Anda di halaman 1dari 13

Fathur Rohman│ 1

KOMPETENSI DASAR
Pengetahuan Keterampilan
3.1. Mengidentifikasi laporan 4.1. Menginterpretasi isi teks
hasil observasi yang laporan hasil observasi
dipresentasikan dengan berdasarkan interpretasi
lisan dan tulis.. baik secara lisan maupun
tulis.
3.2. Menganalisis isi dan aspek 4.2. Mengkontruksi teks laporan
kebahasaan dari minimal hasil observasi dengan
dua teks laporan memperhatikan isi dan
hasilobservasi. aspek kebahasaan baik
lisan maupun tulis.

BAB I
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI (LHO)

A. PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI TEKS LAPORAN HASIL


OBSERVASI
1. Pengertian
Teks adalah satuan lingual yang dimediakan secara tulis atau
lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna
secara kontektual. Laporan adalah Jenis teks yang berisi penjabaran
umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi. Teks
laporan juga disebut teks klasifikasi. Observasi adalah Proses
pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala
yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik
pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang
Laporan Hasil Observasi
Fathur Rohman│ 2
direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol
keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya). Hasil
Observasi Merupakan suatu buah karya yang didapatkan melalui
kegiatan obsevasi atau pengamatan yang berupa data maupun
rekaman.
Teks laporan hasil observasi ialah teks yang berisi penjabaran
umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan
(observasi), teks laporan observasi juga disebut teks klasifikasi
karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan
kriteria tertentu. Menggambarkan ciri, bentuk atau sifat umum
seperti benda, hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan atau peristiwa
yang terjadi di dalam semesta kita, teks hasil observasi bersifat
faktual atau berdasarkan fakta yang ada. Sedangkan Menulis Teks
Hasil Observasi adalah kegiatan menulis teks yang berisi
penjabaran atau penjelasan-penjelasan secara umum dan konkrit
dari hasil pengamatan yang telah dilakukan untuk di publikasikan
atau dilaporkan kepada masyarakat atau golongan tertentu.

2. Tujuan
Lalu apa sih tujuan dari observasi ? Mungkin kalian sudah pernah
melakukan observasi namun belum mengetahui apa tujuannya. Jadi,
Tujuan dari obeservasi adalah untuk memberikan sebuah informasi
tentang klasifikasi mengenai suatu hal berdasarkan fakta sesuai
kriteria tertentu sebagai hasil pengamatan secara sistematis dan
objektif serta untuk memecahkan suatu permasalahan berupa
hipotesis hasil pengamatan. Adapun tujuan lain dari teks laporan
hasil observasi adalah :
a. Mengatasi suatu persoalan. Persoalan inilah yang menjadi alasan
utama untuk penulisan laporan hasil observasi dengan
munculnya persoalan tersebut kemudian ada sebuah langkah

Laporan Hasil Observasi


Fathur Rohman│ 3
untuk mencarikan solusi yang selanjutnya bertujuan untuk
mengatasi persoalan tersebut.
b. Menemukan teknik atau cara terbaru. Seperti yang telah di tulis
padapoin 1 tadi, dengan melalukan penelitian akan ditemukan
berbagai cara untuk mengatasi persoalan-persoalan yang
muncul sehingga akan dilakukan berbagai percobaan dan
selanjutknya akan ditemukan teknik yang paling efektif dalam
mengatasi persoalan. Teknik yang efektif atau baru inilah yang
selanjutnya akan mempermudah dalam mengatasi persoalan.
c. Mengambil keputusan yang lebih efektif. Ketika hasil observasi
sudah diketahui maka dengan adanya teks hasilobservasi akan
memudahkan kita dalam mengambil keputusan, karena
observasi itu bersifat obyektif. Sehingga tidak diragukan lagi
kebenaranya.
d. Melakukan pengawasan dan atau perbaikan.
e. Mengetahui perkembangan suatu permasalahan.

B. KARAKTERISTIK LAPORAN HASILOBSERVASI (LHO)


1. Fungsi
Dalam pembuatan laporan tentunya ada tujuan dan fungsi
tersendiri, berikut fungsi secara garis besar yang berhubungan
dengan teks laporan hasil observasi.
a. Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan
pengamatan.
b. Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan
dan/atau pemecahan masalah dalam pengematan.
c. Sarana untuk pendokumentasian.

Laporan Hasil Observasi


Fathur Rohman│ 4
d. Sebagai sumber informasi terpercaya. Karena disusun
berdasarkan fakta/kenyataan yang ada atau benar-benar terjadi
dan data-data yan valid.
Dengan memahami fungsi laporan teks obsevasi, tentunya
diharapkan akan memudahkan siapa saja untuk merealisasikancara
penyusuna teks observasi. Karena delam setiap teks laporan hasil
observasipasti memiliki tujuan dan fungsinya masing-masing.
2. Ciri-Ciri
Adapuun ciri-ciri teks laporan hasil observasi secara garis
besar adalah sebagai berikut.
a. Bersifat objektif. Objektif disini berarti teks laporan hasil
observasi harus disajikan sesuai dengan keadaan objek yang
sebenarnya di lapangan, tanpa dipengaruhi pandangan atau
pendapat pribadi.
b. Universal. Maksud dari universal adalah teks laporan hasil
observasi tidak tendensi atau memihak kepada pihak tertentu.
Dengan kata lain, laporan hasil observasi yang dibuat haruslah
bersifat umum atau general. Maksudnya dapat dipahami oleh
semua orang dan tidak merugikan orang lain.
c. Faktual. Sebuah teks laporan hasil observasi haruslah bersifat
faktual atau berdasarkan pada kenyataan di lapangan,
mengandung kebenaran tentang objek yang telah diteliti.
Kenapa harus faktual ? Karena laporan yang tidak sesuai
dengan kenyataan sulit untuk di uji kebenarannya dan bahkan
tidak bisa dipertanggung jawabkan.
d. Sistematis. Maksudnya teks laporan hasil observasi yang
dibuat harus teratur, berurutan, dan sesuai dengan standar
yang berlaku dalam penulisan teks observasi.
e. Objek yang akan dibicarakan/dibahas bebas. Kamu bisa
menentukan sendiri objek apa yang akan di observasi. Bisa
tentang hewan, lingkungan, tumbuhan ataupun alam semesta.
Intinya tidak terikat pada satu pokok pembahasan.

Laporan Hasil Observasi


Fathur Rohman│ 5
3. SIFAT
Adapun sifat dari teks laporan hasil observasi adalah sebagai
berikut :
1. Bersifat Informatif, Yaitu segala sesuatu yang bersifat
memberi informasi atau menerangkan tentang suatu hal
yang berkaitan dengan apa yang diteliti. Apapun bentuk
medianya jika dapat memberikan informasi dan
menerangkan sesuatu sehingga penerima informasi
memahami apa yang disampaikan.
2. Bersifat Komunikatif, Artinya teks tersebut menggunkan
bahasa yang seolah-olah kita sedang berkomunikasi ketika
membacanya. Tujuanya agar mudah dibaca dan dipahami.
3. Bersifat Objektif, nyata tanpa adanya rekayasa berupa fakta
yang benar-benar terjadi.

C. STRUKTUR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI


1. Struktur
Terdapat 2 struktur utama yang membantu teks laporan hasil
observasi sehingga menjadi satu kesatuan, struktur teksnya yaitu:
1. Pernyataan umum (klasifikasi) merupakan pembuka atau
pengantar mengenai hal yang dilaporkan, ditahap ini akan
disampaikan bahwa benda-benda di dunia bisa
diklasifikasikan berdasarkan kriteria persamaan dan
perbedaan.
2. Anggota/aspek yang dilaporkan merupakan bahasan atau
rincian tentang objek yang diamati.
Struktur lain dari teks laporan observasi yaitu:
 Definisi umum merupakan pembukaan yang berisi
pengertian mengenai sesuatu yang dibahas didalam teks.
 Definisi bagian merupakan bagian yang berisi ide pokok dari
setiap paragraf “penjelasan rinci”.
 Definisi manfaat merupakan bagian yang menjelaskan
manfaat dari sesuatu yang dilaporkan.

Laporan Hasil Observasi


Fathur Rohman│ 6
 Penutup merupakan bagian rincian akhir dari teks.

2. KAIDAH KABAHASAAN
Ciri bahasa atau kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks
ini yaitu:
1. Menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis dan
pendeskripsi.
2. Menggunakan verba relasional seperti: ialah, merupakan,
adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas,
disebut dan lain-lain.
3. Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku
seperti: bertelur, membuat, hidup, makan, tidur dan
sebagainya.
4. Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan
(dan, serta) perbedaan (berbeda dengan), persamaan
(sebagaimana, seperti halnya), pertentangan ( tetapi,
sedangkan, namun), pilihan (atau).
5. Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk
menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang
hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf.
6. Menggunakan kata keilmuwan atau teknis seperti: herbivora,
degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme,
pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia dan lain-lain.

3. LANGKAH MENYUSUN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI


Adapun langkah-langkah diantaranya yaitu:
1. Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang
telah dilakukan.
2. Membuat kerangka teks yang condong ke pembuatan
gagasan utama sesuai dengan hasil pengamatan.
3. Menyusun teks berdasarkan gagasan utama yang telah
dibuat, diawali dengan paragraf pernyataan umum lalu ke
bagian isi, setelah membuat klasifikasi secara umum, langkah

Laporan Hasil Observasi


Fathur Rohman│ 7
berikutny yaitu menjabarkan klasifikasi tersebut
berdasarkan hasil pengamatan.
4. Meneliti kembali hasil penulisan teks, jika ada kalimat janggal
atau salah penulisan, segera perbaiki kembali.
Nah kita juga harus memenuhi syarat atau kriteria teks
laporan hasil observasi agar dianggap baik dan benar serta ideal,
berikut ini syaratnya:
1. Mempunyai susunan struktur teks yang urut dan lengkap.
2. Dalam struktur teks tidak mempunyai kesimpulan/penutup.
3. Di dalam teks tidak ada opini dari penulis.
4. Teks menjelaskan sebuah informasi berdasarkan fakta.

4. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN HASIL OBSERVASI


Secara umum penulisan laporan hasil observasi terdiri dari
beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut adalah 1) Bagian awal, 2)
Bagian utama dan 3) Bagian ahir. Isi dari bagian-bagian tersebut
dijelaskan seperti berikut.
1. Bagian awal
a. Halaman sampul depan
1) Halaman sampul (hard cover) ditulis dengan
menggunakan hurud balok (kapital)
2) Kata “LAPORAN, MAKALAH, LHO” ditulis dengan
menggunakan rataan tengah.
3) Lambang/logo sekolahan dengan diameter sekitar 5 cm
4) Nama siswa/kelompok penulis laporan, nomor
induk/absensi siswa ditulis lengkap tanpa singkatan
5) Nama istitusi yaitu
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL MA’ARIF NU
SMA AHMAD YANI 2 BAURENO
Jalan raya no 29 A Baureno - Bojonegoro
6) Tahun menyesuaikan
b. Halaman Judul
Halaman judul berisi

Laporan Hasil Observasi


Fathur Rohman│ 8
1) Judul laporan/makalah terletak secara profesional
ditengah halaman
2) Kata “LAPORAN, MAKALAH, LHO” kemudian diikuti
dengan maksud dibawahhnya, yaitu “diajukan untuk
memenuhi sebagaian tugas bahasa indonesia”
3) Nama penulis Makalah, Laporan,LHO dan nomor
induk/absen siswa ditulis lengkap tanpa singkatan
4) Nama istitusi yaitu
YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL MA’ARIF NU
SMA AHMAD YANI 2 BAURENO
Jalan raya no 29 A Baureno - Bojonegoro
5) Tahun menyesuaikan
c. Halaman persetujuan
Halaman persetujuan memuat hal-hal sebagai berikut.
1) Kata “PERSETUJUAN”
2) Dibawah kata persetujuan ditulis MAKALAH, LAPORAN,
LHO oleh....................... dengan judul.................... telah
memenuhui syarat untuk di kumpulkan
3) Nama, NIP guru pembimbing
d. Kata pengantar
Kata pengantar hendaknya memuat poenjelasan singkat
tentang latar belakang atau alasan-alasan mengapa penulis
memilih tema dan permasalahan dalam penelitian tersebut,
manfaat penelitian baik secara praktis maupun teoretis.
Selain itu juga di cantumkan ucapan terima kasih kepada
beberapa pihak baik secara lembaga ataupun secara personal
yang telah membantu penelitian sejak persiapan sampai
ditulisnya LHO secara rinci sebagai gambaran kematangan
penulis.
e. Daftar isi
Daftar isi ini memuat gambaran-gambaran secara
menyeluruh tentang isi makalah, laporan, LHO yang dpaat
memnuntun pembaca apabila ingin melihat suatu bab atau

Laporan Hasil Observasi


Fathur Rohman│ 9
halaman. Dalam penulisan daftar isi dimuat urutan-urutan
judul, sub judul dan sub-sub judul beserta nomor halaman.
f. Daftar tabel dan gambar (jika ada)
Bagian ini memuat urutan judul tabel,gambar atau bagan
beserta nomor halamanya.
2. Bagian utama/isi
Bagian ini merupakan bagian yang berisi inti dari tulisan
makalah, laporan atau LHO. Bagian ini terdiri dari beberapa
bagian
3. Bagian penutup

I. CONTOH TEKS LAPORAN OBSERVASI


Contoh 1
Wayang
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai
warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi
kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang
sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari
Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak
ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi
wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau
wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang
boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan
penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan
ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong
berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang.
Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu
sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya
wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang
Laporan Hasil Observasi
Fathur Rohman│ 10
dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang
motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun
dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal,
karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa.
Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini
terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai
kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan
tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama
cempurit yang terdiri dari: tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah
satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang.
Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung,
sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang
topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang
tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian.
Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya
digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara
yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek
yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal
dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat
dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut
wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang
golek. Wayang tersebut pertama kali dikenalkan di Kudus.
Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang
klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut
berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang
diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain
yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak,
wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan
wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi
berupa wayang suket. Jenis wayang ini disebut suket karena wayang
yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai
wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur
wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang
Laporan Hasil Observasi
Fathur Rohman│ 11
suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian
cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau
wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis
pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun,
jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja,
wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-
bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut
menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater
modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi
kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan
antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media
hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena
isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada
era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media
informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang
yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti
keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang
terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media
hiburan. (Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)

Contoh 2
D’topeng Museum Angkut
D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota
Batu, Jawa Timur. Keberadaan D’topeng tidak dapat dipisahkan
dengan Museum Angkut karena kedua tempat ini berada di satu
tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali disebut pula sebagai
museum topeng karena memang berisi topeng dengan berbagai
model dan bentuk. Namun, D’topeng tidak hanya berisi topeng,
tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa barang
tradisional dan barang antik. Topeng, barang tradisional, dan barang
antik dalam museum ini dapat dikelompokkan menjadi lima jenis
berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu, batu,
logam, kain, dan keramik.
Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling
mendominasi tempat ini adalah topeng. Ada beragam jenis topeng di
Laporan Hasil Observasi
Fathur Rohman│ 12
museum ini. Topeng-topeng tersebut dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu yang berbahan dasar
kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian besar berasal dari
daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa
Barat. Sementara itu, topeng yang berbahan batu berasal dari daerah
sekitar Sulawesi dan Maluku.
Selain topeng, barang-barang tradisional juga dipamerkan di
D’topeng. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase
museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman
dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik motif lama, dan
hiasan rumah kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-barang
tersebut juga dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu berbahan
dasar kayu seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau asal Toraja,
berbahan dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal Batak, berbahan
dasar logam seperti pisau sunat dan perhiasan logam asal Sumba,
dan yang berbahan dasar kain seperti batik berbagai motif asal
Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang kuno
yang sampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau biasa
kita sebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua, kursi
antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan benda-
benda lain dapat dijumpai di dalam museum D’topeng. Barang-
barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis
berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu keramik dan logam. Barang
antik berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-guci tua
peninggalan salah satu dinasti di China dan bantal yang digunakan
untuk bangsawan Dinasti Yuan (China) yang sudah meninggal.
Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar logam adalah
jinggaran coin (Kerajaan Gowa), mata uang kerajaan Majapatih, koin
VOC, dan kursi antik asal jawa Tengah.
Selain untuk dipamerkan, benda-benda di D’topeng ini juga
dimanfaatkan sebagai media pelestarian budaya. Selanjutnya,
D’topeng berfungsi pula sebagai museum, yaitu sebagai konservasi
benda-benda langka agar terhindar dari perdagangan illegal.
Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id

Laporan Hasil Observasi


Fathur Rohman│ 13

Ilmu itu lebih baik dari pada harta. ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga
harta ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum harta itu kurang apabila
dibelanjakan tapi ilmu itu bertambah bila dibelanjakan.

“khalifah ali bin abi talib”

Laporan Hasil Observasi

Anda mungkin juga menyukai