Anda di halaman 1dari 12

IMAN KEPADA ALLAH SWT

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu: Drs. M. Mudhofi, M.Ag

Disusun Oleh :

1. Farchan Nuriza Mahendra (1901046073)


2. Fikri Dina Intan (1901046051)
3. Ikmal Mirta Laelan (1901046049)
4. Ilyas Setiasa (1901046072)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam memiliki enam rukun iman diantaranya Iman kepada Allah
SWT, Iman kepada Mallaikat, Iman kepada kitab-kitab, Iman kepada Rasul, Iman
kepada Hari Akhir dan Iman kepada Qadha dan Qadr. Iman kepada Allah SWT
merupakan puncak dari keimanan pada seorang muslim.
Kepercayaan atau keimanan terhadap Allah SWT adalah kedasaran yang
tertinggi, puncak segala keimanan yang ada pada diri seseorang. Seseorang belum
bisa dikatakan beriman jika masih menyakiti orang lain dan yang lainnya. Maka dari
itu disini akan dipaparkan bagaimana kita bisa mengetahui hakikat dari Iman kepada
Allah SWT itu sendiri dan juga pengetahuan terkait iman kepada Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman kepada Allah SWT?
2. Apa dalil aqli dan dalil naqli iman kepada Allah SWT?
3. Bagaimana fungsi iman kepada Allah SWT?
4. Bagaimana cara iman kepada Allah SWT?
5. Apa sifat-sifat Allah SWT?
6. Bagaimana aplikasi dalam kehidupan sehari-hari iman kepada Allah SWT?
C. Tujuan Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada Allah SWT.
2. Untuk mengetahui dalil aqli dan dalil naqli iman kepada Allah SWT.
3. Untuk mengetahui fungsi iman kepada Allah SWT.
4. Untuk mengetahui cara iman kepada Allah SWT.
5. Untuk mengetahui sifat-sifat Allah SWT.
6. Untuk mengetahui aplikasi dalam kehidupan sehari-hari iman kepada Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Allah SWT


Iman menurut bahasa Arab ialah at-Tashdiqubilqalbi, membenarkan dalm
hati. Adapun secara istilah qaulunbillisan, tashdiqunbilhalqi,
waamalunbiljawarih/arkan.
Mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mengerjakan
dengan anggota tubuh. Tegasnya iman menurut batasannya ialah memadukan
ucapan dengan pengakuan hati dan perilaku. Dengan lain perkataan
mengikrarkan dengan lidah akan kebenaran islam, membenarkan yang diikrarkan
itu dengan hati tercermin dalam perilaku hidup sehari-hari dalm bentuk amal
perbuatan.
Kedudukan iman lebih tinggi dari pada islam, iman memiliki cangkupan yang
lebih umum dari pada cangkupan islam, karena ia mencangkup islam, maka
seorang hamba tidaklah mencapai keimanan kecuali jika seorang hamba telah
mampu mewujudkan keislamannya, iman juga lebih khusus dipandang dari segi
pelakunya, karena pelaku keimanan adalah kelompok dari pelaku keislamn dan
tidak semua perilaku keislaman menjadi perilaku keimanan, jelaslah setisap
mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin.
Karena itu al-Ishbani mengatakan, bahwa menurut madzhab ahlusSunnah,
iman dapat bertambah dan berkurang. Maka apakah seorang yang membenarkan
dalam hati tapi tidak terlihat pada hidup bisa dinamakan mukmin mutlak?
Menurut pendapat yang kuat tidak bisa sebab dia tidak melaksanakan apa yang
seharusnya diperbuat selaku seorang yang beriman.
Dari golongan Sunni as-Syafii, al-Auzai, Ahmad ishaq, Ahlah-Madinah,
AhladDhahir dan seluruh ulama hadist dan dari para mutakallimin, alHarists,
alMuahasabi, Abdul Abbasal-Qalanisi, Abu Ali ats Tsaqfi, Abdul Hasan Atabari
berpendapat bahwa sesungguhnya setinggi-tinggi iman ialah makrifat hati, ikrar
lidah, dan amal dengan anggota tubuh. Iman dapat bertambah dengan taat dan
merkurang dengan maksiat. 1

1
Zaenul Arifin, Tauhid dan Implikasinya dalam kehidupan,(Semarang:CV Karya Abadi Jaya),hlm.26
B. Dalil aqli dan dalil naqli iman kepada Allah SWT
1. Dalil Aqli

Dengan menggunakan akal pikiran untuk merenungkan dirinya sendiri,


alam semesta dan lainnya seorang manusia bisa membuktikan adaanya Tuhan
(Allah SWT). Al-Qur’an banyak mengemukakan ayat-ayat yang menggugah
akal pikiran tersebut, antara lain:

ْ ُ ‫جك‬
‫م‬ ُ ِ‫م يُخْر‬ َّ ُ ‫ن عَلَقَةٍ ث‬ ْ ‫م‬ ِ ‫م‬َّ ُ ‫ن نُطْفَةٍ ث‬ ْ ‫م‬ ِ ‫م‬ َّ ُ ‫اب ث‬ ٍ ‫ن ت ُ َر‬ ْ ‫م‬
ِ ‫م‬ ْ ُ ‫هُوَ الَّذِي خَلَقَك‬
َ
‫ن‬
ْ ‫م‬ِ ‫ى‬ٰ َّ‫ن يُتَوَف‬ ْ ‫م‬َ ‫م‬ ْ ُ ‫منْك‬
ِ َ‫م لِتَكُونُوا شُ يُوخًا ۚ و‬ َّ ُ ‫م ث‬ ْ ُ ‫م لِتَبْلُغُوا أشُ دَّك‬َّ ُ ‫طِفْاًل ث‬
َ
َ ‫قلُو‬
‫ن‬ ْ ُ ‫مى وَلَعَلَّك‬
ِ ْ‫م تَع‬ ًّ ‫س‬ َ ‫م‬ ُ ‫جاًل‬َ ‫ل ۖ وَلِتَبْلُغُوا أ‬ُ ْ ‫قَب‬
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setets air mani
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai pada
masa (dewasa) kemudian (dibiarkan kamu hidup) sampai tua, diantara kamu
ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami berbuat demikian) supaya kamu
sampai pada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).” (Al-
Mu’min 40:67)

ً‫ت إِ َّن فِ ْي ٰذلِكَ اَل ٰ يَة‬


ِ ۗ ‫َاب َو ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم ٰر‬
َ ‫ت لَ ُك ْم بِ ِه ال َّزرْ َع َوال َّز ْيتُوْ نَ َوالنَّ ِخي َْل َواأْل َ ْعن‬ ُ ِ‫يُ ْنب‬
َ‫لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬

“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman


tanaman ;zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar ada tanda tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (An Nahl 16:11)

ً‫َوهُ َو الَّ ِذيْ َس َّخ َر ْالبَحْ َر لِتَأْ ُكلُوْ ا ِم ْنهُ لَحْ ًما طَ ِريًّا َّوتَ ْست َْخ ِرجُوْ ا{ ِم ْنهُ ِح ْليَة‬
ِ ‫ت َْلبَسُوْ نَهَ ۚا َوتَ َرى{ ْالفُ ْلكَ َم َو‬
َ‫اخ َر فِ ْي ِه َولِتَ ْبتَ ُغوْ ا{ ِم ْن فَضْ لِ ٖه َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat
bahtera berlayar pada nya, dan supaya kamu mencari (keuntunggan) dari
karunianNya, dan supaya kamu bersyukur. (An Nahl 16:14

‫ن‬
َ ْ‫م يَهْتَدُو‬
ْ ‫ه‬
ُ ِ ‫جم‬
ْ َّ ‫ت وَبِالن‬ ٰ ٰ ‫َوعَل‬
ٍۗ ‫م‬
“dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-
bintang itulah mereka mendapat petunjuk.(An-Nahl 16: 16)

‫م‬ ِ ‫ه لَغَفُوْ ٌر َّر‬


ٌ ْ ‫حي‬ َ ّٰ ‫ن الل‬
َّ ِ ‫صوْهَ ۗا إ‬ ْ ُ ‫ة اللّٰهِ اَل ت‬
ُ ‫ح‬ َ ‫م‬
َ ْ‫ن تَعُدُّوْا نِع‬
ْ ِ ‫َوإ‬
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesunguhnya Allah benar-benar maha pengampun
lagi maha penyayang.” (An-Nahl 16:18).

2. Dalil Naqli

Sekalipun secara fitrah manusia bisa mengakui adanya tuhan. Dan dengan
akal pikiran bisa membuktikannya, namun manusia tetap memerlukan dalil
naqli ( Al Qur’an dan as sunnah ) yang membimbing manusia mengenal
tuhan yang sebenarnya (Allah SWT).
a. Allah SWT adalah al Awwal artinya tidak ada permulaan bagi
wujudnya. Dan juga Al Akhir artinya tidak ada akhir dari wujudnya.
ٰ
‫ه َُو ٱأْل َ َّو ُل َوٱلْ َءا ِخ ُر َوٱلظَّ ِه ُر َو ْٱلبَا ِطنُ ۖ َوهُ َو بِ ُكلِّ َش ْى ٍء َعلِي ٌم‬

“Dialah yang awal dan yang akhir yang dhahir dn bathin dan Dia
maha mengetahui segala sesuatu.” (al Hadid 57:3)
ٰ
ٍ َ‫ ُكلُّ َم ْن َعلَ ْيهَا ف‬,‫ك ُذو ْٱل َجلَ ِل َوٱإْل ِ ْك َر ِام‬
‫ان‬ َ ِّ‫َويَ ْبقَ ٰى َوجْ هُ َرب‬
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan tetap kekal wajah
Tuhanmu yang menyerupai kebesaran dan kemuliaan.” (Ar Rahman
55:26-27).
b. Tidak ada satupun yang menyerupaiNya
‫ض ۚ َج َع َل لَ ُكم ِّم ْن أَنفُ ِس ُك ْم أَ ْز ٰ َوجًا َو ِمنَ ٱأْل َ ْن ٰ َع ِم أَ ْز ٰ َوجًا ۖ يَ ْذ َر ُؤ ُك ْ{م‬
ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬ ِ ‫فَا ِط ُر ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
‫صي ُر‬ِ َ‫ْس َك ِم ْثلِِۦه َش ْى ٌء ۖ َوهُ َو ٱل َّس ِمي ُع ْٱلب‬ َ ‫فِي ِه ۚ لَي‬
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Nya, dan Dialah yang
maha mendengar dan maha melihat.”(Al Asyura’ 42:11)
c. Allah maha Esa
َ َّ ‫ل هُو الل‬
ٌ ‫حد‬
َ ‫هأ‬ُ َ ْ ُ‫ق‬
“Katakanlah dialah Allah Yang Maha Esa’ (al Ikhlas 112:1)
d. Allah SWT mempunyai Al Asma’ was shiffat yang disebutkanNya
untuk diri Nya dalam Al Qur’an, serta semua nama dan sifat yang
dituturkan untuk Nya oleh Rasul Allah dalam sunnah nya seperti Ar
Rahman Ar Rahim Al Alim Al Aziz As Sami’ Al Bashirr dan lain lain.

‫َوهَّلِل ِ اأْل َ ْس َما ُء ْال ُح ْسن َٰى فَا ْدعُوهُ بِهَا ۖ َو َذرُوا الَّ ِذينَ ي ُْل ِح ُدونَ فِي أَ ْس َمائِ ِه‬
َ‫ۚ َسيُجْ زَ وْ نَ َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬
“Hanya milik Allah Asmaul Husna maka bermohonlah kepada Nya
dengan menyebut AsmaNya dan tinggalkan lah orang orang yang
menyimpang dalam kebenaran dari kebenaran menyebut nama nama
Nya. Nanti mereka mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.” (al A’raf 7:180)2
C. Fungsi iman kepada Allah SWT
Ada bebrapa fungsi iman kepada Allah antara lain:

1. Membuat manusai sadar betapa tidak berartinya dirinya dihadapan Allah


SWT sebab ilmu yang dimiliki oleh seluruh umat manusia hanyalah ibarat
setitik air laut dibanduingkan air laut secara keseluruhan oleh sebab itu
manusia tidak punya alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu
penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepada yang maha mengetahui
segala-galanya. Manusia harus menjadikan ilmu sebagai akat untuk
mengakui keagungan Allah SWT dan mentaati segala perintahnya dan
meninggalkan segala larangannya.
2. Dengan menyadari bahwa ilmu Allah sangat luas, tidak ada satupun-
betapapun kecil dan halusnya- yang luput dari ilmunya, maka manusia
akan dapat mengontrol tingkah laku, ucapan dan amalan batinnya,
sehingga selalu sesuai dengan apa yang diridhoi oleh Allah SWT.
3. Keyakinan terhadap ilmu Allah bisa menjadi terapi yang ampuh untuk
segala penyelewengan, penipuan, dan kemaksiatan lainnya.3
D. Cara iman kepada Allah
Cara iman kepada Allah SWT dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Ijmali

Cara beriman yang bersifat umum. Kita percaya pada Allah SWT
secara garis besar. Sumbernya berasal dari Al-Quran yang memberikan
pedoman dan pemahaman mengenai Sang Pencipta.Secara umum, Al-
Quran menjelaskan bahwa Allah adalah dzat yang Maha Esa, Maha
Pencipta, Maha Kuasa, Maha Mendengar, Maha Suci, dan Maha
Sempurna.

2. Tafshili

2
Yunahar Ilyas,Kuliah Aqidah Islam,1992,(Yogyakarta: LPPI),hlm.13-18
3
Yunahar Ilyas,Kuliah Aqidah Islam,1992,(Yogyakarta: LPPI),hlm.65-66
Ini merupakan cara beriman kepada Allah secara lebih terperinci.
Maksudnya, kita wajib percaya bahwa Allah mempunyai sifat-sifat yang
berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya.Salah satu buktinya ialah Asmaul
Husna.4

E. Sifat-sifat Allah SWT

Adapun sifat Allah itu terbagi dalam beberapa bagian. Ada yang wajib bagi
Allah mustahil dan jais bagi Allah. Sifat wajib iyalah sifat yang pasti dimiliki
oleh tuhan. Ulama ilmu tauhid merumuskan sifat wajib Allah ada 13
banyaknya:

1. Wujud artinya Allah itu ada. Mustahil bila Allah tidak ada. Adnya Allah sebab
Zat Nya sendiri, tidak karena diadakan oleh sebab lain diluar zat Nya. Bukti
bukti tentang adanya Allah telah diterangkan di muka dengan dalil dalil fisika
akhlak kesaksian inayah dan dalil ikhtira.
2. Qidam artinya Allah itu azali atau dahulu. Dahulunya Allah tidak
berpermulaan, sebagai sesuatu yang mempunyai permulaan berarti sesuatu itu
baru dan sesuatu baru tentulah dajadikan oleh sesuatu yang lain diluar dirinya.
3. Baqo’ artinya Allah itu kekal abadi. Allah ada untuk selama lamanya tidak
mengalami kebinasaan atau kehancuran, tidak mempunyai kesudahan.
Sesuatu yang dapat binasa dan punya akhir, pasti bukan tuhan tetapi makhluk
namanya.
4. Mukholafah Lil Haewadits artinya Allah itu berbeda dari segala yang baru.
Yang baru adalah makhluk. Jadi Allah derbeda dari makhluk, perbedaan di
sini meliputi segala hak, baik zat, sifat, maupun perbuatan.
5. Qiyamuhu Binafsihi artinya Allah itu berdiri sendiri atau ada dan berbuat
dengan kekuatan dirinya sendiri. Wujud Allah ditentukan oleh diriNya sendiri
bukan oleh yang lain diluar dirinya.
6. Wahdaniyah artinya Allah maha Esa, meliputi zat, sifat, dan perbuatan. Dia
adalah satu satu nya Tuhan yang maha pencipta dalam arti yang sebenar
benarnya. Tidak disamai oleh siapapun atau apapun.
7. Qudroh artinya Allah itu berkuasa. Berbuat apa saja dan menguasai segala
apa saja. Kekuasaan Allah bersifat penuh, mutlak, absolud dalam arti yang
sebenar benarnya. Mustahil Allah tidak berkuasa dan berarti lemah dan yang
lemah bukan Allah.

4
Michael Saputra,pengertian,fungsi,cara iman kepada Allah SWT,diakses dari https://www.sayanda.com/iman-
kepada-allah// , pada tanggal 17 Maret 2020 pukul 11.35
8. Iradah artinya Allah itu berkehendak. Allah dalam berbuat apa saja, berbuat
atas dasar kehendak atau keinginaNya sementara itu segala sesuatu bisa
terjadi bila mana dkehendaki oleh Nya.
9. Ilmu artinya Allah itu maha mengetauhi, segala pengetahuan Allah meliputi
segala sesuatu dari yang besar maupun yang kecil, baik yang telah atau yang
akan terjadi, di bumi, di udara, di laut, maupun dimana saja.
10. Hayat artinya Allah itu hidup. Allah itu kekal abadi tidak akan binasa,
adanya alam semesta dan segala isinya yang telah diciptakan oleh Allah
membuktikan bahwa Allah itu maha hidup.
11. Sama’ artinya Allah itu maha mendengar, pendengaran Allah meliputi
segala sesuatu yang ada di manapun baik keras maupun pelan. Tidak
mungkin Allah tuli sebab itu merupakan sifat kekurangan yang mustahil
bagi Allah.
12. Bashor artinya Allah itu maha melihat, penglihatan Allah meliputi apa saja,
yang berada di mana saja dan dalam keadaan bagaiman saja.
13. Kalam artinya Allah itu berkata kata, kata kata Allah berbeda dari
makhluknya.

Tiga belas sifat ini oleh sementara ‘Ulama’ Tauhid ditambah lagi dengan tuju sifat
sehingga sifat wajib Allah ada dua puluh, tuju sifat tersebut adalah

1. Qodir artinya Maha selalu berkuasa


2. Muridan artinya Maha berkehendak
3. Aliman artinya Maha mengetahui
4. Haya’ artinya Maha hidup
5. Sami’an artinya Maha mendengar
6. Basiron artinya Maha melihat
7. Mutakaliman artinya Maha berkata kata5

Sifat mustahil bagi Allah ialah sifat sifat yang tidak mungkin ada bbagi Allah,
sifat ini berlawanan dari sifat wajib. Yang termasuk sifat mustahil adalah

1. Al Adam artinya tidak ada lawan jenis dari sifat wajib wujud
2. Al Hudus artinya baharu, lawan dari Qidam
3. Al Fana artinya binsa, lawan dari Baqo’

5
Zaanul Arifin, Tauhid dan Implimikasinya dalam Kehidupan,(Semarang: CV Karya Abadi
Jaya),hlm.80
4. Al-Mumatsalah artinya serupa atau sama dengan makhluk lawan dari sifat
wajib Mukholafah Lil Hawadits
5. Adamul-qiyama artinya tidak berdiri sendiri lawan dari Qiyamu Binafsihi
6. At-Ta’adud, artinya terbilang lawan dari Wahdaniyah
7. Al-Ajzu, artinya lemah lawan dari sifat Qudroh
8. Al-Krobah, artinya lemah, terpaksa lawan dari Irodah
9. Al-Jahlu, artinya bodoh lawan dari Ilmu
10. Al-Mautu, artinya mati lawan dari hayat
11. Al-Ashomu, artinya tuli lawan dari Kalam
12. Ajizan, artinya maha selalu lemah lawan dari Qodiron
13. Al-Bukmu, artinya bisu lawan dari Kalam
14. Al-A’ma, artinya buta lawan dari Qasar
15. Karihan, artinya maha selalu terpaksa lawan dari Muridan
16. Jahilan, artinya maha selalu bodoh lawan dari Aliman
17. Mayyitan, artinya maha selalu mati lawan dari Hayyan
18. Ashomm, artinya maha selalu tuli lawan dari Sami’an
19. A’ma, artinya maha selalu buta lawa dari Basiron
20. Abkam, artinya maha selalu bisu lawan dari Mutakalliman.6

Adapun sifat jaiz bagi Allah adalah sifat mungkin boleh dimiliki dan boleh
tidak dimiliki oleh Allah dan hanya mempunyai satu yaitu fi’lu kulli mumkinin au
tarkuhu yang artinya Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu
atau tidak sesuai dengan kehendaknya.

F. Aplikasi dari kehidupan sehari-hari iman kepada Allah SWT

Ada banyak aplikasi dari kehidupan sehari-hari iman kepada Allah SWT,
antara lain:

1. Iman kepada Allah SWT


a. Mendirikan sholat
b. Menafkahkan sebagian rezeki
c. Iman kepada kitab Allah
d. Menafkahkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun sempit
e. Selalu berbuat kebajikan
f. Mampu menahan amarah

6
Ibid,hlm.7
g. Mampu memaafkan kesalahan orang lain
h. Melaksanakan perintah Allah dari segi ibadah
i. Berhenti dari perbuatan keji dan tidak mengulanginya lagi
j. Mempercayai dengan benar rukun iman
2. Berbuat baik kepada orang tua
a. Berbuat baik kepada orang tua dikala masih hidup
b. Berbuat baik kepada orang tua ketika sudah meninggal
3. Berbuat baik kepada sesama manusia
a. Tolong menolong dalam hal baik dan takwa dan tidak tolong menolong
dalam tindak kejahatan
b. Mendamaikan mereka yang berselisih
c. Tidak saling mengolok-olok atau menghina
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan


anggota tubuh. Tegasnya iman menurut batasannya ialah memadukan ucapan dengan
pengakuan hati dan perilaku. Dengan lain perkataan mengikrarkan dengan lidah akan
kebenaran islam, membenarkan yang diikrarkan itu dengan hati tercermin dalam perilaku
hidup sehari-hari dalm bentuk amal perbuatan.
Adapun sifat wajib bagi Allah SWT antara lain; wujud, qidam, baqa,
mukhalafayullilkhawaditsi, qiyamuhu binafsihi, wahdaniyah, qudrot, iradah, ilmu, hayyat,
sama’, bashor, kalam, qadiron, muridan, aliman, hayan, sami’an, bashiron, mutakaliman.
Dan sifat mustahilnya antara lain; al-adam, al-hudus, al-fana, mumatsalatul lilhawaditsi,
adamul lighairihi, at-ta’adud, ajzun, al-krobah atau karohah, al-jahlu, al-mautu, as-samu, al-
a‘ma, al-bakamu, ajizan, kariha, jahiilan, mayyitan, ashomm, a’ma, abkam. Dan adapula
sifat jaiznya Allah SWT fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.
Aplikasi sehari-hari dari iman kepada Allah SWT amar ma’ruf nahi munkar, berbakti
kepada orang tua, berbaik kepada sesama manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenul. Tauhid dan Implikasinya dalam kehidupan.2015. Semarang:CV Karya Abadi
Jaya.
Ilyas, H Yanuhar, Drs,Lc, Kuliah Aqidah Islam.1992. Yogyakarta:LPPI

Michael Saputra,pengertian,fungsi,cara iman kepada Allah SWT,diakses dari


https://www.sayanda.com/iman-kepada-allah// , pada tanggal 17 Maret 2020 pukul 11.35

Anda mungkin juga menyukai