Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Hubungan Struktur Sifat Kimia Fisika dengan Proses Absorbsi


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : kimia medisinal
Dosen pengampu: Apt.Retna parica lanipi, M.Si.,

Kelompok I :
1. Amar Jansen Yapsenang (14820119002)
2. Chrisdayane Salamuk (14820119007)
3. Evelina Nedi Watem (14820119012)
4. Fika Fania (1482019015)
5. Maria Editya Kumala (14820119023)
6. Meilinda Anisa (14820119025)
7. Muhammad Andy Irfan (14820119028)
8. Siti Fatma zf (14820119039)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PRODI FARMASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
(UNIMUDA) SORONG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Struktur
Sifat Kimia Fisika dengan Proses Absorbsi” ini dengan baik. Semoga dapat di pergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang, oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah agar kedepannya lebih baik.

Sorong, 23 November 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Sifat Kimia Fisika dan Absorbsi Suatu Obat.................................................... 2
B. Pemberian Obat melalui Oral, Sublingual, Rektal .......................................................... 4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu sifat fisika kimia yang penting dari suatu zat obat adalah kelarutan, terutama
kelarutan sistem dalam air. Suatu obat harus mempunyai kelarutan dalam air agar manjur
secara terapi. Senyawa-senyawa yang relatif tidak larut seringkali menunjukkan absorpsi
yang tidak sempurna atau tidak menentu (Ansel, 1985). Obat harus mencapai tempat aksi
dalam konsentrasi yang cukup agar dapat menimbulkan respon (Anief, 2002). Untuk obat-
obat oral yang memiliki kelarutan kecil sering muncul masalah pada kecepatan absorpsinya.
Sifat-sifat fisika kimia merupakan dasar yang sangat penting untuk menjelaskan aktivitas
biologis obat, oleh karena sifat kimia fisika memegang peranan penting dalam pengangkutan
obat untuk mencapai reseptor. Hanya obat yang mempunyai struktur dengan kekhasan tinggi
saja yang dapat berinteraksi dengan reseptor biologis.
Absorpsi obat merupakan cara pemberian obat melalui oral (mulut), sublingual (bawah
lidah), rektal (dubur) dan parenteral tertentu, seperti melalui intradermal, intramuskular,
subkutan dan intraperitonial, melibatkan proses absorpsi obat yang berbeda-beda. Proses
absorpsi merupakan dasar yang penting dalam menentukan aktivitas farmakologi obat.
Kegagalan atau kehilangan obat selama proses absorpsi akan memepengaruhi efek obat dan
menyebabakan kegagalan pengobatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan struktur, sifat fisika kimia dan absorpsi suatu obat ?
2. Bagaimana proses pemberian obat melalui oral, sublingual, rektal ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan struktur, sifat fisika kimia dan absorpsi suatu obat.
2. Untuk mengetahui proses pemberian obat.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Sifat Kimia Fisika dan Absorbsi Suatu Obat

Proses absorpsi merupakan dasar yang penting dalam menentukan aktivitas


farmakologis obat. Kegagalan atau kehilangan obat selama proses absorpsi akan
mempengaruhi efek obat dan menyebabkan kegagalan pengobatan.
a. Absorpsi Obat melalui Saluran Cerna
Pada pemberian secara oral, sebelum obat masuk ke peredaran darah dan didistribusikan
ke seluruh tubuh, terlebih dulu harus mengalami proses absorpsi pada saluran cerna.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses absorpsi obat pada saluran cerna
antara lain:
1) Bentuk sediaan, dapat berupa Tablet; Kapsul; Suspensi; Emulsi; Serbuk; Larutan.
 Berpengaruh terhadap kecepatan absorpsi obat respon biologis
 Ukuran partikel sediaan juga mempengaruhi kecepatan absorpsi
 Formulasi sediaan juga mempengaruhi kecepatan absorpsi.
2) Sifat kimia fisika, Pada proses absorpsi obat dipengaruhi oleh: sifat lipofilik
molekul obat (kelarutan dalam lemak/air) dan sifat elektronik molekul obat (derajat
ionisasi, suasana pH)

2
 Bentuk asam, basa, ester, garam, kompleks atau hidrat, kristal (polimorf),
lipofilisitas, ionisasi dari bahan obat dapat mempengaruhi kelarutan dan absorpsi
obat
 Penisillin V dalam bentuk garam K lebih mudah larut dibanding penisillin bentuk
basa; Novobiosin bentuk amorf lebih cepat larut dibanding bentuk kristal.
3) Cara pemberian
 Intravena (IV) (tidak ada fase absorpsi, obat langsung masuk ke dalam vena,
“onset acton” cepat, efesien, bioavailabilitas 100%, baik untk obat yang
menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa infus
kontinu untuk obat yang waku paruhnya pendek).
 Intramuskular (IM) (“Onset of action” bervariasi, berupa larutan dalam air yang
lebih cepat diabsorpsi dari pada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat
dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang
sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang bersuspensi: semakin kecil
partikel, semakin cepat proses absorpsi).
 Subkutan (SC) (“Onset of action” lebih cepat dari pada sediaan suspensi,
determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan dimana terjadi
penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal sehingga difusi obat
tertahan/diperlama, obat dapat dipercepat dengan menambakan hyaluronidase,
suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari matriks jaringan).
 Inratekal (berkemampuan untuk mempercepat efek obat setempat pada selaput
otak atau sumbu serebrospinal, seperti pengobatan infeksi SSP yang akut).
 Intraperitonel (IP) tidak dilakukan pada manusia karena bahaya.
4) Faktor biologis
 Variasi keasaman (pH) saluran cerna
 Sekresi cairan lambung
 Gerakan saluran cerna
 Waktu pengosongan lambung dan waktu transit usus
 Banyaknya pembuluh
5) Faktor-faktor lain
3
 Umur
 Diet
 Adanya interaks obat dengan senyawa lain
 Adanya penyakit tertentu

Absorpsi obat melalui saluran cerna terutama tergantung pada ukuran partikel
molekul obat, kelarutan obat dalam lemak/air dan derajat ionisasi.
b. Absorpsi Obat melalui Mata
Bila suatu obat diberikan secara setempat pada mata, sebagian diabsorpsi melalui
membran konjungtiva dan sebagian lagi melalui kornea. Kecepatan penetrasi tergantung
pada derajat ionisasi dan koefisien partisi obat. Bentuk yang tidak terionisasi dan mudah
larut dalam lemak cepat diabsorpsi oleh membran mata. Penetrasi obat yang bersifat
asam lemah lebih cepat dalam suasana asam karena dalam suasana tersebut bentuk tidak
terionisasinya besar sehingga mudah menembus membran mata. Untuk obat yang bersifat
basa lemah penetrasi lebih cepat dalam suasana basa.
c. Absorpsi Obat melalui Paru
Obat anestesi sistemik yang diberikan secara inhalasi akan diabsorpsi melalui epitel
paru dan membran mukosa saluran napas. Karena mempunyai luas permukaan besar
maka absorpsi melalui pembuluh darah paru berjalan dengan cepat. Absorpsi obat
melalui paru tergantung pada :
1) kadar obat dalam alveoli
2) Koefisien partisi gas/darah
3) Kecepatan aliran darah paru
4) Ukuran partikel obat
d. Absorpsi Obat melalui Kulit
Absorpsi obat melalui kulit sangat tergantung pada kelarutan obat dalam lemak
karena epidermis kulit berfungsi sebagai membran lemak biologis.
B. Pemberian Obat melalui Oral, Sublingual, Rektal.
a. Pemberian obat melalui oral
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai
4
bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau
puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di sertai dengan
pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.
Jenis-jenis obat per-oral:

1) Pil, yaitu satu atau lebih dari satu obat yang di campur dengan bahan kohesif dalam
bentuk lonjong, bulat atau lempengan. Pil hendaknya di telan secara utuh karena
dapat mengandung obat - obatan yang rasanya sangat tidak enak atau zat besi yang
bisa membuat gigi penderita berwarna hitam.
2) Tablet, yaitu obat bubuk yang dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan.
Tablet dapat di patahkan untuk mempermudah dalam menelan.
3) Bubuk, yaitu obat yang di tumbuk halus. Bubuk ini tidak dapat larut dalam air
dan dapat di berikan kepada penderita dengan cara berikut;
a) Dari kertas pembungkusnya di jatuhkan keatas lidah penderita.
b) Campur dalam air atau susu (golongan obat pereda nyeri) & campuran tersebut
harus terus kita aduk karena bubuk itu tidak larut dalam cairan tersebut.
c) Di persiapkan dalam pembungkus obat bubuk.
4) Drase, yaitu obat - obatan yang di bungkus oleh selaput tipis gula. (harus di telan
secara utuh karena dapat mengandung obat - obatan yang mempunyai kemampuan
untuk mengiritasi selaput lendir lambung pasien.
5) Kapsul, yaitu obat dalam bentuk cair, bubuk atau minyak dengan di bungkus gelatin
yang juga harus di telan secara utuh karena dapat menyebabkan muntah akibat iritasi
selaput lendir lambung pasien. Suatu obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul dengan
harapan agar tetap utuh dalam suasana asam lambung tetapi menjadi hancur pada
suasana netral atau basa di usus. Dalam pemberian obat jenis kapsul, bungkus kapsul
tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak
minum susu atau antacid sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.
6) Sirup, disini kita memakai sendok pengukur, gelas pengukur (yang kecil), atau botol
tetesan. Kadang-kadang sirup sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu.
Pemberiannya harus dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk
obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat di beri minum dingin (es)
5
sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup, pasien dapat diberi minum,
pencuci mulut atau kembang gula.
Keuntungan dan kerugian pemberian obat secara oral :
Keuntungan :
 Harga relativ lebih murah
 Bisa dilakukan sendiri oleh pasien
 Tidak menimbulkan rasa nyeri
 Bila terjadi keracunan, obat masih bias di keluarkan dari tubuh dengan cara reflek
muntah dari laring dan kumbah lambung asalkan obat di minum belum melebihi 4
jam artinya obat masih di dalam gaster. Tetapi bila mana lebih dari 4 jam tapi
belum melebihi 4 jam racun di dalam intestinum atau belum mengalami absorbsi.
Kerugian :
 Pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dpat di pakai pada keadaan gawat.
Obat yang di berikan peroral biasanya membutuhkan waktu 30 - 45 menit sebelum
di absobsir dan efek puncak nya di capai 1 - 1¹/² jam.
 Cara per oral tidak di pakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi
koma, pasien yang akan menjalani pangisapan cairan lambung serta pada pasien
yang mempunyai gangguan menelan.
b. Pemberian obat secara sublingual
Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh dibawah lidah. Ini berarti
bahwa pil diletakkan dibawah lidah di mana ia akan larut dan diserap kealiran darah.
Orang tersebut tidak boleh minum atau makan apapun sampai obat itu hilang.
Kelebihan dan kekurabgan pemberian obat secara sublingual :
Kelebihan :
 Obat cepat, tidak diperlukan kemampuan menelan.
 Kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat
dihindari (tidak lewat vena porta).
Kekurangan:
 Absorbsi tidak adekuat.
 Kepatuhan pasien kurang (compliance), -mencegah pasien menelan.

6
c. Pemberian obat secara rektal
Rektal / Supositoria merupakan jenis obat-obatan yang dimasukkan melalui dubur.
Jenis obat ini ditujukan bagi pasien yang tidak bisa menelan obat secara langsung,
mengalami mual parah, atau harus menjalani puasa sebelum dan setelah operasi.
Pemberian obat melalui rektal atau dubur. Cara ini memiliki efek sistemik lebih cepat dan
lebih besar dibandingkan peroral dan baik sekali digunakan untuk obat yang mudah
dirusak oleh asam lambung.
Tujuan Pengobatan Rektal :
Pengobatan lokal : Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati
gatal,iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
Sistemik : Penderita muntah atau ada gangguan saluran cerna, zat aktif terurai
dalam saluran cerna, zat aktif terurai melalui siklus enterohepatik
dan first pass effect, penderita tidak mau menelan obat karena rasa
yang tidak enak, menghindari pemberian secara parenteral.
Bentuk sediaan obat rektal : - larutan / suspensi / dan clysma
- suppositoria
- kapsul rektum
Penggunaan dalam kehidupan sehari-hari sediaan kapsul rektum jarang ditemui, hal
ini karena sediaan tersebut berhubungan dengan penyakit berat atau salah satu prosedur
obat dalam melakukan kegiatan secara medis, namun untuk sediaan larutan /suspensi
tidak sulit kita untuk menemukannya. larutan/suspensi/ dan clysma sering digunakan
untuk efek lokal misal: wasir, laksatif. Sediaan suppositoria yang berada dipasaran
biasanya adalah obat analgetik maupun antipiretik.
Microlax yang merupakan salah satu produk sediaan suspensi yang penggunaannya
secara rectal yang digunakan sebagai laksatif enema yang efektif untukmengatasi Susah
BAB (sembelit) yang disebabkan oleh feses yang mengeras dan menumpuk di daerah
rektum; ditandai dengan anal blocked (terdapat sumbatan fesesmengeras di anus), feses
keras dan berukuran besar (mega kolon), merasa sakit yang luar biasa di daerah sekitar
anus saat mengejan, evakuasi feses secara manual (memerlukan bantuan).
Kelebihan dan kekurangan pemberian obat secara rektal :

7
Kelebihan :
 Terhindar dari perusakan obat menjadi tidak aktif karena pengaruh lingkungan
perut dan usus.
 Dapat digunakan untuk penderita yang muntah-muntah, koma, atau sulit menelan
obat.
 Obat tidak mengalami detoksikasi, biotransformasi, atau metabolisme
yangmengakibatkan obat menjadi tidak aktif.
Kekurangan :
 Menimbulkan rasa tidak nyaman.
 Penggunaan tidak praktis.
 Penyimpanan harus disuhu dibawah 25℃
 Penyimpanan pada kelembaban yang sangat kurang dapat kehilangan kelembaban dan
menjadi rapuh.
 Jumlah obat yang akan diberikan dalam bentuk supositoria tergantung
pada pembawa danbentuk kimia serta bentuk fisik obat yang diberikan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui Oral, Subligual, Rektal dan Paranteral akan
mengalami proses absorpsi untuk dapat menentukan aktifitas farmakologi obat. Sifat kimia
fisika memegang peranan penting dalam pengangkutan obat untuk mencapai reseptor.
Hanya obat yang mempunyai struktur dengan kekhasan tinggi saja yang dapat berinteraksi
dengan reseptor biologis. Suatu obat harus mempunyai kelarutan dalam air agar manjur
secara terapi. Senyawa-senyawa yang relatif tidak larut seringkali menunjukkan absorpsi
yang tidak sempurna atau tidak menentu.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang “Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia dan
Absorpsi suatu obat” serta “proses pemberian obat melalui oral, sublingual, rektal” ini,
diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang “Hubungan Struktur Sifat Fisika
Kimia dengan proses distribusi”, “Hubungan Struktur Sifat Fisika Kimia dengan proses
metabolisme”dan “Hubungan Struktur Sifat Fisika Kimia proses ekskresi” pada kelompok
berikutnya yang akan presentasi. Sehingga pembaca mampu memahami tiap-tiap teori yang
disampaikan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Minarnsgultom, n.d. Makalah Hubungan Sifat Fisika Kimia Dengan Absorpsi, Distribusi Dan Eksresi.
[Online] Available at: https://www.scribd.com/document/389731631/Makalah-Hubungan-Sifat-
Fisika-Kimia-Dengan-Absorpsi-Distribusi-Dan-Eksresi [Accessed Selasa November 2021].
Rachmawati, A., n.d. Makalah Teknik Pemberian Obat Oral Sublingual. [Online]
Available at: https://www.scribd.com/doc/276128233/Makalah-Teknik-Pemberian-Obat-Oral-
Sublingual [Accessed Selasa November 2021].

iii

Anda mungkin juga menyukai