Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SOAL OBJEKTIF PSF

Nama : Alyssa Azzahra


Nim : 2241012062

1. PT Combiphar pada tahun yang akan datang membutuhkan bahan baku sebanyak 300.000
unit. Harga bahan baku per unit Rp2.500. Biaya pesan untuk setiap kali melakukan
pemesanan sebesar Rp245.000, sedangkan biaya penyimpanan sebesar 30% dari nilai rata-rata
persediaan. Berapa jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ)?

a. 21.000 unit
b. 14.000 unit
c. 4.200 unit
d. 15.000 unit
e. 700 unit
Jawab :

2. R . S
EOQ =√ P.I

Ket :
R = Jumlah bahan baku
S = Biaya pemesanan
P = Harga beli / unit
I = Biaya penyimpanan
2 x 300.000 x 245 .000
EOQ = √
2.500 x 30 %
= √ 196.000 .000
= 14.000

2. PT. Darya Varia pada tahun mendatang membutuhkan bahan baku sebanyak 325.000 Unit.
Harga beli bahan baku per unit Rp3.000. Ordering Cost untuk setiap kali melakukan
pemesanan sebesar Rp234.000, sedangkan Carrying Cost sebesar 30% dari nilai rata-rata
persediaan. Berapa hari sekali perusahaan melakukan pemesanan (1 tahun = 365 hari )?

a. 15 hari
b. 16 hari
c. 14 hari
d. 7 hari
e. 25 hari
Jawab :
2. R . S
EOQ = √ P . I

2 x 325 .000 x 234 .000


EOQ = √
3.000 x 30 %
= √ 169.000 .000
= 13.000 unit

Pemesanan yang dilakukan dalam setahun = 325.000 / 13.000 = 25 x pemesanan


Jika setahun = 365 hari, maka pemesanan dilakukan = 365 / 20 = 14,6 ≈ 15 hari sekali

3. Pengelolaan sediaan aarmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi ?

i. Perencanaan vi. Pemusnahan


ii. Pengadaan vii. Pemantauan
iii. Pengkajian viii. Pengendalian
iv. Penerimaan ix. Monitoring
v. Penyimpanan x. Pencatatan dan pelaporan.

a. i, ii, iii, iv, v, vi, vii


b. ii, iii, iv, v, vi, viii, x
c. i, ii, iv, v, vi, vii, x
d. i, ii, iv, v, vi, viii, x
e. ii, iii, v, vi, vii, ix, x

Jawab :
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek :

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. perencanaan;
b. pengadaan;
c. penerimaan;
d. penyimpanan;
e. pemusnahan;
f. pengendalian; dan
g. pencatatan dan pelaporan.
4. Apotek merupakan salah satu sarana bagi seorag Apoteker untuk menjalankan pekerjaan
kefarmasiannya. Bentuk pelayanan kefarmasian di apotek meliputi 2 kegiatan, yaitu
pelayanan farmasi klinik, dan pelayanan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sedian
farmasi, salah satu bentuk pengelolaan tersebut yaitu pemusnahan sediaan farmasi. Dari
beberapa pernyataan dibawah ini mengenai pemusnahan sediaan farmasi, yang tidak tepat
adalah?

a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan.
b. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh BPOM Kabupaten/Kota.
c. Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja.
d. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
e. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas
lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan
Berita Acara Pemusnahan Resep

Jawab :

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, kegiatan pemusnahan dalam pengelolaan sediaan
farmasi meliputi :

1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik
atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
menggunakan Formulir 1 sebagaimana terlampir.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya
petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2 sebagaimana
terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

5. Pengendalian sediaan farmasi dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan,
kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan.
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
elektronik. Dibawah ini merupakan hal yang harus dimuat pada kartu stok, kecuali ?

a. Nama Obat
b. Nomor batch
c. Tanggal kadaluwarsa
d. Jumlah pemasukan
e. Jumlah pengeluaran

Jawab :

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek :
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual
atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa,
jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.

Anda mungkin juga menyukai