Anda di halaman 1dari 6

Digembleng Selama Ramadhan dan Lailatul Qadar agar Jangan

Terpesona pada Dunia


‫ َم ْن‬،‫ِإَّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ْه َو َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‬
‫ َو َأْش َهُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِرْيَك َلُه‬.‫َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْلُه َفَال َهاِدَي َلُه‬
.‫َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬

.‫َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َنِبِّيَنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم اْلِقَياَم ِة‬

. ‫َقاَل َتَع اَلى َيا َأُّيَها الَّناُس ُأْو ِص ْيُك ْم َو ِإَّياَي ِبَتْقَو ى ِهللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬

. ‫َيا َأُّيهَا اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنوا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن‬:‫َقاَل َتَع اَلى‬
‫ َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقْو ا َر َّبُك ُم اَّلِذ ْي َخ َلَقُك ْم ِّم ْن َنْفٍس َو اِح َد ٍة َو َخ َلَق ِم ْنَها َز ْو َج َها َو َبَّث‬:‫َقاَل َتَع اَلى‬
‫ َيا‬.‫ِم ْنُهَم ا ِرَج اًال َك ِثْيًرا َو ِنَس آًء َو اَّتُقوا َهللا اَّلِذ ْي َتَس آَء ُلْو َن ِبِه َو ْاَألْر َح اَم ِإَّن َهللا َك اَن َع َلْيُك ْم َرِقْيًبا‬
‫ ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنْو َبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع‬.‫َأُّيَها اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنوا اَّتُقوا َهللا َو ُقْو ُلْو ا َقْو ًال َسِد ْيًدا‬
.‫َهللا َو َر ُسْو َلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ ْيًم ا‬

‫َأَّم ا َبْعُد ؛‬

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
telah berkenan memberikan berbagai keni’matan bahkan hidayah kepada kita. Sehingga kita masih
diberikan umur panjang, dan masih diberi kesempatan untuk beribadah Kepada Allah SWT.

Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan teruntuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar
taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, dalam kesempatan yang mulia ini akan kami kemukakan tentang
makna penggemblengan selama Ramadhan dan adanya lailatul qadar agar kita jangan sampai terpesona
kepada kehidupan dunia. Tetapi agar mementingkan kehidupan akherat, karena akherat itu lebih baik dan
lebih kekal.

Allah ta’ala memperingatkan:

          
       

Dan janganlah kamu tunjukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-
golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan
karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thohaa [20] : 131)

Untuk menghindari pandangan hidup yang cenderung mengutamakan kehidupan dunia, Ramadhan ini
diberi aneka karunia yang jurusannya adalah akherat, agar manusia ini mementingkan akherat. Dalam
hadits disebutkan, Dibuka pintu Surga, ditutup pintu Neraka, dan diikatlah syetan-syetan, dan ada malam
lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan.

1
-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن َأِبى ُهَر ْيَر َة َقاَل َلَّم ا َحَض َر َر َم َض اُن َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا‬

‫« َقْد َج اَءُك ْم َر َم َض اُن َش ْهٌر ُم َباَر ٌك اْفَتَر َض الَّلُه َع َلْي ُك ْم ِص َياَم ُه ُتْفَتُح ِفيِه َأْب َو اُب اْلَج َّنِة َو ُتْغ َلُق‬
‫ِفيِه َأْب َو اُب اْلَج ِح يِم َو ُتَغ ُّل ِفيِه الَّش َياِط يُن ِفيِه َلْي َلُة اْلَقْد ِر َخ ْي ٌر ِم ْن َأْلِف َش ْهٍر َم ْن ُح ِر َم َخ ْي َر َها‬
.» ‫َفَقْد ُح ِر َم‬

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para
sahabatnya dengan bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah
mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka
ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu
bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya (malam lailatul qadar itu) maka dia tidak
memperoleh apa-apa’ (tercegah dari mendapatkan kebaikan yang banyak).” (HR. Ahmad dan An-
Nasa’I dishahihkan Al-Albani).

Saudaraku —semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya—
engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka
bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah
dan menjauhi wanita, perintahkan kepada isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan
ketaatan.

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha.

‫ِم‬
‫ َو َأْي َقَظ َأْه َلُه‬، ‫ َو َأْح َيا َلْي َلُه‬، ‫ ِإَذ ا َدَخ َل اْلَع ْش ُر َش َّد ْئ َز َر ُه‬- ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫َك اَن الَّنِبُّى‬
Artinya: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir
bulan Ramadhan), beliau mengencanngkan kainnya menghidupkan malamnya dan membangunkan
keluarganya.” (HR. Bukhari 4/233 dan Muslim 1174)

Juga dari Aisyah, (dia berkata) :

‫ َيْج َتِه ُد ِفى اْلَع ْش ِر‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫َقاَلْت َع اِئَش ُة رضى اهلل عنها َك اَن َر ُس وُل الَّلِه‬
.‫اَألَو اِخ ِر َم ا َال َيْج َتِه ُد ِف ى َغْي ِر ِه‬
Artinya: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila
telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam
lainnya.” (HR. Muslim 1174)

Di balik itu semua, sebenarnya Ramadhan dan lailatul qadar yang berisi khabar-khabar gembira itu
adalah bagai madrasah yang mendidik Ummat Islam agar menapaki jurusan akherat dan tidak terlena
pada tipuan dunia. Adanya khabar gembira tentang pintu-pintu Surga dibuka, pintu Neraka ditutup,
syetan-syetan di belenggu, dan ada satu malam Ramadhan yang lebih baik daripada 1.000 bulan; itu
semua adalah jurusan akherat. Agar Ummat Islam ini takut siksa adzab Neraka, dan mengharap
Surganya Allah Ta’ala. Tidak terlena pada mengutamakan kehidupan dunia.

Allah telah memperingatkan agar Ummat Islam tidak tergiur oleh enaknya orang-orang kafir dalam
menikmati dunia:

          
       

2
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-
golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan
karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thoha [20] : 131)

Bahkan setiap Jum’at Ummat Islam diingatkan agar tidak mementingkan jurusan dunia belaka, sehingga
Imam Shalat Jum’at disunnahkan membaca Surat Al-A’la dan Al-Ghasyiyah. Agar dalam menjalani
hidup ini bukan hanya untuk mengejar makanan, memenuhi syahwat, dan meningkatkan gengsi.
Kehidupan akherat itu lebih baik dan kekal. Alloh swt telah memperingatkan dengan tegas:

        

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih
baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’la [87] : 16-17)

Peringatan dari Alloh SWT ini disunnahkan untuk dibaca oleh imam shalat Jum’at, maka setiap Jum’at
senantiasa kita dengar imam membaca surat Al-A’la ini. Karena memang ada haditsnya:

‫ِف ِع‬ ‫ِب‬ ‫ِب ِش‬


‫ َقَر َأ ى اْل يَدْي ِن ب (َس ِّبِح اْس َم َر ِّبَك اَألْع َلى) َو‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫َعْن ُنْع َم ان ن َب يٍر َأَّن الَّن َّى‬
.‫(َه ْل َأَتاَك َح ِد يُث اْلَغ اِش َيِة ) َو ِإ ْن َو اَفَق َيْو َم اْلُج ُم َع ِة َقَر َأُهَم ا َج ِم يعًا‬

Dari Nu’man bin Basyir bahwa Nabi saw dalam shalat dua ‘Ied (hari raya) membaca (‫)َسِّبِح اْس َم َر ِّبَك اَأل ْع َلى‬
) ‫ َو (َهْل َأ َتاَك َحِديُث اْل َغاِشَيِة‬sabbihisma rabbikal a’la dan hal ataaka hadiitsul ghoosyiyah. Dan jika
bertepatan dengan hari Jum’at maka beliau membaca kedua-duanya semua. (HR. Ahmad)

Jama’ah jum’ah rahimakumullah. Khabar-khabar gembira Ramadhan dan praktek Nabi saw itu adalah
menjuruskan ke akherat. Agar pandangan ummat ini bahwa kesuksesan yang sejati itu adalah kesuksesan
akherat. Bukan dunia. Karena ukuran kesuksesan tampaknya justru manusia ini mengikuti Qarun atau
bahkan Fir’aun.

Sukses menurut masyarakat, tidak jauh dari seputar tentang banyaknya harta, punya jabatan, anak-
anaknya bertitel, menantunya juga kaya dan bertitel, punya jabatan dan sebagainya. Semuanya serba
bendawi.

Itu mirip dengan sukses menurut Qorun dan orang-orang yang sependapat dengannya:

          
          

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang
menghendaki kehidupan dunia, “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan
kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. (QS. Al-Qashash
[28] : 79)

Pandangan Qorun dan sebangsanya itu sangat tercela:

80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Alloh
adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu,
kecuali oleh orang- orang yang sabar”. 81. Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam
bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Alloh. dan tiadalah
ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (QS. Al-Qashash [28] : 80, 81, 82)

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, tidak jauh dari Qarun, Sukses menurut Fir’aun adalah sukses dalam
menghalalkan segala cara demi melanggengkan kekuasaannya; salah satu wujudnya adalah mengerahkan
dukun sihir, maka siapa yang menang dalam main sihir itulah yang dianggap sukses. Itu dibantah oleh
Alloh swt. Alloh Ta’ala mengisahkan dalam Al-Qur’an, ungkapan Fir’aun:

          

3
Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris, dan
sesungguhnya beruntunglah orang yang menang pada hari ini. (QS. Thaha [20] : 64)

Demikianlah, sukses menurut Fir’aun adalah kalau mampu mengalahkan pihak lawan dengan sihir yang
dihimpunnya. Dan itu menentukan hari-hari selanjutnya. Dia hanya memikir kekuasaan di dunia ini, agar
dapat mengalahkan lawannya pakai cara apapun. Tidak memikir akherat, apalagi memikir dosa dari cara-
cara yang dia tempuh dalam meraih kesuksesan yang ditujunya. Padahal sudah ada peringatan dari Allah
Ta’ala:

            

74. Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa (mujriman), maka
Sesungguhnya baginya Neraka jahannam. ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup [932]. (QS.
Thaha [20] : 74)

Selanjutnya, Sukses menurut Alloh swt adalah sebagaimana digambarkan dalam surat Al-Mu’minun
ayat 1-5 sebagai berikut:

            
          
 

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,


2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,

Sukses atau keberuntungan menurut Allah dalam ayat-ayat itu adalah perbuatan-perbuatan orang mu’min
yang sangat menjaga aturan-aturan Allah dan menghindari larangan-laranganNya, ikhlas untuk Allah,
mengikuti Rasulullah saw, hingga akhirnya meraih Surga untuk selama-lamanya.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, Ketika Ummat Islam ini telah dididik dalam madrasah khusus
Ramadhan yang jurusannya adalah akherat, maka bagi yang sukses dalam pendidikan itu akan menjadi
orang-orang yang pandangan hidupnya adalah untuk akherat, hingga takut kepada maqam Tuhannya dan
menahan hawa nafsunya, hingga balasannya adalah Surga.

Semoga Ramadhan dengan malam lailatul qadar yang telah Allah sediakan untuk Ummat Islam ini
benar-benar merupakan madrasah yang menjuruskan pandangan hidup kita kepada akherat, bukan lebih
mengutamakan kehidupan dunia. Sehingga menjadi orang yang sukses sebagaimana dijanjikan oleh
Allah SWT, bukan sukses model Fir’aun atau Qarun yang hanya mementingkan kekuasaan di dunia atau
harta di dunia belaka dengan menghalalkan segala cara.

Contoh-contoh sudah nyata, dan kita tinggal memilihnya. Dan yang dituntunkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jurusan akherat, hingga di puluhan akhir Ramadhan beliau lebih
gigih mendekatkan diri kepada Allah, sampai tidak mendekati isteri-isterinya, demi meraih yang lebih
baik dan lebih berharga yakni kehidupan di akherat kelak.

Semoga kita dapat menyelesaikan Ramadhan dengan mengubah pandangan hidup kita menjadi benar,
lebih mengutamakan akherat daripada kehidupan dunia. Bukan sebaliknya. Dan semoga kita termasuk
golongan hamba-hamba Allah yang mendapatkan Ramadhan, bukan golongan yang merugi yang tidak
mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga sja Amin ya Rabbal ‘alamien.

‫ َأُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا‬. ‫ َو َنَفَعِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن ْاآلَياِت َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيِم‬، ‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم‬
 ‫َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الّر ِح ْيِم‬

Waqurrabi warham wa anta khairurrahimin…..

4
5
‫‪KHOTBAH Ke -2‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِلَّلِه َو الَّص َالُة َو الَّسَالُم َعَلى َرُسْو ِل اِهلل‪َ ،‬و َال َحْو َل َو َال ُقَّو َة ِإَّال ِباِهلل‪.‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال اهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َه ُد َأَّن ُمَح َّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه‪.‬‬
‫َالَّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ْك َعَلى َنِبِّيَك ُمَح َّم ٍد َو َعَلى آِلِه َو َمْن َتِبَع ُه َد اُه ِإَلى َيْو ِم اْلِق َياَمِة‪.‬‬
‫َمَعاِش َر اْلُمْس ِلِم ْيَن َأْر َش َد ُك ُم اُهلل ‪ُ ...‬أْو ِص ْيُك ْم َو ِإَّياَي ِبَتْق َو ى اِهلل‪َ ،‬فَق ْد َفاَز اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن اْلُم َّتُقْو َن ‪.‬‬
‫َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلى ُمَح َّم ٍد َو َعَلى آِل ُمَح َّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت َعَلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم َو َباِر ْك‬
‫َعَلى ُمَح َّم ٍد َو َعَلى آِل ُمَح َّم ٍد َك َم ا َباَر ْك َت َعَلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ‪ِ ،‬إَّنَك َح ِم ْيٌد َمِج ْيٌد ‪.‬‬

‫َالَّلُه َّم اْغِف ْر ِلْلُمْس ِلِم ْيَن َو اْلُمْس ِلَم اِت ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ ِم ِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت ْاَألْح َياِء ِم ْنُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪ِ ،‬إَّنَك‬
‫َس ِم ْيٌع َقِر ْيٌب ‪َ .‬الَّلُه َّم َأِر َنا اْلَح َّق َح ًّق ا َو اْر ُزْقَنا اِّتَباَعُه‪َ ،‬و َأِر َنا اْلَباِط َل بَاِط ًال َو اْر ُزْقَنا اْج ِتَناَبُه‪َ .‬ر َّبَنا‬
‫آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َه ْب َلَنا ِم ْن َأْز َو اِج َنا َو ُذِّر َّياِتَنا‬
‫ِل‬ ‫ِص‬ ‫ِع ِة‬ ‫ِل ِق‬
‫ُقَّرَة َأْع ُيٍن َو اْجَعْلَنا ْلُم َّت يَن ِإَم اًم ا‪ُ .‬س ْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب اْل َّز َعَّم ا َي ُفْو َن ‪َ ،‬و َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس ْيَن‬
‫َو اْلَحْم ُد ِلَّلِه َر ِّب اْلَعاَلِم ْيَن ‪.‬‬

‫‪6‬‬

Anda mungkin juga menyukai