Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEMAHAMI MANAJEMEN SYARIAH

DISUSUN OLEH :

INDAH PUJIARTI (212310004)


2A

DOSEN PENGAMPU:
HENDRA EKA SAPUTRA, S.E.,M.SEI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nyalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah “Literasi Data Dan Teknologi” yang
membahas tentang “MEMAHAMI MANAJEMEN SYARIAH” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester pada mata
kuliah Literasi Data dan Teknologi di kampus UNIVERSITAS ISLAM RIAU. Selain itu
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
“MEMAHAMI MANAJEMEN SYARIAH”. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada bapak HENDRA EKA SAPUTRA,S.E.,M.SEI. Selaku dosen pembimbing
mata kuliah ini serta kepada pihak-pihak yang telah memberikan sarahan dan bimbingan
dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan baik pada teknik
maaupun penulisan materi maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan arahan yang
konstruktif dari pembaca dari kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 24 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I...............................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................2

BAB II..............................................................................................................................
A. PENGERTIAN MANAJEMEN SYARIAH...................................................................3
B. ASAS ASAS MANAJEMEN MENURUT ALQURAN................................................4
C. FUNGSI MANAJEMEN SYARIAH.............................................................................4
D. PERBEDAAN MANAJEMEN KONVENSIONAL DAN MANAJEMEN SYARIAH6

BAB III.............................................................................................................................
A. KESIMPULAN...............................................................................................................8
B. SARAN...........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen syariah merupakan pengelolaan berbagai sumber daya yang dimiliki yang
memiliki landasan hukum dalam Alquran ataupun yang sudah diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Manajemen yang termasuk dalam bagian dari ekonomi memiliki tujuan
untuk mensejahterakan masyarakat menjadikan manajemen syariah merupakan bidang ilmu
yang sangat penting dan bermanfaat yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk dapat mengelola kehidupan di muka bumi ini dengan sebaik mungkin manusia
setidaknya membutuhkan wawasan pengetahuan dan keterampilan untuk mengaturnya yaitu
yang sekarang kita namakan manajemen. Dengan manajemen segala sesuatu dapat kita kelola
dengan baik yang tentunya diisyaratkan dalam islam dan disabdakan oleh Nabi:

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatupekerjaan


dilakukan secara itqan (baik, terratur, tertib, rapi, benar, jelas dan tuntas)”(H.R. Taberani).

Begitu juga sebaliknya, jika segala sesuatu sumber daya maupun dalam organisasi
tidak menerapkan ilmu manajemen syariah maka kita bisa memastikan organisasi tersebut
tidak akan berjalan lancar. Tentu dalam hal ini kita bisa paham yang mana pentingnya ilmu
manajemen terlebih manajemen syariah yang jalannya selalu di ridai oleh Allah SWT karena
mengkuti ketentuan syariat islam.

Bahkan pada zaman kepemimpinan Rasulullah SAW, lalu para sahabat Khulafa Al-
Rasyiddin, dinasti Umayyah dan Abbasiyah sudah mengaplikasikan ilmu manajemen dalam
mengatur pemerintahan negara pada masa itu yang bersandarkan pada Al-Quran dan setelah
Rasulullah wafat para sahabat dan tabi’in turut juga mengikuti prinsip manajemen yang Rasul
ajarkan. Kemudian dapat kita ketahui fungsi dari manajemen adalah perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan/pengarahan, dan pengawasan. Maka pada makalah yang saya
buat ini akan membahas tentang manajemen syariah asas-asas manajemen syariah, fungsi
manajemen syariah dan perbedaannya dengan manajemen konvensional.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian luas dari manajemen syariah?


2. Apa saja asas-asas dari manajemen syariah?
3. Apa saja fungsi dari manajemen syariah?
4. Bagaimana dengan perbedaan antara manajemen konvensional dengan manajamen
syariah.

1
2

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan pengertian dari manajemen syariah.
2. Untuk mengetahui tentang asas-asas dari manajemen syariah.
3. Untuk menguasai fungsi dari manajemen syariah.
4. Untuk memahami perbedaan dari manajemen konvensional dengan manajemen
syariah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN SYARIAH

Manajemen sebenarnya tidak muncul pada zaman sekarang saja, melainkan saat Allah
menciptakan bumi beserta isinya manajemen itu sudah ada. Dalam pembuatan alam serta
makhluknya tentu sudah ada unsur manajemen yang terkandung. Dari pemahaman tersebut
manajemen dianggap sebagai ilmu kepemimpinan dalam islam.

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu “man” dan “age”, yang bisa
diartikan sebagai usia di mana seseorang menjadi laki-laki menurut konseptual teoritis.
Kemudian secara historis, laki-laki memang sepatutnya memegang tanggung jawab utama
untuk mengolah usaha bisnis keluarga dan seluruh kewajiban keluarga selain bisnis (Maleha,
2016). Manajemen itu sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno " management" yang
mempunyai arti seni melaksanakan dan mengatur. kemudian kata manajemen bisa juga
berasal dari bahasa Italia "managgiare" yaitu mengendalikan(Abdullah, 2014) .

Sedangkan dalam sudut pandang Islam, manajemen adalah suatu kebutuhan yang
sangat memudahkan implementasi Islam pada kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
Sehingga, manajemen sering dianggap sebagai ilmu serta teknik (seni) kepemimpinan. Tidak
ada pengertian baku apa yang disebut sebagai manajemen Islami secara umum. Istilah
manajemen dalam bahasa Arab adalah Idara yaitu “berkeliling” atau “lingkaran”. Dalam
konteks bisnis bisa dimaknai bahwa “bisnis berjalan pada siklusnya”, dengan itu manajemen
bisa diartikan membuat bisnis berjalan sesuai dengan rencana yang disesuaikan oleh
kemampuan manajer (Maleha, 2016). Dengan demikian yang disebut manajemen itu ialah
suatu kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan, pengembangan individu,
pengarahan, perencanaan dan pengawasan terhadap suatu pekerjaan ataupun organisasi yang
dilakukan dengan baik dan optimal sehingga menghasilkan hasil yang maksimal.

Dalam pandangan Islam manajemen diartikan dengan kata al-tadbir (pengaturan).


Istilah ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak kita temukan di
dalam AlQur‟an seperti firman Allah SWT :

َ‫ض ثُ َّم يَ ْع ُر ُج اِلَ ْي ِه فِ ْي يَوْ ٍم َكانَ ِم ْقدَار ٗ ُٓه اَ ْلفَ َسنَ ٍة ِّم َّما تَ ُع ُّدوْ ن‬ ۤ
ِ ْ‫يُ َدبِّ ُر ااْل َ ْم َر ِمنَ ال َّس َما ِء اِلَى ااْل َر‬
Terjemahan : Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (segala
urusan) itu naik kepada-Nya pada hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu. ( As-Sajdah:5)

Yang dimaksud urusan itu naik kepada-Nya adalah beritanya dibawa oleh malaikat.
Ayat ini merupakan tamsil bagi kebesaran Allah Swt. dan keagungan-Nya.

3
4

B. ASAS ASAS MANAJEMEN MENURUT ALQURAN

Dalam perihal ini Sunarji Harahap mengatakan pada jurnalnya yang berjudul
Implementasi Manajemen Syariah asas-asas ini Alquran memberikan dasar sebagai berikut
(Harahap, 2017):
a) Beriman
Diterangkan dalam surat Ali Imran ayat 28 yang berarti:

‫ْس ِمنَ هّٰللا ِ فِ ْي‬ َ ~ ِ‫اَل يَتَّ ِخ ِذ ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ ْال ٰكفِ ِر ْينَ اَوْ لِيَ ۤا َء ِم ْن ُدوْ ِن ْال ُم~ ْؤ ِمنِ ْي ۚنَ َو َم ْن يَّ ْف َع~~لْ ٰذل‬
َ ‫ك فَلَي‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫َش ْي ٍء آِاَّل اَ ْن تَتَّقُوْ ا ِم ْنهُ ْم تُ ٰقىةً ۗ َوي َُح ِّذ ُر ُك ُم ُ نَ ْف َسهٗ ۗ َواِلَى ِ ْال َم‬
‫ص ْي ُر‬

Terjemahan : Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang kafir sebagai para


wali dengan mengesampingkan orang-orang mukmin. Siapa yang melakukan itu, hal
itu sama sekali bukan dari (ajaran) Allah.

b) Bertaqwa
Diterangkan dalam surat An-Naba’: 31 yang berarti:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, mendapat kemenangan.”

c) Azas Keseimbangan dan Keadilan


Menurut Nuruddin Keadilan dan Keseimbangan adalah suatu konsep yang luas berkaitan
hampir dengan seluruh aspek kehidupan sosial, politik terutama ekonomi. Dalam Alquran
kata adil disebut sebanyak tiga puluh satu kali. Belum lagi kata-kata yang semakna seperti
al-Qisth, al-Wazn (Seimbang) dan al-Wasth (Moderat).
d) Musyawarah
Diterangkan dalam surat As-Syu’ara: 38 yang berarti:
Artinya: “….. Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah diantara mereka.”

Berikut merupakan sifat-sifat yang wajib dimiliki olehseseorang dalam manajemen:


1. Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada, dan selalu tanggap dalam
hal apapun (Al Mujadilah: 11).
2. Memberikan peringatan (Adz-Dzariyat: 55).
3. Memberikan petunjuk dan pengarahan ( QS As-Sajdah: 24 ).
4. Bertindak adil, jujur dan konsekuen (An Nisa: 58).
5. Bertanggung jawab (Al-An’am: 164).
6. Selektif dalam memilih informasi (Al Hujurat: 6).

C. FUNGSI MANAJEMEN SYARIAH


5

Fungsi manajemen syariah yang dapat kita telaah menurut Sunarji Harahap dalam jurnalnya
adalah (Harahap, 2017):

a. Planning
Planning adalah menentukan dan merencanakan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan. Penentuan ini juga mencanangkan tindakan secara efektivitas dan mempersiapkan
inputs serta outputs. Perencanaan adalah untuk mengelola usaha, menyediakan segala
sesuatunya yang berguna untuk jalannya bahan baku, modal, dan tenaga. Dalam bentuk suatu
kelompok atau organisasi, yang ingin dicapai adalah keberhasilan, tentu di dalamnya terdapat
apa yang disebut dengan perencanaan atau planning. Hal ini diterangkan dalam QS. Al-Hasyr
ayat 18.

Proses perencanaan ini adalah proses yang menyangkut upaya untuk:

1) menentukan tujuan yang akan dicapai untuk kedepannya


2) Merumuskan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan agar tujuan yang telah
ditetapkan tercapai;
3) Menentukan dana yang diperlukan dan faktor-faktor produksi lain yang akan
digunakan.
Ketiga unsur tersebut merupakan hal yang harus ada dan tidakdapat dipisah-pisahkan
dalam setiap usaha. Merumuskan tujuantanpa menentukan cara pelaksanaannya dan tanpa
didasarkan padafaktor-faktor produksi yang dapat digunakan tidak akan dapat
menciptakan hasil yang diharapkan(Sobana Dadang Husen, 2017).

b. Organizing
Organizing adalah pengorganisasian . kemudian menurut istilah organizing adalah
“Pengklasifikasikan dan pengaturan orang untuk dapat dikendalikan sebagai satu kesatuan
sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan, menuju tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan” . Alquran memberi petunjuk sebagaimana yang disebutkan dalam QS Al-Baqarah
ayat 286. Bentuk dari pelaksanaan pengorganisasian akan tampak pada kesatuan yang
utuh. Al-Qur’an menekankan akan pentingnya kesatuan dalam satu kelompok
masyarakat. Dalam surat Ali Imran Allah berfirman:

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
c. Actuating (Pelaksanaan)
Actuating merupakan inti daripada management yaitu menggerakkan untuk mencapai
hasil, pokok dari actuating adalah leading, harus menentukan prinsip-prinsip efisiensi,
komunikasi yang baik dan prinsip menjawab pertanyaan : Who (siapa), Why (mengapa),
5

How (bagaimana), When (bilamana atau kapan), Where (dimana). Suatu fungsi pembimbing
dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang agar kelompok itu suka dan mau bekerja
merupakan
6

pengertian dari actuating. Jadi intinya adalah adanya sebuah tindakan mengarahkan,
membimbing, menggerakkan para karyawan agar bekerja secara baik, tenang, dan tekun. Hal
ini diterangkan QS Al- Kahfi ayat 2. Proses actuating adalah memberikan perintah, petunjuk,
pedoman dan nasehat serta keterampilan dalam berkomunikasi.

Ide membangun parit untuk melawan kafir Quraish oleh Salman al-Farisi pada saat
perang Khandaq, merupakan contoh pendelegasian wewenang oleh Rasulullah kepada
sahabat yang dipimpinnya. Disamping pendelegasian wewenang penempatan orang –
orang sesuai kapasitasnya juga menjadi perhatian dalam Islam. Penempatan seseorang
haruslah benar-benar atas dasar pertimbangan profesionalisme. Dalam sebuah hadis
Rasulullah SAW. bersabda:“Apabila suatu jabatan diisi oleh yang bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya” (Nasution, 2019).

d. Controlling (Ar-Riqobah/Pengawasan)
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meneliti dan memeriksa apakah pelaksanaan
tugas-tugas perencanaan betul-betul dikerjakan. Hal ini juga untuk mengetahui apakah
terjadi suatu penyimpangan atau adanya kekeliruan dalam melaksanakan pedoman yang telah
dibuat. Ar-Riqobah itu adalah mengetahui kejadian-kejadian faktanya dengan ketetapan
peraturan, serta menunjuk secara tepat terhadap dasar- dasar yang telah ditetapkan dalam
perencanaan semula.

Dalam history Islam terdapat tiga ada pengawasan yang diaplikasikan pada masa
Rasulullah SAW. Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah dan Abbasiyah yaitu:

1. Pengawasan manajemen; pengawasan terhadap kinerja departemen atau lembaga di


bawah naungannya yang dilakukan oleh pemerintah.
2. Pengawasan masyarakat; anggota masyarakat dilibatkan dalam pengawasan
penyelewengan amanah oleh pemimpin umat. Dalam sebuah pidatonya Umar bin
Khattab pernah berkata:”...Jika kalian menemukan kemusykilan di antara mereka,
maka laporkan kepadaku”. Konsep ini kemudian dikenal dengan istilah pengawasan
publik.
3. Pengawasan peradilan manajemen; proses pengawasan yang dilakukan oleh para
Qadhi, dengan keputusan pengadilan.

D. PERBEDAAN MANAJEMEN KONVENSIONAL DAN


MANAJEMEN SYARIAH

Membahas tentang perbedaan, manajemen konvensional melakukan aktivitasnya


dalam rangka untuk dunia dan sedangkan manajemen syariah melakukannya dalam rangka
mencari keridaan Allah. Kemudian di dalam ilmu manajemen konvensional keterampilan
teknis ( manajerial ) lebih diperlukan sedangkan manajemen syariah juga mementingkan nilai
ibadah.
Syariah memandang manajemen dari 2 sisi yaitu:
7

Manajemen Sebagai ilmu

Sebagai sesuatu yang memiliki nilai hukum mubah, akibatnya, siapapun umat muslim
boleh belajar. Berkaitan dengan ini, pernyataan Imam Al ghazali dalam kitabnya Ihya
Ulumuddin, Bab Ilmu. Beliau membagi ilmu dalam dua kategori ilmu berdasarkan takaran
kewajiban yaitu:
(1) ilmu yang dikategorikan sebagai fardhu ’ain, yakni yang termasuk dalam golongan ini
adalah ilmu-ilmu tsaqofah bahasa Arab, sirah nabawiyah, Ulumul Qur’an, Ulumul
hadits, Tafsir, dan sebagainya.
(2) Ilmu yang terkategori sebagai fardhu kifayah, yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh
salah satu atau sebagian dari kaum muslimin. Ilmu yang termasuk dalam kategori ini
adalah ilmu-ilmu kehidupan yang mencakup ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan, diantaranya seperti ilmu kimia, biologi, fisika, kedokteran, pertanian,
teknik dan manajemen (Sobana Dadang Husen, 2017).

Dalam kitab Al fathul Kabir, Jilid III, disebutkan bahwa rasul pernah mengutus dua orang
sahabatnya ke negeri Yaman untuk mempelajari teknologi pembuatan senjata bernama
dabbabah. Yakni sejenis kendaraan tank saat ini, yang terdiri atas kayu tebal berlapis kulit
dan tersusun dari roda-roda. Senjata ini mampu menerjang benteng lawan.

Manajemen Sebagai Aktivitas

Dalam manajemen sebagai aktivitas, Islam melihat bahwa keberadaan manajemen


sebagai suatu kebutuhan yang tak terelakkan dalam memudahkan implementasi Islam dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada
difungsikannya Islam sebagai kaidah berpikir dan kaidah amal dalam kehidupan. Sebagai
kaidah berpikir, aqidah dan syariah difungsikan sebagai asas dan landasan pola pikir.
Sedangkan sebagai kaidah amal, syariah difungsikan sebagai tolok ukur (standar) perbuatan.
Karenanya, aktivitas menajemen yang dilakukan haruslah selalu berada dalam koridor
syariah. Syariah harus menjadi tolok ukur aktivitas manajemen (Harahap, 2017).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan demikian, yang dapat kita simpulkan pada makalah tentang manajemen
syariah ini adalah suatu kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan,
pengembangan individu, pengarahan, perencanaan dan pengawasan terhadap suatu pekerjaan
ataupun organisasi yang dilakukan dengan baik dan optimal sehingga menghasilkan hasil
yang maksimal. Sedangkan tujuan dari manajemen syariah adalah mengaplikasikan
syariah Islam dalam aspek kehidupan dengan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Namun yang terpenting adalah membentuk
masyarakat dan Negara yang adil dan sejahtera, masyarakat yang memiliki ruh untuk
beraktifitas dan beribadah kepada Allah dengan penuh keridaan-Nya. Fungsi-fungsi
manajemen yang dapat kita kaji adalah perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating) dan yang terakhir pengawasan (controlling).

Membahas tentang perbedaan, manajemen konvensional melakukan aktivitasnya


dalam rangka untuk dunia dan sedangkan manajemen syariah melakukannya dalam rangka
mencari keridaan Allah. Kemudian di dalam ilmu manajemen konvensional keterampilan
teknis ( manajerial ) lebih diperlukan sedangkan manajemen syariah juga mementingkan nilai
ibadah.

B. SARAN

Dari yang sudah dijelaskan pada makalah ini, kita akhirnya memahami betapa
pentingnya kita mengetahui kemudian menerapkan manajemen syariah dikehidupan sehari-
hari. Sehingga selain kita memperoleh hasil yang maksimal dalam suatu pengelolaan sumber
daya, kita juga meraih ridanya Allah SWT dan dinilai ibadah. Penulis mengetahui banyaknya
kekurangan pada makalah ini, semoga kita bisa mengambil manfaatnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2014). Manajemen bisnis syariah (S. Ag. M. Budi Rahmat Hakim, Ed.). Aswaja 
Pressindo.

Harahap, S. (2017). IMPLEMENTASI MANAJEMEN SYARIAH DALAM FUNGSI-FUNGSI


MANAJEMEN. At-Tawassuth, 2(1), 215–219.

Maleha, Y. N. (2016). MANAJEMEN BISNIS DALAM ISLAM. ECONOMICA SHARIA, 1(2),


43–53.

Nasution, F. (2019). Konsep  Dasar Manajemen Islam. JURNAL TADBIR, 1, 201–202.

Sobana Dadang Husen. (2017). MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH. CV PUSTAKA SETIA.


 

Anda mungkin juga menyukai