Kata Kunci: George Betts, Garis dan Sudut, Alat Peraga Kotak Pintar
Abstract: Education is a conscious and well-planned effort to create an atmosphere
of learning and learning process so that learners actively develop their potential to
have the spiritual power of religion, self-control, personality, intelligence, noble
character, as well as the skills needed by him, society, nation and state. A teacher
must be able to choose a learning strategy that is appropriate to the ability of his
students to stimulate optimal learning activities. An appropriate learning strategy and
can help students in solving problems in mathematics one of them is by applying the
model of learning George Betts
Type of research that researchers do is a classroom action research. Objects in this
study are students of class VII A MTs Ma'arif Nu Gandusari academic year
2017/2018 which amounted to 21 students consisting of 10 male students and 11
female students. Data collection techniques in this classroom action consist of tests
and observation sheets. The test is carried out at the end of the cycle used to
determine the application of learning of George Betts. Observations are held at each
meeting and during the lesson.
Based on data analysis it can be seen that on applying of study of George Betts on
final test of cycle, students who meet KKM amounted to 18 students and 3 students
under KKM. The percentage of students' classical completeness had a significant
increase that was 85.71% which previously was 28.57% and the result of the
individual test (final test of the cycle) at the 3rd meeting was 85.71% which was
included in the good category. When viewed from the observation of student learning
activities is 91.3%. In accordance with the level of success of actions that have been
described in the annex observation of learning activities undertaken by students
including into the category very well. While the results of observations on teacher
activities during the learning process is also in good category which reached 86.76%.
From some of these descriptions have proven that the application of George Betts
model can improve learning outcomes on the material line and angle of students of
class VII A MTs Ma'arif Nu Gandusari academic year 2017/2018.
sadar dan terencana untuk bangsa, dan negara. Hal ini sesuai
proses pembelajaran agar peserta didik 2003 (dalam Amri, 2013: 241), jadi
tidak hanya berorientasi pada masa serta sulit untuk menentukan hasil
lalu dan masa kini, tetapi juga melihat akhir dari jawaban soal yang
Ibu Dhewi Ratna Ebtanti, S.Pd yang ditentukan dan terbatas, sehingga
merupakan salah satu guru pengajar dengan alokasi waktu yang terbatas itu
bahwa banyak kendala yang dialami Idealnya, jika siswa belum mencapai
ketuntasan pada suatu materi maka belajar siswa. Salah satu model
dikuasai secara tuntas. Namun pada adalah model George Betts. Huda
soal, serta minat belajar siswa yang Kotak Pintar Untuk Meningkatkan
nantinya akan mempengaruhi hasil Hasil Belajar Siswa Kelas VII A MTS
Ma’arif NU Gandusari Pada Materi sebagai instrumen kunci, artinya
digunakan dalam penelitian ini adalah ciri tersebut pendekatan penelitian ini
adalah penelitian tindakan (action dan guru matematika kelas VII A MTs
yang lebih mengutamakan proses dan dan teknik analisis data. Teknik
dipaparkan sesuai dengan yang terjadi anaisis data dalam hal ini berupa tes
individu dan ketuntasan klasikal. Dimana dalam setiap siklus terdiri dari
diberikan kepada peserta didik semua agar penelitian dapat berjalan dengan
itu dirancang pada tahap perencanaan baik adalah refleksi awal sebagai
melihat apa yang sedang terjadi. Kabupaten Blitar. Hal ini bertujuan
Dalam kotak refleksi (reflect) melihat untuk mengetahui metode apa saja
dilaksanakan peneliti terhadap siswa bapak Bey Rozaki, S.S selaku kepala
Hasil Belajar Siswa Kelas VII A MTs dan wawancara dengan guru mata
oleh siswa di kelas tersebut masih 14,3%, anak yang merasa jenuh
tingkat pemahaman konsep siswa sebesar 33,3% serta anak yang merasa
Hal ini terlihat pada siswa yang di sebesar 52,4%. Dengan melihat
tanya tentang materi garis dan sudut prosentase tersebut kita dapat
dan ketika siswa dibuat pusing untuk menyimpulkan bahwa mayoritas siswa
kali pertemuan. Pada saat penelitian, sejawat dan 1 (satu) guru mata
siswa yang terdiri dari 10 orang siswa Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
penjelasan kepada siswa bahwa proses pertama pada hari enin tanggal 2 April
matematika George Betts, ada 5 tahap pertemuan ketiga pada hari Seninu
Betts pada materi garis dan sudut. terhadap materi yang akan dipelajari.
yang digunakan ialah strategi model sama dengan pemberian stimulus agar
Betts pada materi garis dan sudut. pengetahuan mereka tentang garis dan
matematika George Betts ini terlihat Pada tahap ini guru menyampaikan
masing yaitu dengan saling bertukar siswa dan minat siswa terhadap
materi tentang garis dan sudut yang ini sangat penting dilakukan karena
dan siswa saling bertanya dan maka tujuan pembelajaran tidak akan
( c) Kekayaan yang dimaksud pada salah satu sarana untuk membantu dan
siswa lebih banyak dalam penguasaan dapat terlaksana dengan baik. Hal ini
materi yang diajarkan. Pada tahap ini sesuai dengan pendapat yang
guru meminta siswa untuk membentuk dikemukakan oleh Trianto (2011: 42)
kelompok sesuai dengan yang telah “Agar terlaksana dengan baik, siswa
(Kurniasih dkk, 2015: 29). Guru itu pemberian LKS ini bertujuan agar
agar siswa dapat berdiskusi dan siswa dengan guru, sehingga dapat
sama dengan teman yang lain dalam 2009: 24) “perkembangan kognitif
Sanjaya (2009: 153), “Para siswa sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga
jawaban yang paling benar. Tahap pengajaran telah dicapai oleh siswa”.
siswa. Penilaian hasil belajar adalah itu, Dari beberapa siswa yang
dengan kriteria baik, pada pertemuan akhir siklus sesuai dengan yang
II adalah 87,5%dengan baik. Dan pada diharapan peneliti. Skor rata-rata hasil
jumlah skor berdasarkan tabel 4.7 memahami materi dengan baik. Hanya
dapat dilihat bahwa prosentase nilai sebagian kecil siswa saja yang belum
hasil tes dan hasil observasi, maka tahun pelajaran 2017/2018 pada materi
dan pembahasan yang diulas pada bab 84,4%. Siswa yang memenuhi nilai
dilaksanakan pada siswa kelas VII A siswa yang belum memenuhi nilai
sudut adalah dapat meningkatkan hasil 87,5% dengan kategori sangat baik.
belajar siswa kelas VII A MTs Ma’arif Hal tersebut serupa dengan hasil
sudut. Peningkatan hasil belajar kelas selalu meningkat pada pada setiap
pertemuan dari pertemuan ke 1 untuk belajar membaca materi dan
sangat baik dan pada pertemuan ke 2 mengerjakan soal supaya siswa dapat
kategori sangat baik. Dari beberapa Guru harus bisa membuat suasana
uraian tersebut telah membuktikan kelas menjadi lebih kondusif pada saat
bahwa penerapan model pembelajaran proses diskusi kelompok, hal ini dapat
hasil belajar pada materi garis dan kelompok lain dalam berdiskusi,
dari peneliti, sebaiknya guru meminta guru saat menjelaskan materi dan