LOGO SMA 1
KELAS: X MIPA 4
DAFTAR ISI;
BAB 1
- RANGKUMAN MATERI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
- TUGAS INDIVIDU 1
- TUGAS INDIVIDU 2
BAB 2
- RANGKUMAN MATERI TEKS EKSPOSISI
- TUGAS INDIVIDU 1
BAB 3
- RANGKUMAN MATERI ANEKDOT
- TUGAS INDIVIDU 1
BAB 4
- RANGKUMAN MATERI HIKAYAT
- TUGA INDIVIDU 1
BAB 5
- RANGKUMAN MATERI IKHTISAR
- TUGAS INDIVIDU 1
BAB 1
Tujuan yaitu :
1. Untuk penelitian.
2. Untuk memberikan informasi terbaru.
3. Untuk mengatasi suatu persoalan.
4. Untuk menemukan teknik atau cara terbaru.
5. Untuk mengambil keputusan yang lebih efektif.
6. Untuk melakukan pengawasan dan atau perbaikan.
7. Untuk mengetahui perkembangan suatu permasalahan.
TUGAS INDIVIDU 1:
TUGAS INDIVIDU 2:
BAB 2
TEKS EKSPOSISI
TEKS EKSPOSISI UNTUK MENANGGAPI BERAGAM MASALAH
TEKS EKSPOSISI ADALAH TETEKS YANG MEMBAHAS SUATU MASALAH DENGAN
MENGUNGKAPKAN FAKTA-FAKTA DAN ARGUMEN YANG DAPAT DI PERTANGGUNG
JAWABKAN.
LANGKAH MENULIS
TEKS EKSPOSISI:
Teks eksposisi adalah paragraf atau karangan yang terkandung sejumlah informasi dan pengetahuan
yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Pendapat lain menyatakan bahwa Teks Eksposisi
adalah jenis atau ragam teks yang memiliki fungsi menyampaikan gagasan-gagasan berupa pemikiran
tentang suatu topik. Paragraf eksposisi ini bersifat Ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi.
Ragam teks Eksposisi ini sering digunakan dalam konteks komunikasi sehari-hari secara lisan, maupun
tulisan. Misalnya, ketika kalian melakukan diskusi dalam forum seminar, seseorang yang
menyampaikan argumen dalam debat pendapat dan sebagainya.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak
jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian
lazim disebut paparan proses. Teks Eksposisi layaknya teks yang lain, yakni memiliki struktur.
Sebagimana teks laporan, teks eksposisi memiliki struktur tertentu. Teks eksposisi dibentuk bagian-
bagian berikut: tesis, argument, dan penegasan kembali.
Tesis berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara umum tentang topik yang akan
dibahas. Masalah yang diangkat dakam teks ekposisi pada umumnya terkait dengan hal-hal yang bersifat
actual dan memiliki arti penting bagi khalayak dan tiddak seperti halnya topik dalam teks laporan yang
bersifat umum dan tidak pula memperhatikan keaktualannya.
Rangkaian argument penulis beerkaitan dengan tesis pada bagian ini, dikemukakan pula sejumlah fakta
yang memperkuat argument-argumen atau penilaian penulis.
Penegasan ulang atas pernyataan-pernyataan sebelumnya, dapat berupa saran-saran. Bagian ini lebih
tepat disebut dengan kesimpulan dan saran karena pernyataan-pernyataan seperti itulah yang mengisi
bagian akhir dari teks eksposisi.
TUGAS INDIVIDU 1:
BAB 3
TEKS ANEKDOT
Contoh
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu
(a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu,
(b) menggunakan kalimat retoris, [kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban];
(c) menggunakan konjungsi [kata penghubung] yang menyatakan hubungan waktu seperti
kemudian, lalu;
(d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, dan berjalan, ;
(e) menggunakan kalimat perintah (imperative sentence); dan
(f) menggunakan kalimat seru. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog,
penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Salah satu ciri dialog adalah
menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil
kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.
Seperti halnya teks lain, anekdot memiliki kaidah kebahaasan tersendiri. Namun, sebagai teks
bergenre cerita tersebut memiliki kesamaan dengan teks sejenisnya, seperti cerpen, novel, dan
cerita ulang. Kaidah kebahasaan teks anekdot sebagai berikut:
Kalimat langsung
KATA KERJA
MATERIAL, Kata ganti orang
MENTAL ketiga
Kaidah kebahasaan
Anekdot
Keterangan
waktu
KONJUNGSI
TEMPORAL
KONJUNGSI
PENERANG
Kalimat langsung adalah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari
pembicaran seseorang yang sam persis apa yang dikatakannya.
Ciri-ciri kalimat langsung:
1. Kalimat langsung ditandai tanda petik (“)
2. Huruf pertama pada kalimat yang dipetik menggunakan huruf kapital
3. Kalimat petikan dan kalimat pengiring di pisah dengan tanda (,) koma
4. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, harus menggunakan tanda baca titik
dua (: ) di depan kalimat langsung
5. Cara memba pada kalimat langsung kutipan intonasinya sedikit ditekankan
TUGAS INDIVIDU 1:
BAB 4
TEKS HIKAYAT
A. Mengidentifikasi isi cerita rakyat atau hikyat
Pernahkan Anda menonton film Bawang merah dan bawang putih, Si kabayan, dan si Pitung?.
Cerita-cerita tersebut digolongkan ke dalan sastra melayu klasik yakni sastra yang berkembang
pada masa dulu sebelum kita mengenal budaya membaca dan menulis. Cerita-cerita tersebut
merupakan saarana hiburan yang kaya dengan nilai-nilai yang dapat diteladani.
Jenis karya sastra melayu klasik salah satunya adalah hikayat. Contoh hikayat Indra bangsawan,
Hikayat Abbdullan, hikayat ini memiliki karakteristi, struktur, dan kaidah kebahasaan, serta
memiliki nilai-nilai berharga bagi pembacanya.
Hikayat merupakan karya sastra klasik yang berkisah tentang kehidupan paara dewi, peri,
pangeran, putri kerajaan, dan raja-raja. Di dalamnya berisi cerita kehidupan para dewa, dewi
dan tokoh kerajaan. Banyak pula dikisahkan kekuatan gaib, kesaktian, dan kekuatan di luar
batas tokoh.
Talibun Karmila
Stanza
Seloka
Soneta
SASTRA MELAYU KLASIK
Gurindam
B. Ciri-ciri Hikayat
1. Berkembang secara stratis
2. Bersifata pralogis
3. Disampaikan secara lisan
4. Nama pengarangnya tidak diketahui? Anonim
5. Nama tokoh menunjukkan asal usul cerita
6. Latar cerita menggambarkan asal cerita meskipun tidak selalu muncul
7. Bersifat istana sentris
Teks tersebut merupakan jenis karya fiksi sastra melayu klasik yang disebut hikayat. Di
dalamnya termuat cerita kehidupan para dewa, peri, pangeran, putri kerajaan, raja-raja, atau
tokoh-tokok sejarawan. Banyak pula dikisahkan kekuatan gaib, kesaktian, dan kekuatan luar
biasa yang terkadang tidak masuk akal.
f. Gaya Bahasa
Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana
persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara
sesama tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat
menjelmakan suatu suasana yang berterusterang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan,
objektif atau emosional. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat guna untuk adegan
yang seram, adegan cinta, ataupun peperangan, keputusan, maupun harapan. Bahasa dapat pula
digunakan pengarang untuk menandai karakter seseorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat
digambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakannya. Demikian pula dengan tokoh
anak-anak dan dewasa, dapat pula dicerminkan dari kosakata ataupun truktur kalimat yang
digunakan oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan.
Hikayat merupakan teks bagian dari prosa yang mirip dengan cerpen. Oleh karena itu
struktur hikayat pada dasarnya sama dengan teks cerpen.
1. Abstraksi
Merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian-
rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional
yang artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak.
2. Orientasi
Adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang berkaitan
dengan hikayat tersebut.
3. Komplikasi
Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada bagian ini
kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita sebab kerumitan mulai
bermunculan.
4. Evaluasi
konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya
dari konflik tersebut.
5. Resolusi
Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang dialami
tokoh atau pelaku.
6. Koda
Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks cerita oleh
pembacanya.
TUGAS INDIVIDU 1:
BAB 5
IKHTISAR
A. Menyebutkan butir-butir buku fiksi dan nonfiksi
1. Membaca dengan teknik SQ3R
Dengan membaca buku fiksi, kita memperoleh hiburan atau kesenangan batin. Membaca buku
fiksi akan lebih bermakna apabila kita melakukan sesuatu yang produktif, yakni dengan
meringkasnya. Bagian-bagian penting itu kita ceritakan kembali dengan menggunakan kata-
kata sendiri secara ringkas.
Tentu saja kegiatan membaca harus dilakukan dengan langkah-langkah yang benar. Dari sekian
teknik membaca, teknik SQ3R sangat cocok digunakan untuk memahami gagasan-gagasan
utama dalam sebuah buku, adapaunteksni sebagai berikut:
Langkah 1 : S (Survey)
Survei atau prabaca dilakukan dengan melihat seluruh organisasi suatu buku secara cepat.
Untuk mendapat kesan umum atau memperolah hal-hal menarik dari buku itu. Kegiatan survey
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menelusuri tafdar isi, lihat halaman untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku.
b. Membaca pengantar, lihat halaman, untuk mengetahui permasalahan utama yang
dibahas buku.
c. Melihat organisasi bab secara sekilas lihat judul bab dan lihat halaman pertama sampai
terakhir.
Langkah 2 : Q (Question )
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan agar menjadi lebih aktif dan lebih mudah menangkap isi
cerita yang ada di dalamnya.
Langkah 3. R (Read)
Berkonsentrasilah waktu membaca dan perhatikan bagian-bagian bacan yang dianggap sebagai
jawaban dari pertanyan-pertanyaan. Perlambatlah kecepatan membaca pada bagian-bagian yang
dianggap penting atau yang dianggap sulit dipahami. Dan sebaliknya percepatlah membaca
yang dianggap tidak penting.
Langkah 4 R (Recite)
Setiap selesai membaca suatu bagian, berhenlah sejenak untuk menjawab pertanyan-pertanyan
yang telah dirumuskan. Pada kesempatan yang sama kita dapat membuat catatan tambahan
seperlunya jika masih mengalami kesulitan ulangi lagi bagian-bagain yang penting.
Langkah 5 R (Review/Reflection)
Ulangilah untuk menelusuri kembali judul-judul dan bagian-bagian penting yang lainnya,
seperti karakter tokoh, konflik dan nilai-nilai yang ada. Tahap ini memperjelas pemahaman dan
apresiasi, dan bermanfaat untuk mendapatkan yang penting-penting.
Fungsi ikhtisar Salah satu fungsi dari ikhtisar adalah untuk menghemat kata sehingga tidak
menggunakan kalimat yang panjang dan berkesar bertele-tele. Ikhtisar juga berfungsi untuk
membantu pembaca memahami dan mendapatkan ide tentang masalah yang dibahas dalam
suatu teks. Ikhtisar juga dapat memengaruhi seseorang untuk membaca teks asli karena merasa
penasaran setelah membaca ikhtisarnya.
Ciri-Ciri ikhtisar
Beberapa ciri-ciri ikhtisar dapat dilihat sebagai berikut:
1. Mengandung kata-kata yang lugas dan tidak bertele-tele
2. Menunjukan gagasan inti dari suatu teks
3. Bisa tidak berurutan namun tidak mengubah isi teks asli
4. Bebas mengkombinasikan kata dan frasa namun tidak mengubah isi teks asli
3. Pengarang
Dalam membuat suatu resensi karya sastra maka anda harus mengetahui pengarang dari karya
tersebut yang biasanya nama pengarang diletakkan oada bagian depan buku dan biasanya dalam
poin pengarang ini anda tidak hanya cukup menuliskan nama pengarang saja namun anda juga
biasanya dituntut untuk sedikit mengulik latar belakang pengarang karya tersebut.
4. Kelemahan dan keunggulan karya tersebut
Jelas sekali dalam membuat suatu resensi bahwa anda harus dituntut memberikan gambaran
mengenai kelemahan dan keunggulan dari karya tersebut. Hal ini juga sebenarnya dapat
membuat anda secara tidak langsung berlatih untuk lebih kritis dan imajinatif terhadap suatu
karya seseorang.
TUGAS INDIVIDU 1: