Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN GURU DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD
Kelas Tinggi

Dosen Pengampu : Dr. Dine Trio Ratnasari M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Tita Anuraeni

NIM : F4322321090

Kelas 5 C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SETIA BUDHI RANGKASBITUNG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
SD Kelas Tinggi. Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun
makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama
Dosen Mata Kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas Tinggi yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Rangkasbitung, 20 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketidakberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah bukan semata-mata


kebodohan murid, tetapi hal ini bisa disebabkan karena kurangnya guru dalam memanfaatkan
berbagasi macam metode atau bahkan kurang mengikuti berbagai macam inovasi model
pembelajaran dalam usaha peningkatan kualitas pembelajaran dikelas. Selama ini, kita akui atau
tidak, pembelajaran kita dikelas 75%, menggunakan metode ceramah (Penjejalan materi atau
hafalan-hafalan saja), dibanding praktek. Terbukti pola ini, tidak berhasil karena siswa hanya
dibekali kemampuan kognitif saja, padahal mestinya pembelajaran kita harusnya membekali
anak mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi, ketika mereka terjun dimasyarakat dengan
ilmu yang didapat dari sekolah.Hendaknya dalam sistem pembelajaran kita, menggunakan asas :
“ Learn to know (Belajar untuk Mengetahui), Learn to do (Belajar Untuk Melakukan), Learn to
be ( Belajar untuk memahami diri). Atau kata lain dalam pembelajaran, hendaknya kita
memadukan Ability, Skill, Knowledge.

Proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak hal yang kita ingat
akan hilang dalam beberapa jam. Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan
sesuatu ke dalam benak para siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang
mereka dengar dan lihat menjadi satu-kesatuan yang bermakna. Tanpa peluang untuk
mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikkan dan barangkali bahkan mengajarkannya
kepada siswa yang lalu proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi.

Seorang guru hendaknya selalu mengikuti inovasi pembelajaran, dalam usaha meningkatkan
kualitas pengajarannya dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru yang kaya akan metode
pengajaran serta mempu melaksanakannya dalam arti tidak monoton, akan mendoromg motivasi
belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang lagi hit dan didengung-dengungkan oleh sang
penentu kebijakan pendidikan untuk digunakan dalam setiap pembelajaran dikelas adalah. Model
Pembelajaran Kontekstual.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Kontekstual ?

2. Apa Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kontekstual ?

3. Apa saja Langkah-langkah Model Pembelajaran Kontekstual ?

4. Apa prinsip Model Pembelajaran Kontekstual ?

5. Apa Peran Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual ?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual.

2. . Mengetahui Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kontekstual.

3. Mengetahui Langkah-langkah Model Pembelajaran Kontekstual.

4. Mengetahui Prinsip Model Pembelajaran Kontekstual.

5. Mengetahui Peran Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada kaitan antara materi
yang dipelajari dengan kondisi di kehidupan nyata yang bisa dilihat dan dianalisis oleh peserta
didik. Artinya, saat kegiatan pembelajaran berlangsung peserta didik seolah bisa merasakan dan
melihat langsung aplikasi nyata materi yang sedang dipelajari. Adapun contoh pembelajaran
kontekstual di kelas adalah sebagai berikut :

 Guru mempraktikkan renang gaya kupu-kupu di hadapan para peserta didik.

 Guru menampilkan gambar rangka manusia untuk menunjukkan bagian-bagian rangka


manusia.

 Guru membawa bahan ajar berupa perkecambahan untuk menunjukkan proses


pertumbuhan biji.

 Guru membawa contoh koran atau majalah sebagai bahan untuk membahas berita.

 Guru mengajak peserta didik di daerah yang rawan banjir maupun longsor untuk
menjelaskan struktur tanah.

Adapun pengertian pembelajaran kontekstual menurut ahli adalah sebagai berikut :

a. Menurut Depdiknas
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi
yang diajarkan dengan situasi di dunia nyata siswa. Menurut Depdiknas, metode pembelajaran
ini harus mampu mendorong siswa menciptakan hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menurut Elaine B. Johnson

Pembelajaran kontekstual merupakan sebuah proses pendidikan untuk menolong para


siswa/siswi melihat makna dalam pelajaran yang mereka pelajari. Caranya ialah dengan
menghubungkan subjek-subjek akademik yang sudah dipelajari dengan konteks kehidupan
sehari-hari.

c. Menurut Wina Sanjaya

Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada


proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
menerapkannya pada kehidupan mereka.

d. Menurut Suherman

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang diawali dengan mencontoh kejadian


di dunia nyata yang dialami siswa, lalu diangkat menjadi pembahasan konsep yang sedang
diajarkan. Siswa bisa mempraktikkan, menceritakan, berdialog, atau tanya jawab.

B. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kontekstual

1. Tujuan metode pembelajaran ini adalah Meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk
senantiasa belajar, sehingga mereka bisa mendapatkan pengetahuan yang bersifat fleksibel dan
aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Memperbaiki hasil belajar peserta didik melalui
peningkatan pemahaman makna materi yang sedang dipelajari.
2. Manfaat Pembelajaran Kontekstual adalah Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berpikir secara kritis, logis, dan sistematis. Pemahaman yang diperoleh peserta didik bisa
bertahan lebih lama karena memahami dengan menerapkan. Peserta didik bisa lebih peka
terhadap lingkungan sekitar. Meningkatkan kreativitas peserta didik berkaitan dengan
permasalahan yang ada di sekitar yang disesuaikan dengan keilmuan yang didapatkan.

C. Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

 Mengenalkan sosok/figur yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan. Hal itu
bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan peserta didik pada kegiatan belajar
mengajar serta memotivasi agar peserta didik bisa meniru kesuksesan sosok/figur
tersebut.

 Merumuskan manfaat serta tujuan materi yang akan dipelajari serta mengaitkannya
dengan kehidupan sehari-hari.

 Memberikan umpan balik dengan cara membebaskan peserta didik untuk bereksplorasi,
sehingga nantinya mereka bisa menemukan cara belajar yang sesuai.

 Mengarahkan dan membimbing peserta didik selama mereka belajar untuk


bereksplorasi.

D. Prinsip Pembelajaran Kontekstual

Menurut Elaine B. Johnson dalam Syaefudin, pembelajaran kontekstual harus memuat tiga
prinsip utama, yaitu sebagai berikut.

1. Prinsip ketergantungan
Sebagai suatu sistem, pasti ada keterikatan dan keterkaitan di dalam sekolah. Artinya, setiap
elemen di sekolah saling tergantung satu sama lain. Misalnya, antara peserta didik dan guru,
guru dan kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan, dan seterusnya. Adanya
ketergantungan ini bisa meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal-hal yang tidak bisa dipisahkan
saat pembelajaran berlangsung adalah bahan ajar, media ajar, sarana dan prasarana, sumber
belajar, dan iklim sekolah.

2. Prinsip diferensiasi

Artinya segala sesuatu di Bumi ini selalu berubah, tak terkecuali di dunia pendidikan. Hal itu
memicu terbentuknya perbedaan, keseragaman, dan keunikan. Oleh karena itu, pendidik selalu
dituntut untuk dinamis dan harmonis dengan prinsip diferensiasi.

3. Prinsip organisasi diri

Artinya guru harus mampu memberikan dorongan atau motivasi pada peserta didik agar
senantiasa menggali setiap potensi yang dimiliki secara optimal.

E. Peran Guru dalam Model Pembelajaran Kontekstual

Peran guru yang optilmal dalam pembelajaran kontekstual, sangat diperlukan agar
pembelajaran tersebut dapat berhasil dengan sukses dan mencapai prestasi yang baik. Agar
proses pembelajaran kontekstual lebih efektif, ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh
para pendidik, antara lain sebagai berikut :

 Mengkaji konsep dan kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh siswa.

 Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara
saksama.

 Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan
mengakaitkannya dengan konsep dan komoetensi yang akan dibahas dalam proses
pembelajaran kontekstual.
 Merancang pengajaran dengan mengaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan
mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka.

 Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengaitkan apa yang
sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalama yang telah dimiliki sebelumnya dan
mengaitkan apa yang dipelajarinya dengan fenomena kehidupan sehari-hari. Selanjutnya
siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa
terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya.

 Melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa. Hasil penilaian tersebut dijadikan


sebagai bahan refleksi terhadap rancangan pembelajaran dan pelaksanaannya.

Sehubungan dengan penjelasan tersebut diatas, strategi pembelajaran yang dipilih guru harus
memenuhi syarat sebagai berikut :

 Menekankan pada pemecahan masalah/problem. Pengajajaran kontekstual dapat dimulai


dengan suatu simulai atau masalah nyata. Dalam hal ini, siswa menggunakan
keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistematik untuk menemukan dan
mengungkapkan masalah atau isu-isu, dan mungkin juga menggunakan berbagai isi
materi pembelajaran untuk menyelesaikan masalah. Masalah yang dimaksudkan adalah
yang relevan dengan keluarga siswa, pengalaman, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat,
yang memiliki arti penting bagi siswa.

 Mengakui kebutuhan pembelajaran terjadi di berbagai konteks, misalnya rumah,


masyarakat dan tempat kerja. Pembellajaran kontekstual menyarankan bahwa
pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari fisik dan konteks social dimana ia berkembang.
Bagaimana dan dimana siswa memperoleh dan memunculkan pengetahuan selanjutnya
menjadi sangat berarti, dan pengalaman belajarnya akan diperkaya jika ia mempelajari
keterampilan di dalam konteks yang bervariasi (rumah, masyarakat, tempat kerja, dan
keluarga).
 Mengontrol dan mengarahkan pembelajaran siswa, sehingga mereka menjadi pembelajar
yang mandiri (self-regulated learners). Akhirnya siswa harus menjadi pembelajar
sepanjang hayat yang mampu mencari, menganalis, dan menggunakan informasi tanpa
atau dengan sedikit bimbingan, dan semakin menyadari bagaimana mereka memproses
informasi, menggunakan strategi pemecahan masalah, serta memanfaatkannya. Untuk
mencapai itu, melalui pengajaran kontekstual, siswa harus diperkenankan melakukan uji
coba (trial and error), menggunakan waktu dan struktur materi untuk refleksi, dan
memperoleh dukungan yang cukup serta bantuan untuk berubah dari pembelajar
dependen menjadi pembelajar yang independen.

 Mendorong siswa untuk belajar dari sesamanya dan bersama-sama atau menggunakan
kelompok belajar interdependen (interdependent learning group). Siswa akan dipengaruhi
dan sekaligus berkontribusi terhadap pengetahuan dan kepercayaan orang lain.Kelompok
belajar atau komunitas pembelajaran akan terbentuk didalam tempat kerja dan sekolah
kaitannya dengan suatu usaha untuk bersama-sama memakai pengetahuan, memusatkan
pada tujuan pembelajaran, dan memperkenankan semua orang untuk belajar dari
sesamanya. Dalam hal ini, para pendidik harus bertindak sebagai fasilitator, pelatih dan
pembimbing akademis.

 Menggunakan penilaian autentik (authentic assessment). Pembelajaran kontekstual


diharapkan membangun pengetahuan dan keteramoilan dengan cara yang bermakana
melalui pengikutsertaan siswa kedalam kehidupan nyata atau konteks autentik. Untuk
proses pembelajaran yang demikian itu, diperlukan suatu bentuk penilaian yang
didasarkan kepada metodologi dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri, yang disebut
dengan penilaian autentik. Penilaian autentik Penilaian autentik menunjukkan bahwa
pembelajaran telah terjadi; menyatu ke dalam proses belajar-mengajar; dan memberikan
kesempatan dan arahan kepada siswa untuk maju; dan sekaligus dipergunakan sebagai
alat control untuk melihat kemajuan siswa dan umpan balik bagi praktek pengajaran.

Disamping itu, dalam mensukseskan pembelajaran kontekstual dalam kelas, ada berbagai
strategi yang hendaknya digunakan oleh para guru, antara lain :
1. Relating : Belajar dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata/ real.

2. Experiencing : Belajar ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan


penciptaan (invention).

3. Applying: Belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan didalam konteks pemanfaatannya.

4. Cooperating: Belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian bersama, dan


saling menghargai.

5. Tranferring: Belajar melalui pemanfaatan pengetahuan didalam situasi atau konteks baru.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Kritik dan saran sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
ini di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan
tentunya juga bagi para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai