Disusun oleh:
Nama : Chori Juni Riyandini
NIM : 050642623
Prodi : S1 Manajemen
Semester : 1
Jawab:
Pernyataan tersebut mencerminkan konsep dalam Islam tentang struktur iman
yang terdiri dari tiga aspek utama: pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan, dan
pembuktian melalui perbuatan. Ini mencerminkan konsep integral tentang bagaimana
keyakinan seharusnya tercermin dan dinyatakan dalam hidup seorang individu.
Ini mengacu pada keyakinan dan keimanan yang mendalam di dalam hati seseorang.
Pembenaran dalam hati adalah dasar dari iman dan mencakup pengakuan dan
penerimaan terhadap keberadaan Tuhan, risalah-Nya, dan prinsip-prinsip ajaran
agama. Ini adalah inti atau akar dari iman seseorang.
Setelah pembenaran dalam hati, langkah berikutnya adalah mengucapkan ikrar atau
pernyataan keimanan dengan lisan. Ini melibatkan mengucapkan kalimat syahadat,
yang merupakan kesaksian tentang keesaan Tuhan dan kenabian Muhammad.
Dengan mengucapkan ikrar ini, seseorang secara terbuka menyatakan keyakinannya
dan menyatakan komitmen terhadap ajaran agama.
Iman yang sejati tercermin dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Ini mencakup
mempraktikkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, berusaha untuk hidup
sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan oleh agama.
Pembuktian melalui perbuatan merupakan manifestasi konkret dari keimanan
seseorang dan mencerminkan konsistensi antara keyakinan dalam hati dan amal
perbuatan.
Pembenaran dalam hati adalah dasar dari iman, sementara ikrar dengan lisan adalah
ekspresi terbuka dari keyakinan tersebut. Pembuktian melalui perbuatan adalah
implementasi konkret dari iman dalam kehidupan sehari-hari.
Keterkaitan ini menciptakan sebuah kesatuan antara dimensi batiniah dan dimensi
lahiriah dalam praktek keagamaan.
Dengan merangkai ketiga aspek ini, Islam mengajarkan bahwa iman bukanlah sekadar
keyakinan dalam hati atau ucapan semata, tetapi juga harus tercermin dalam tindakan
dan perilaku sehari-hari.
Jawab:
1) Punya Rasa Takut Terhadap Allah Swt.
Memiliki rasa takut terhadap Allah Swt. merupakan satu di antara tanda orang
beriman. Dirinya tidak akan berani melanggar apa pun yang telah ditetapkan menjadi
suaru larangan-Nya dan akan selalu mentaati setiap perintah Allah Swt.
Khusyuk dalam salat merupakan tanda kedua orang beriman. Seseorang yang telah
memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah salat,
baik wajib atau sunah.
Tanda lain orang beriman kepada Allah Swt. ialah tidak akan melakukan hal yang
sia-sia atau tidak bermanfaat. Ia justru akan sibuk melakukan urusan ibadah yang
akan menambah pahala dan keimanannya.
Senang mendengar bacaan ayat Al-Qur'an merupakan satu di antara tanda orang
beriman. Bukan hanya itu, keimanan dalam hati mereka juga makin bertambah ketika
mendengar ayat-ayat Allah Swt.
5) Menunaikan Zakat
Menunaikan zakat termasuk tanda orang beriman karena ia tahu bahwa dengan
berzakat atau bersedekah merupakan bukti keimanan seseorang.
Orang-orang beriman hendaknya menunaikan kewajiban dan ibadah yang terkait harta
ini dengan ikhlas untuk membersihkan harta dan menyucikan jiwa mereka.
6) Meneladani Rasul
Tanda orang beriman bukan hanya sekadar menjalankan perintah Allah Swt. saja
melainkan juga meneladani setiap perbuatan dan perkataan rasul. Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, berkata:
"Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: 'Aku tinggalkan dua
perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan
keduanya yaitu kitabullah dan sunahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai
keduanya mendatangiku di telaga (di surga)'."
7) Tawakal
Tawakal merupakan satu di antara tanda orang beriman. Orang yang beriman akan
tawakal dan ikhlas pada setiap ketetapan yang diberikan Allah Swt.
"Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang
beriman." (QS. Al-Maidah: 23)
8) Sabar
Kesabaran juga merupakan satu di antara tanda orang beriman. Seberat dan sesullit
apa pun ujian yang diberikan maka dirinya akan selalu bersabar menghadapinya.
"Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan,
mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa." (QS. Al Baqarah: 177)
Tanda-tanda orang beriman lainnya adalah memiliki akhlak yang baik. Orang beriman
tidak mungkin memiliki akhlak yang buruk karena dirinya akan selalu meneladani
rasul yang berakhlak mulia.
"Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat
daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa
mencapai derajat orang yang berpuasa dan salat." (HR. At Tirmidzi)
Seseorang yang sedang ditimpa masalah, baik maupun buruk akan membuat dirinya
selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya. Inilah merupakan tanda orang beriman
yang kuat.
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: bersyukurlah
kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Luqman: 12)
3. Tuliskan satu ayat Al-Quran atau hadits beserta tafsir atau syarahnya yang
menunjukkan kewajiban menuntut ilmu!
Jawab:
Q.S. AL-MUJADALAH AYAT 11:
Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat
mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut
ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih
mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya.
Jawab:
Al-Qur'an memberikan penekanan pada pentingnya pengetahuan dan
pembelajaran. Beberapa kata dan konsep yang terkait dengan ilmu pengetahuan
muncul dalam beragam bentuk dalam Al-Qur'an. Beberapa derivasi atau kata-kata
yang memiliki kesamaan makna dengan ilmu dalam beragam bentuknya antara lain:
‘Ilm (ِْ)ع: Ini adalah kata Arab yang secara langsung diterjemahkan sebagai
“ilmu” atau “pengetahuan”. Terdapat berbagai ayat dalam Al-Qur'an yang
menekankan pentingnya mencari pengetahuan dan memahami tanda-tanda Allah
di sekitar kita.
Contoh ayat: “Dan Allah mengajarkan kepadanya (Nabi Adam) nama-nama (segala
sesuatu). Kemudian Allah menyuruh mereka: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama
barang-barang ini, jika kamu memang orang-orang yang benar (dalam pendirianmu).' ”
(QS. Al-Baqarah [2:31])
Ma'rifah ()َِِْة: Kata ini berasal dari akar kata yang sama dengan ‘ilm, yang
mengandung makna pemahaman atau pengetahuan yang mendalam. Dalam
konteks Islam, ma'rifah mencakup pengetahuan tentang Allah dan pemahaman
spiritual.
Hikmah ()حَُة: Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan kata ‘ilm,
hikmah memiliki hubungan erat dengan pemahaman dan penerapan pengetahuan
dengan bijaksana. Ayat-ayat dalam Al-Qur'an sering kali merujuk pada
pemberian hikmah oleh Allah.
Contoh ayat: “Dan barangsiapa yang diberi hikmah, maka sesungguhnya ia telah
diberi kebajikan yang banyak.” (QS. Al-Baqarah [2:269])
‘Alim (ّْ )عاdan ‘Alam (ّْ)عا: ‘Alim adalah kata yang merujuk pada orang yang
memiliki pengetahuan atau ilmu, sedangkan ‘alam berhubungan dengan dunia
atau segala sesuatu yang ada. Kedua kata ini mencerminkan pemahaman Islam
tentang pencarian ilmu dan pengamatan terhadap dunia.
Contoh ayat: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu (dengan
peraturan-Nya). Perintah (menurut ketentuan-Nya) diturunkan di antara keduanya,
supaya kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Allah
mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Talaq [65:12])
Melalui penggunaan beragam kata dan konsep semacam ini, Al-Qur'an mendorong
umat Islam untuk mencari pengetahuan, memahami tanda-tanda Allah dalam
ciptaan-Nya, dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang agama dan
dunia.
5. Al-Qur’an pernah menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat (buruk) dari
hewan ternak. Di ayat manakah Al-Quran menyebutkan demikian? Tuliskan ayat
tersebut beserta tafsirnya!
Jawab:
Ayat yang menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat atau buruk dari hewan
ternak terdapat dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 179. Berikut adalah ayat tersebut
beserta tafsirnya:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk Jahannam banyak dari jin dan
manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf:
179)
Tafsir dari ayat ini adalah bahwa Allah menciptakan banyak jin dan manusia
yang akan masuk ke dalam neraka Jahannam.
Mereka memiliki hati, mata, dan telinga, tetapi tidak memanfaatkannya dengan baik.
Mereka tidak menggunakan hati mereka untuk memahami ayat-ayat Allah, tidak
menggunakan mata mereka untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan tidak
menggunakan telinga mereka untuk mendengar ayat-ayat Allah.
Dalam hal ini, mereka lebih buruk daripada binatang ternak, karena binatang ternak
tidak memiliki akal dan kemampuan untuk memahami ayat-ayat Allah.
Oleh karena itu, mereka yang lalai dan tidak memanfaatkan akal dan indera yang
diberikan oleh Allah akan menjadi lebih sesat dan buruk daripada binatang ternak.
Tafsir pada ayat ini dijelaskan mengapa seseorang tidak mendapat petunjuk dan
mengapa pula yang lain disesatkan. Dan demi keagungan dan kekuasaan kami,
sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia
karena kesesatan mereka.
Hal itu karena mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
ayat-ayat Allah dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk
melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak
dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah.
Mereka layaknya seperti hewan ternak yang tidak menggunakan akal yang diberikan
Allah untuk berpikir, bahkan mereka sebenarnya lebih sesat lagi dari binatang, sebab,
binatang itu'dengan instinknya' akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya,
sementara mereka itu malah menolak kebaikan dan kebenaran yang ada. Mereka
itulah orang-orang yang lengah.