Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Higher Order Thinking Skill (HOTS) biasa disebut keterampilan

berpikir tingkat tinggi. HOTS bukan hanya sekedar menghafal konsep dan

fakta1. HOTS mengharuskan peserta didik menguraikan materi, membuat

kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun

hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar2. Menurut

Widodo keterampilan HOTS meliputi keterampilan menyelesaikan masalah,

berpikir kritis, menyampaikan argumen dan mampu mengambil keputusan

dengan begitu peserta didik dapat membedakan gagasan atau ide pokok secara

jelas, menyampaikan argumen dengan baik, dapat memecahkan masalah,

mengkontruksi penjelasan serta memahami hal-hal rumit menjadi lebih jelas

dengan level kognitif3.

HOTS sangat diperlukan dalam pembelajaran. HOTS mempunyai

peranan sangat penting dalam menjadikan peserta didik berada pada level

berpikir yang tinggi4. Penerapan HOTS di sekolah penting dalam menjadikan

1
Maylita Hasyim dan Febrika Kusuma Andreina, “Analisis High Order Thinking Skill (HOTS)
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Matematika,” 2019 5, no. 1 (Juni 2019): 55–64.
2
Yoki Ariyana dkk., Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (Directorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2018).
3
Wasifatun Najiroh dan Muhammad Agung Rokhimawan, “Analisis Soal HOTS pada Buku Siswa
Tokoh Penjelajah Angkasa Luar,” 2020 7, no. 1 (Juli 2020): 16.
4
Andreas Bagas Kiswara, Tri Murwaningsih, dan Susantiningrum, “Analisis Penerapan
Pembelajaran Berbasis HOTS pada Program Otomotisasi Tata Kelola Perkantoran SMK
Negeri di Kota Surakarta,” Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran 3, no.
3 (2019): 46–52.

1
2

peserta didik lebih tangguh dan mampu memecahkan masalah 5. Pembelajaran

dengan HOTS dapat memicu cara berpikir peserta didik menjadi lebih luas

dan mendalam6. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah salah satunya

adalah pembelajaran yang bercirikan HOTS7. Pentingnya HOTS dilihat dari

segi kemampuan menghubungkan konsep yang berbeda, menginterpetasikan,

memecahkan masalah dan pemilihan strategi, menemukan metode baru,

berargumen, dan mengambil keputusuan yang tepat8.

Pentingnya HOTS telah diatur dalam undang-undang. Permendikbud

No 22 tahun 2013 menyebutkan konsep literasi, pendidikan karakter, HOTS,

dan tututan pembelajaran abad 219. Selain itu Permendikbud No 22 tahun

2016 tentang standar isi, menjelaskan beberapa prinsip pembelajaran tentang

HOTS10. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20

Tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan 11.

5
Agus Kristiyono, “Urgensi dan Penerapan Higher Order Thingking Skills di Sekolah,” Jurnal
Pendidikan Penabur, no. 31 (Desember 2018): 36–46.
6
Silfanus Jelatu dkk., “Konstruksi Tes High Order Thinking Skills (HOTS) bagi Guru-Guru
Matematika SMP di Manggarai Timur,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 10, no. 2 (2
September 2019).
7
Kristiyono, Op.Cit., 38.
8
Moh. Zainal Fanani, “Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam
Kurikulum 2013,” Journal of Islamic Religius Education 2, no. 1 (Januari 2018).
9
Kristiyono, Op.Cit., 42.
10
Widya Pratiwi dan Johar Alimuddin, “Pengembangan Bahan Ajar Bermuatan High Order
Thinking Skill (HOTS) pada Pembelajaran Tema Persatuan dalam Perbedaan,” Prosiding
Seminar Nasional Unimus 1 (2018).
11
Ariyana dkk., Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi, 2018.
3

Soal sebagai sarana untuk mengukur keberhasilan aspek pengetahuan.

Pembelajaran pada saat ini dirasa masih belum mampu menumbuhkan

pemikiran kritis, analitis dan logis dari peserta didik12. Hal tersebut didasarkan

dari hasil pengukuran dari Program for International Students Assesment

(PISA), Indonesia pada tahun 2000 berada pada peringkat 39 dari 41 negara 13.

Pada tahun 2003 Indonesia berada pada peringkat 38 dari 40 negara. Pada

tahun 2006 Indonesia berada pada peringkat 50 dari 57 negara. Pada tahun

2009 Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara. Pada tahun 2006 dan

2009 kemampuan peserta didik di Indonesia dalam menjawab soal meningkat

sehingga peringkat Indonesia mengalami kenaikan. Pada tahun 2012

kemampuan peserta didik dalam menjawab soal menurun sehingga hasil

perhitungan PISA Indonesia berada pada peringkat 63 dari 64 negara 14.

Sedangkan pada tahun 2015 kemampuan peserta didik meningkat hasil

perhitungan dari PISA menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat

63 dari 69 peserta15. Pada tahun 2018 peringkat Indonesia terjadi penurunan

sehingga Indonesia berada pada peringkat 74 dari 79 negara16.

12
Siti Awaliyah, “Penyusunan Soal HOTS bagi Guru PPKN dan IPS Sekolah Menengah
Pertama,” Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial 1, no. 1 (April 2018): 46–53.
13
La Hewi dan Muh. Shaleh, “Refleksi Hasil PISA (The Programme For International Student
Assessment): Upaya Perbaikan Bertumpu Pada Pendidikan Anak Usia Dini),” Jurnal Golden
Age 4, no. 1 (Juni 2020): 30–41.
14
Tini Hartini, Muhamad Ali Misri, dan Indah Nursuprianah, “Pemetaan HOTS Siswa
Berdasarkan Standar PISA dan TIMSS untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan,” Eduma
Mathematics Educatin Learning and Teaching 7, no. 1 (Juli 2018),
https://doi.org/10.24235/eduma.v7i1.2795.
15
Riya Puspa, Abdur Rahman As’ari, dan Sukoriyanto, “Analisis Kemampuan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Tipe Higher Order Thinking Skills (HOTS) Ditinjau dari Tahap
Pemecahan Masalah Polya,” Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika 3, no. 2 (Oktober 2019).
16
Hewi dan Shaleh, op.cit., 34.
4

Kemampuan peserta didik menjawab soal HOTS di Indonesia

tergolong rendah karena diakibatkan banyak faktor. Salah satu faktornya yaitu

peserta didik tidak siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran17. Faktor

lainnya ialah ketika dalam proses pembelajaran peserta didik malas

memecahkan soal berbentuk masalah, sering bermain-main dan mengobrol18.

Selain itu lingkungan kelas, psikologis peserta didik dan karakteristik peserta

didik juga termasuk dalam faktor yang mempengaruhi HOTS19 seperti

karakteristik intelektual atau kadar kecerdasan dan kemampuan nalar peserta

didik20. Pemilihan metode pembelajaran, kurikulum, relasi pendidik dengan

peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, metode penugasan21,

dan pemilihan sumber belajar serta penggunaan buku ajar yang tidak tepat

menyebabkan rendahnya kemampuan peserta didik dalam menjawab soal

HOTS22. Disamping itu peserta didik kurang dilatih menggunakan soal

berbentuk HOTS sehingga cara bepikir peserta didik masih rendah23.

17
Muhlasum Mufit dan Tri Wrahatnolo, “Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMK Kompetensi Keahlian TITL,” Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro 9, no. 2 (2020): 411–18.
18
Loc.cit.
19
Nur Choerun Nisa, Nadiroh, dan Eko Siswono, “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
Tentang Lingkungan Berdasarkan Latar Belakang Akademik Siswa,” Pendidikan Lingkungan
dan Pembangunan Berkelanjutan XIX, no. 2 (September 2018),
https://doi.org/10.21009/PLBB.
20
Enung Sumarni dan Theresia Widyantini, “Peningkatan Penalaran Penyelesaian Soal Higher
Order Thinking dalam Pembelajaran Matematika SMP Melalui Model ECGV,” Indonesia
Digital Journal of Mathematics and Education 6, no. 1 (2019): 569–82.
21
Khusnul Fajriyah dan Ferina Agustini, “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
Kelas V SD Pilot Project Kurikulum 2013 di Kota Semarang,” Elementary School 8, no. 1
(2017): 192–98.
22
Fanani, “Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thingking Skill (HOTS) dalam Kurikulum
2013.” 2018.
23
Nurdinah Hanifah, “Pengembangan Instrumen Penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS)
di Sekolah Dasar,” Universitas Pendidikan Indonesia 1, no. 1 (2009).
5

Buku ajar dapat digunakan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat

tinggi peserta didik. Salah satu buku ajar fisika yang dapat digunakan ialah

buku ajar berbasis Higher Order Thingking Skill (HOTS)24. Penggunaan buku

ajar dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dengan

menggunakan soal tipe HOTS 25. Penggunaan buku ajar yang terdapat soal

HOTS didalamnya dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran 26. Soal

HOTS yang diberikan kepada peserta didik dapat melatih pola pikir peserta

didik27. Pola pikir yang dilatih oleh soal HOTS seperti kemampuan berpikir

kritis, berpikir kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah28.

Beberapa buku pelajaran fisika yang terbit sudah menyesuaikan

dengan tuntutan kurikulum. Menurut Adisendjaja (2009), buku pelajaran yang

banyak beredar di Indonesia sejauh ini materialistik, kering, dan tidak

menggugah kesadaran afektif (emosional) peserta didik. Meskipun

berorientasi kognitif yang amat kental, namun secara intelektual tidak mampu

menggerakkan daya kritis dan rasa ingin tahu pembacanya 29. Buku ajar fisika

24
Novitasari, Tri Ariani, dan Yaspin Yolanda, “Efektivitas Buku Ajar Berbasis Higher Order
Thinking Skill (HOTS) pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke Siswa Kelas XI SMA
Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2018/2019,” Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika
(JPIF) 1, no. 1 (2019).
25
Putu Manik Sugiari Saraswati dan Gusti Nugraha Sastra Agustika, “Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi dalam Menyelesaikan Soal HOTS Mata Pelajaran Matematika” 4, no. 2
(Februari 2020).
26
Novitasari, Ariani, dan Yolanda, “Efektivitas Buku Ajar Berbasis Higher Order Thinking Skill
(HOTS) pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke Siswa Kelas XI SMA Negeri Tugumulyo
Tahun Pelajaran 2018/2019," 2019.
27
Laura Aliyah Agnezi, Nyswatul Khair, dan Sinta Yolanda, “Analisis Sajian Buku Ajar Fisika
SMA Kelas X Semester 1 Terkait Komponen Science, Technology, Engineering, Mathematics
(STEM),” Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP) 3, no. 2 (November 2019).
28
Nur Rochmah Lailly dan Asish Widi wisudawati, “Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking
Skill (HOTS) dalam Soal UN Kimia SMA Rayon B Tahun 2012/2013” XI, no. 1 (April 2015).
29
Mochamad Irsyandi Sandi I, Andhy Setiawan, dan Heni Rusnayati, “Analisis Buku Ajar Fisika
Kelas X di Kota Bandung Berdasarkan Komponen Literasi Sains,” Universitas Pendidikan
Indonesia 3 (2014).
6

yang banyak berkembang di Indonesia sudah mengacu pada adanya soal

HOTS30. Tetapi, buku ajar yang beredar masih kurang sesuai dan umumnya

masih belum menunjukkan soal kategori HOTS31.

Buku ajar dan soal HOTS sangat penting dalam pembelajaran fisika.

Buku ajar memuat materi, contoh soal dan latihan yang sesuai dengan

kurikulum32. Pentingnya soal HOTS dapat dilihat pada level menganalisis

(C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6)33. Keberadaan soal HOTS pada

buku ajar sangat penting untuk menyelesaikan permasalahan keterampilan

tingkat tinggi peserta didik dengan baik34. Tari Wirandani pada tahun 2019

telah melakukan penelitian tentang analisis butir soal HOTS (High Order

Thinking Skill) pada soal ujian sekolah kelas XII mata pelajaran bahasa

Indonesia di SMK An-Nahl. Penelitian ini menganalisis HOTS pada soal

Ujian Sekolah (US) Bahasa Indonesia. Penelitian lainnya dilakukan oleh

Ariansyah pada tahun 2019 yang menganalisis kemampuan menyelesaikan

soal HOTS fisika materi getaran harmonis. Berdasarkan penelitian diatas

belum adanya analisis soal HOTS pada buku ajar fisika.

Buku yang akan di analisis berjudul Buku Siswa Kajian Konsep Fisika

untuk Kelas X SMA dan MA yang ditulis Muhammad Farchani Rosyid, Eko

30
Novitasari, Ariani, dan Yolanda, “Efektivitas Buku Ajar Berbasis Higher Order Thinking Skill
(HOTS) pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke Siswa Kelas XI SMA Negeri Tugumulyo
Tahun Pelajaran 2018/2019," 2019.
31
Rara Rahayu, “Analisis Soal Tipe HOTS dalam Buku Teks Fisika SMA Kelas X,” 2020.
32
Hana Sarida Nursyifa, Dindin Abdul Muiz Lidinillah, dan E Kosasih, “Analisis Soal HOTS
Materi Geometri dalam Buku Teks Matematika Kelas IV SD,” Pedadidaktika: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar 7, no. 4 (2020).
33
Najiroh dan Rokhimawan, “Analisis Soal HOTS pada Buku Siswa Tokoh Penjelajah Angkasa
Luar," 2020.
34
Nursyifa, Lidinillah, dan Kosasih, “Analisis Soal HOTS Materi Geometri dalam Buku Teks
Matematika Kelas IV SD," 2020.
7

Firmansah, Rachmad Resmiyanto, Atsnaita Yasrina dan diterbitkan oleh PT

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri pada tahun 2016. Jumlah SMA di Kabupaten

Pasaman Barat sebanyak 24 sekolah. Peneliti melakukan wawancara kepada

peserta didik dan pendidik dari 6 sekolah didapatkan 5 sekolah diantaranya

menggunakan buku fisika kelas X terbitan Tiga Serangkai. Keunggulan buku

tersebut terlihat dari luasnya cakupan materi, semua materi pada buku tersebut

mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari, buku tersebut menampilkan

gambar yang menarik, pada beberapa bab dijelaskan pula secara rinci

bagaimana penurunan rumus. Berdasarkan permasalahan tersebut maka

dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Soal Higher Order Thingking

Skill (HOTS) dalam Buku Fisika Tiga Serangkai Kelas X SMA”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka

peneliti mengidentifikasi masalah pada analisis ini sebagai berikut:

1. Kemampuan peserta didik menjawab soal HOTS masih tergolong rendah.

2. Peserta didik tidak siap mengikuti kegiatan pembelajaran karena peserta

didik malas memecahkan soal berbentuk masalah, bermain-main dan

mengobrol ketika di kelas.

3. Rendahnya cara berpikir peserta didik karena kurang dilatih menggunakan

soal berbentuk HOTS.

4. Pemilihan metode pembelajaran, kurikulum, dan metode penugasan yang

kurang sesuai.

5. Kurang sesuainya pemilihan sumber belajar.


8

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti

menganalisis soal HOTS pada buku ajar fisika:

1. Aspek HOTS yang dianalisis adalah ranah kognitif, kriteria HOTS, dan

keterampilan HOTS.

a. Aspek ranah kognitif yang dianalisis yaitu menganalisis (C4),

mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6).

b. Aspek kriteria HOTS yang dianalisis yaitu memaksimalkan

kemampuan menemukan, menganalisis, menciptakan metode baru,

merefleksi, memprediksi, berargumen, mengambil keputusan yang

tepat, berbasis permasalahan kontekstual, stimulus menarik, dan tidak

bersifat rutin baik pada ilustrasi atau pertanyaannya.

c. Aspek keterampilan HOTS yang dianalisis yaitu keterampilan berpikir

kritis, keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan penyelesaian

masalah.

2. Pada Buku fisika kelas X terbitan Tiga Serangkai terdapat XI bab soal

evaluasi, peneliti hanya menganalisis soal untuk 1 semester yaitu dari bab

I, bab II, bab III, bab IV, bab V, dan bab VI.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana analisis soal Higher Order Thingking Skill (HOTS) pada

buku fisika kelas X terbitan Tiga Serangkai berdasarkan aspek HOTS?


9

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui analisis soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)

pada buku fisika kelas X terbitan Tiga Serangkai berdasarkan aspek HOTS.

F. Manfaat Penelitian

1. Dengan adanya soal HOTS didalam buku ajar dapat digunakan untuk

melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

2. Pendidik dapat memilih dan menyesuaikan buku ajar yang cocok untuk

melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

3. Hasil analisis soal HOTS pada buku ajar dapat digunakan penerbit untuk

meningkatkan kualitas buku.

G. Definisi Istilah

1. Analisis soal HOTS adalah analisis buku ajar untuk melihat aspek HOTS

pada soal fisika dilihat dari segi ranah kognitif, kriteria HOTS dan

keterampilan HOTS.

2. Buku ajar merupakan seperangkat materi subtansi pembelajaran yang

disusun secara sistematis menampilkan keutuhan dari kompetensi yang

akan dikuasai oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Buku ajar

dapat membantu pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran,

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Buku ajar yang digunakan

dalam penelitian ini adalah buku ajar fisika kelas X dan banyak digunakan

oleh peserta didik SMA di Pasaman Barat.

Anda mungkin juga menyukai