.”
(HR. Muslim)
Kedua, أطعموا الطعام ath’imuttho’am (berilah makanan). Perintah ini bersifat umum, yakni memberi
makanan kepada siapa saja, terutama kepada kaum fakir-miskin dan anak-anak yatim. Kelak di surga
mereka akan dipanggil Allah SwT dengan sebutan “al-abroor” (orang-orang yang berbuat kebajikan),