Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 10

“Filsuf Sejarah Modern Awal (Renaisance)”

Dosen Pengampu:
Azmi Fitrisia, Ph.D

Oleh:

Muhammad Ihsan 18046164


Syifa salsabilla Oston

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Filsuf Sejarah
Modern Awal (Renaisance)” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Azmi Fitrisia, Ph.D pada mata kuliah Filsafat Sejarah.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pendekatan kualitatif
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 1 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….….… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………..…….. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….….…….. 1

A. Latar Belakang………….……………………………………….….….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….…....... 1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………...…... 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..……… 3

A. Latar belakang lahirnya filsuf sejarah modern awal (renaisance)………. 3


B. Tokoh filsuf sejarah modern awal (renaisance)……………………........ 3
C. Dampak pemikiran dari filsuf sejarah modern awal (renaisance)…........ 5

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………….……. 7

A. Kesimpulan.................................................../......................................... 7
B. Saran……………………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 8
ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia saat ini sangat berbeda dengan kehidupan manusia


pada masa lampau. Dunia barat pada masa lampau dikenal dalam keadaan
gelap gulita (dark age), pada masa dark age ini perkembangan ilmu
pengetahuan dibatasi oleh gereja, manusia berfikir secara terbatas oleh
aturanaturan gereja. Dengan mengalami perkembangan, terjadinya sebuah
peristiwa yang dikenal dengan istilah renaissance (pencerahan), manusia mulai
berfikir pentingnya ilmu pengetahuan dan mereka beranggapan selama ini
zaman kegelapan telah membatasi kemajuan mereka. Munculnya gerakan
renaisance untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani dan
Romawi. Gerakan ini sebagai pembaharuan yang menginginkan kebebasan
berpikir untuk merubah doktrin agama yang dirasakan sangat mengekang
kemerdekaan batin.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah dalam


bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang lahirnya filsuf sejarah modern awal


(renaissance) ?
2. Bagaimana tokoh filsuf sejarah modern awal (renaissance) ?
3. Bagaimana dampak pemikiran dari filsuf sejarah modern awal
(renaissance) ?

C. TUJUAN PENULISAN

Dari rumusan masalah diatas, dapat ditarik tujuan penulisan makalah


sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya filsuf sejarah modern awal


(renaissance)

1
2. Untuk mengetahui tokoh filsuf sejarah modern awal (renaissance)
3. Untuk mengeathui dampak pemikiran dari filsuf sejarah modern awal
(renaissance)

BAB II PEMBAHASAN

2
A. Latar Belakang lahirnya Renaisance

Gerakan renaissance ini bermula pembaharuan di bidang kerohanian,


kemasyarakatan dan kegerejaan. Setelah melalui Abad Pertengahan (abad
VXV M) yang gelap dengan ajaran gereja yang dominan, Barat mulai
menggeliat dan bangkit dengan renaisance yakni suatu gerakan atau usaha
yang berkisar antara tahun 1400-1600 M untuk menghidupkan kembali
kebudayaan klasik Yunani dan Romawi. Michelet adalah orang pertama yang
menggunakan istilah renaisance. Renaisance bermula di Italia. Renaisance
lahir sekitar abad ke 15-16 M., tatkala kaum intelektual, politik, dan seniman
di daratan Eropa serentak bertekad untuk mengadakan suatu gerakan
pembaharuan yang menginginkan kebebasan berpikir untuk merubah doktrin
agama yang dirasakan sangat mengekang kemerdekaan batin.

Renaissance secara historis adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman
di mana orang merasa dirinya sebagai telah dilahirkan kembali dalam
keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali kepada
sumbersumber yang murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan
demikian orang memiliki norma-norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat
dan kesenian manusia. Bilamana perpindahan dari peradaban abad
pertengahan ke peradaban Renaisance itu terjadi, tidak dapat dipastikan.

B. Tokoh Filsuf Sejarah Modern Awal (Renaisance)

Renaisance adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung


atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Renaisance
merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Ciri utama renaisance yaitu
humanisme, individualisme, sekulerisme, empirisisme, dan rasionalisme.
Berbeda dengan tradisi Abad Pertengahan yang hanya mencurahkan perhatian
pada masalah metafisik yang abstrak, seperti masalah Tuhan, manusia,
kosmos, dan etika, renaissance telah membuka jalan ke arah aliran Empirisme.
William Ockham (1285-1249) dengan filsafat Gulielmus-nya yang

3
mendasarkan pada pengenalan inderawi, telah mulai menggeser dominasi
filsafat Thomisme, ajaran Thomas Aquinas yang menonjol di Abad
Pertengahan, yang mendasarkan diri pada filsafat Aristoteles. Ide Ockham ini
dianggap sebagai benih awal bagi lahirnya Renaissance.

Semangat renaissance ini, sesungguhnya terletak pada upaya pembebasan


akal dari kekangan dan belenggu gereja dan menjadikan fakta empirik sebagai
sumber pengetahuan, tidak terletak pada filsafat Yunani itu sendiri. Dalam hal
ini Barat hanya mengambil karakter utama pada filsafat dan seni Yunani,
yakni keterlepasannya dari agama, atau dengan kata lain, adanya kebebasan
kepada akal untuk berkreasi. Ini terbukti antara lain dari ide beberapa tokoh
Renaisance, seperti Nicolaus Copernicus (1473-1543) dengan pandangan
heliosentriknya, yang didukung oleh Johanes Kepler (1571-1630) dan Galileo
Galilei (1564-1643). Juga Francis Bacon (1561-1626) dengan teknik berpikir
induktifnya, yang berbeda dengan teknik deduktif Aristoteles (dengan logika
silogismenya) yang diajarkan pada Abad Pertengahan. Jadi, Barat tidak
mengambil filsafat Yunani apa adanya, sebab justru filsafat Yunani itulah
yang menjadi dasar filsafat Kristen pada Abad Pertengahan, baik periode
Patristik (400-1000 M) dengan filsafat Emanasi Neoplatonisme yang
dikembangkan oleh Augustinus (354-430 M), maupun periode Scholastik
(1000 - 1400 M) dengan filsafat Thomisme yang bersandar pada Aristoteles.
Semua filsafat Yunani ini membahas metafisika, tidak membahas fakta
empirik sebagaimana yang dituntut oleh Renasisance. Jadi, semangat
Renaisans itu tidak bersumber pada filsafat Yunaninya itu sendiri, tetapi pada
karakternya yang terlepas dari agama.

Renaissance juga diperkuat adanya reformasi, sebuah upaya pemberontakan


terhadap dominasi gereja Katholik yang dirintis oleh Marthin Luther di
Jerman (1517). Gerakan ini bertolak dari korupsi umum dalam gereja, seperti
penjualan Surat Tanda Pengampunan Dosa (Afllatbrieven), penindasannya
yang telanjang, dan dominasinya terhadap negara-negara Eropa. Meskipun
Reformasi tidak secara langsung ikut memperjuangkan apa yang disebut

4
“pembebasan akal”, tetapi gerakan ini secara tak sadar telah memperkuat
renaissance dengan mempelopori kebebasan beragama (protestan) dan telah
memperlemah posisi Gereja dengan memecah kekuatan Gereja menjadi dua
aliran; Katholik dan Protestan. Kritik-kritik terhadap Injil di Jerman sekitar
abad XVII juga dianggap implikasi tak langsung dari adanya reformasi.
Meskipun demikian, Gereja Katholik dan tokoh reformasi memiliki sikap
sama terhadap upaya renaissance, yakni menentang ide-ide yang tidak sesuai
dengan Injil. Calvin, seorang tokoh reformasi di Jenewa (Swiss), mendukung
pembakaran hidup-hidup terhadap Servetus dari Spanyol (1553), yang
menentang Trinitas. Gereja Katholik dan reformasi juga sama-sama menolak
ide Copernicus (1543) tentang matahari sebagai pusat tata surya, seraya
mempertahankan doktrin Ptolemeus yang menganggap bumi sebagai pusat
tata surya. Tujuan pertama gerakan para humanis Italia ialah merealisasikan
kesempurnaan pandangan hidup Kristiani, yang dilaksanakannya dengan
mengaitkan hikmat kuna (klasik) dengan wahyu, dan dengan memberi
kepastian kepada gereja, bahwa sifat pikiran-pikiran klasik itu tidak dapat
binasa. Dengan memanfaatkan kebudayaan dan bahasa klasik itu mereka
bermaksud mempersatukan kembali gereja yang telah dipecahpecah oleh
banyak mazhab dan mempertinggi keadaan yang telah diberikan oleh agama
kristen.

C. Dampak Pemikiran dari Filsuf Sejarah Modern Awal (Renaissance)

Zaman renaissance ini sering kali disebut sebagai zaman humanisme. Istilah
humanisme merupakan pada zaman renaissance manusia sudah dianggap
memiliki derajat tinggi, manusia sudah mempunyai kemampuan berfikir tanpa
adanya aturan terikat dari gereja. Zaman renaissance ini memberikan
sumbangan berupa kebebasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
rasionalisme (kebebasan dalam mengembangkan fikiran). Selain itu, zaman
renaissance ini memberikan sumbangan berupa tokoh-tokoh yang melahirkan
ilmu pengetahuan seperti Leonardo de Vinci yang terkenal di bidang seni,
pemusik dan falsafah.

5
BAB III

PENUTUP

6
A. Kesimpulan
Renaissance bermula di Italia. Michelet adalah orang pertama yang
menggunakan istilah renaisance. Gerakan renaissance ini bermula
pembaharuan di bidang kerohanian, kemasyarakatan dan kegerejaan. Setelah
melalui Abad Pertengahan (abad V-XV M). Renaissance adalah periode
perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan
sampai muncul abad modern. Terdapat beberapa tokoh yang menuangkan
idenya pada zaman renaissance, seperti Nicolaus Copernicus (1473-1543)
dengan pandangan heliosentriknya, yang didukung oleh Johanes Kepler
(1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643). Juga Francis Bacon (15611626)
dengan teknik berpikir induktifnya, yang berbeda dengan teknik deduktif
Aristoteles (dengan logika silogismenya) yang diajarkan pada Abad
Pertengahan. Zaman renaissance ini memberikan sumbangan berupa
kebebasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan rasionalisme
(kebebasan dalam mengembangkan fikiran).

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna besar
harapan terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan
sumbangsih pada suatu saat terhadap makalah dengan tema yang sama. Dan
dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi
kita semua. Sekian makalah yang bisa penulis buat.

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Abdul. 2014. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jurnal fikrah.


2(1).

7
Maksum, Ali. 2010. Pengantar Filsafat. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media

Nur Faizah, Lutuk. 2017. Filsafat Islam Dan Hubungannya Denga Filsafat
Masehi, Yunani, Modern. Jurnal Al-Makrifat. Vol 2(2).

Saifullah. 2014. Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya


Filsafat Modern. Jurnal Ushuluddin. 22(2).

Tafsir, Ahmad. 2007. Filsafat Umum. Bandung:Remala Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai