Anda di halaman 1dari 11

Alquran Sebagai Sumber Utama

Ajaran Islam
🙢
Makna Al Qur'an
🙢
🙣 Al Qur'an adalah Syaikh Muhammad bin Shalih
al-Utsaimin menjelaskan bahwa
firman Allah yang Alquran adalah bentuk kata
diturunkan kepada benda infinitif (mashdar) dari
Nabi Muhammad SAW kata qara`a (‫ )قرأ‬yang
bermakna membaca atau mengu
melalui malaikat Jibril mpulkan. Jika Alquran berasal
untuk disampaikan dari kata qara`a yang
kepada umatnya. bermakna membaca, maka
Alquran berarti sesuatu yang
dibaca.
🙣 Al-Qur'an menjelaskan bahwa kitab ini adalah sebuah "pembeda"
(al-furqān), "buku ibu" (umm al-kitāb), "petunjuk" (huda),
"kebijaksanaan" (hikmah), "pengingat" (Dzikr) dan "wahyu" (tanzīl)
Fungsi Al-Quran
🙢
🙣 Fungsi utama Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia
dan mukjizat bagi kerasulan Muhammad saw. Al-Qur’an memberikan
aturan-aturan keagamaan yang menjadi petunjuk bagi umat manusia
untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sebagai
mukjizat, Al-Qur’an diturunkan oleh Allah untuk menjadi bukti
kebenaran kerasulan Muhammad saw terutama bagi para penentang
dakwah-dakwah beliau.
🙣 Sebagai petunjuk dari Allah kepada manusia
🙣 Sebagai bukti (mukjizat) kebenaran risalah Nabi Muhammad Saw
🙣 Sebagai pemisah antara yang Haq dan yang Bathil
🙣 Sebagai obat bagi penyakit-penyakit hati
🙣 Sebagai nasihat bagi orang-orang bertaqwa
🙣 Sebagai pembenar kitab-kitab terdahulu
Kandungan Al Qur'an
Akidah
🙢
• Secara bahasa Aqidah berasal dari bahasa Arab: al-’aqdu (ikatan), at-tautsiq (kepercayaan atau keyakinan yang kuat), al-qhkam (mengukuhkan atau menetapkan) dan ar-rabthu bi
quwwah (mengikat dengan kuat).
• Adapun secara istilah Aqidah dapat didefinisikan sebagai iman yang teguh dan pasti yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya.

• Secara bahasa, ibadah berarti taat, tunduk dan ikut.


•Dalam bahasa syar’i ibadah diartikan sesuatu yang diperintahkan Allah sebagai syariat, bukan karena adanya keberlangsungan tradisi sebelumnya atau karena tuntutan logika
atau akal manusia.
Ibadah •Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridha dari Allah swt.

• Dalam bahasa Arab, akhlak bentuk jamak dari khulqu yang artinya perangai, tabiat dan adab.
•Dalam agama Islam, akhlak merupakan tolak ukur derajat seseorang.
•Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa keimanan seseorang tidaklah cukup hanya dengan sekedar iman kepada Allah, Malaikat, Nabi-nabi dan lainnya Akan tetapi keimanan harus
Akhlak disertai dengan akhlak dan perilaku yang baik.

• Salah satu tema yang banyak dibahas dalam ayat-ayat Al-Qur’an adalah hukum.
•Dalam Al-Qur’an termuat hukum-hukum yang mengatur tentang masalah-masalah yang ada pada seluruh aspek kehidupan manusia, Misalnya, hukuman bagi pembunuh
•Namun tidak semua aturan hukum yang ada dalam Al-Qur’an sudah terperinci. Kadang Al-Qur’an hanya menyebutkan prinsip-prinsip dasarnya saja. Misalnya Allah
Hukum menyatakan keharaman darah dan bangkai secara mutlak dan umum.

• Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk juga berisi peringatan-peringatan kepada manusia.


•Selain pemberi peringatan Al-Qur’an juga memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada Allah swt dengan balasan berupa nikmat surga.
Peringatan

•Al-Qur’an juga berisi kisah-kisah mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Allah swt ataupun kisah-kisah orang yang
mendapatkan kejayaan karena ketaatannya kepada Allah swt. Kisah-kisah tersebut agar bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang yang sesudahnya
Sejarah/
Kisah
Sejarah Pembukuan Al-Qur’an
🙢
Ada beberapa periode yang dilalui dalam tahap pembukuan
Al-Qur’an, yaitu:

⧫ Periode Nabi Muhammad SAW


⧫ Periode Abu Bakar : Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu
Bakar untuk mengumpulkan dan menulis Al-Qur’an dalam sebuah
mushaf. Umar khawatir bahwa Al-Qur’an akan hilang jika hanya
mengandalkan para penghafal Al-Qur’an, terlebih ketika semakin
banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam peperangan.
Pada mulanya, Abu Bakar menolak usulan Umar dengan alasan bahwa
Nabi tidak pernah melakukan sebelumnya. Selanjutnya, Abu Bakar
menceritakan kekhawatiran Umar kepada Zaid bin Tsabit.
⧫ Periode Umar bin Khattab :
⧫ Periode Usman bin Affan
Sejarah Pembukuan Al-Qur’an
🙢
Ada beberapa periode yang dilalui dalam tahap pembukuan Al-
Qur’an, yaitu:

⧫ Periode Umar bin Khattab : Lebih banyak perluasan wilayah

⧫ Periode Usman bin Affan : Pada periode Usman bin’ Affan,


wilayah penyebaran Islam semakin luas, para pengajar Al-Qur’an
pun diperlukan lebih. Huzdzaifah bin Yaman, seorang pemimpin
prajurit Islam di perbatasan Azerbaijan dan Armenia, melihat
perbedaan di kalangan umat Islam dalam membaca Al-Qur’an.
Beliau khawatir jika perbedaan tersebut lambat laun akan
mengancam kesatuan Al-Qur’an dan persatuan umat Islam di
kemudian hari.
Ditetapkan dialek Quraisy.
Nilai-nilai Al-Quran
🙢
Dalam lingkungan Pendidikan Dalam lingkungan Keluarga

❖ Dimensi spiritual: Akhlak ❖ Kewajiban mempersiapkan anak-


Mahmudah cucu sebagai generasi pelanjut agar
❖ Dimensi budaya jangan ditinggalkan dalam
1. Menghargai ilmu keadaan lemah. (An-Nisa: 4)
pengetahuan ❖ Perintah bersyukur dan
2. Selalu dinamis, tidak merasa penanaman tauhid. (Lukman: 12-
cukup dengan ilmu 16)
pengetahuan yang dimiliki ❖ Doa untuk diberi keturunan yang
3. Konsisten, Istiqomah melanjutkan kepemimpinannya.
(Maryam: 1-6)
Nilai-nilai Al-Quran
🙢
Dalam lingkungan Pekerjaan

❖ Menghargai Waktu
❖ Memiliki budaya kerja keras
❖ Memiliki orientasi ke depan (visioner)
❖ Memiliki harga diri tinggi
❖ Memiliki networking dan akses yang luas
(silaturahim)
Keanekaragaman Corak al-
Quran
🙢
⧫ Tafsir bil Ma’tsur (riwayat) : penafsirannya didasarkan atas
penjelasan ayat Alquran, penjelasan hadis Rasulullah SAW, atau para
sahabatnya
⧫ Tafsir bi al-Ra’yi (nalar) : penyusunannya banyak menggunakan
pendapat akal atau hasil ijtihad
⧫ Tafsir Falsafi (filsafat) : khusus menerangkan penafsiran ayat-ayat
hukum dalam Alquran
⧫ Tafsir ’ilmi (ilmiah)
⧫ Tafsir fiqhi (fiqih)
⧫ Tafsir adabi al ijtima’I : tafsir
Adabi al ijtima’I berarti tafsir sosio-kultural, dan juga mencakup sisi
balaghah dan kemukjizatan
al-Qur’an
⧫ Tafsir Tarbawi
Dialektika al-Quran dan
Budaya
🙢
Sastra –syair/puisi– adalah ontologi bangsa Arab atau bisa disebut juga
pengetahuan tunggal bangsa Arab –kala itu–, menunjukkan bahwa
syair/puisi merupakan teks kebudayaan dalam masyarakat Arab pra-
Islam. Meskipun teks Al-Qur’an memiliki kemiripan dengan syair/puisi
dari esensinya sebagai komunikasi, akan tetapi Al-Qur’an menolak
dirinya disebut syair/puisi dan menolak Nabi Muhammad SAW
disebut penyair.
Apakah Islam dengan Al-Qur’an dan Muhammadnya, melarang
syair/puisi dan penyair? Sudah pasti tidak. Yang dilarang kemudian
adalah esensinya. Jika esensinya –syair/puisi dan penyair¬– adalah
kebencian, hasud, dan cenderung mengantarkan ke dalam keburukan,
maka yang dilarang adalah kebencian, hasud, dan keburukannya. Jika
esensinya mengantarkan kepada kebaikan dan mendekatkan kepada
Tuhan, maka puisi tak ubahnya adalah nasihat dalam berkehidupan.
Rekonstruksi penafsiran al
Qur`an sebagai inspirasi budaya.
🙢
Al-Qur’an tak ubahnya strategi kebudayaan. Al-Qur’an adalah mukjizat
yang berakulturasi dengan manifestasi kebudayaan bangsa Arab. Al-
Qur’an menolak disebut syair/puisi akan tetapi di dalamnya
mengandung nilai sastrawi sebagaimana bangsa Arab maju dalam
bidang sastra. Yang kemudian ditolak Al-Qur’an adalah hal-hal yang
mengantarkan kepada keburukan.
Konsep akulturasi budaya seperti inilah yang kemudian menginspirasi
dakwah Wali Songo di Jawa, dan penyebar Islam lainnya di Indonesia.
Yang kemudian dalam perjalanannya muncul kaidah “al-muhafadhatu
‘ala qadimis shalih wa al-akhdzu bi jadidil ashlah

Anda mungkin juga menyukai