Rahmi Nofita
Pendahuluan
Fase-fase perjalan obat di dalam tubuh manusia
Fase farmasetik (zat aktif + eksipien + proses)
Fase biofarmasetik
Fase farmakokinetik
Fase farmakodinamik
Efek obat
I.Farmaseutika
a. Absorpsi zat anhidrat lebih besar daripada zat-zat hidrat cth: absorpsi ampasilin
anhidrat (amfipen) lebih besar daripada ampisilin trihidrat (penbritin)
b. Bentuk komplek dapat mempercepat absorpsi cth: menitol dan keparin dikomplek
dengan EDTA.
c. Hormon kelamin terurai oleh asam lambung, jadi untuk oral dipakai bentuk
asternya cth: Etinil estradiol dan testosteron undekanoat.
d. Absorpsi betametason lebih besar dari pada hidrokortison asetat, sebaliknya
hidrokortison asestat absorpsinya lebih besar dari betametason melalui kulit.
Betanetason yang digunakan bentuk esternya (betametason-17-valerat) untuk
efek terapi yang lebih besar.
e. Kecepatan disolusi bentuk garam suatu obat pada umumnya berbeda dengan
bentuk asam atau basanya cth: garam Na dan K dari asam lemah atau basa
lemah dapat larut lebih cepat. seperti, Na barbiturat memiliki kecepatan disolusi
800x lebih besar dan asam barbiturat. Na- tolbutamid 10.000x lebih besar dari
asam bebasnya tolbutamid.
4. Zat tambahan (eksipien)
Pada sediaan tablet eksipien seperti pengisi, pengikat, pelicin dan penghacur
mempengaruhi efek obat. Contoh :
a. Tahun 1960 tablet prednison dengan pengisi Caso4, tidak memberikan efek
tetapi dengan pengisi laktosa berefek.
b. Tahun 1970 tablet difantoin dengan pengisi laktosa mengakibatkan keracunan
( karena laktosa meningkatkan absorpsi difantoin ). Tablet difantoin dengan
pengisi caso4 tidak ada efek samping.
c. Penambahan zat-zat hidrofil ( seperti PVP ) dapat meningkatkan kelarutan zat
aktif yang sukar larut.
d. Zat pelicin hindrofob, ( mg stearat dan asam sterat, talk ) dapat menurunkan
kelarutan zat aktif, sedangkan Aerosil tidak menghambat kelarutan.
e. Bahan pengikat, gom arab , muncilago amili, bahan pengental dalam suspensi
akan menghambat kelarutan zat aktif. Penambahan bahan penghancur akan
mempercepat terlarutnya zat aktif.
5. Proses produksi dapat mempengaruhi sifat fisik tablet.
Proses pengempaan dalam pencetakan tablet dan lama penyimpanan
akan mempengaruhi kecepatan disolusi Obat.
Mekanisme:
1. Transpor pasif
2. Transpor aktif
3. Eksositosis
Transportasi Pasif
Ekskresi Bilier
Terkosentrasi dalam empedu , diekresikan kedalam usus halus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas obat:
Distribusi obat dlm darah, kebanyakan obat didistribusikan melalui cairan tubuh
dengan cara yang relatif lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan
eliminasi.
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ sekresi dalam bentuk
metabolik hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya (Ganiswara, et al,
1995 ).
Ada beberapa obat yang berikatan kuat dengan protein sehingga menunda
lewatnya ke jaringan sekitarnya.(Ansel, 1989)
Konsentrasi obat diukur pada sampel biologis seperti susu, saliva, plasma, dan
urin. Secara umum serum atau plasma sering digunakan untuk mengukur obat
(Shargel, et al, 2005).
Konsentrasi obat dalam tiap cuplikan plasma digambar pada koordinat kertas
grafik rektangular terhadap waktu pengambilan cuplikan plasma. (Shargel & Yu,
1988).
Kadar obat dalam plasma vs Waktu
Parameter farmakokinetik pada sediaan oral
Tetapan laju absorpsi (Ka) adalah tetapan laju absorpsi order kesatu dengan
satuan waktu-1.
Ka diperoleh dengan membuat kurva antara waktu absorpsi dengan log Cpdiff
kemudian diregresikan sehingga diperoleh persamaan regresi.
Harga Ka dapat dihitung dengan rumus:
Ka (waktu-1) = 2,303 x (-slope) atau
Ka (waktu-1) = 2,303 x (-b)
Sedangkan t½a ddihitung dengan menggunakan rumus:
t½a = 0, 693/Ka
2. Tetapan kecepatan eliminasi (Ke) dan waktu paruh eliminasi (t½e)
Tetapan laju eliminasi (Ke) adalah tetapan laju eliminasi order kesatu dengan
satuan waktu-1.
Harga Ke diperoleh dengan membuat kurva antara waktu eliminasi dengan log
Cp kemudian diregresikan sehingga diperoleh persamaan regresi.
Harga Ke diperoleh dengan rumus:
Tmaks = In (Ka/Ke)
Ka – Ke
4. Kadar maksimum dalam darah (Cpmaks)
Do x F x Ka
Vd = Cpo (Ka – Ke)
6. Area di bawah kurva (AUC)
AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
AUC merupakan area di bawah kurva kadar obat dalam plasma vs waktu dari t = 0
sampai t = ~ (lihat gambar 2).
Harga AUC dapat diperoleh dengan cara:
a. AUC dari 0 - n jam, dapat dihitung dengan rumus luas segitiga yaitu ½ x alas x
tinggi
Cltot = Vd . Ke
8. Volume kompartemen sentral (Vp)
Ab Cp + Ke [AUC]t
=
Ab~ Ke [AUC]o
b.Persen obat terabsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Ab
% terabsorpsi = x 100%
Ab~
c.Persen obat tidak terabsorpsi :
Menguntungkan
Merugikan