Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa yang atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah di Universitas Airlangga. Adapun
judul dari makalah ini adalah The Philosopher “Ernest Nagel”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. H. Effendi selaku
dosen mata kuliah Ilmu Filsafat. Tugas yang telah diberikan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak keurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

06 Oktober 2021
Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Manfaat dan Tujuan ......................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan
2.1 Biografi Ernest Nagel ........................................................................................................ 2
2.2 Filsafat dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu menurut Ernest Nagel...................................... 2
2.3 Kontribusi Ernest Nagel dalam Dunia Pendidikan............................................................. 3
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................
...........................................................................................................................................
10
3.2 Saran ..................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
10
Daftar Pustaka ..............................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
11

2
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah
sistematis mengenai sifat dasar ilmu, khususnya metode, konsep, dan letaknya dalam
kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual. Filsafat ilmu melibatkan proses
berpikir dan merenung dalam upaya untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang hakekat
ilmu.
Filsafat ilmu terdiri dari tiga landasan pokok hakekat ilmu yaitu landasan ontologis
yaitu berkaitan dengan objek apa yang ditelaah ilmu, landasan epistemologis yaitu berkaitan
dengan proses yang memungkinkan ditambahnya pengetahuan berupa ilmu, dan aksiologis
yaitu berkaitan dengan cara penggunaan dan manfaat ilmu tersebut. Ilmu bukanlah barang
jadi yang hanya selesai dalam satu kali proses secara instan. Ilmu merupakan sesuatu yang
tidak stabil dan terus mengalami perubahan.
Terdapat beberapa filsuf yang mengemukakan pandangan tentang hakikat sebuah
filsafat ilmu. Beberapa tokoh tersebut antara lain Ernest Nagel, Peter Angeles, P.H Nidditch,
dan Israel Scheffler. Namun, dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan pengertian
filsafat ilmu secara spesifik menurut filosof Ernest Nagel. Sebagai upaya menjelaskan filsafat
ilmu menurut filosof Ernest Nagel, kami juga akan menjelaskan sejarah kehidupan Ernest
Nagel beserta kontribusi yang telah dilakukan dalam dunia pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana biografi Ernest Nagel?
2. Apa pengertian dan ruang lingkup filsafat ilmu menurut Ernest Nagel?
3. Apa kontribusi Ernest Nagel dalam dunia pendidikan?

1.3 Manfaat dan Tujuan


Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka manfaan dan tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui biografi Ernest Nagel.
2. Mengetahui pengertian dan ruang lingkup filsafat ilmu menurut Ernest Nagel.
3. Mengetahui kontribusi Ernest Nagel dalam dunia pendidikan.

3
Bab II
Pembahasan

2.1 Biografi Ernest Nagel


Ernest Nagel lahir 16 November 1901, di Nové Mesto, Bohemia (sekarang bagian dari
Cekoslowakia). Ketika berusia sepuluh tahun, dia datang ke Amerika Serikat dan menjadi
warga negara AS yang dinaturalisasi pada tahun 1919. Kemudian menempuh hingga
pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Pada tahun 1923 Nagel menerima gelar Bachelor of
Science dari College of the City of New York. Pada tahun 1925 gelar Master di bidang
filsafat dari Universitas Columbia. Pada tahun 1931 mendapatkan gelar Ph.D. dalam bidang
filsafat dari Colombia. Dia menghabiskan sebagian besar karir akademisnya di Universitas
Columbia dari tahun 1931 hingga 1970, kecuali hanya pada saat tahun akademik 1966-1967
ketika dia menerima posisi di Universitas Rockefeller. Dari tahun 1967 hingga 1970 Negel
memegang posisi profesor di universitas Columbia. Setelah pensiun Negel terus aktif dalam
urusan akademik dengan mengajar seminar dan kursus. Ernest Nagel meninggal di New
York City pada 20 September 1985.
Pada tahun 1911 Nagel pindah ke New York City dan melewati seluruh hidupnya di sana,
meskipun pada liburan musim panas dia dan keluarganya menghabiskan waktu di Vermont.
Pada tanggal 20 Januari 1935 Nagel menikah dengan Edith Alexandria Haggstrom. Mereka
memiliki dua orang putra, yang pertama Alexander Joseph merupakan profesor matematika
di University of Wisconsin-Madison. Putra keduanya adalah Sidney Robert yang merupakan
profesor fisika di University of Chicago. Istrinya Edith meninggal pada tahun 1988.
Selama karir akademiknya yang panjang dan selalu aktif, Nagel menerima banyak
penghargaan termasuk gelar doktor kehormatan dari sejumlah institusi. Dia merupakan
pengikut dan rekan Guggenheim pada tahun 1934-1935 dan 1950-1951. Dia terpilih dalam
American Academy of Arts and Sciences pada tahun 1954, dan American Philosophical
Society pada tahun 1962. Pada tahun 1977 dia juga terpilih dalam National Academy of
Sciences.

2.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu menurut Ernest Nagel
Filsafat ilmu menurut Ernest Nagel mencakup 3 bidang, yaitu :
1. Logical patterns exhibited by explanations in the sciences yaitu pola logis yang
ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu;

4
2. Constructions of scientific concepts yaitu pembentukan konsep ilmiah; dan
3. Validation of scientific conclusions yaitu pembuktian keabsahan kesimpulan ilmiah.
Filsafat ilmu diarahkan kepada 3 komponen pokok pendukung eksistensi ilmu, yaitu:
1. Ontologi, meliputi: apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran, dan kenyataan inheren
dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan
bagaimana yang ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari;
2. Epistemologi, meliputi: sumber, sarana, dantata cara menggunakan sarana tersebut
untuk landasan ontologis akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam
menentukan sarana yang akan dipilih;
3. Aksiologi, meliputi: nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan manusia yang
menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, simbolik, ataupun kawasan
fisik material. Nilai-nilai yang ditunjukkan oleh aksiologi tersebut merupakan suatu
conditiosine quanon.
Filsafat ilmu mengarah pada strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan
heuristik. Filsafat ilmu dalam kebudayaan untuk menangkap kegunaan ilmu dan maknanya
bagi keberlangsungan hidup manusia. Ernest Nagel menghubungkan filsafat dalam hal
analisis metode ilmiah bahwa filsafat dapat dipraktekkan dalam banyak ilmu yang berbeda
yaitu dalam hubungan antara sains dan masalah filsafat seperti masalah kausalitas dan
determinisme. Hal yang ditekankan dari pengaruh ini adalah bahwa filsafat ilmu bukan hanya
dipelajari sekedar sebagai filosofi, tetapi filsafat ilmu juga berpengaruh terhadap berbagai
disiplin ilmu lainnya.

2.3 Kontribusi Ernest Nagel dalam Dunia Pendidikan


Ernest Nagel bersama mentornya Morris R. Cohen dan rekannya John Dewey sebagai
pengajar di Universitas Columbia yang berpengalaman dan salah satu filsuf Amerika yang
berpengaruh pada abad kedua puluh, menulis buku teks paling berpengaruh dalam logika dan
metode ilmiah yang diterbitkan pada periode pertengahan 1930-an dan pertengahan 1950-an.
Sepanjang karirnya Nagel berusaha mencoba menggabungkan elemen terbaik dari realisme
filosofis Cohen dan instrumentalisme radikal Dewey. Rekan terdekatnya yaitu filosofis
Sidney Hook, yang juga memiliki pengalaman mengajar di New York University

5
 Kausalitas, Penjelasan dan Hukum
Nagel dalam bukunya Struktur Ilmu yang memiliki subjudul Masalah Logika
Penjelasan Ilmiah Menjelaskan secara ilmiah melalui analisis empat macam cara yang
ditawarkan dalam sains: model deduktif, model probabilistik, model fungsional atau
teleologis, dan model genetic yaitu studi tentang akar sejarah fenomena. Meskipun
dalam penjelasannya memberikan eksposisi yang mengesankan melalui teleologis ke
dalam ilmu biologi, Nagel lebih menyukai model deduktif klasik sebagai contoh terbaik
dari penjelasan ilmiah. Namun, untuk mengenali masalah dengan pola penjelasan
deduktif tidaklah mudah. Ada berbagai publikasi telah menganalisis teka-teki seputar
gagasan ini. Secara umum mungkin akan diakui bahwa gagasan intuitif tentang
penjelasan deduktif nontrivial masih belum dianalisis secara menyeluruh dan mungkin
juga bukan gagasan mendasari ilmu hukum. Nagel juga prihatin dengan karakter logis
dari hukum ilmiah. Nagel sangat serius untuk membedakan hukum eksperimental murni
dari hukum teoretis. Dia memiliki cara yang bijak untuk menjelaskan tentang semua
masalah hukum, dan teori ini tanpa harus mengusulkan atau mempercayakan pada
beberapa skema umum besar yang dapat menjelaskan semua teka-teki yang telah
diangkat pada konsep-konsep ini.

 Landasan Pengukuran
Nagel terus tertarik pada teori pengukuran dan sepanjang karir akademisnya.
Terbukti dari disertasi yang diselesaikannya pada tahun 1931. Dia membangun karya
abad kesembilan belas dari Helmholtz dan Hölder, serta karya awal abad kedua puluh
fisikawan Inggris Norman Campbell. Hal tersebut menggambarkan karakteristik
pendekatan Nagel bahwa dia tidak memperluas hasil formal yang diperoleh sebelumnya
oleh Hölder dan lainnya, tetapi secara kritis memeriksa asumsi konseptual di belakang
perkembangan formal.

 Landasan Geometri
Nagel menunjukkan minatnya yang mendalam pada sejarah geometri abad
kesembilan belas. Melalui disertasi yang ditulisnya dan sejumlah publikasi. Salah satu
karyanya yang paling terkenal adalah pemeriksaan rinci tentang perkembangan konsepsi
sistem geometri sebagai struktur matematika abstrak pada abad kesembilan belas. Peran
sentral yang dimainkan geometri dalam pengembangan bentuk abstrak matematika
modern seringkali tidak cukup dihargai dalam diskusi tentang dasar-dasar matematika
6
oleh matematikawan dan filsuf. Pengembangan geometri proyektif oleh Monge,
Poncelet, Gergonne, Von Staudt serta teori abstrak Grassman's Ausdehnungslehre dan
karya terkait, menjadi latar belakang perkembangan pandangan aksiomatik modern.
Pandangan aksiomatik modern dikembangkan oleh Pasch, Hilbert, dan Klein dalam
dekade terakhir abad kesembilan belas.
Tulisan Nagel yang diterbitkan pada tahun 1939 adalah salah satu analisis sejarah
pertama yang mengakui pentingnya terobosan yang dibuat oleh pengenalan geometri
proyektif sebagai pandangan selanjutnya untuk dasar-dasar matematika. Hal penting
dalam pemahaman baru adalah bahwa geometri murni bukanlah ilmu kuantitas maupun
ilmu ekstensi dalam pengertian yang dikembangkan secara keseluruhan oleh Euclid.
Euclid adalah salah satu analisis sejarah pertama yang mengakui pentingnya jeda yang
dibuat oleh pengenalan geometri proyektif untuk pandangan selanjutnya tentang dasar-
dasar matematika.
Beberapa tahun kemudian, Nagel kembali tertarik pada bidang geometri dalam
judul tulisannya The Structure of Science. Dia menganalisis dan mendiskusikan tentang
dasar perbedaan antara geometri murni dan terapan serta sifat konvensi dalam geometri.
Melalui referensi khusus pada diskusi sebelumnya yang telah dipaparkan oleh Poincaré
dan Einstein. Nagel mempresentasikan pendapatnya yang menyangkal pernyataan
Poincaré yang salah menyatakan bahwa geometri Euclidean tidak akan pernah
ditinggalkan.

 Landasan Fisika
Selanjutnya Nagel mencurahkan sebagian besar pemikiran kritisnya untuk masalah
filosofis dasar dengan pengembangan teori relativitas dan mekanika kuantum selama
periode perkembangan karir akademisnya. Dalam berbagai publikasi dia tertarik untuk
membedakan pengertian mekanika kuantum yang mempertahankan kausalitas
sebagaimana tercermin dalam solusi deterministik persamaan Schroedinger dan juga
untuk menganalisis banyak pengertian berbeda tentang fenomena kuantum yang
menjadi indeterministik. Dia sangat menyadari fakta bahwa tidak ada satu pun
pengertian indeterminisme yang disepakati bersama. Pengertian yang berbeda tentang
indeterminisme bergantung pada konsep probabilitas. Berikut adalah tulisan Nagel
tentang masalah ini, "Dalam banyak literatur tentang 'indeterminisme' mikrofisika, satu
hal yang menonjol paling jelas: apa pun permasalahan yang didapatkan dari interpretasi

7
teoretis akan ditempatkan pada pemahaman yang sudah teruji dalam data dan bukan dari
ketidaksepakatan tentang apa yang ditampilkan pada data itu."
Makalah klasik lain dari Nagel berkaitan dengan analisis rinci tentang reduksi teori,
dengan penekanan khusus pada reduksi termodinamika menjadi mekanika statistik. Ini
adalah subjek yang telah menerima banyak perhatian dari matematikawan terapan dan
fisikawan teoretis dalam setengah abad terakhir. Nagel tidak menambah hasil teknis
pada masalah yang lebih kompleks, hanya memberikan hasil matematis yang jelas
mengenai kondisi teorema yang direpresentasikan sehingga dapat dibuktikan. Tetapi dia
juga memberikan analisis konseptual paling luas yang dapat ditemukan dalam literatur
filsafat dan sains tentang pentingnya kasus reduksi. Secara lebih umum, analisisnya
tentang reduksi teori dalam bab The Structure of Science adalah presentasi klasik dari
pandangan filosofis tentang reduksionisme.

 Landasan Kemungkinan
Sepanjang abad ini terjadi kontroversi konseptual atas sifat probabilitas. Kotroversi
konseptual tersebut tidak terbatas pada salah satu bidang sains, meskipun dalam ilmu
fisika telah menjadi materi penting dari banyak diskusi. Tetapi yang sama pentingnya
adalah pandangan Bayesian menyatakan bahwa yang terpenting dari probabilitas adalah
padangan subjektif yang berdasar pada tingkat kepercayaan, pendapat ini juga
dikemukakan oleh Bruno de Finetti dan LJ Savage.
Sebagian besar tulisan Nagel tentang dasar-dasar probabilitas muncul sebelum buku
Savage tahun 1954, The Foundations of Statistics. Nagel secara serius menelaah
interpretasi frekuensi probabilitas, dia berhati-hati untuk mensurvei berbagai masalah
logis yang telah diangkat tentang interpretasi frekuensi, termasuk menyangkal konsep
kolektif Von Mises. Dia merupakan orang pertama dalam literatur filosofis yang tertarik
membahas tentang metode penting fungsi arbitrer dalam teori probabilitas, yang
dikembangkan untuk memberikan penjelasan tentang mekanisme fisik dalam membalik
koin dan perangkat fisik lainnya untuk menghasilkan distribusi probabilitas simetris.
Dia mengakui kinerja Poincaré, yang kemudian dilanajutkan oleh GD Birkhoff, E. Hopf
memberikan penjelasan rinci tentang mekanisme fisik atau hal nyata dengan
probabilitas simetris yang dapat dihasilkan dalam permainan peluang seperti roulette,
dadu, dan sebagainya.

8
 Teori Induksi
Nagel lebih banyak mencurahkan pemikirannya untuk analisis kritis tentang teori
induksi yang diajukan oleh filsuf Hans Reichenbach dan Rudolf Carnap dari proposal
yang cukup rinci dan menarik perhatian ahli statistik pada dasar-dasar inferensi statistik.
Meskipun setuju dengan Reichenbach bahwa interpretasi frekuensi relatif dari
probabilitas adalah hal yang mendasar, Nagel pada banyak kesempatan mengkritik
pernyataan Reichenbach dengan cara memperluas teori frekuensi relatif untuk
memberikan penjelasan tentang tingkat kuantitatif konfirmasi teori ilmiah. Nagel
menganggap cara Reichenbach menelaah terlalu langsung dan umum sebagai alat
metodologi yang berguna untuk mengevaluasi probabilitas suatu teori.
Nagel mengkritik dengan cara yang sama yang dilakukan Reichenbach dalam
proposalnya yang tidak ortodoks dan secara luas dapat menginterpretasikan mekanika
kuantum. Misalnya, Reichenbach mengusulkan logika tiga nilai yang benar, salah, dan
tak tentu, tetapi tidak memberikan pengembangan intuitif dan teknis yang tepat dari
logika ini. Hal ini membuat Nagel mengajukan kritik tajam.
Penyangkalan yang sama juga diajukan terhadap generalitas tetapi dengan interpretasi
probabilitas yang sangat berbeda, yaitu apa yang biasanya disebut teori probabilitas
logis, Rudolf Carnap mengusulkan pendekatan umum terhadap teori konfirmasi teori
ilmiah. Nagel berhasil menemukan banyak permasalahan intuitif dengan teori Carnap
seperti halnya dengan Reichenbach. Hal yang terpenting di sini bukanlah kritik teknis
dari Carnap atau Reichenbach, melainkan perspektif umum mengenai penyelidikan
kritis ini. Dia merasa bahwa memiliki metodologi umum untuk konfirmasi kuantitatif
teori-teori ilmiah secara keseluruhan adalah ide yang tidak bisa dijalankan dan tidak
layak. Dengan memanfaatkan pengetahuan ilmiahnya yang luas, dia menawarkan
banyak contoh tandingan untuk ide-ide Carnap.
Nagel secara kritis mengungkapkan fakta bahwa Carnap melakukan teori induksi
dengan asumsi bahwa kita mampu mengkarakterisasi serangkaian predikat primitif yang
independen dan lengkap untuk menggambarkan pengalaman. Nagel menyampaikan
kritiknya sebagai berikut: "Sulit untuk menghindari kesimpulan bahwa asumsi yang kita
miliki, atau suatu hari akan memiliki, satu set lengkap predikat primitif sama sekali
tidak realistis, dan akibatnya logika induktif yang didasarkan pada asumsi itu adalah
bentuk fiksi ilmiah."

9
 Penjelasan Ilmiah dalam Biologi
Selama bertahun-tahun, Nagel menerbitkan sejumlah artikel tentang karakter
penjelasan ilmiah dalam biologi. Dia memasukkan dalam The Structure of Science
sebuah bab tentang penjelasan mekanistik dan biologi organisme. Dalam kuliah John
Dewey di Universitas Columbia pada tahun 1977 memberikan analisisnya secara luas
tentang konsep teleologi dalam biologi. Ceramah Dewey Nagel memberikan perumusan
dan pemeriksaan ulang mengenai tulisan-tulisannya sebelumnya tentang penjelasan
teleologis.
Edisi berupa tulisan ilmiah dari pernyataannya dibagi menjadi dua bagian. Pada
bagian pertama Nagel meneliti tiga alternatif gagasan dan proses purposif. Yang
pertama adalah akun yang dimodelkan pada purposif perilaku manusia. Nagel
menemukan kesulitan dengan pandangan ini ketika membahas tentang proses yang
diarahkan pada tujuan pada organisme yang lebih rendah seperti protozoa dan
tumbuhan. Akun kedua adalah tampilan program komputer dari proses tersebut melalui
pengkodean genetik adalah contoh mencolok dan menarik, tetapi Nagel menunjukkan
bahwa konsep keterarahan tujuan adalah salah satu yang dikaitkan dengan perilaku
tanpa perlu memiliki kemungkinan untuk memeriksa program komputer internal yang
mengendalikannya. Akun ketiga dari perilaku yang diarahkan pada tujuan yang disebut
Nagel sebagai pandangan "properti sistem" dari proses yang diarahkan pada tujuan.
Contoh yang mengilustrasikan pandangan ini adalah kumpulan mekanisme yang
bekerja secara homeostatis untuk mempertahankan kadar air dalam darah sekitar
sembilan puluh persen. Nagel memaksakan persyaratan yang masuk akal bahwa
prosesnya bersifat plastis dan persisten, sehingga variabel-variabel yang relevan
mengendalikannya untuk kisaran normal dari nilai-nilainya yang independen.
Dijelaskan juga bahwa tidak ada inkonsistensi antara tampilan program komputer dan
tampilan sistem, tetapi tampilan sistem yang digunakan untuk definisi perilaku puposif
yang mengarah pada tujuan.
Poin penting adalah bahwa setelah pandangan sistem-properti diterima, maka
analisis umum tentang konsep diarahkan pada tujuan dapat diberikan tanpa
menggunakan pengertian biologis khusus atau ekspresi lain yang memiliki konotasi
teleologis. Dari hal tersebut Nagel ingin membuat poin penting bahwa penjelasan proses
yang diarahkan pada tujuan dalam biologi, pada prinsipnya, serupa dalam struktur
dengan penjelasan proses nonbiologis dalam ilmu fisika.
10
Bagian kedua dari esai dikhususkan untuk penjelasan fungsional dalam biologi,
jenis utama kedua dari penjelasan teleologis. Nagel mengatakan bahwa contoh khusus
dari penjelasan fungsional adalah pernyataan, "ikan memiliki insang untuk
mendapatkan oksigen." Bentuk dasar penjelasan fungsional untuk Nagel adalah "Selama
periode t tertentu dan di lingkungan E, fungsi item i dalam sistem S adalah untuk
memungkinkan sistem melakukan F" Contohnya pada saat menanam dalam periode
waktu tertentu membutuhkan, air, karbon dioksida, dan sinar matahari, dengan fungsi
klorofil kemudian menjadi memungkinkan tanaman untuk melakukan fotosintesis.
Seperti yang sudah dicontohkan oleh Nagel, penjelasan fungsional semacam itu
tidak kausal, berbeda dengan penjelasan tentang anggapan tujuan. Dalam proses
mengemukakan pandangannya sendiri, Nagel memeriksa kritik terkenal Carl Hempel
tentang penjelasan fungsional dan mempertahankan formulasi yang tepat dalam
biologi.

 Metodologi Ilmu Sosial


Tesis Umum Nagel mengibaratkan ilmu-ilmu sosial merupakan ilmu yang berasal
dari fakta menjadi metode ilmiah seperti halnya yang berlaku dalam ilmu-ilmu alam.
Dia berargumen pada setiap kesempatan bahwa penjelasan subjektif tentang perilaku
manusia baik secara individu maupun kelompok merupakan suatu pendekatan yang
tidak memenuhi standar dalam penelitian ilmiah dan dapat dihindari.
Dalam berbagai publikasi Nagel juga tertarik untuk menawarkan analisis rinci
tentang sifat penjelasan statistik dalam ilmu-ilmu sosial, terutama menekankan
pentingnya mereka dalam analisis kausal. Nagel menulis pada bab terakhir The Stucture
of Science untuk masalah-masalah dalam logika penyelidikan sejarah. Dia membahas
tentang analisis dengan berhati-hati dan rinci dari tiga masalah penting: masalah yang
disajikan oleh karakter selektif penyelidikan sejarah untuk pencapaian objektivitas
sejarah, pembenaran ilmiah untuk menetapkan kepentingan relatif terhadap faktor-
faktor penyebab, seperti misalnya bobot relatif faktor-faktor ekonomi sebagai lawan
dari faktor-faktor politik sebagai penyebab Perang Saudara Amerika, dan yang terakhir,
yaitu tentang kemungkinan yang digunakan secara efektif dalam penilaian yang
bertentangan dengan fakta tentang masa lalu, untuk mengevaluasi sifat dari berbagai
peristiwa sejarah. menulis secara luas untuk publikasi seperti Partisan Review dan The
Nation, serta untuk jurnal ilmiah dengan standar yang dapat melampaui batas-batas
filsafat akademis.
11
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Ernest Nagel adalah seorang filsuf yang lahir pada 16 November 1901di Nové Mesto
Bohemia, Cekoslowakia. Nagel mengartikan filsafat ilmu bedasarkan tiga bidang utama
yaitu pola lgois yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu, pembentukan konsep
ilmiah, dan pembuktian kesimpulan yang ilmiah. Filsafat ilmu menurut Nagel mengarah
pada strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik. Nagel
menghubungkan filsafat dalam hal analisis metode ilmiah bahwa filsafat dapat
dipraktikkan dalam banyak ilmu yang berbeda yaitu dalam hubungan antara sains dan
masalah filsafat seperti masalah kausalitas dan determinisme.
Hal yang ditekankan oleh Nagel adalah filsafat ilmu bukan hanya dipelajari sekedar
sebagai filosofi, tetapi filsafat ilmu itu juga berpengaruh terhadap berbagai disiplin ilmu
lainnya. Nagel memiliki berbagai kontribusi dalam dunia pendidikan antara lain tentang
kausalitas, penjelasan dan hukum, landasan pengukuran, landasan geometri, landasan
fisika, landasan kemungkinan, teori induksi, penjelasan ilmiah dalam biologi, dan
metodologi ilmu sosial,

2.4 Saran
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan, baik dari tulisan maupun materi yang
kami sajikan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
agar dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua dan menjadi tambahan wawasan dalam mempelajari filsafat ilmu.

12
Daftar Pustaka

1994. Biographic Memoirs Volume 65: National Academy of Sciences of The United States of America.
National Academy Press Washington, D.C.

13

Anda mungkin juga menyukai