Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

LEMBAGA PENDIDIKAN MA`ARIF NU


INSTITUT AGAMA ISLAM MA`ARIF NU (IAIM)
METRO – LAMPUNG
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM:


Pengertian, Ruang Lingkup, Manfaat, Peran dan Metode
Pengembangannya

Disusun Oleh:
Wahidah, S.Pd.I. (22122003)

Dosen : Dr. Jaenullah, M.Pd.

SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2022-2023


Jl. RA Kartini 28 Purwosari Metro Utara, Kota Metro, Lampung

1
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM:


Pengertian, Ruang Lingkup, Manfaat, Peran dan Metode Pengembangannya

Oleh: Wahidah, S.Pd.I. (22122003)

A.    Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Secara bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, filosofia , yang berarti cinta akan hikmat
(Wikipedia). Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Selain itu, teori lain
mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah , cinta kebijaksanaan
(Akhmadsudrajat.wordpress.com). Jadi, filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada
kebenaran. Orang yang cinta kepada pengetahuan atau kebenaran itu lazimnya disebut philosopher
yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.

Dengan demikian, filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau
kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Pendapat yang lebih jelas lagi tentang filsafat antara lain
dikemukakan oleh Sidi Gazalba. Menurutnya, filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik,
radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau arti hakikat mengenai segala
sesuatu yang ada.

Pendapat Sidi Gazalba ini memperlihatkan adanya tiga ciri pokok dalam filsafat sebagai berikut:

1.      Adanya unsur berpikir yang dalam hal ini menggunakan akal.

2.      Adanya unsur tujuan yang ingin dicapai melalui berpikir tersebut, yaitu mencari hakikat atau
inti mengenai segala sesuatu.

Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata didik, dan diberi awalan men, menjadi mendidik, yaitu
kata kerja yang artinya memelihara dan member latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda,
berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. [Anas Shalahdin, Filsafat Pendidikan]

Istilah pendidikan disebut juga dengan istilah at-tarbiyah, at-ta’lim, dan at-ta’dib. Kata at-tarbiyah
sebangun dengan kata ar-rabb, rabbayani, nurabbi, ribbiyyun, dan rabban. Fahrur Rozi berpendapat
bahwa ar-rabb merupakan fenom yang seakar dengan at-tarbiyah, yang berarti at-tanmiyah, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Ibnu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurtubi
mengartikan ar-rabb dengan makna pemilik, yang maha memperbaiki, yang maha pengatur, yang
maha menambah, yang maha menunaikan. [Anas Shalahdin, Filsafat Pendidikan].

Sementara pengertian Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT  kepada Nabi Muhammad


Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir
zaman. Islam (Arab: al-islām, ‫اإلسالم‬, "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani
satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Dalam Al-Quran, Islam disebut juga Agama Allah atau
Dienullah (Arab: ِ ‫ِين هَّللا‬
ِ ‫)د‬. 
َ‫ض َط ْو ًعا َو َك ْرهًا َوِإلَ ْي ِه ُي ْر َجعُون‬
ِ ‫األر‬ َّ ‫ِين هَّللا ِ َي ْب ُغونَ َولَ ُه َأ ْسلَ َم مَنْ فِي‬
ِ ‫الس َم َاوا‬
ْ ‫ت َو‬ ِ ‫َأ َف َغ ْي َر د‬

2
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
berserah diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa
dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran [3] : 83). Dien  (agama) sendiri
dalam Al-Quran artinya agama (QS 3:83), ketaatan (QS 16:52), dan ibadah (QS.40:65).

Jadi pengertian Filsafat Pendidikan Islam, menurut Muzayyin Arifin, hakikatnya adalah konsep
berpikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandas ajaran-ajaran agama Islam
tentang hakikat kemampuan manusia untuk dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi
manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam. (Filsafat Pendidikan Islam, M.
Arifin)

Dengan kata lain, filsafat pendidikan Islam merupakan kajian filosofis berbagai masalah pendidikan
yang berlandaskan ajaran Islam. Kajian filosofis yang digunakan filsafat pendidikan Islam
mengandung arti bahwa filsafat pendidikan Islam merupakan kajian yang sangat mendalam,
sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran atau inti pendidikan Islam.
Dengan demikian filsafat pendidikan Islam senantiasa mengkaji filsafat pendidikan dengan
berlandaskan norma Islam.

B.     Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis,
logis dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu
pengetahuan Agama Islam saja, melainkan menuntut kepada kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain
yang relevan . Sebagai salah satu khazanah pemikiran Islam, filsafat pendidikan Islam pada
hakikatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau melandaskan
ajaran agama Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan
serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta
mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Allah yang berkepribadian demikian. Sarana dan
upaya apa sajakah yang dapat mengantarkan pencapaian cita-cita demikian dan sebagainya.
Menurut Muzayyin Arifin, ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang
terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah pendidik/ guru,
alat pendidikan (kurikulum, metode, dan evaluasi pendidikan) dan lingkungan pendidikan.

Prof. DR. H. Ramayulis di dalam buku Filsafat Pendidikan Islam menjelaskan bahwa ruang lingkup
filsafat pendidikan Islam itu seperti juga ruang lingkup filsafat umumnya yang meliputi kosmologi,
ontologi, epistimologi dan aksiologi. Penjelasan secara lebih jelas sebagaimana berikut:

1. Kosmologi merupakan pemikiran yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan
waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan, proses kejadian dan perkembangan
hidup manusia di alam nyata dan lain-lain.

2. Ontologi merupakan pemikiran tentang masalah asal kejadian alam semesta dari mana
asalanya, bagaimana proses penciptaannya dan kemana akhirnya. Pemikiran ontologi pada
akhirnya akan menentukan bahwa ada sesuatu yang menciptakan alam semesta ini, apakah
pencipta itu bersifat kebendaan (materi) atau bersifat kerohanian (immateri), apakah ia
banyak/berbilang atau tunggal/esa.

3
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

3. Epistimologi merupakan pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan


manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran, apakah dari pengalaman indrawi, apakah dari
perasaan/ilustrasi, apakah dari Tuhan.

4. Aksiologi merupakan pemikiran tentang masalah nilai-nilai, misalnya nilai moral, etika,
estetika nilai religius dan sebagainya.  Menurut George Thomas, aksiologi mengandung
pengertian lebih luas daripada etika atau nilai kehidupan yang bertaraf lebih tinggi.

Alhasil, secara umum ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran yang
serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, menyeluruh, dan universal mengenai konsep-
konsep yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran Islam.

C.    Manfaat, Fungsi dan Peran Filsafat Pendidikan Islam

1. Manfaat Filsafat Pendidikan Islam

Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany mengemukakan ada tiga manfaat mempelajari filsafat
pendidikan Islam tersebut sebagai berikut:

a.      Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang
melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses
pendidikan.

b.      Filsafah pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti
yang menyeluruh.

c.      Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran bagi factor-
faktor spiritual, kebudayaan, social, ekonomi dan politik di Negara kita. (Filsafat Pendidikan Islam, Dr.
Rahmat Hidayat, MA Henni Syafriana Nasution, MA)

2. Fungsi Filasafat Pendidikan Islam

Hasan Langgulung dalam bukunya Asas-asas Pendidikan Islam telah membahas tentang fungsi
filsafat pendidikan Islam menjadi sembilan kelompok penting, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk memahami sistem pembelajaran

b. Menganalisa konsep-konsep dan istilah-istilah

c. Untuk mengkritik asumsi-asumsi dan fakta-fakta

d. Untuk membimbing asas-asas pendidikan

e. Menerima perubahan-perubahan dasar

f. Membimbing para sikap guru dan pengajar

g. Untuk membangkitkan dialog dan persoalan

h. Untuk menghilangkan pertentangan pendidikan, dan

i. Mengusulkan rencana-rencana baru.

4
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dari sini dapat dipahami bahwa harus ada pembaharuan dan inovasi agar sesuai dengan pendidikan
di masa sekarang dan masa depan. Sebab pendidikan pada dasarnya menyiapkan generasi-generasi
untuk masa depan bukan hanya untuk sekarang.

3. Peran Filsafat Pendidikan Islam

Peran filsafat pendidikan Islam secara praktis sebagaimana berikut:

a. Filsafat pendidikan Islam akan menunjukkan problem yang dihadapi oleh pendidikan Islam,
sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam dan berusaha untuk memahami duduk
masalahnya
b. Filsafat pendidikan Islam dapat memberikan pandangan tertentu tentang manusia (menurut
Islam). Pandangan tentang hakekat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan pendidikan
menurut Islam. Filsafat pendidikan dapat berperan untuk menjabarkan tujuan umum
pendidikan Islam tersebut dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional. Tujuan
operasional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktifitas pelaksanaan
pendidikan.
c. Filsafat pendidikan Islam dengan analisanya terhadap hakekat manusia, dengan kesimpulan
bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuh-kembangkan.
d. Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap masalah-masalah pendidikan masa
sekarang yang dihadapinya akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan
Islam yang berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan Islam yang ideal atau
tidak, yang dapat merumuskan di mana letak kelemahannya, dengan demikian bisa
memberikan alternatif-alternatif perbaikan sekaligus pengembangannya. (Filsafat
Pendidikan Islam, Dr. Rahmat Hidayat, MA Henni Syafriana Nasution, MA)
e.

Dengan demikian peran filsafat pendidikan Islam mempunyai dua arah, yaitu:

a. Pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara otomatis akan
menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam.
b. Perbaikan dan pembaharuan praktek serta pelaksanaan pendidikan Islam.

Jadi, peranan filsafat pendidikan Islam dalam pengembangan pendidikan Islam menyumbangkan
analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakikat masalah yang nyata dan rasional yang
mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses pendidikan.
Peranan filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis (bahkan spekulatif)
secara mendalam dan mendasar melalui proses pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal (sampai
keakar-akarnya), tentang problema hidup dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan
pandangan dasar yang berintikan kepada tiga kekuatan rohani pokok yang berkembang dalam pusat
kemanusiaan manusia yang meliputi: induvidualisme, sosialisme dan moralisme.

D.    Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam

Tentang metode pengembangan filsafat pendidikan Islam ini, sebagai suatu metode pengembangan
suatu ilmu memerlukan empat hal sebagai berikut:

1.      Bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengembangan filsafat pendidikan. Dalam hal ini
dapat berupa bahan tertulis, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.

5
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

2.      Metode pencarian bahan. Dengan menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan yang
masing-masing prosedurnya telah diatur sedemikian rupa untuk mencari bahan-bahan yang bersifat
tertulis.

3.      Metode pembahasan. Misalnya, metode analitis-sintetis yaitu suatu metode yang berdasarkan
pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran pemikiran secara induktif, deduktif dan analisa
ilmiah.

4.      Pendekatan. Pendekatan merupakan paradigma (cara pandang) yang akan digunakan untuk
menjelaskan suatu fenomena. (Filsafat Pendidikan Islam, Dr. Rahmat Hidayat, MA Henni Syafriana
Nasution, MA)

Filsafat Islam dalam memecahkan problema pendidikan Islam (Problema pendidikan yang dihadapi
umat Islam) dapat menggunakan metode-metode antara lain:

Pertama, Metode spekulatif dan kontemlatif yang merupakan metode utama dalam setiap cabang
filsafat. Dalam system filsafat Islam disebut tafakkur. Baik kontemplatif maupun tafakkur, adalah
berfikir secara mendalam dan dalam situasi yang tenang, sunyi, untuk mendapatkan kebenaran
tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan. Dan oleh karenanya berkaitan dengan masalah-masalah
yang abstrak, misalnya hakikat hidup menurut Islam, hakikat iman, Islam, Sifat Tuhan, takdir,
malaikat dan sebagainya.

Kedua, Pendekatan normatif . Norma, artinya nilai juga berarti aturan atau hukum-hukum. Norma
menunjukkan keteraturan suatu system. Nilai juga menunjukkan baik buruk, berguna tidak
bergunanya sesuatu. Norma juga akan menunjukkan arah gerak suatu aktivitas. Menurut filsafat
Islam, sumber nilai adalah Tuhan dan bentuk norma akan mengarahkan manusia kepada Islam.
Pendekatan normative dimaksudkan adalah mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam
kehidupan nyata, dalam filsafat Islam bisa disebut sebagai pendekatan syari‟ah, yaitu mencari
ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh menurut
syari‟at Islam. Objeknya adalah berkaitan dengan tingkah laku dan amal perbuatan metode ijtihad
dalam fiqh seperti istihsan, masalah mursalah al‟adah muhakkamah, adalah merupakan contoh-
contoh metode yang normatif ini dalam sistem filsafat Islam.

Ketiga, Analisa konsep yang juga disebut sebagai analisa bahasa. Konsep, berarti tangkapan atau
pengertian seseorang terhadap suatu objek. Pengertian seseorang selalu berkaitan dengan bahasa,
sebagai alat untuk mengungkapkan pengertian tersebut. Pengertian tentang suatu objek dirumuskan
dalam bentuk definisi yang menggunakan bahasa atau kalimat tertentu. Kata-kata, kalimat dan
bahasa pada hakikatnya merupakan kumpulan dari pengertian-pengertian, dari konsep-konsep.

Keempat, Pendekatan historis. Histori artinya sejarah, yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan
kejadian masa lalu. Suatu kejadian atau peristiwa dalam pandangan kesejarahan terjadi karena
hubungan sebab akibat, dan terjadi dalam suatu setting situasi kondisi dan waktunya sendiri-sendiri.
Dalam sistem pemikiran filsafat, pengulangan sejarah (peristiwa sejarah) sesungguhnya tidak
mungkin terjadi.

Kelima, Pendekatan Ilmiah terhadat masalah aktual, yang pada hakikatnya merupakan
pengembangan dan penyempurnaan dari pola berfikir rasional, empiris dan eksperimental yang
telah berkembang pada masa jayanya filsafat dalam Islam.

Dan keenam, Dalam sistem filsafat Islam, pernah pula berkembang pendekatan yang sifatnya
terpadu, antara sumber-sumber aklli, naqli dan imani, sebagaimana yang nampak dekembangkan
oleh al-Ghazali.

6
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Menurut al-Ghazali, kebenaran yang sebenarnya, yaitu kebenearan yang diyakininya betul-betul
mearupakan kebenaran. Kebenaran yang mendatangkan keamanan dalam jiwa, bukan kebenaran
yang mendatangkan keragu-raguan. Untuk mencapai kebenaran yang benar-benar diyakini, harus
melalui pengalaman dan merasakan. Pedekatan ini, lebih mendekati pola berpikir yang empiris dan
intuitif. (Filsafat Pendidikan Islam, Dr. Rahmat Hidayat, MA Henni Syafriana Nasution, MA)

Demikian, beberapa pendekatan filosofis yang mungkin digunakan dalam memecahkan poblematika
pendidikan di kalangan umat Islam. Adapun pendekatan mana yang kiranya efektif dan efisien
tentunya tergantung kepada sifat, bentuk dan ciri khusus yang dihadapi. Yang jelas bahwa masalah
pendidikan adalah masalah manusia yang menurut ajaran Islam adalah merupakan khalifah Allah
dan memiliki potensi-potensi manusiawi, maka pendekatan filsafat pendidikan Islam, haruslah
pendekatan yang melibatkan seluruh aspek dan poteansi manusiawi.

Daftar Pustaka

1. Arifin, M., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara: 1996


2. Gazalba,Sidi, Sistematika Filsafat, Jakarta: Bulan Bintang, 1973
3. Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Pustaka Al-Husna, 1988
4. Omar , Mohammad al-Toumy al-Syaibany, alih bahasa oleh Hasan Langgulung, Falsafah
Pendidikan Islam; Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
5. Rahmat Hidayat, Henni Syafriana Nasution, Filsafat Pendidikan Islam, Medan: LPPI, 2016.
6. Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009

Anda mungkin juga menyukai