DOSEN PENGAMPU
Drs. Asrizal, Apt, M.Kes
DISUSUN OLEH
Kelompok 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
KELOMPOK 1
i
DAFTAR ISI
3.1. Kesimpulan........................................................................................................... 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam arti luas, farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel
hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Senyawa ini biasanya disebut obat dan
lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko penggunaan obat.
Tanpa pengetahuan farmakologi yang baik, seorang farmasis dapat menjadi suatu
masalah untuk bagi pasien karena tidak ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan
penggunaan yang cermat, obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang
tidak mengganggu.
Menurut suatu survey di Amerika Serikat, sekitar 5% pasien masuk rumah sakit
akibat obat. Rasio fatalitas kasus akibat obat di rumah sakit bervariasi antara 2-12%. Efek
samping obat meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diminum. Melihat fakta tersebut,
pentingnya pengetahuan farmakologi bagi seorang farmasis.
Dalam makalah ini akan dibahas secara umum mengenai farmakologi terutama
farmakokinetk, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan materi ini.
Adapun rumusan masalah ini yang timbul dari latar belakang di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun yang tujuan yang akan di dapat dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh
terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 (empat) proses, yaitu proses absorpsi (A),
distribusi (D), metabolisme (M), dan ekskresi/eliminasi (E). Dalam fase farmakokinetik
termasuk bagian proses invasi dan proses eliminasi (evasi). Yang dimaksud dengan invasi
ialah proses-proses yang berlangsung pada pengambilan suatu bahan obat ke dalam
organisme (absorpsi, distribusi), sedangkan eliminasi merupakan proses-proses yang
menyebabkan penurunan konsentrasi obat dalam organisme (metabolisme, ekskresi).
a. Absorpsi
Meski ketamine dapat diberikan secara oral, tetapi pemberian secara intravena merupakan
cara umum dan ideal. Bioavailabilitas obat ketamine 100% secara intravena dan 93%
secara intramuscular.
b. Distribusi
Pemberian secara parenteral, ketamine didistribusikan sangat cepat ke seluruh tubuh,
termasuk ke otak, melewati sawar plasenta, dan ke air susu ibu (ASI). Waktu paruh
distribusi obat adalah sekitar 7‒11 menit. Sekitar 20‒50% dari dosis ketamine yang
masuk ke dalam tubuh akan terikat dengan protein dalam plasma darah.
c. Metabolisme
Metabolisme ketamine secara ekstensif terjadi di hepar, melalui jalur N-demethylation,
dan cincin hidroksilasi. Metabolit utama ketamine adalah norketamine, yang menurunkan
aktivitas susunan saraf pusat.
3
d. Eliminasi
Sekitar 90% obat ketamine yang masuk ke dalam tubuh, dieliminasi terutama ke ginjal.
Sekitar 2‒4%nya dikeluarkan dalam bentuk yang tidak berubah. Sebagian kecil obat,
diekskresikan ke empedu, dan berakhir di feses dengan kadar 5%. Ekskresi ketamine juga
terjadi ke dalam ASI.
Mengambil obat jenis Amoxicillin, yang memiliki efek antibiotic. Adapun empat
prosesnya, yaitu:
a. Absorpsi
Amoxicillin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan, dan tidak
tergantung adanya makanan. Bioavailabilitas berkisar antara 74─92%, dan bisa mencapai
95% peroral. Konsentrasi puncak dalam serum terjadi dalam 1─2 jam. Waktu puncak
dalam plasma darah bergantung pada bentuk sediaan, yaitu dalam 2 hari untuk obat
bentuk kapsul, 3 hari untuk tablet extended release, dan 1 hari untuk suspense. Karena
amoxicillin diekskresikan terutama di ginjal, konsentrasi dalam serum akan meningkat
pada penderita gangguan ginjal. Absorpsi peroral pada neonatus lebih lambat, sehingga
Konsentrasi puncak dalam serum pada neonatus didapat dalam waktu 3‒4,5 jam.
b. Distribusi
Distribusi amoxicillin terbanyak dalam cairan tubuh dan tulang, termasuk paru-paru,
sekresi bronkial, sekresi sinus maksilaris, empedu, cairan pleura, sputum, dan cairan
telinga tengah. Konsentrasi obat di dalam cairan serebrospinal sebesar <1%, dalam ikatan
protein plasma sebesar 17‒20%. Pada wanita hamil, amoxicillin dapat melewati sawar
plasenta.
c. Metabolisme
Biotransformasi amoxicillin terjadi di hepar. Waktu paruh amoxicillin kurang lebih 1 jam
pada orang dewasa, sedangkan pada anak bisa lebih singkat. Waktu paruh pada neonatus
cukup bulan berkisar 3‒4 jam, pada infant dan anak-anak berkisar 1‒2 jam, dan pada
penderita gagal ginjal lebih memanjang.
d. Eliminasi
4
Sekitar 50‒80% dosis amoxicillin diekskresikan melalui urin tanpa berubah bentuk.
Ekskresi obat ke ginjal akan lebih lama pada neonatus dan infant <3 minggu, karena
fungsi ginjal yang belum sempurna.
Mengambil obat jenis Bisacodyl, yang memiliki efek menlancarkan BAB. Adapun
empat prosesnya, yaitu:
a. Absorpsi
Bisacodyl dapat diberikan melalui oral/rektal. Absorpsi yang terjadi di saluran
pencernaan hanya sebesar kurang dari 5%. Setelah pemberian, bisacodyl akan dikonversi
di intestinal melalui proses hidrolisis menjadi senyawa BHPM. BHPM kemudian akan
diserap kedalam aliran darah dan beredar dalam bentuk inaktif.
b. Distribusi
Data mengenai volume distribusi bisacodyl masih terbatas akan tetapi sebuah studi
menunjukkan volume distribusi bisacodyl adalah sekitar 289 L.
c. Metabolisme
Bisacodyl dikonversi menjadi bis(p-hydroxyphenyl)pyridyl-2-methane (BHMP) di
saluran pencernaan oleh enzim/bakteri yang terdapat di intestinal.
d. Eliminasi
Eliminasi bisacodyl utamanya di feses dan dalam jumlah sedikit di urin dalam bentuk
glukoronida.
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam arti luas, farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel
hidup, lewat proses kimia khususnya reseptor. Senyawa ini biasanya disebut obat dan lebih
menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko penggunaan obat.
3.2. Saran
Kita sebagai calon perawat yang profesional tentunya harus memiliki pengetahuan
tentang bagaimana meningkatkan potensi kesembuhan dari pasien. Salah satu yang penting
dalam melakukan hal tersebut adalah dengan memahami dan mengetahui apa dan bagaimana
proses farmakologi, terutama dalam asepek farmakokinetik. Dengan memahami hal ini, kita
mampu memberikan pengobatan yang sesuai dan efisien kepada pasien.
6
DAFTAR PUSTAKA