Anda di halaman 1dari 10

MEMBINCANG HISTORIOGRAFI ISLAM ABAD PERTENGAHAN

Johan Wahyudhi
Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
email: Johan_wahyudi@gmail.com

Abstract
Islam is a religion which has a high civilization. it is can be seen when we talk
about its developing knowledge. Hence, it can be said that modernization, as we
see now day, is cannot be standing without the work of Islam. However, Islam had
painted a masterpiece as a religion that is not only sinking itself in aspects of
ritualistic but it also has a responsibility to fulfill the mankind’s need. One of them
is the emerging of historiography. In the Islamic middle ages, there are many styles
of historiographies which are different from previous era.
Keywords: Historiography, Modernization, The Middle Ages.

Abstrak
Islam merupakan agama yang memiliki peradaban tinggi. Hal ini terlihat ketika
kita membicarakan perkembangan ilmu pengetahuannya yang begitu menawan.
Boleh dikatakan, modernisasi yang kita lihat sekarang ini tentu tidak dapat
tergelar tanpa sumbangsih Islam. Bagaimanapun, Islam telah menorehkan tinta
emas sebagai agama yang tidak saja menenggelamkan diri dalam ibadah
ritualistik melainkan juga turut memperhatikan perkembangan umat manusia.
salah satu hal yang menjadi perhatian Islam adalah perkembangan penulisan
sejarah. Di abad pertengahan Islam, banyak ditemukan langgam-langgam
historiografi yang berbeda dengan masa sebelumnya.
Kata kunci: Historiografi, Modernisasi, Abad Pertengahan

Pengantar waktu yang ditandai dengan beberapa


Historiografi Islam merupakan pembaruan dan perom-bakan dalam segi
ranah kajian menarik untuk dikupas. Hal penulisannya. Hal ini tidak terlepas dari
tersebut tidak terlepas dari pergulatannya jerajak zaman yang ikut mempengaruhi
dengan realitas sosial yang meliputinya. peta pemikiran para sejarawan muslim
Perannya sebagai suatu diskursus yang kala itu.
menelaah pelbagai langgam bentuk Tak ayal, tradisi penulisan sejarah
tulisan dan pembabaran kisah-kisah menjadi satu bentuk dari timbunan
sejarah masa lalu, menjadi vital sebagai produk peradaban yang akan selalu “siap
raison d’etre ketika membincang gerak saji” untuk ditelaah. Hasil panenan dari
jalan corak penulisan yang dinamis dan ladang-ladang kisah Orang Besar yang
tidak menutup kemungkinan estetis. bermastautin (bertempat) di setiap
Ketika bandul waktu berarak lembarnya ibarat jalin jemalin benang
menuju Abad Pertengahan Islam sekitar yang dipintal menjadi mahakarya kain
tahun 1250-1800, pelbagai ledakan besar tak terkira eloknya bahkan hingga
peristiwa yang ditetakkan oleh umat membentang jauh ke pelbagai ceruk
manusia menandakan pergulatan zaman peradaban. Beragam sentuhan-sentuhan
yang kian massif dan modern. Pun, magis para pembangun peradaban itu
dengan wilayah historiografi yang berbalut-erat di kitab-kitab sejarah yang
semakin dewasa menembus lorong dipahat dalam putihnya kertas sang

39
Al-Tur±¡ Vol. XIX No.1 Januari 2013

sejarawan. Historiografi menyuguhkan Andalusia (929-1031 M) , dan


pelbagai langgam penulisan terbarukan Fathimiyah (909-1171 M).3
di zamannya. Semakin tersebarnya umat Islam
Tulisan ini akan mengetegahkan ikut pula menggerakkan bahtera
kajian tentang historiografi Islam pada peradaban ke masa-masa keemasan.
kurun abad pertengahan Islam. Seja- Baghdad bukan saja menjadi pusat
rawan Islam kala itu semakin sofistikatif pemerintahan di dunia Islam melainkan
dengan mengetengahkan bentuk-bentuk telah menjelma menjadi kota besar yang
penulisan yang kian segar dan variatif. kosmopolit. Pelbagai manusia dari
Rihlah, merupakan salah stau moda belahan manapun datang ke Baghdad
tulisan yang mencuat dalam era ini, dan ikut menghirup angin-angin
Karena penyajiannya yang natural dan progresifitas yang bebas. Tak bisa
lekat sekali dengan rasa penulisnya dipungkiri, Abbasiyah memainkan peran
ketika berdialog dengan keadaan- kunci dalam pengorganisasian pelbagai
keadaan sekitarnya. tradisi yang menjadi trend setter di
zamannya. Kondisi kota yang inklusif
Seputar Abad Pertengahan menjadi tengara betapa iklim toleransi
Harun Nasution membagi pemba- dan kebebasan bergaul antarbudaya
bakan sejarah Islam menjadi tiga era; semakin terjaga sehingga melahirkan
masa klasik (650-1250), pertengahan produk-produk peradaban yang mutakhir
(1250-1800) dan modern (1800- pada zamanya.4
sekarang).1 Pendapat lain dilontarkan Baghdad sejatinya merupakan kota
Jonathan Barkey yang menyebut abad tua yang menjadi salah satu kota satelit
pertengahan Islam (Islamic medieval di zaman Sasaniyah. Tulang punggung
ages) berkisar antara tahun 1000-1500.2 kota ini, yang disebut Richard Fletcher
Dua pembagian ini cukup mewakili jalan sebagai Round City, dibangun antara
tengah atau juga landasan berpikir kritis tahun 762-766. Kendati pada awalnya
bagi kalangan sejarawan pada umumnya. dibangun mengikuti langgam Persia,
Pandangan tersebut agaknya cukup begitu Abbasiyah masuk, arsitekturnya
membuka wawasan perihal sekat waktu mengalami perombakan dan disesuaikan
bagi roda perjalanan umat Islam. dengan kemegahan khas Abbasiyah dan
Di Era Pertengahan muncul Islam. Di bagian tengahnya menjulang
pelbagai peristiwa besar yang ikut serta sebuah menara masjid nan megah dan
merubah tatanan dan segi sosial umat bangun. Konon, arsitekturnya dibangun
Islam. Kurun yang semakin terpisah jauh dengan teliti, seteliti pembangunan
dari era kenabian membuat tafsir akan sebuah istana yang dikelilingi taman-
kepemim-pinan dunia Islam menjadi taman segar yang menyemburatkan
beragam. Posisi khalifah bukan hanya berbagai mozaik aneka warna.
hidup pada otoritas sosio-keagamaan, Yang tak kalah mengejutkan,
namun juga mulai bergeser ke ranah adalah posisi Baghdad yang merupakan
politik. Pada era ini, kutub kummatan cradle of civilization. Dari rahimnya
terpecah menjadi tiga bagian yakni; lahir peradaban besar seperti Meso-
Abbasiyah (750-1258 M), Umayyah potamia dan Persia, yang menjadi tulang
punggung penyokong kejayaan Islam di
tanah tersebut. Alih-alih ditinggalkan,
1
Harun Nasution, Pembaharuan dalam
3
Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Philip K. Hitti, History of Arab, Terj.
Bulan Bintang, 1982) hlm. 12-14. Cecep Lukman Hakim, (Jakarta: Serambi, 2008)
2
Jonathan Barkey, The Formation of hlm. 229
4
Islam; Religion and Society in Near East 600 – A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan
1800, (New York: Cambridge University Press, Islam, (Jakarta; Bulan Bintang, 1987) hlm. 251-
2003) hlm. 177. 261 Dan 330-332

40
Johan Wahyudhi: Membincang Historiografi Islam…

unsur-unsur Persia kerap digunakan kembali kejayaan karya agung


dalam proses birokrasi dan tata kelola leluhurnya. Muawwiyah bin Abi Sufyan.
kerajaan Abbasiyah dimana teokrasi Setelah mengadakan kontemplasi
absolut menjadi tradisi yang terus mendalam juga didorong oleh pengejaran
dilanggengkan. Guna efisiensi tanpa henti dari orang-orang Abbasiyah,
manajemen kepemerintahan, khalifah tak Sang Elang memutuskan untuk berlayar
ragu untuk menunjuk keluarga Barmaki, ke Andalusia. Di negeri itu, dengan cepat
keluarga yang dipandang sebagai pro- ia mendapatkan kepercayaan dari para
fesor ketatanegaraan Persia, untuk pemuka lokal dan diangkat menjadi emir.
mengatur hal ihwal penyelenggaraan Tanpa membuang waktu, ia
kerajaan. 5 Hal ini menjadi cetak biru mengorganisasikan pasukan muslim
yang sangat menentukan di mana nepo- yang kuat dan langsung mengadakan
tisme arabistik mulai mengendur dan serangkaian pertempuran dengan orang
lebih mengutamakan professionalitas.6 Kristen sejak 756 sampai 788.8 Dalam
Sebuah penggal kisah menarik ikut masa itulah namanya semakin disanjung
pula ditorehkan ketika mengetahui sebagai Sang Pendobrak sehingga
Abbasiyah era Harun as-Rasyid begitu dibelakang namanya tersemat gelar ad-
disanjung oleh peradaban barat sebagai Dakhil.
raja besar dunia Timur. Adalah Laiknya Baghdad, Cordova yang
Charlemagne , Raja kekaisaran Romawi menjadi pusat pemerintahan Islam di
Suci Prancis menjalin hubungan yang Andalusia, disulap menjadi kota yang
akrab dengan sultan Baghdad. Sebagai molek lagi modern di zamannya.
bentuk penghargaan sang sultan sempat Sebenarnya, Cordova adalah kota lama
memberikan patung gajah bernama Abu yang direkonstruksi kembali dengan
al-Abbas kepada raja Prancis itu pada model kota yang astistik penuh dengan
tahun 800 M. Gajah sendiri merupakan gaya Islam. Menurut catatan Jurzi
simbol kebesaran dan keagungan selama Zaidan, bangunan yang terdapat dalam
beberapa abad. Kendati berbeda tardisi kota ini terdiri atas; 1) 113.000 rumah
dan agama, tak lantas membuat rakyat; 2) 430 istana besar dan kecil; 3)
hubungan kedua raja saling bermusuhan 6. 300 rumah pegawai negeri; 4) 3. 873
justru yang tercipta adalah merebaknya masjid; 5) 900 tempat pemandian
iklim filatropis yang mengawinkan (hamamaat); 6) 8. 455 toko besar dan
Timur dan Barat.7 kecil.9
Pasca menyurutnya kekuasaan Islam di Spanyol (Andalusia)
leluhurnya di Damaskus, tak lantas menyumbangkan pelbagai maket
membuat cita-cita Abdurrahman berjuluk peradaban berupa perbendaharaan ilmu
“the Falcon of Quraysh”, cucu dari yang tak berbilang banyaknya. Selain
Hisyam, khalifah terakhir Dinasti Cordova yang terkenal dengan
Umayyah berpikir keras untuk memugar kemegahan fisik kotanya, Toledo men-
jadi destinasi keilmuan yang menjadi
“pangeran ilmu” yang mencerahkan
5
Richard Fletcher, Relasi damai Islam Eropa. Dari Toledo, pelbagai risalah-
dan Kristen, Terj. Abdul Malik, (Tangerang risalah filsafat membanjiri biara-biara
Selatan, Alvabet, 2009) hlm. 35.
6
Kendati bangsa Arab mendiami yang menjadi otoritas ketuhanan dan
sebagian besar jazirah Arab dan beberapa kebenaran yang absah di mata penduduk
wilayah di Iraq, namun menilik peta politik pada Eropa. Para uskup dan bruder rajin
abad ke 6 M, Arab berada pada pengaruh
Romawi sedangkan Baghdad pra-Islam masih
8
berada di bawah kekuasaan Persia. Lihat Carl Brockelmann, History of The
Mahmud Rashid Khatab, Qadah fath al-Iraq wa Islamic Peoples, (London: Routledge & Kegan
al-Jazirah (Kairo: Dar al-Qalam, tanpa tahun) Paul Limited, 1949) hlm. 181-182.
9
hlm. 14 Hasjmy, Sejarah Kebudayaan, op. cit,
7
Ibid. hlm, 56 hlm. 202.

41
Al-Tur±¡ Vol. XIX No.1 Januari 2013

mengkaji teks-teks Aristoteles dan Plato bersemayamnya pebagai keilmuan, juga


dalam “bahasa padang pasir”. Suatu menyokong keanggunan perbendaharaan
peristiwa yang kerapkali lekang dalam pengetahuan Kairo selama berabad-
historiografi Barat.10 abad.14
Fathimiyah menjadi kiblat Kondisi sosio-intelektual yang
keislaman yang tidak boleh tertinggal semakin mapan dikembangbiakkan oleh
ketika membentangkan wacana Islam kutub-kutub kekuasaan Islam pada abad
abad pertengahan yang merekah indah. pertengahan turut menggairahkan
Kairo yang menjadi ibukotanya keinginan para sejarawan untuk menulis
merupakan salah satu kota yang paling sejarah. Di abad pertengahan sendiri,
termashur di kala itu. sebagaimana semesta historiografi telah mencapai
diketahui, Kairo atau Mesir pada tahap maturitas yang bukah hanya
umumya, adalah world great legacy dari dewasa melainkan juga elegan.
kemaharajaan Mesir Pharaoh yang
sempat memimpin peradaban umat Perkembangan Langam Historiografi
manusia beratus-ratus tahun sebelum Pada Era Pertengahan, terjadi
masehi. Masa keemasan Mesir dimulai beberapa pembaruan dalam corak
sejak revolusi pribumi melawan kaisar historiografi Islam. Hal ini tak terlepas
Hykos yang desotik pada tahun 1700 SM dengan keadaan agama ini yang semakin
sampai kapturisasi atas negeri itu oleh diterima oleh penganut lain, menembus
bangsa Romawi pada tahun 39 M.11 batas angin gurun khas Hijaz dan mulai
Keduukannya sebagai umm al-dunya,12 bermastautin di ceruk peradaban dunia
ini tak bisa dilepaskan dari pelbagai seperti Syria dan Persia. Alih-alih tetap
masterpiece yang dirorehkannya bagi berpegang pada gaya klasik yang melulu
akselerasi pertumbuhan modernitas bertumpu pada tradisi penulisan Arab
hingga mencapai abad serba “E”13 atau dan senantiasa kembali ke qur’an dan
dunia internet seperti saat ini. hadis, masing-masing sejarawan telah
Yang menjadi sorotan labih dalam, memadukan pelbagai kepakarannya
adalah peran Mesir sebagai oase dengan unsur-unsur lokal di mana ia
peradaban manusia kuno yang masih berpijak. Kemunculan tiga sungai besar
dijaga oleh umat Islam. Di zaman langgam penulisan: Madinah, Yaman,
Fathimiyah dibangun sebuah universitas dan Irak15 menjadi indikasi betapa kubah
yang hingga kini masih berdiri tegak pemikiran para historiograf sudah
yang bernama al-Azhar. Setali tiga uang mampu mencerap perbagai kearifan lokal
dengan pembangunan gedung pendidikan di wilayah setempat, sehingga dapat
itu, Kairo terangkat pula ke panggung keluar dengan pendekatan-pendekatan
dunia sebagai menara keilmuan yang yang baru pada zamannya.
berkilau di utara Afrika menyemburat ke Yusri Abdul Ghani Abdullah
seluruh dunia. Fusthath dan mengungkapkan bahwa gerak zaman
Iskandariyah, sebagai tempat keberislaman amatlah berakaitkelindan
dengan beberapa faktor yang menjadi
10
katalisnya, antara lain:
Tamim Ansary, Dari Puncak Bagdad;
Sejarah Dunia Versi Islam, (Jakarta: Zaman, Pertama, Melimpahruahnya bahan-
2010) hlm. 332-333.
11
Hendrik Willem van Loon, The Story
bahan kesejarahan sebagai akibat
of Mankind, ( USA: Boni and Liveright, 1922) maraknya pembangunan lembaga-
Cet. 12, hlm. 27-28. lembaga peme-rintahan pada masa
12
Zuhairi Misrawi, Al-Azhar; Menara
Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keulamaan,
14
(Jakarta: Gramedia, 2010) h. 44 Hasjmy, Sejarah Kebudayaan, op. cit,
13
Thomas L. Friedman, The Lexus and hlm. 264.
15
The Olive Three, (New York: Anchor Books, Badri Yatim, Historiografi Islam
2000) hlm. 73. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) hlm. 41- 79.

42
Johan Wahyudhi: Membincang Historiografi Islam…

Dinasti Abbasiyah, utamanya lembaga Boleh dikatakan point d’appui dari


administrasi, kemili-teran, perpajakan, meluncurnya gaya penulisan yang
dan pos. berisikan heterogenitas pembahasan di
Kedua, Maraknya aktivitas pener- luar Arab menemukan momentumnya
jemahan karya-karya dari bahasa Persia, dengan munculnya karya monumental
Yunani, Suryani, dan Latin ke dalam Abul Abbas al-Baladhuri, sejarawan
bahasa Arab. Muslim klasik pada paruh ketiga hijriyah
Ketiga, Ketersediaan sarana mo- (sekitar 892 atau 893 M), dengan
bilitas yang memadai yang memanjakan masterpiece-nya Futuh al-Buldan yang
para pelajar dan sejarawan untuk begitu apik mengisahkan penaklukan-
melakukan penjelajahan ilmiah guna penaklukan di luar Arab. Di volume 2
mencari riwayat, melihat keajaiban- misalanya, al-Baladhuri memaparkan
keajaiban di daerah lain serta bagaimana proses dan hal lain seputar
peninggalan sejarahnya.16 penaklukan Media Utara (Rayy, Kumas,
Keempat, Eksplosi perdagangan ke Kazwin, dan Zanjan), Azerbaijan, Mosul
dunia Timur Jauh, terutama ke Malaka, (Iraq), Jurjan dan Tabaristan, Tigris,
sehingga ikut membawa serta rasa ingin Kurdistan, Fars, Kirman, Sijistan dan
tahu yang mendalam akan tradisi dan Kabul (Asia Tengah), Khurasan
budaya liyan. (Uzbekistan), dan Sind (India). Penulisan
Jika dilihat dari judulnya saja, telah bergulir membahas kota-kota
misalnya seperti Tarikh Baghdad buah terpenting, sebagai acces guide dalam
tangan Abu Bakar al-Baghdadi sudah efektifitas penelusuran pelbagai kisah
mengindikasikan suatu kefokusan atau awal terkait penaklukannya. Disajikan
dalam bahasa lain disebut juga kepakaran per babnya membahas satu atau dua
akan suatu cakupan wilayah Islam. Hal kota.18
ini menjadi indikasi betapa langgam Selain itu, penulisan biografi juga
tulisan semisal maghazi dan ansab sudah mengalami kemajuan yang pesat. Paska
mengalami stagnansi-untuk tidak hancurnya Baghdad oleh Hulagu Khan
mengata-kan semua-sehingga banyak di pada tahun 1258, Abul Khair al-
kalangan sejarawan sudah mulai Hamdani, sejarawan Persia sempat
meninggalkan pola lama dan beralih menuliskan biografi penguasa pastoral
pada suatu kajian yang mengupas suatu dari Asia Tengah itu. Bagaimanapun,
kisah sejarah secara lebih intim, kendati hancurnya Baghdad merupakan sebuah
dalam skup yang lebih kecil, namun luka mendalam bagi umat Islam. Namun,
terasa lebih mendalam pembahasannya. sebagai seorang sejarawan terkait
Pun dengan tulisan sejarah yang posisinya sebagai pewarta zaman tentu
berbentuk traveler notes menjadi varian saja hal itu bukan merupakan batu
anyar yang tak kurang hangat disambut sandungan dengan mengabadikan kisah
di dunia historiografi Islam. Yang paling sang penakluk sebagai informasi untuk
populer, tentu saja adalah karya Ibnu umat masa depan.
batutta yang ditulis pada abad ke 15, Yang menarik adalah ketika
bahkan ia sempat menuliskan keadaan melihat judul-judul kitab yang ditulis
Pasai yang sempat dikunjunginya pada oleh Lisauddin as-Salmani, sejarawan
tahun 1343 dan 1346.17 dari tlatah Andalusia. Seperti yang
terlihat di beberapa karyanya (lihat sub
bab c no. 13) yang melulu mengupas
16
tentang Granada, salah satu kota penting
Yusril Abdul Ghani Abdullah,
Historiografi Islam; dari Klasik HIngga Modern,
18
( Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004) hlm. 17. Lebih lanjut lihat al-Baladhuri, Futuh
17
Ross E. Dunn, Petualangan Ibnu al-Buldan, Part 2, trans. by Francis Clark
Batutta, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Murgotten (New York: Longman, Greens & Co.,
2011), Cet. 2, hlm. 289. 1924).

43
Al-Tur±¡ Vol. XIX No.1 Januari 2013

dalam peradaban Islam di Semenanjung that goes with this things. The chapter
Iberia kala itu. Sang sejarawan seakan contains basic and supplementary
ingin memposisikan dirinya sebagai propositions.
pakar Granada. Suatu fenomena yang 4. Countries and cities, and all other
agaknya berulang di masa kini di mana form of sedentary civilization. The
keahlian hanya mencakup dalam satu conditions occurring there, primary
bidang yang ditekuninya secara and secondary considerations in this
mendalam. connection.
Yang tak boleh dan tidak boleh 5. On the various aspects of making a
tidak dipaparkan di sini adalah buah living, such a profit and the crafts.
karya Ibnu Khaldun berjudul The conditions that occur in this
Muqaddimah yang merupakan jilid awal connection. A number of problems are
dari kitab al-‘Ibar wa Diwan al- connected with this subject.
Mubtada’ wal Khabar fi Ayyam al-Arab 6. The various kinds of sciences, the
wal Ajam wal Barbar wa Man methods of instruction, the conditions
‘Asaruhum Min Dzawil Sultan al-Akhbar that obtain in these connections. The
– “Contoh-contoh yang mengandung chapter includes a prefatory
pelajaran dan kumpulan usul-usul dan discussion and appendicies.20
informasi mengenai sejarah bangsa Arab, Bisa diperhatikan lebih lanjut,
Persia, dan Barbar. ” Tak bisa dipungkiri, betapa pembagian bab telah mengalami
karya ini merupakan karya agung dalam dinamika yang pesat tinimbang masa
historiografi abad pertengahan. Dalam sebelumnya. Di bab 6, sebagaimana telah
karya ini, ia menggelar kaidah-kaidah disinggung sebelumnya, Ibnu Khaldun
yang dipakainya dalam meneliti sejarah. menyampaikan pula metodologi
Ia juga mulai mewartakan akan “menangkap” kebenaran melalui
pentingnya menulis dengan merujuk serangkum penelitian yang bersifat
pada patron kaidah yang bersifat empiris, seperti yang dikatakannya:
objektif-ilmiah, baik dalam pengamatan,
pengumuman, dan pegujian fakta-fakta, The concepts bringing this about
maupun dalam menyin-tesakannya are not completely divorced from sensual
dengan pisau logika induktif. Sejarah perception and do not require very deep
tidak boleh hanya mengorbit pada study. All of them are obtained through
penyampaian kisah yang rasional experience and derived from it. They are
maupun tidak atau dengan metode particular concepts connected with the
spekulatif metafiskal. Dengan demikian, sensibilia. Their truth or falsehood soon
ia menjadi konseptor pertama dalam comes out in events. From (events) the
historiografi modern.19 student of these concepts can learn them.
Merujuk pada terjemahan versi Each human being can learn as much of
Frank Rosenthal, Muqaddimah terbagi them as he is able to. He can pick up (his
atas 6 bab, yakni: knowledge) with the help of experience
among the events that occur in his
1. Human civilization in general dealings with his fellow men. Eventually,
2. Bedouin civilization, savage nations he will have what is necessary and must
and tribes and their conditions of life, be done, and must not be done, fixed in
including several basic and his(mind). By knowing this well, then, the
explanatory statements. proper habit of dealing with his
3. On dynasties, royal authority, the fellowmen will be obtained by him.21
caliphate, governments rank, and all

19 20
S. I. Poeradisastra, Sumbangan Islam Ibnu Khaldun, The Muqaddimah,
kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Depok, trans. by Frank Rosenthal (tp.p, tanpa tahun)
21
Komunitas Bambu, 2008), Cet. 3, hlm. 68-69. Ibid, hlm. 549.

44
Johan Wahyudhi: Membincang Historiografi Islam…

Agaknya, apa yang dituangkan 1029 atau 1030 hingga 1070, (3)
dalam pembahasan Ibnu Khaldun di atas Spanyol, (4) ?, (5) Historiografi, (6)
telah cukup mewakili historiografi yang Kitab at-Ta’rif bu Thabaqat al-Umam
meng-gunakan pisau analisa dari – ikhtisar sejarah dunia; sejarah para
pelbagai ilmu sosial. Terkait hal ini, Aziz ilmuwan.
al-Azmeh mengungkapkan: 3. Al-Baghdadi, (1) Abu Bakr Ahmad
ibnu Ali ibnu Tsabit al-Khatib, (2)
Constructivism in historical tahun 1002-1071, (3) ?, (4) ?, (5)
scholarship allows for the proper Historiografi, (6) Tarikh Baghdad –
constitution of objects of study— Sejarah para ilmuwan Baghdad, 14
population movements, economic cycles, volume; Kitab al-Kifayah fi Ma’rifat
social relations, ideologies, mentalities, Ushul ‘Ilm ar-Riwayah – Risalah
and so forth. The exposition of historical tentang kritik terhadap tradisi, dan
topics deliberately constituted might be lain-lain.
and is indeed often narrative, and 4. Al-Banakati, (1) Fakhruddin Abu
therefore subject to the structures of all Sulaiman Da’ul Ibnu Muhammad, (2)
narrative. But scientific historical wafat tahun 1329 atau 1330, (3)
writing also needs to go beyond story- Persia, (4) Bahasa Persia, (5)
telling, and involve analytical Historiografi, (6) Raudhatul Albab fi
procedures derived from a variety of Tawarikh al-Akabir wal Ansab –
social science disciplines. Of the objects Taman orang-orang besar dan tentang
of historical study are the subcategories silsilahnya.
of an historical mass: a nation, a 5. Ibnu Futi, (1) Kamaluddin Abul
community, a civilization. A certain, Fada’il Abdurrazaq ibnu Ahmad ibnu
pervasive, vitalism and organismic Muhammad,(2) Tahun 1244-1323, (3)
notion of historical mass implies notions Irak, (4) Bahasa Arab, (5)
of time and temporality which reclaim, Historiografi, (6) Al-Hawadits al-
implicitly or explicitly, duration at the Jami’a wal Tajarib an-Nafi’a Min al-
expense of chronometry, and it is this Mi’a al-Sabi’a – berhubungan dengan
which will be investigated in the first khalifah Abbasiyah terakhir dan
section of this essay, before the permulaan dominasi Mongol hingga
discussion is widened to certain tropes of tahun 1300; Majma’t al-Adab fi
Arabic and Muslim historical writing.22 Mu’jam al-Asma’ wa Alqab – Kamus
biografis; Mukhtasar Akhbar al-
Beberapa Sejarawan dan Karyanya Khulafa’ al-Abbasiyyin – Kumpulan
cerita mengenai khalifah Abbasiyah;
1. Al- Amid, (1) Jirjis al-Makim
serta banyak lagi karya yang
Abdullah ibnu Abil Yasir ibnu Abil
berhubungan dengan sejarah dan
Makarim, (2) Tahun 1205 atau 1206
filologi, seluruhnya hilang.
hingga 1273 atau 1274, (3) Mesir, (4)
6. Al-Hamdani, (1) Abul Khair
?, (5) Historiografi, (6) Kitab al-
Rasyiduddin Fadlillah Ibnu ‘Imad ad-
Majmu’ al-Mubarak- kumpulan
Dawla (sering disebut Rasyiduddin
orang-orang yang diberkati, sejarah
Tabib), (2) tahun 1247-1318, (3)
Muslim.
Persia, (4) Bahasa Persia, Arab (5)
2. Al-Andalusi, (1) Abul Qasim Sa’id
Historiografi, (6) Jami’ at-Tawarikh –
ibnu Ahmad ibnu Abdul Rahman ibnu
kumpulan sejarah; Biografi Hulagu
Muhammad ibnu Sa’id al-Qurtubi,
Khan.
juga disebut Qadi Sa’id, (2) Tahun
7. Ibnu Hammad, (1) Abu Abdullah
22
Aziz al-Azmeh, The Times of History; Muhammad Ibnu Ali, (2) Tahun
Universal Topics in Islamic Historiography 1150-1230, (3) Bu-Hamra, (4) ?, (5)
(Budapest: Central European University Press, Historiografi, (6) Akbar Muluk Bauk
2007) hlm. 5.

