Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

KELOMPOK 1

RUDI FITRA

NURHAMIZA

DEWI ORIZA SATIVA

PEDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebangkitan Nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat


persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama masa
penjajahan. Dalam masa ini muncul sekelompok masyarakat Indonesia yang
menginginkan adanya perubahan karena penindasan dan penjajahan. Kebangkitan
nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Tanggal
kelahiran Budi Utomo dianggap sebagai mulainya kebangkitan nasional karena
menggunakan strategi perjuangan yang baru dan berbeda dengan perjuangan
sebelumnya.selain itu juga munculberbagi organisasi lainnya seperti: Gerindo, Partai
Sarekat Islam,PBI dan PPPKI, tujuan dari organisasi- organisasi tersebut adalah
untuk mencapai Indonesia merdeka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan awal lahirnya gerindo dan perkembangannya?
2. bagaimana perkembangan perkembangan budi utomo dari tahun 1927-1942 Budi
Utomo?
3. bagaimana perkembanganPartai Sarekat Islam
4. bagaimana perkembangan dan masalah yang dihadapi PBI dan PPPKI
BAB II

PEMBAHASAN
Perkembangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia tahap II (1927-1942)

A. Gerindo

1. Awal mula lahirnya Gerindo

Pada tanggal 18 November 1936 Parindo dibubarkan. Sehubungan dengan


pembubaran partai tersebut,sedangkan PNI Baru lumpuh, macetnya gerak dari
perkumpulan-perkumpulan nonkoperatif. Beberapa bekas pemimpin Partindo yang
aktif tidak senang melihat keadaan demikian. Mereka berusaha agar perjuangan
mencapai tujuannya tetap dapat berjalan. Dalam keadaan yang demikian, Sanusi Pane,
pemimpin surat kabar kebangoenan, awal tahun 1937 mengemukakan pandangan
tentang sikap yang sebaiknya ditempuh oleh bekas anggota partindo khususnya dan
nonkoperatif umumnya. Dengan terus terang ia menyalahkan sikap yang diambil oleh
Partindo yang dipandang terlalu agresif. Diharapkan agar dalam suasana yang sudah
berubah orang juga mau mengubah sikapnya terhadap pemerintah.1

Melihat fenomena tersebut, para bekas anggota Partindo berketetapan hati


untuk mengubah asas perjuangan mereka dari nonkoperasi ke kooperasi. Mereka
berniat mendirikan partai kooperator baru. Pada pertengahan bulan Mei 1937 di
Jakarta dibentuk sebuah komite pendiri partai baru. Akhirnya, tanggal 23 Mei 1937
diJakarta didirikan partai baru bernama Gerakan Rakyat Indonesia “Gerindo”.
Sebagai pengurus partai adalah Adnan Kapau Gani (Ketua), Mansyur (wakil Ketua),
Ipih Asmara Hadi (sekretaris merangkap bendahara).

Dengan lahirnya Gerindo, partai sayap kiri pergerakan nasional dengan


wajahnya yang baru, yaitu kooperasi, berjalan lagi. Asas Gerindo yaitu kebangsaan –
kerakyatan. Gerindo berjuang untuk mencapai kemerdekaan nasional. Asas
kebangsaan Gerindo tidak didasarkan atas dasar “satu darah, satu turunan”. Asas
kerakyatan (demokrasi) dari Gerindo adalah demokrasi dalam berbagai lapangan
masyarakat yaitu demokrasi politik, demokrasi ekonomi, dan demokrasi sosial.
Menurut Gerindo, yang menjadi pedoman partai adalah asas dan tujuan partai. Setiap

1
Djoened Poesponegoro Marwati, 2008, Sejarah Nasional Indonesia,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 378
anggota harus tunduk pada aturan partai. Jalan untuk mencapai tujuan adalah (a).
Membimbing rakyat sampai mencapai tingkat keinsafan politik, ekonomi, dan sosial.
(b). Menyusun kekuatan rakyat diluar dan didalam dewan-dewan.

Gerindo mengutamakan kegiatan dibidang politik karena kemenangan di


bidang tersebut merupakan jalan utama membawa rakyat kesusunan ekonomi dan
sosial yang lebih sempurna. Gerindo menjunjung tinggi demokrasi menggambarkan
tujuan politik sebagai satu parlemen yang sepenuhnya bertanggung jawab terhadap
rakyat Indonesia; tujuan ekonomi sebagai susunan ekonomi yang berdasarkan
koperasi dibawah pengawasan negara; tujuan sosial sebagai satu lingkungan hidup
berdasarkan hak dan kewajiban yang sama antar berbagai macam penduduk. Jalan
kedua untuk mencapai tujuan ialah bahwa Gerindo menempuh asas self-help dan
koperasi.2

2. Perkembangan gerindo

Lahirnya Gerindo disambut gembira oleh para bekas anggota Partindo.


Dalam waktu singkat mereka mendirikan cabang-cabang. Cabang-cabang Gerindo
tersebar hampir merata diseluruh Indonesia. Pada umumnya suatu cabang Partindo
secara otomatis menjadi cabang Gerindo. Pemerintah kolonial masih berusaha untuk
menghambat perkembangannya. Kecurigaan pemerintah terhadap para mantan
anggota partindo tidak hilang sehingga ada beberapa rapat pendirian cabang Gerindo
dibubarkan.

Aktivitas dibidang politik pertama kali ditunjukkan dengan sikapnya


terhadap Petisi Sutarjo, Gerindo menyokong bagian petisi yang menuju komferensi
imperial dimana utusan-utusan Belanda dan Indonesia yang mempunyai hak sama
untuk memusyawarahkan kedudukan Indonesia. Kemudian, sehubungan dengan
pecahnya perang antar Jepang dan Tiongkok, Gerindo menganjurkan kepada anggota
khususnya dan rakyat Indonesia umumnya untuk membantu bangsa Tionghoa di
Indonesia. Gerindo dalam manifesnya menyatakan sikapnya yang antifasisme.

2
Djoened Poesponegoro Marwati, 2008, Sejarah Nasional Indonesia,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 379
Dalam hal ini Gerindo disebut sebagai partai baru dimana partai ini
mengadakan kongres diantaranya:3

a. Kongres I (20-24 Juli 1938)

Dalam kongres I yang diadakan di Jakarta ini menghasilkan keputusan-


keputusan yaitu keputusan akan mendirikan organisasi pemuda sendiri. Gerindo
mempunyai pengharapan dimasa yang akan datang yang amat besar, sehingga
kongres itu mengambil keputusan juga akan menetapkan tanggal 24 mei itulah yaitu
hari berdirinya partai jadi hari kebangsaan.

b. Kongres II (1-2 Agustus 1939)

Dalam kongres II yang diadakan di Palembang mengambil keputusan akan


meneriman peranan (peranakan Eropa, peranakan Tinghoa, peranan Arab) jadi
anggota partai itu. Dinyatakan bahwa usaha Gerindo ialah memperteguh ekonomi
Indonesia dan untuk memperkuat negeri , menjunjung pikiran tentang adanya milisi
rakyat dan juga berusaha mencapai adanya aturan menentukan batasnya upah yang
serndah-rendahnya dan tunjangan bagi kaum pengangguran. Kongres ini
mengambil keputusan menyetujuinya Gerindo kedalam Gapi dan juga menyetujui
pemecatan yang dilakukan atas diri Moh Yamin.

c. Kongres III (10-12 Oktober 1941)

Dalam kongres III pada 10-12 Oktober 1941 mengambil keputusan yaitu
menentukan cita-cita orang hendak mendirikan suatu partai buruh politik Indonesia
yang baru, oleh karena hal demikian itu dianggap tidak usah lagi, karena sudah ada
Gerindo itu. Sebabnya ialah Gerindo bukan hanya suatu partai politik kebangsaan
saja, tetapi ia berusaha mencapai suatu bentuk masyarakat, yang bersendikan
demokrasi politik, ekonomi , dan sosial :jadi menuju keadilan sosial yang akan
dilaksanakan dengan jalan demokrasi. Kongres itu menyatakan juga pendapatnya
bahwa untuk memperteguh barisan demokasi seumumnya, perlulah dibebaskan
pemimpin-pemimpin Indonesia yang sudah dasingkan tidak boleh dilupakan

3
Pringgodigdo, 1991, sejarah pergerakan rakyat Indonesia,: Jakarta Dian Rakyat. Hlm 116- 1117
mereka juga memusuhi fasisme lagipula akan mengusulkan kepada GAPI supaya
memajukan permintaan untuk itu kepada pemerintah.4

Sehubungan dengan rencana pembentukan badan federasi baru Gabungan


Politik Indonesia (GAPI), Gerindo ikut serta dalam rapat dan masuk menjadi
anggota. Setelah pemberlakua negara dalam keadaan perang pada tanggal 11 mei
1940, suasana pergerakan sepi. Gerindo menunda perjuangannya dibidang politik
dan semua kegiatannya dcurahkan dilapangan ekonomi dan sosial.

B. Budi Utomo

1. Perkembangan Budi Utomo

Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis


mengadakan kampanye menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan
priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan
martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana. Dari kampanye
tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan
ketuanya Dr. Sutomo. Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik.
Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda.Dalam perkembangannya,
dalam organisasi Budi Utomo muncul dua aliran berikut.

a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan


terpelajar saja, tidak bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi
pada pelajaran sekolah saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke
arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat
yang menderita.

Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya


perpecahan. Dr. Cipto Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari
keanggotaan. Didalam sidang Volksraad wakil- wakil Budi Utomo masih tetap
berhati-hati dalam melancarkan kritik terhadap kebijaksanaan politik pemerintah.
Sebaliknya para anggota pribumi yang lebih radikal dan juga anggota sosialis
Belanda dalam Volksraad melakukan kritik terhadap pemerintah. Dengan memakai

4
Djoened Poesponegoro Marwati, 2008, Sejarah Nasional Indonesia V,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 380
kesempatan adanya krisis bulan November 1918 di Negeri Belanda, mereka menuntut
perebahan bagi Volksraad dan kebijiksanaan politik Negeri Belanda umumnya sampai
akhirnya dibentuk sebuah komisi pada tahun 1919.5

Pada tahun 1927, Budi Utomo ikut masuk kedalam pemufakatan


perhimpunan- perhimpunan politik kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang disponsori
oleh Ir.Sukarno. walaupun demikian Budi Utomo masih berasaskan kooperatif,
meskipun pernah menyatakan berasas non kooperatif. Sikap ini menimbulkan
ketidaktetapan yang nantinya akan merugikan dan melemahkan tubuh Budi Utomo
sendiri.6

Pada tahun 1928 Budi Utomo menambahkan suatu asas perjuangan yaitu “ikut
berusaha melaksanakan cita-cita Bangsa Indonesia”. Sungguh suatu langkah maju,
karena waktu itu gelora persatuan telah berkumandang di udara pergerakan bahwa
Budi Utomo sedang berusaha memperluas ruang geraknya. Tidak hanya menuju
kehidupan harmonis bagi Jawa dan Madura tetapi lebih luas lagi yakni bagi persatuan
Indonesia. Walaupun pada awalnya Budi Utomo tidak berperan sebagai organisasi
politik, namun dalam perjalanannya Budi Utomo berubah haluan ke arah politik. Hal
ini terbukti pada tahun 1915 Budi Utomo ikut aktif dalam “Inlandsche Militie” dan
waktu Volksraad dibentuk. Budi Utomo juga tergabung dalam “Radicale
Concentratic” yakni persatuan aliran-aliran yang dicap kiri dalam Volksraad. Hal
tersebut berdampak dikuranginya anggaran pendidikan Budi Utomo secara drastis
oleh pemerintah. Situasi ini berakibat terjadinya perpecahan antara golongan radikal
dan moderat di Budi Utomo.7

Konsesi yang diberikan oleh Gubenur Jenderal dalam masa itu dan makin
pentingnya gerkan politik dikalangan masa menyebabkan Budi Utomo pada akahirnya
berkesimpulan bahwa ia juga harus mencar dukungan masa.Akibatnya unsur yang
lebih radikal di dalam Budi Utomo mendapat pengaruh yang lebih besar. Tetapi
setelah itu, kebijakan politik yang lebih keras dijalankan oleh Gubenur Jenderal yang

5
Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

6
Djoened Poesponegoro Marwati, 1993, Sejarah Nasional Indonesia V,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 181- 182

7
Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
baru, Mr. D. Fock. Juga angaran bagi pendidikan dikurangi dengan drastis. Senangi
akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderet dan radikal didalam Budi
Utomo yang baru, kemudiam berakhir sewaktu diadakannya fusi ke dalam parinda (
partai Indonesia Raya) pada tahun 1935.

Budi Utomo baru terbuka bagi seluruh penduduk Indonesia sesudah kongres
pada bulan Desember tahun1930. Ditijau 10 tahun pertama perkembangan Budi
Utomo, adanaya sikap yang lunak di kalangan priyayi dalam menghadapi perubahan
social yang terjadi di Indonesia pada abad ke – 20. Pada tingkat pertama samar- samar
Budi Utomo mengemukakan keinginan golongan yang telah berpendidikan tentang
kemajuan nasional dan budaya. Kemudian pendidikan dipusatkan kepada pendidikan
secara Barat yang dianggap satu-satunya jalan untuk mencapai promosi bagi golonan
priyayi rendahan didalam jenjang ke pegawai kolonial. Keinginan untuk pendidikan
yang lebih tertinggi sejajar dengan munculnya golongan menengah pribumi dan usaha
–usaha ke arah kemakmuran ekonomi. Usaha- usaha memajukan kesejahteraan social
di kalangan pribumi makin luas dijadikan di daerah- daerah dan usaha- usaha di
bidang ekonomi mulai berubah menjadi berpolitik.

Perubahan itu sendiri mungkin sekali disebabkan tidak adanya program politik
yang nyata, tidak adanya pemimpin tunggal yang berwibawa seperti partai- partai
lain, dan tidak adanya dana. Lain dari pada itu anggota Budi Utomo mengakui bahwa
mereka mempunyai harap baik bagi masa depannya karena itu tidak berani
menangung resiko. Tidak dapat dipungkiri bahwa Budi Utomo sebagai organisasi
golongan, mencerminkan kemampuannya yang luar biasa untuk melindung dirinya.
Seperti pernah dikatakan oleh Dwidjosewojo sebagi jawaban kepada dr. Tjipto S
Mangunkusumo “ bertindak tenang dan lunak merupakan sifat Budi Utomo”.
Karakteristik semacam itu memeng sudah merupakan naluri yang dalam berakar
didalam budaya Jawa..8

8
Djoened Poesponegoro Marwati, 1993, Sejarah Nasional Indonesia V,Jakarta, Balai Pustaka Hlm 182- 183
C. Partai Sarekat Islam

Perkembangan PSI 1911- 1942

Asal usul pertumbuhan gerakan politik dikalangan muslim diIndonesia identik


dengan asal usul dan pertmbuhan Serekat Islam terutama pada saat
didirikan.Perekembngan Serekat Islam dapat dibagi dalam empat bagian:Peride
pertama dari 1911 sampai 1916 yang memberi corak dan bentuk bagi partai
tersebut,kedua dari 1916 sampai 1921 yang dapat dikatakan merupakan periode
puncak,ketiga periode 1921 sampai 1927 dikatakan periode konsilidasi dan periode
keempat 1927 samapi 1942 yang memperlihatkan usaha partai untuk
mempertahankan eksistensinya di politik Indonesia.

1. Serekat Islam (1911- 1916)

Didirikan di Solo pada tanggal 11 november 1912,serekat islam tumbuh dari


organisasi yang mendahuluinya yang bernama Serekat Dagang Islam.Ada dua
macam sebab mengapa SI didirikan ,yang pertama Kompetisi yang meningkat dalam
bidang perdagangan batik terutama dengan golongan Cina dan sikap superioritas
orang- orang Cina terhadap orang- orang Indonesia sehubungan dengan berhasilnya
revolusi Cina dalam tahun 1911.

Periode pertama dari Serekat Islam ditandai oleh perhatian terhadap masalah-
masalah organisasi ,termasuk didalamnya usha mencari pemimpin ,penyusunan
anggaran dan hubungan antara organisasi pusat dengan organisasi daerah.Aanggaran
dasar pada tanggal 11 november 1911 dirumuskan oleh Raden Mas Tirtoadisurjo
namunpada tanggal 26 agustus 1912 Anggaran dasrnya dirubah sehingga ia hanya
terbatas pada daerah Surakarta saja.Dalam pada itu Serekat Islammemperoleh
seorang tokoh yaitu oemar said tjokroaminoto ,ia bergabung dengan Serekat Islam
yang ada diSurabaya yang didirikan oleh Haji Samanhudi setelah bergabung ia
membuat anggaran dasar baru untuk organisasi dan meminta pengakuan dari
pemerintah Belanda untuk menghindarkan diri dari apa yang disebut pengawasan
preventif dan pengawasan represif secara administrai namun pemerintahan Belanda
menolak permintaan tersebut.
2. Serekat Islam 1916 sampai 1921

Dalam periode ini struktur telah banyak sedikitnya stabil,Serekat islam


memberikan perhatian kepada berbagai – bagai masalah baik politik maupun
agama.Sifat Politik dari organisasi ini dirumuskan dalam “keterangan pokok “ (asas)
dan program kerja yang disetujui oleh kongres nasional yang kedua pada tahun 1917.
Mengenai politik serekat islam menuntut berdirinya dewan – dewan daerah,perluasan
hak – hak Volksraaad (dewan rakyat ) dengan tujuan untuk mentransformasikan
menjadi suatu lembaga perwakilan yang sesungguhnya untuk keperluan legislaitif.

Kongres pada tahun 1917 juga membicarakan masalah volksraad namun


sebelum kongres ini didirikan segera diumumkan keputusan pemerintah tentang
masalah pada 30 maret 1917 ,perkumpulan – perkumpulan Indonesia mendirikan
suatu panitia nasional sebagai suatu usaha untuk menyatukan kegiatan dan aksi guna
memilih anggota – anggota Dewan rakyat namun segera terhenti karena perbedaan
kepentingan antara perkumpulan – perkumpulan itu.9

3. Serekat Islam 1921- 1927

Tahun 1921 merupakan suatu tahun perubahan Serekat Islam didalam


perkembangannya ,pertama dijumpai perubahan pada keterangan asas dari
partai,Kedua, dicatat suatu perpecahan dengan kalangan PKI,Ketiga Penahanan
terhadap Tjokroaminoto oleh pemerintah yang menyebabkan alasan utama untuuk
mengambil “politik hijrah “.Bagi suatu partai yang kebijaksanaan dan arahnya
bergantung terutama pada pemimpin – pemimpinnya dan sampai meninggalnya
Tjokroaminoto didalam tahun 1934 terutama pada kepemimpina
Tjokroaminoto,penahannya terhadapnya ini merupakan kejadian yang sangat
berpengaruh bagi perkembangan sehingga terjadi beberapa perubahan:

a. Perubahan dalam Keterangan Asas

Keterangan Asas itu menekankan pula perlunya persatuan dari para petani
dan pekerja yang diharapkan akan berjuang untuk menghapuskan segala kejahatan
dari perbudakan politik dan ekonomi.Hak politik dianggap sebagai kemestian bagi
penghapusan ini.Tetapi keterangan Asas tersebut tidak mengakui pertentangan kelas

9
Deliar Noer.1988.Gerakan Modren Islam di Indonesia 1900-1942.Jakarta.LP3ES Hlm. 124
sebagai dikemukakan oleh komunisme.Keterangan Asas itu mengemukakan juga
bahwa menurut Agama Islam pemerintahan itu haruslah sebuah pemerintah rakyat
yang berhak mengadakan dan memecat punggawanya untuk keperluan bersama
,bahwa wajib tiap – tiap orang berusaha dan bersungguh – sungguh hati dengan
sekuat tenaganya dalam perkara penghasilan dan pencarian rezeki dengan
menghindarkan diri dari eksploitasi terhadap orang lain.

b. Struktur Baru Serekat Islam

Keputusan terakhir tentang perubahan struktur ini dihasikan oleh kongres


nasional ketujuh di Madiun pada tanngal 17 – 20 februari 1923 tetapi persiapan –
persiapan telah dilakukan dua tahun sebelumnya.Dimaksudkan agar organisasi SI
diubah menjadi satu partai yang terdiri dari anggota inti dari SI lama yang aktif
dalam organisasi ini yang tidak goncang loyalitasnya kepada partai .Anggota
anggota inti disebut worgorumekso membentuk cabang – cabang partai.partai akan
berdiri disamping SI lokal dan central SI namun karean semua anggotanya aktif
dalam dan militan akan masuk kedalam partai,struktur lama dari organisasi akan
sendirinya berakhir bila pembentukan SI gaya baru itu selesai.

4. Serekat Islam 1927 – 1942

Dalam tahun 1927 merupakan periode transisi untuk menjadikan partai SI dan
menghapuskan struktur lama. Ini tidak berarti bahwa periode terakhir ini masalah-
masalah struktur tidak lagi dipersoalkan tetapi perhatian lebih banyak ditujukan pada
persoalan teori dan falsafah yang di cerminkan oleh tafsir azaz dan politik hijrah
dibandingkan dengan perode sebelumnya. Satu sebab lain yang menyebabkan
runtuhnya SI adalah keputusan pada tahun 1927 untuk mengeluarkan semua anggota-
anggota muhammadiyah dari lingkungannya. Tahun 1927 pembentukan PNI oleh
soekarno dimulailah sebuah partai yang menentang kedudukan SI, posisi pemimpin
PNI dalam gerakan kemerdekaan menyebabkan terjadinya dua sayap dalam
lingkungan gerakan yaitu nasionalis islam dan nasionalis yang netral terhadap agama
lain, periode ini mencatat pula realisasi dari semua partai-partai nasional termasuk SI,
namun pada tahun 1930 SI berunah nama menjadi perati sarikat islam indonesia.

Pada tahun 1933 mencatat suatu penyelesaian struktur partai juga dasar partaiu
yang dihasilkan dalam tahun itu dianggap sebagai sesuatu yang telah sempurna
sampai masa merdeka. Srtuktur pimpinan pusat dibagi dua: dewan partai yang
dibentuk oleh kongres partai dan lajnah tan fidziyah yang bertanggung jawab kepada
dewan partai. Pembagian ini karena berkurangnya kesehatan kedua pemimpin yaitu
TJOKROAMINOTO dan SALIM, pemimpin-pemimpin yang ada pada waktu itu
dianggap tidak dapat digantikan oleh siapapun dalam partai. Oleh sebab itu tingkat
kepemimpinan mereka dinaikkan kedalam dewan partai dengan menyerahkan
kedudukan eksekutif kepada mereka yang lebih muda. Dalam kongres SI di Jakarta
pada bulan Maret 1933 tanpa dihadiri oleh Sukiman dan Surjopranoto. Kedua
pemimpin SI TJOKROAMINOTO dan SALIM mengeluarkan mereka karena mereka
telah menyalahi adab dalam PSII 10

D. PBI dan PPPKI

1. PBI

Sejarah dari PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) dapat kita lihat lebih dari
Indonesische Studieclub (lSC). Pada awalnya merupakan sebuah perkumpulan kaum
terpelajar yang bekerja di Surabaya saja, kemudian mempunyai pengaruh cukup luas.
Satu tahun setelah berdiri, mengadakan Interinsulaire Vag atau Hari Nusantara di
Surabaya, yang merupakan pertemuan besar antara berbagai suku bangsa, seperti Jawa,
Madura, Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dll. Tujuan utamanya adalah
menyebarluaskan prinsip-prinsip persatuan dan solidaritas Indonesia. Dr. Sutomo
adalah perintis Indonesische Studie Club. Untuk mempertegas idenya tentang
Indonesische Vereniging, pada 1925 Sutomo keluar dari Budi Utomo.

Indonesische Studiedub mempunyai misi untuk mendorong kaum terpelajar di


kalangan orang-orang pribumi supaya memupuk kesadaran hidup bermasyarakat,
pengetahuan politik, mendiskusikan masalah-masalah nasional dan sosial, serta bekerja
sama untuk membangun Indonesia. Kelompok studi ini merupakan usaha nyata bekas
anggota-anggota Perhimpunan Indonesia (PI) yang kembali ke tanah air untuk
merealisasikan ide-ide mereka tentang pembangunan Indonesia, yang telah terbentuk
dan berkembang ketika mereka masih aktif dalam organisasi PI di Negeri Belanda.
Terbentuknya Indonesische Studiedub ini merangsang dibentuknya kelompok-
kelompok studi di tempat lain, seperti di Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Semarang, dan

10
Deliar Noer.1988.Gerakan Modren Islam di Indonesia 1900-1942.Jakarta.LP3ES.Hlm 114-156
Solo. Selain ISC, kelompok studi yang paling aktif adalah Algemene Studiclub di
Bandung.

Pada tanggal 16 Oktober 1930, ISC mengadakan reorganisasi, dan mengubah


namanya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Latar belakang reorganisasi ini
adalah tekanan yang makin kuat dari pihak pemerintah Hindia Belanda terhadap
organisasi-organisasi non-kooperatif dan kesadaran akan kebangsaan semakin kuat.
Anggaran dasar organisasi diubah, sehingga anggota organisasi tidak lagi terbatas pada
kaum terpelajar, tetapi juga kepada masyarakat umum. Dalam anggaran dasar
dicanturnkan pula bahwa PBI bertujuan mencapai kebahagiaan yang sempurna bagi tanah
air dan rakyat Indonesia atas dasar nasionalisme Indonesia. PBI berpendapat rakyat
Indonesia telah sadar akan kedudukanya dan mempunyai hasrat kuat memperbaiki
kedudukanya. Program kerja PBI sendiri menekankan pemberian perlindungan,
penerangan, dan pimpinan. Pada tahun 1935, bersama-sama dengan Budi Utomo , PBI
menjelma menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra) dengan dr. Sutomo sebagai
ketuanya. Jadi Parindra merupahan hasil fusi antara Budi Utomo dengan PBI.11

2. PPPKI

PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan


organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU),
PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. PPPKI
merupakan wujud gagasan persatuan dan kesatuan bangsa yang dicetuskan oleh Ir.
Soekarno dan Dr. Sukiman agar antar organisasi pergerakan yang berbeda corak dan
strateginya itu dapat terjalin komunikasi yang baik, serta terdapat kesamaan dalam
memandang perjuangan. Hal ini mengingat bahwa pada prinsipnya semua organisasi
pergerakan yang ada adalah semuanya sama berjuang membela semua organisasi
pergerakan yang ada adalah semua berjuang membela nasib tanah air dan bangsa.

Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:

(a). menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya. (b). menyatukan


organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.(c).

11
Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.(d). Menyamakan arak aksi kebangsaan,
memperkuat diri dengan memperbaiki organisasi dan kerja sama antar anggotanya.

Sebagai Organisasi yang berasal dari kumpulan organisasi besar maupun kecil. PPKI
melakukan berbagai aktivitas sebagai berikut:

1. Menentang Undang – Undang Hukum Pidana yang merintangi orang – orang


berpikir merdeka.
2. Menuntut agar orang – orang yang dibuang ke Digul di merdekakan kembali.
3. Membentuk panitia untuk pengajaran kebangsaan.
4. Membentuk dana untuk membiayai propaganda Indonesia di luar negeri dan
dalam negeri.
5. Berusaha mempersatukan dan memperkuat haluan aksi kebangsaan terutama
menggalang kekuatan dan kekuasaan ke dalam.
6. Untuk menghindari perslisihan paham antar tubuh federasi, maka tidak akan
membicarakan masalah non kooperasi, keagamaan, asas perhimpunan, dan
sebagainya yang dapat menimbulkan perpecahan.
7. Keputusan yang diambil dengan suara bulat mengikat semua anggota federasi,
sedangkan apabila keputusan yang diambil tidak dengan suara bulat dijalankan
hanya atas nama partai yang menyetujui.

Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung


benih-benih kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang
menyebabkan keretakan tersebut, yaitu:

1. Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing


kelompoknya.
2. Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
3. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.
4. PPKI tidak memiliki asas dan dasar yang sama. Ada yang berasas agama, asas
kebangsaan dan kedaerahan.12

12
Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sikap anggotanya terhadap Belanda tidak sama, ada yang pro dan kontra.
Akibatnya PPKI kehilangan anggota yang kuat dan besar pengaruhnya seperti PSSI
dan Partindo. Untuk menyelamatkan dan menghindari perpecahan lebih besar serta
menarik anggota baru, nama PPPKI diganti dengan Persatuan Perhimpunan Politik
Kemerdekaan Indonesia (PPPKI). Namun demikian, usaha untuk menyelamatkan
PPPKI tetap gagal. Tahun 1935 PPPKI resmi dibubarkan
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

pergerakan kebangsaan bangsa Indonesia pada tahun 1927-1942 merupakan massa


penegas dari masa pencoba.Pada masa ini gerakan-gerakan nasional sadar dan percaya
kepada kekuatan sendiri. Mereka dengan tegas menyatakan bahwa tujuannya adalah
kemerdekaan Indonesia.Perhimpunan Indonesia. Pada masa sekitar tahun l908 oleh para
pelaja ryang belajar di Negeri Belanda didirikan suatu perkumpulan pelajar“indische
Vereniging”. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa cita-cita Perhimpunan Indonesia
bersifat radikal nasionalisme.

Gerindo mengutamakan kegiatan dibidang politik karena kemenangan di bidang


tersebut merupakan jalan utama membawa rakyat kesusunan ekonomi dan sosial yang lebih
sempurna. Gerindo menjunjung tinggi demokrasi menggambarkan tujuan politik sebagai satu
parlemen yang sepenuhnya bertanggung jawab terhadap rakyat Indonesia; tujuan ekonomi
sebagai susunan ekonomi yang berdasarkan koperasi dibawah pengawasan negara; tujuan
sosial sebagai satu lingkungan hidup berdasarkan hak dan kewajiban yang sama antar
berbagai macam penduduk. Jalan kedua untuk mencapai tujuan ialah bahwa Gerindo
menempuh asas self-help dan koperasi
Sumber

Kartodirdjo, Sartono, 1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan


Nasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Deliar Noer.1988.Gerakan Modren Islam di Indonesia 1900-1942.Jakarta.LP3ES.

Djoened Poesponegoro Marwati, 1993, Sejarah Nasional Indonesia V,Jakarta, Balai Pustaka

Djoened Poesponegoro Marwati, 2008, Sejarah Nasional Indonesia,Jakarta, Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai