KELOMPOK 1
RUDI FITRA
NURHAMIZA
PEDIDIKAN SEJARAH
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan awal lahirnya gerindo dan perkembangannya?
2. bagaimana perkembangan perkembangan budi utomo dari tahun 1927-1942 Budi
Utomo?
3. bagaimana perkembanganPartai Sarekat Islam
4. bagaimana perkembangan dan masalah yang dihadapi PBI dan PPPKI
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia tahap II (1927-1942)
A. Gerindo
1
Djoened Poesponegoro Marwati, 2008, Sejarah Nasional Indonesia,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 378
anggota harus tunduk pada aturan partai. Jalan untuk mencapai tujuan adalah (a).
Membimbing rakyat sampai mencapai tingkat keinsafan politik, ekonomi, dan sosial.
(b). Menyusun kekuatan rakyat diluar dan didalam dewan-dewan.
2. Perkembangan gerindo
2
Djoened Poesponegoro Marwati, 2008, Sejarah Nasional Indonesia,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 379
Dalam hal ini Gerindo disebut sebagai partai baru dimana partai ini
mengadakan kongres diantaranya:3
Dalam kongres III pada 10-12 Oktober 1941 mengambil keputusan yaitu
menentukan cita-cita orang hendak mendirikan suatu partai buruh politik Indonesia
yang baru, oleh karena hal demikian itu dianggap tidak usah lagi, karena sudah ada
Gerindo itu. Sebabnya ialah Gerindo bukan hanya suatu partai politik kebangsaan
saja, tetapi ia berusaha mencapai suatu bentuk masyarakat, yang bersendikan
demokrasi politik, ekonomi , dan sosial :jadi menuju keadilan sosial yang akan
dilaksanakan dengan jalan demokrasi. Kongres itu menyatakan juga pendapatnya
bahwa untuk memperteguh barisan demokasi seumumnya, perlulah dibebaskan
pemimpin-pemimpin Indonesia yang sudah dasingkan tidak boleh dilupakan
3
Pringgodigdo, 1991, sejarah pergerakan rakyat Indonesia,: Jakarta Dian Rakyat. Hlm 116- 1117
mereka juga memusuhi fasisme lagipula akan mengusulkan kepada GAPI supaya
memajukan permintaan untuk itu kepada pemerintah.4
B. Budi Utomo
4
Djoened Poesponegoro Marwati, 2008, Sejarah Nasional Indonesia V,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 380
kesempatan adanya krisis bulan November 1918 di Negeri Belanda, mereka menuntut
perebahan bagi Volksraad dan kebijiksanaan politik Negeri Belanda umumnya sampai
akhirnya dibentuk sebuah komisi pada tahun 1919.5
Pada tahun 1928 Budi Utomo menambahkan suatu asas perjuangan yaitu “ikut
berusaha melaksanakan cita-cita Bangsa Indonesia”. Sungguh suatu langkah maju,
karena waktu itu gelora persatuan telah berkumandang di udara pergerakan bahwa
Budi Utomo sedang berusaha memperluas ruang geraknya. Tidak hanya menuju
kehidupan harmonis bagi Jawa dan Madura tetapi lebih luas lagi yakni bagi persatuan
Indonesia. Walaupun pada awalnya Budi Utomo tidak berperan sebagai organisasi
politik, namun dalam perjalanannya Budi Utomo berubah haluan ke arah politik. Hal
ini terbukti pada tahun 1915 Budi Utomo ikut aktif dalam “Inlandsche Militie” dan
waktu Volksraad dibentuk. Budi Utomo juga tergabung dalam “Radicale
Concentratic” yakni persatuan aliran-aliran yang dicap kiri dalam Volksraad. Hal
tersebut berdampak dikuranginya anggaran pendidikan Budi Utomo secara drastis
oleh pemerintah. Situasi ini berakibat terjadinya perpecahan antara golongan radikal
dan moderat di Budi Utomo.7
Konsesi yang diberikan oleh Gubenur Jenderal dalam masa itu dan makin
pentingnya gerkan politik dikalangan masa menyebabkan Budi Utomo pada akahirnya
berkesimpulan bahwa ia juga harus mencar dukungan masa.Akibatnya unsur yang
lebih radikal di dalam Budi Utomo mendapat pengaruh yang lebih besar. Tetapi
setelah itu, kebijakan politik yang lebih keras dijalankan oleh Gubenur Jenderal yang
5
Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
6
Djoened Poesponegoro Marwati, 1993, Sejarah Nasional Indonesia V,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 181- 182
7
Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
baru, Mr. D. Fock. Juga angaran bagi pendidikan dikurangi dengan drastis. Senangi
akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderet dan radikal didalam Budi
Utomo yang baru, kemudiam berakhir sewaktu diadakannya fusi ke dalam parinda (
partai Indonesia Raya) pada tahun 1935.
Budi Utomo baru terbuka bagi seluruh penduduk Indonesia sesudah kongres
pada bulan Desember tahun1930. Ditijau 10 tahun pertama perkembangan Budi
Utomo, adanaya sikap yang lunak di kalangan priyayi dalam menghadapi perubahan
social yang terjadi di Indonesia pada abad ke – 20. Pada tingkat pertama samar- samar
Budi Utomo mengemukakan keinginan golongan yang telah berpendidikan tentang
kemajuan nasional dan budaya. Kemudian pendidikan dipusatkan kepada pendidikan
secara Barat yang dianggap satu-satunya jalan untuk mencapai promosi bagi golonan
priyayi rendahan didalam jenjang ke pegawai kolonial. Keinginan untuk pendidikan
yang lebih tertinggi sejajar dengan munculnya golongan menengah pribumi dan usaha
–usaha ke arah kemakmuran ekonomi. Usaha- usaha memajukan kesejahteraan social
di kalangan pribumi makin luas dijadikan di daerah- daerah dan usaha- usaha di
bidang ekonomi mulai berubah menjadi berpolitik.
Perubahan itu sendiri mungkin sekali disebabkan tidak adanya program politik
yang nyata, tidak adanya pemimpin tunggal yang berwibawa seperti partai- partai
lain, dan tidak adanya dana. Lain dari pada itu anggota Budi Utomo mengakui bahwa
mereka mempunyai harap baik bagi masa depannya karena itu tidak berani
menangung resiko. Tidak dapat dipungkiri bahwa Budi Utomo sebagai organisasi
golongan, mencerminkan kemampuannya yang luar biasa untuk melindung dirinya.
Seperti pernah dikatakan oleh Dwidjosewojo sebagi jawaban kepada dr. Tjipto S
Mangunkusumo “ bertindak tenang dan lunak merupakan sifat Budi Utomo”.
Karakteristik semacam itu memeng sudah merupakan naluri yang dalam berakar
didalam budaya Jawa..8
8
Djoened Poesponegoro Marwati, 1993, Sejarah Nasional Indonesia V,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 182- 183
C. Partai Sarekat Islam
Periode pertama dari Serekat Islam ditandai oleh perhatian terhadap masalah-
masalah organisasi ,termasuk didalamnya usha mencari pemimpin ,penyusunan
anggaran dan hubungan antara organisasi pusat dengan organisasi daerah.Aanggaran
dasar pada tanggal 11 november 1911 dirumuskan oleh Raden Mas Tirtoadisurjo
namunpada tanggal 26 agustus 1912 Anggaran dasrnya dirubah sehingga ia hanya
terbatas pada daerah Surakarta saja.Dalam pada itu Serekat Islammemperoleh
seorang tokoh yaitu oemar said tjokroaminoto ,ia bergabung dengan Serekat Islam
yang ada diSurabaya yang didirikan oleh Haji Samanhudi setelah bergabung ia
membuat anggaran dasar baru untuk organisasi dan meminta pengakuan dari
pemerintah Belanda untuk menghindarkan diri dari apa yang disebut pengawasan
preventif dan pengawasan represif secara administrai namun pemerintahan Belanda
menolak permintaan tersebut.
2. Serekat Islam 1916 sampai 1921
Keterangan Asas itu menekankan pula perlunya persatuan dari para petani
dan pekerja yang diharapkan akan berjuang untuk menghapuskan segala kejahatan
dari perbudakan politik dan ekonomi.Hak politik dianggap sebagai kemestian bagi
penghapusan ini.Tetapi keterangan Asas tersebut tidak mengakui pertentangan kelas
9
Deliar Noer.1988.Gerakan Modren Islam di Indonesia 1900-1942.Jakarta.LP3ES Hlm. 124
sebagai dikemukakan oleh komunisme.Keterangan Asas itu mengemukakan juga
bahwa menurut Agama Islam pemerintahan itu haruslah sebuah pemerintah rakyat
yang berhak mengadakan dan memecat punggawanya untuk keperluan bersama
,bahwa wajib tiap – tiap orang berusaha dan bersungguh – sungguh hati dengan
sekuat tenaganya dalam perkara penghasilan dan pencarian rezeki dengan
menghindarkan diri dari eksploitasi terhadap orang lain.
Dalam tahun 1927 merupakan periode transisi untuk menjadikan partai SI dan
menghapuskan struktur lama. Ini tidak berarti bahwa periode terakhir ini masalah-
masalah struktur tidak lagi dipersoalkan tetapi perhatian lebih banyak ditujukan pada
persoalan teori dan falsafah yang di cerminkan oleh tafsir azaz dan politik hijrah
dibandingkan dengan perode sebelumnya. Satu sebab lain yang menyebabkan
runtuhnya SI adalah keputusan pada tahun 1927 untuk mengeluarkan semua anggota-
anggota muhammadiyah dari lingkungannya. Tahun 1927 pembentukan PNI oleh
soekarno dimulailah sebuah partai yang menentang kedudukan SI, posisi pemimpin
PNI dalam gerakan kemerdekaan menyebabkan terjadinya dua sayap dalam
lingkungan gerakan yaitu nasionalis islam dan nasionalis yang netral terhadap agama
lain, periode ini mencatat pula realisasi dari semua partai-partai nasional termasuk SI,
namun pada tahun 1930 SI berunah nama menjadi perati sarikat islam indonesia.
Pada tahun 1933 mencatat suatu penyelesaian struktur partai juga dasar partaiu
yang dihasilkan dalam tahun itu dianggap sebagai sesuatu yang telah sempurna
sampai masa merdeka. Srtuktur pimpinan pusat dibagi dua: dewan partai yang
dibentuk oleh kongres partai dan lajnah tan fidziyah yang bertanggung jawab kepada
dewan partai. Pembagian ini karena berkurangnya kesehatan kedua pemimpin yaitu
TJOKROAMINOTO dan SALIM, pemimpin-pemimpin yang ada pada waktu itu
dianggap tidak dapat digantikan oleh siapapun dalam partai. Oleh sebab itu tingkat
kepemimpinan mereka dinaikkan kedalam dewan partai dengan menyerahkan
kedudukan eksekutif kepada mereka yang lebih muda. Dalam kongres SI di Jakarta
pada bulan Maret 1933 tanpa dihadiri oleh Sukiman dan Surjopranoto. Kedua
pemimpin SI TJOKROAMINOTO dan SALIM mengeluarkan mereka karena mereka
telah menyalahi adab dalam PSII 10
1. PBI
Sejarah dari PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) dapat kita lihat lebih dari
Indonesische Studieclub (lSC). Pada awalnya merupakan sebuah perkumpulan kaum
terpelajar yang bekerja di Surabaya saja, kemudian mempunyai pengaruh cukup luas.
Satu tahun setelah berdiri, mengadakan Interinsulaire Vag atau Hari Nusantara di
Surabaya, yang merupakan pertemuan besar antara berbagai suku bangsa, seperti Jawa,
Madura, Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dll. Tujuan utamanya adalah
menyebarluaskan prinsip-prinsip persatuan dan solidaritas Indonesia. Dr. Sutomo
adalah perintis Indonesische Studie Club. Untuk mempertegas idenya tentang
Indonesische Vereniging, pada 1925 Sutomo keluar dari Budi Utomo.
10
Deliar Noer.1988.Gerakan Modren Islam di Indonesia 1900-1942.Jakarta.LP3ES.Hlm 114-156
Solo. Selain ISC, kelompok studi yang paling aktif adalah Algemene Studiclub di
Bandung.
2. PPPKI
11
Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.(d). Menyamakan arak aksi kebangsaan,
memperkuat diri dengan memperbaiki organisasi dan kerja sama antar anggotanya.
Sebagai Organisasi yang berasal dari kumpulan organisasi besar maupun kecil. PPKI
melakukan berbagai aktivitas sebagai berikut:
12
Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sikap anggotanya terhadap Belanda tidak sama, ada yang pro dan kontra.
Akibatnya PPKI kehilangan anggota yang kuat dan besar pengaruhnya seperti PSSI
dan Partindo. Untuk menyelamatkan dan menghindari perpecahan lebih besar serta
menarik anggota baru, nama PPPKI diganti dengan Persatuan Perhimpunan Politik
Kemerdekaan Indonesia (PPPKI). Namun demikian, usaha untuk menyelamatkan
PPPKI tetap gagal. Tahun 1935 PPPKI resmi dibubarkan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Djoened Poesponegoro Marwati, 1993, Sejarah Nasional Indonesia V,Jakarta, Balai Pustaka