45
Al-Tur±¡ Vol. XIX No.1 Januari 2013

Ubaid Wa Siratutum – CatatAn Historiografi,(6) Kitab al-Mu’jib fi


tentang penguasa Fathimiyah di Talkhis Akhbar Ahl al-Maghrib –
Afrika; Tarikh tentang Bougie Sejarah rakyat Afrika.
(Bijaya). 13. As-Salmani, (1) Lisanuddin Abu
8. Al-Isfahani, (1) Muhammad ibnu Abdullah Muhammad ibnu Abdullah,
Muhammad Imaduddin al-Katib, (2) (2) Tahun 1313-1374, (3) Muslim-
Tahun 1125-1201, (3) Persia, (4) Hispano, (4) ?, (5) Historiografi, (6)
Bahasa Arab, (5) Historiografi, (6) al-Hulal al-Marquma – “Sejarah para
Kitab al-Fath al-Qussi – Sejarah Khalifah Timur dan Barat” ; A’mal al-
tentang penaklukan Syria oleh A’lam – Sejarah Muslim Timur dan
Saladin; Kitab al-Barqash- Sha’mi Barat ; Al-Lamhah al-Badriyya fil
(Shami’ ?) – Laporan ilmiah Dawla an-Nasiriyya – Sejarah
berhubungan dengan sejarah. Granada hingga tahun 1363; Al-
9. Al-Jaziri, (1) Abul Hasan Ali ibnu Ihathah bi Tarikh Qarnata –
Muhammad ‘Izzuddin ibnul Atsir asy- Kumpulan mengenai sejarah Granada;
Syaibani (lebih dikenal dengan Ibnu At-Taj al-Muhalla – Sejarah Spanyol
Atsir), (2) Tahun 1160-1233, (4) sejak tahun 1232; Mi’yar al-Ikhtiyar;
Mesopotamia, (4) ?, (5) Historiografi, Mufakharat Malaqa wa Sala –
(6) Kitab al-Kamil fil Tarikh – Buku Persaingan antara Malaga dan Sala;
yang sempurna tentang tarikh; Sejarah Al-Hulal Al-Maushiyya fi Dzikr al-
tentang para penguasa Atabeg dari Akhbar al-Marrakushiyya – Tarikh
Mosul (1127-1211). tentang Maroko; Nufadat al-Jirab fi
10. Ibnu Batutah, (1) Abu Abdullah Ulalat al-Ightirab – buku kenang-
Muhammad ibnu Abdullah ibnu kenangan Maroko; Khatrat at-Taif fi
Muhammad al-Lawati al-Hanji, (2) Rihlat ash-Shita wal Saif – Perjalanan
Tahun 1304-1377 atau 1378, (3) di Granada Timur; Manfa’at as-Sa’il
Tangiers, (4) ?, (5) Geografi, (6) an al-Marad al-Ha’il – Catatan wabah
Tuhfat a-Nuzzar fi Qara’ib al-Amshar penyakit yang terjadi di Granada
wa Aja’ib al-Asfar- Hadiah bagi para tahun 1348.
peneliti berhubungan dengan orang- 14. Asy-Syafi’i (1) Abul Qasim Ali
orang yang ingin tahu terhadap kota- ibnu Abi Muhammad al-Hasan ibnu
kota dan perjalanan yang Hibatullah Tsiqatuddin ibnu ‘Asakir
menakjubkan. asy-Syafi’I, (2) tahun 1105-1175, (3)
11. Ibnu Khaldun, (1) Abdul Rahman Damaskur, (4) ?, (5) Sejarawan dan
ibnu Khaldun, (2) Tahun 1333-1406. tradisionis Muslim, (6) Tarikh
(3) Tunisia, (4) ?, (5) Historiografi, Madinat Dimashqi – Sejarah kota
(6) Muqaddimah – pengantar untuk Damaskus, 80 volume.
daftar berikut; Kitab al-‘Ibar wa 15. As-Subkhi, (1) Tajuddin Abu
Diwan al-Mubtada’ wal Khabar fi Nasr Abdul Wahhab ibnu Ali, (2)
Ayyam al-Arab wal Ajam wal Barbar Tahun 1327-1370, (3) Mesir, (4) ?, (5)
wa Man ‘Asaruhum Min Dzawil Historiografi, (6) Thabaqat asy-
Sultan al-Akhbar – “Contoh-contoh Syafi’iyyah – Biografi para ahli
yang mengandung pelajaran dan teologi Syafi’iyyah.
kumpulan usul-usul dan informasi 16. Ibnu Wasil, (1) Abu Abdullah
mengenai sejarah bangsa Arab, Persia, Muhammad ibnu Salim ibnu Wasil
dan Barbar. ” Jamaluddin, (2) Tahun 1207 atau
12. Al-Marrakusyi, (1) Abu 1208-1298, (3) ?, (4) ?, (5) Dokter,
Muhammad Abdul Wahid ibnu Ali at- Sejarawan, Filosof, ahli Matematika,
Tamimi al-Marrakusyi Muhyiddin, (2) (6) Kitab Mufarrijj al-Kurub fi
tahun 1185- 1224, atau wafat lebih Akhbar Bani Ayyub – “Buku yang
belakang, (3) Marrakusy, (4) ?, (5)

46
Johan Wahyudhi: Membincang Historiografi Islam…

menghilangkan kesedihan dengan menunjukkan geliatnya dan dipakai


hikayat-hikayat al-Ayyub. dalam membelah pelbagai kisah dan
17. Al- Yamani, (1) Abu Muhammad tafsir sejarah.
Umara ibnu Ali ibnu Zaidan al-
Yamani Najamuddin, (2) Tahun 1121
atau 1122-1174, (3) Yaman, (4) ?, (5)
Ahli Sejarah Muslim, (6) Tarikh Daftar Pustaka
Yaman – Sejarah Yaman; Qasa’id –
Otobiografi; Kitab an-Nukat al- Abdullah, Yusril Abdul Ghani,
‘Asriyya fi Akhbar al-Wuzara’ al- Historiografi Islam; dari Klasik
Misriyya – seluk beluk kontemporer HIngga Modern, ( Jakarta:
mengenai para menteri dari Mesir.23 RajaGrafindo Persada, 2004).
al-Baladhuri, Abul Abbas, Futuh al-
Buldan, Part 2, trans. by Francis
Kesimpulan Clark Murgotten (New York:
Longman, Greens & Co., 1924).
Abad Pertengahan besar mele- al-Azmeh, Aziz, The Times of History;
tupkan ledakan besar dalam rancang Universal Topics in Islamic
bangun historiografi Islam. Meluasnya Historiography (Budapest:
ajaran Muhammad ke lekuk-lekuk dunia Central European University
nun jauh dari tanah kelahirannya, Hijaz, Press, 2007).
semakin mengumandangkan bahwa Ansary, Tamim, Dari Puncak Bagdad;
dunia baru penulisan sejarah Muslim Sejarah Dunia Versi Islam,
telah dimulai. (Jakarta: Zaman, 2010).
Karya-karya sejarah deras mengalir Barkey, Jonathan, The Formation of
dari ceruk tiga menara peradaban Islam Islam; Religion and Society in
yakni; Baghdad, Cordova, dan Kairo. Near East 600 – 1800, (New
Rebut tengkar klaim kekhalifahan York: Cambridge University
berimbas apik bagi lelaju dinamis jejak Press, 2003).
rekam penulisan sejarah. Dari yang Brockelmann, Carl, History of The
tadinya bersifat Arabistik dan sukuisme Islamic Peoples, (London:
khas kaum Badui mulai merekah Routledge & Kegan Paul Limited,
menyemburatkan kosmopolitanisme 1949).
langam penulisan serta terma-terma yang Dunn, Ross E., Petualangan Ibnu
diangkat dalam suatu babaran sejarah. Batutta, (Jakarta: Yayasan Obor
Abad ini boleh dikatakan era Indonesia, 2011).
dimana pintu gerbang pacu kuda-kuda Fletcher, Richard, Relasi damai Islam
peradaban Islam mulai dibuka dan berlari dan Kristen, Terj. Abdul Malik,
melintas aral batas laut dan pegunungan. (Tangerang Selatan, Alvabet,
Hal ini ikut pula membawa ngin surga 2009).
bagi tradisi historiografi Islam. Gaya Friedman, Thomas L., The Lexus and
uraian atas kajian studi yang lebih The Olive Three, (New York:
mendalam, diwujudkan dengan adanya Anchor Books, 2000).
beberapa karya yang sifatnya tematik dan Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam,
tak sedikit yang berlandaskan pada (Jakarta; Bulan Bintang, 1987).
catatan-catatan per-jalanan ke negeri Hitti, Philip K., History of Arab, Terj.
asing. Pun dengan pisau analisa dari Cecep Lukman Hakim, (Jakarta:
ilmu-ilmu sosial, sudah mulai Serambi, 2008).
23
Khaldun, Ibnu, The Muqaddimah, trans.
Mehdi Nakosteen, Kontribusi Islam
atas Dunia Intelektual Barat, Terj. Joko S.
by Frank Rosenthal (tp.p, tanpa
Kahhar (Surabaya: Risalah Gusti, 2003) hlm. tahun).
336-354.

47
Al-Tur±¡ Vol. XIX No.1 Januari 2013

Khatab, Mahmud Rashid, Qadah fath al-


Iraq wa al-Jazirah (Kairo: Dar al-
Qalam, tanpa tahun).
Loon, Hendrik Willem van, The Story of
Mankind, ( USA: Boni and
Liveright, 1922).
Misrawi, Zuhairi, Al-Azhar; Menara
Ilmu, Reformasi, dan Kiblat
Keulamaan, (Jakarta: Gramedia,
2010).
Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam atas
Dunia Intelektual Barat, Terj.
Joko S. Kahhar (Surabaya:
Risalah Gusti, 2003).
Nasution, Harun, Pembaharuan dalam
Islam: Sejarah Pemikiran dan
Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang,
1982).
Poeradisastra, S. I., Sumbangan Islam
kepada Ilmu dan Peradaban
Modern, (Depok, Komunitas
Bambu, 2008).
Yatim, Badri, Historiografi Islam
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997).

48

Anda mungkin juga menyukai