Anda di halaman 1dari 15

KONDISI GEOGRAFI SEMENANJUNG ARAB

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :

Etnografi

Dosen Pengampu:
Arbi Mulya Sirait, M.A.

Oleh:
1. Naufal Farhan
2. Fina Elsa Safira
3. Imron Khoirur Rozikin

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis Arab Saudi............................................................3


B. Bangsa Arab Pra-Islam ......................................................................4
C. Kondisi Geografis Makkah dan Madinah...........................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................11
B. Saran ................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi geografis adalah kondisi yang berkenaan dengan geografi. Geografi


adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora dan fauna, serta hasil
yang diperoleh dari bumi. Kondisi sosial politik adalah kondisi yang berkenaan
dengan masyarakat terkait kekuasaan dan pemerintahan.

Bangsa Arab mempunyai akar panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras
atau rumput bangsa Kaukasoid, dalam subras Medditeranian yang anggotanya
meliputi wilayah sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabia, dan Irania.
Bangsa Arab hudupnya berpindah-pindah, nomaden. Karena tanahnya terdiri dari
gurun pasir yang kering dan sangat kering dan sangat sedikit turun hujan. Perpindahan
mereka dari satu tempat ke tempat lain mengikuti tumbuhan stepa atau padang rumput
yang tumbuh secara sporadis di tanah Arab di sekitar oasis atau genangan air setelah
turun hujan. Mereka mendiami wilayah Jazirah Arabia yang dahulu merupakan
sambungan wilayah gurun membentang dari barat Sahara di Afrika hingga ke timur
melintasi Asia, Iran Tengah, dan Gurun Gobi di Cina. Wilayah ini sangat sering dan
panas karena uap air laut disekitarnya. Sekalipun begitu, wilayah ini kaya dengan
penghasilan bahan minyak terbesar terbesar di dunia.

Data yang banyak ditemukan adalah kondisi geografis pada masa sebelum
Islam datang. Hal ini memberikan asumsi bahwa kondisi geografis Makkah dan
Madinah pada masa sebelumdatang Islam dengan pada masa awal Islam adalah sama.
Kota Madinah, kota yang merupakan salah satu kota yang termasuk kawasan tandus,
yang populer dengan sebutan Hijaz selain Thaif dan Makkah. Dibandingkan Makkah,
orang Yahudi memang lebih banyak dijumpai di Madinah dan sekitarnya. Sebenarnya
kedua bangsa ini terdiri dari satu rumpun bangsa, yaitu ras Semit yang berpangkal
dari Nabi Ibrahim melalui dua putranya, Ismail dan Ishaq. Bangsa Arab melalui
Ismail dan Yahudi melalui Ishaq.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi Geografis Arab Saudi?
2. Bagaimana kondisi Bangsa Pra-Islam?
3. Bagaimana kondisi Geografis Makkah dan Madinah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi geografis Arab Saudi
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi Bangsa Pra-Islam
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi Geografis Makkah dan Madinah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis Arab Saudi

Kondisi geografis adalah kondisi yang berkenaan dengan geografi. Geografi


adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora dan fauna, serta hasil
yang diperoleh dari bumi. Kondisi sosial politik adalah kondisi yang berkenaan
dengan masyarakat terkait kekuasaan dan pemerintahan.

Kondisi Semenanjung Arab merupakan semenanjung barat daya Asia, sebuah


semenanjung terbesar dalam peta dunia. Wilayahnya seluas 1.754.900 km. pada masa
sekarang dihuni oleh 14.000.000 jiwa. Negara paling banyak mengambil wilayah ini
adalah Arab Saudi dengan luas daratan sekitar 1.014.900km. berpenduduk sekitar tuju
juta jiwa. Negara Arab Saudi mempunyai akses langsung dan berbatasan langsung
dengan Yordania, Kuwait, Teluk Persia, Irak, Laut merah, Uni Emirat Arab, Oman,
an Yaman. Ini menjadikan Arab Saudi terletak pada kawasan yang strategis. Arab
Saudi memiliki Ibu Kota yang bernama Riyadh. Arab Saudi memiliki mata uang
Riyal Saudi Arabia (SAR). Dari sisi kondisi cuaca, Semenanjung Arab merupakan
salah satu wilayah terkering dan terpanas. Meskipun diapit dua lautan di barat dan di
timur, lautan itu terlalu kecil untuk dapat memengaruhi kondisi cuaca Afro-Asia yang
jarang turun hujan.tapi badai gurun musiman menyapu wilayah tersebut dan hanya
menyisakan sedikit kelembapan di wilayah daratan.

Sebagaimana identik dengan Arab, kawasan ini juga identik dengan islam.
Dari sekitar 1,4 miliar umat Muslim didunia, sekitar 18% tinggal di negara-negara
Arab dan 20% lainnya tinggal di Afrika. Di kawasan ini juga terletak berbagai situs-
situs bersejarah penting bagi umat islam, bahkan Kota Mekkah dan Madinah
merupakan Kota suci yang tiap tahunnya dikunjungan yang merupakan kota suci yang
tiap tahunnya dikunjungi jutaan muslim dari berbagai penjuru dunia. Kunjungan yang
merupakan ritual wajib bagi para muslim membuat kawasan ini cukup lekat di telinga
bagi para pemeluknya. Bangsa Arab telah ada jauh sebelum Islam lahir di sana.
Bahkan mereka dikenal telah memiliki peradaban yang mapan. Namun kelahiran dan

3
perkembangan Islam di Timur Tengah, khususnya bagi Bangsa Arab, memiliki
pengaruh yang tidak sedikit, bahkan dapat disebut fundamental.1

Bangsa Arab merupakan rumpun bangsa Smit, yaitu keturunan Sam ibn Nuh,
serumpun dengan Bangsa Babilonia, Kaldea, Asyuria, Ibrani, Phunisia, Aram dan
Habsyi. Bangasa Arablah rumpun Smit yang sampai sekarang masih bertahan,
sedangkan sebagaian besar yang lain sudah lenyap dan tidak dikenal lagi. Dari segi
pemukimannya, Bangsa Arab dapat dibedakan atas ahl al-badwi dan ahl al-hadlar.
Kaum Badwi adalah penduduk padang pasir. Mereka tidak memiliki tempat tinggal,
tetapi hidup secara nomaden, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk
mencari sumber mata air dan padang rumput. Mata penghidupan mereka adalah
berternak kambing, biri-biri, kuda dan unta. Kehidupan masyarakat Badwi yang
nomaden tidak banyak memberi peluang kepada mereka untuk membangun
peradaban. Oleh karena itu, sejarah mereka tidak diketahui dengan jelas. Ahl al-
hadlar ialah penduduk yang sudah bertempat tinggal tetap di kota-kota atau daerah-
daerah pemukiman yang subur. Mereka hidup dari berdagang, bercocok tanam dan
industri. Berbeda dengan masyarakat Badwi, mereka memiliki peluang yang besar
untuk membangun peradaban, sebagaimana yang dilakukan oleh penduduk Yaman di
selatan dan penduduk kota-kota lain di bagian utara semenanjung ini. Oleh karena itu,
sejarah mereka bisa diketahui lebih jelas dibanding dengan kaum Badwi.2

B. Bangsa Arab Pra-Islam

Bangsa Arab mempunyai akar panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras
atau rumput bangsa Kaukasoid, dalam subras Medditeranian yang anggotanya
meliputi wilayah sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabia, dan Irania.
Bangsa Arab hudupnya berpindah-pindah, nomaden. Karena tanahnya terdiri dari
gurun pasir yang kering dan sangat kering dan sangat sedikit turun hujan. Perpindahan
mereka dari satu tempat ke tempat lain mengikuti tumbuhan stepa atau padang rumput
yang tumbuh secara sporadis di tanah Arab di sekitar oasis atau genangan air setelah
turun hujan. Mereka mendiami wilayah Jazirah Arabia yang dahulu merupakan
sambungan wilayah gurun membentang dari barat Sahara di Afrika hingga ke timur
melintasi Asia, Iran Tengah, dan Gurun Gobi di Cina. Wilayah ini sangat sering dan

1
Abdul Hafis Syairazi, Kondisi Geografi Sosial Politik dan Hukum Di Makkah dan Madinah Pada
Masa Awal Islam, Jurnal Of Islamic and Law Studies,2019. Vol,3, No1. Hlm 121-123
2
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:Amzah,2010)hlm 18-19

4
panas karena uap air laut disekitarnya. Sekalipun begitu, wilayah ini kaya dengan
penghasilan bahan minyak terbesar terbesar di dunia.

Bangsa Arab diketahui telah memiliki peradaban jauh sebelum Islam muncul.
Peradaban Arab pra islam sering pula dikenal dengan nama Era Jahiliyah
(kebodohan). Diantara preseden buruk yang melekat pada Arab Pra-Islam adalah
kondisi dan kedudukan wanita yang dipandang sebelah mata, bahkan setengah
manusia. Meskipun ditemukan beberapa kepala suku wanita di Mekkah, Madinah,
Yaman dan sebagainya, namun jumlah mereka amat sedikit sekali. Di mata
masyarakat mereka, wanita tidak ada harganya dan tidak lebih berharga dari barang
dagangan di pasar. Beberapa pendapat bahkan lebih vulgar menyebutkan bahwa
mereka tidak lebih dari binatang, wanita dianggap barang dan hewan ternak yang
tidak memiliki hak. Mereka tidak dapat menjadi pewaris suami atau orang tua. Para
lelaki juga bebas menikah dengan wanita mana saja berapapun jumlahnya, sedangkan
tidak demikian dengan wanita. Seorang istri yang ditinggal suaminya meninggal juga
dapat diwarisi oleh anak tertuanya atau salah satu kerabat mendiang suaminya. 3

Mereka juga terkenal dengan tradisi penguburan anak hidup-hidup. Namun,


tradisi tersebut tidak terjadi di seluruh suku Arab. Tradisi tersebut berlaku pada
beberapa suku diantaranya pada Bani Tamim dan Bani Asad. Mereka membunuh
anak-anak karena punya keyakinan, bahwa anak (kebanyakan perempuan) adalah
penyebab kemiskinan dan keluarga menjadi malu. Terdapat dua alasan mereka yang
mengakibatkan pembunuhan terhadap anak yaitu karena faktor kependudukan. Akibat
hancurnya bendungan Ma’arib, Yaman, rakyat berbondong-bondong pindah ke Utara
termasuk di kota-kota seperti Mekah, Madinah, Damaskus, dan sebagainya.
Urbanisasi besar-besaran ini memengaruhi ekonomi dengan serius. Oleh karena itu,
semakin banyak anggota keluarga sulit untuk mendapatkan makanan sehingga karena
faktor kemiskinanlah akhirnya mereka membunuh anak. Alasan berikutnya, yaitu
perempuan dianggap membawa aib, apabila di kalangan mereka kalah dalam
peperangan, maka istri dan anak perempuannya akan diperkosa beramai-ramai oleh
suku yang menang dalam peperangan sehingga lebih baik bagi perempuan untuk
dibunuh terlebih dahulu. Walaupun demikian, hal itu tidak berlaku di bani lainnya
atau malah sebaliknya, mereka sangat menyayangi anak-anaknya (tentu termasuk

Yuangga Kurnia Yahya, Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara Studi
3

Geobudaya dan Geopolitik, (Al-Tsaqafa: Madiun,2019), Vol.16, No 1. hlm 44-46

5
perempuan), bahkan kaum perempuan ada yang menjadi kepala suku. Namun, anak
laki-laki tetap sebagai kebanggaan dan diharapkan menjadi pahlawan suku bila ia
besar nanti.

Faktor geografis, sangat memengaruhi sifat dan perilaku rata-rata orang Arab
yang mungkin terkesan keras, walaupun itu tidak semuanya. Kepala suku adalah
orang yang memiliki muru’ah (kejantanan, kesempurnaan). Ia bertanggung jawab
penuh atas segala yang terjadi pada anggota sukunya, bermurah hati, menjamu tamu,
baik yang resmi menjadi utusan dari suku lain atau tamu biasa, yang datang dari
kampungnya, dan menolong orang lain yang membutuhkan bantuannya, bahkan
musuh bebuyutan tetap dijamu dan dihormati. Beberapa saat sebelum Islam
diperkenalkan dan diperjuangkan oleh Muhammad SAW sebagai fondasi peradaban
baru, Bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang ada disekitarnya telah memiliki
peradaban. Secara berturut-turut diungkapkan berbagai aspek peradaban Arab Pra-
Islam, diantaranya, agama, politik, ekonomi, dan seni budaya. 4

Sejarawan Muslim membagi penduduk Arab menjadi tiga kategori, yaitu


sebagai berikut:

 Al-‘Arab al-Ba’idah : Arab Kuno


 ‘Arab al-‘Arabiyah : Arab Pribumi
 ‘Arab al-Mustaribah : Arab pendatang

Eksistensi Arab Kuno sudah tidak diketahui sejarah. Orang Arab pribumi
adalah turunan dari Khatan yang lebih populer dengan Arab Yaman, sedang yang
terakhir adalah turunan dari nenek moyang Nabi Ismail yang datang dari Hejaz,
Tahama, Nejad, Palmerah, dan lain-lain yang lebih dikenal sebagai penduduk Arab
Utara. Dari segi tempat tinggal mereka juga terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok Ahl al-Hadharah (penduduk kota) dan kelompok Ahl al-Badiyah
(penduduk gurun pasir). Karena keadaan geografi dan kondisi alam sangat
memengaruhi pranata sosial, tatcara, ekonomi, dan politik Bangsa Arab, maka terlihat
adanya perbedaan di antara kedua kalangan Arab tersebut.

Orang gurun pasir kebanyakan tinggal di Arab Utara yang buta huruf dan tidak
maju. Ahli sejarah Arab tidak dapat menemukan sejarah mereka pada zaman kuno.

4
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta:Bagaskara,2011)hlm 49-53

6
Mereka mencatat periode itu sebagai al-ayyam al-Jahiliyah (the day of the darkness:
masa:masa kegelapan). Sebenarnya hal ini dikarenakan mereka tidak mengetahui
agama, tata cara kemasyarakatan, politik, dan pengetahuan tentang ke-Esaan Allah,
maka mereka dikatakan penduduk jahil. Meskipun orang Arab berperan dalam
gelanggang politik, misalnya kerajaan Saba dan kerajaan Yaman di Arab Selatan,
kerajaan Petra di Jeruzalem, kerajaan Palmerah dan Gassan di Syam serta Kindah di
Arab Tengah, namun mereka hidup dalam kabilah-kabilah. Setiap kabilah terdiri dari
beberapa sub-kabilah atau sering disebut Qaum. Kadang-kadang beberapa kaum atau
suku mengadakan perjanjian persahabatan untuk hidup pandai damai yang disebut
al-ahlaf. Hidup bersama kabilah dan juga mematuhi peraturan kabilah atau kepala
suku adalah wajib.5

C. Kondisi Geografis Makkah dan Madinah

Batas tanah haram Makkah pertama kali diletakkan oleh Nabi Ibrahim as.
Malaikat Jibril as. Yang memperlihatkan kepadanya. Tapal batas itu tidak pernah
diperbaharui hingga pada masa Rasulullah SAW. Pada saat penaklukan Kota Makkah,
Rasulullah SAW, mengutus Tamim bin Asad al-Khuza’I untuk mempebaharui tapal
tersebut. Perbatasan kota Makkah dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Sebelah barat: jalan Jedah-Makkah, di Asy-Syumaisi (Hudaibiah) 22 km dari


Kakbah.
2. Sebelah selatan, di Idha’ah Liben, jalan Yaman-Makkah untuk yang dari
Tihamah, 12 km dari kakbah.
3. Sebelah timur, di tepi Lembah ‘Uranah Barat, 15 km dari Kakbah.
4. Sebelah timur laut, jalan Ji’ranah, dekat kampung Syara’i al-Mujahidin, 16 km
dari Kakbah.
5. Sebelah utara, Tan’im, 7 km dari Kakbah.

Data yang banyak ditemukan adalah kondisi geografis pada masa sebelum
Islam datang. Hal ini memberikan asumsi bahwa kondisi geografis Makkah dan
Madinah pada masa sebelumdatang Islam dengan pada masa awal Islam adalah sama.
Kota Madinah, kota yang merupakan salah satu kota yang termasuk kawasan tandus,
yang populer dengan sebutan Hijaz selain Thaif dan Makkah. Dibandingkan Makkah,

5
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam...hlm 50

7
orang Yahudi memang lebih banyak dijumpai di Madinah dan sekitarnya. Sebenarnya
kedua bangsa ini terdiri dari satu rumpun bangsa, yaitu ras Semit yang berpangkal
dari Nabi Ibrahim melalui dua putranya, Ismail dan Ishaq. Bangsa Arab melalui
Ismail dan Yahudi melalui Ishaq.

Kota ini dulunya dikenal dengan sebutan Yasrib. Letaknya sekitar 510 km
sebelah utara kota Makkah. Secara geografis, Madinah lebih baik dari Makkah.
Madinah terletak pada “jalur rempah-rempah”, yang menghubungkan Yaman dan
Suriah. Kota ini merupakan sebuah oasis dalam arti sebenarnya. Tanahnya sangat
cocok ditanami pohon kurma. Di tangan penduduk Yahudi, tepatnya Bani Nadir dan
Bani quraizah, kota ini menjadi puast pertanian terkemuka.6

Ada tiga sistem yang dipakai oleh para pemilik ladang atau sawah dalam
mengelola pertanian mereka pada saat itu. Pertama, ialah sistem sewa-menyewa
dengan emas atau logam mulia lain, gandum, atau produk pertanian sebagai alat
pembayarannya. Kedua, ialah sistem bagi hasil produk, misalnya separuh untuk
pemilik dan separuh untuk penggarap, dengan bibit dan ongkos penggarapan dari
pemilik. Ketiga, ialah sistem pandego, yakni seluruh modal datang dari pemilik,
sementara pengairan, pemupukan, dan perawatannya dikerjakan oleh penggarap.
Sawah yang digarap oleh sekelompok budak tani di daerah yang subur. Nasib para
penggarap sawah sangat memprihatinkan sama sebagaimana yang terjadi di
Semenanjung Iberia (Andalusia) sebelum dikuasai Islam. Mereka tidak memiliki hak
kemerdekaan sama sekali. Di samping pertanian, perdagangan adalah unsur penting
dalam perekonomian masyarakat Arab Pra-Islam. Kemajuan perdagangan Bangsa
Arab, tetapi juga dengan non-Arab. Kemajuan perdagangan Bangsa Pra-Islam
dimungkinkan antara lain karena pertanian yang telah maju. Kemajuan tersebut
ditandai dengan adanya kegiatan ekspor impor yang mereka lakukan. Para pedagang
Arab Selatan dan Yaman saat 200 tahun menjelang Islam datang telah mengadakan
transaksi dengan India, negeri pantai Afrika, sejumlah negeri Teluk Persia, Asia
tengah, dan sekitarnya. Dalam hal ini, komoditas ekspor Arab selatan dan Yaman
adalah dupa, kemenyan, kayu gaharu, minyak wangi, kulit binatang, buah kismis,
anggur, dan barang-barang lainnya. Adapun yang mereka impor dari Afrika Timur,
kayu untuk bahan bangunan, bulu burung unta, dan logam mulia serta badak. Dari

6
Abdul Hafiz Sairazi, Kondisi Geografis, Sosial Politik dan Hukum di Makkah dan Madinah…hlm
122-123

8
Asia Selatan dan China, berupa gading, batu mulia, sutra, pakaian, pedang dan
rempah-rempah.7

Pertanian dan perdagangan di Arab sebenarnya sudah ada jauh sebelum Islam.
Walaupun demikian, harus diakui bahwa tradisi pertanian dan perdagangan yang ada
tidak memiliki semangat kemanusiaan seperti keadilan dan persamaan. Hal tersebut
dapat dilihat dari bagaimna permodalan dikuasai oleh elit-elit pemodal. Sebagai
contoh, para pedagang meminjam modal pada konglomerat, akan tetapi harus
membayar hutang tersebut dengan bayaran yang jauh lebih tinggi.

Selain itu mereka juga menanam tanaman biji-bijian yaitu gandum dan
jewawut. Mereka juga banyak menanam sayuran. Penjualan hasil-hasilnya mereka
mengenal cara-cara muzara’ah, muhalaqah, mukharabah, dan mu’awamah.
Diantaranya ada yang diakui Islam dan ada pula yang tidak diakui Islam dan ada pula
yang tidak diakui lagi, bahkan dihapuskan. 8

Kota Makkah merupakan Kota suci yang setiap tahunnya dikunjungi banyak
orang baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara, terutama karena disitulah
terdapat bangunan suci Ka’bah. Selain itu, di Ukaz terdapat pasar sebagai tempat
pertukaran barang dari berbagai belahan dunia dan tempat berlangsungnya
perlombaan kebudayaan (puisi Arab). Oleh karena itu, kota tersebut menjadi pusat
peradaban baik politik, ekonomi, dan budaya yang penting. Para pedagang tersebut
menjual komoditas itu kepada para konglomerat, pejabat, tentara, dan keluarga
penguasa, karena komoditas tersebut mahal, terutama barang-barang impor yang
harus dikenai pajak yang sangat tinggi. Alat pembayaran yang mereka gunakan adalah
koin yang terbuat dari perak, emas atau logam mulia lain yang ditiru dari mata uang
Persia dan Romawi.

Makkah merupakan jalur persilangan ekonomi internasional, yang


menghubungkan jalur-jalur dari dan ke Mancanegara. Hal ini menyebabkan
masyarakat Mekah memiliki peran strategis untuk berpartipasi dalam dunia
perekonomian tersebut. Oleh karena itu, dalam bidang ekonomi, Bangsa Arab telah
mencapai perkembangan yang pesat. mekah bukan saja merupakan pusat perdagangan
yang penting saat itu, yang mana dari sanalah jalur-jalur yang menghubungkan

7
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam…hlm 55-56
8
Abdul Hafiz Sairazi, Kondisi Geografis, Sosial Politik dan Hukum di Makkah dan Madinah…hlm
127

9
dengan empat jalur perdagangan internasional yang utama, pertama dari Yaman yang
menghubungkan antara Timur lewat jalur laut dengan Mekah. Kedua dari Damaskus
(Syam) yang menghubungkan Asia kecil dan Eropa Timur dengan Mekah. Ketiga,
dari Irak (dalam perkembangan kemudian Baghdad) yang menghubungkan jalur darat
ke Kabul, Khasmir, Singkiang, Shinjiang, sampai Cantoon dengan Mekah. Keempat
dari Habsyi, Ethiopia sekarang ke Barat Daya dan Pesisir Timur Afrika (wilayah yang
didiami oleh bangsa kulit hitam) dari Mesir yang menghubungakan jalur al-Tariq al-
Sikka (jalan darat yang menghubungkan antara Alexandria, Mesir dengan Tangier dan
Ceuta, Maroko, kemudian menyebrangi selat Jiblartar terus ke Semenanjung Iberia di
Eropa Barat Daya. 9

Meskipun pemerintahan Islam pertama adalah Madinah, namun kontribusi


kader-kader Makkah tidak dapat diabaikan. Hal ini dikarenakan pembentukan pribadi
muslim yang terjadi di Mekkah, sehingga menjadi cikal bakal tumbuhnya masyarakat
Islam. Dapat dikatakan bahwa “benih unggul” dari mekkah, sedangkan “lahan subur-
subur”-nya adalah madinah, sehingga perpaduan keduanya melahirkan pemerintahan
islam yang kuat. Dalam bidang ekonomi, ada dikenal istilah ilaf, yaitu perjalanan
komersial yang merupakan tradisi masyarakat sebelum Islam di Makkah yang
dilegitimasi Al-quran dalam Surah Quraisy. Musim panas ke Syiria, sedangkan
musim dingin ke Yaman. Madinah merupakan kota yang heterogen, dimana
didalamnya terdapat dua kebudayaan dan tradisi yang berbeda. Sekalipun terdapat
orang-orang Arab yang memeluk Yahudi dan ada diantara mereka yang terikat
hubungan perkawinan, tapi sikap dan pola hidup suku-suku Yahudi yang terdiri dari
dua puluh suku itu secara umum berbeda dari orang-orang Arab. 10

9
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam…hlm 56-57
10
Abdul Hafiz Sairazi, Kondisi Geografis, Sosial Politik dan Hukum di Makkah dan Madinah…hlm
125

10
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesimpulan

Kondisi Semenanjung Arab merupakan semenanjung barat daya Asia, sebuah


semenanjung terbesar dalam peta dunia. Semenanjung Arab merupakan salah satu
wilayah terkering dan terpanas. Meskipun diapit dua lautan di barat dan di timur,
lautan itu terlalu kecil untuk dapat memengaruhi kondisi cuaca Afro-Asia yang jarang
turun hujan.tapi badai gurun musiman menyapu wilayah tersebut dan hanya
menyisakan sedikit kelembapan di wilayah daratan.

Sebagaimana identik dengan Arab, kawasan ini juga identik dengan islam
Bangsa Arab diketahui telah memiliki peradaban jauh sebelum Islam muncul.
Peradaban Arab pra islam sering pula dikenal dengan nama Era Jahiliyah
(kebodohan). Diantara preseden buruk yang melekat pada Arab Pra-Islam adalah
kondisi dan kedudukan wanita yang dipandang sebelah mata, bahkan setengah
manusia. Meskipun ditemukan beberapa kepala suku wanita di Mekkah, Madinah,
Yaman dan sebagainya, namun jumlah mereka amat sedikit sekali. Di mata
masyarakat mereka, wanita tidak ada harganya dan tidak lebih berharga dari barang
dagangan di pasar.

Makkah merupakan jalur persilangan ekonomi internasional, yang


menghubungkan jalur-jalur dari dan ke Mancanegara. Hal ini menyebabkan
masyarakat Mekah memiliki peran strategis untuk berpartipasi dalam dunia
perekonomian tersebut. Oleh karena itu, dalam bidang ekonomi, Bangsa Arab telah
mencapai perkembangan yang pesat. mekah bukan saja merupakan pusat perdagangan
yang penting saat itu, yang mana dari sanalah jalur-jalur yang menghubungkan
dengan empat jalur perdagangan internasional yang utama.

B. Saran
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi pembahasan
dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya
dan pendengarannya. Tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

11
kekurangan, maka dari itu saya akan menerima kritikan atau saran para pembaca maupun
pendengar demi kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Abdul. 2011. Sejarah Peradaban dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Bagaskara
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah
Syairazi, Abdul Hafis. 2019. Kondisi Geografi Sosial Politik dan Hukum Di Makkah
dan Madinah Pada Masa Awal Islam, Jurnal Of Islamic and Law Studies,
Vol. 3, No. 1.
Yahya, Yuangga Kurnia. 2019. Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan
Afrika Utara Studi Geobudaya dan Geopolitik, Jurnal Al-Tsaqafa: Madiun.
Vol.16, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai