Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOLOGI DAN SEROLOGI


OBJEK 2
“ PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA “

NAMA : ALYSSA AZZAHRA


NIM : 1811013019
KELOMPOK/SHIFT : 2 / 4
HARI/TANGGAL : KAMIS / 14 OKTOBER 2021
ANGGOTA : NONDA RIAKNES V.T (1811011009)
INDRI AULIA REZTI (1811011047)
ANNISA TRINANDA YUDA (1811012027)
VERA RULITA OKTARI (1811013029)
NUR AZIZAH NOMIZA (1811013039)

LABORATORIUM IMUNOLOGI SEROLOGI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu dan paham cara pembuatan eritrosit 5%
2. Mahasiswa mampu dan paham melakukan Uji Spesifisitas Antisera

II. TEORI
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa darah dapat digunakan untuk
transfusi darah. Dalam transfusi darah, penetapan golongan darah adalah
persayaratan yang mutlak di samping persyaratan yang lain. Ketidaksesuaian
golongan darah donor dengan golongan darah resipien akan mengakibatkan reaksi-
reaksi alergi dan syok anafilaktik sebagai kondisi yang paling fatal. [1]
Golongan darah adalah pengatur utama sistem pencernaan, aktivitas
metabolisme, dan sistem kekebalan tubuh. Golongan darah bisa dianggap sebagai
faktor penyeimbang kondisi fisiologis tubuh. Menurut sistem penggolongan darah
ABO , darah dibagi menjadi empat golongan, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
Untuk persiapan golongan darah tersebut digunakan reagen yang disebut antisera. [2]
Antisera adalah serum darah yang mengandung antibody yang mampu melawan
antigen tertentu sehingga apabila dicampurkan dengan antigen maka akan terjadi
penggumpalan. [3]
Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum
merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan
cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan mengandung
zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing yang masuk
ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen. [4]
Antibodi dalam antiserum akan mengikat antigen secara spesifik. Sistem
kekebalan tubuh kemudian menerima antigen yang terikat pada antibodi tersebut dan
memicu respon imun yang lebih kuat. Penggunaan antiserum sangat efektif untuk
melawan patogen yang mampu melemahkan sistem kekebalan tubuh. [4]
Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan
darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari
hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaannya akan terbentuk
aglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika tambahkan reagen antisera A,
reagen antisera B, dan reagen antisera AB, maka terjadi aglutinasi pada darah yang
ditetesi reagen antisera B dan AB., sedangkan pada reagen AB tidak terbentuk
aglutinasi. Dari segi reagen metode ini kurang ekonomis, maka serum dapat
dijadikan sebagai reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO. [5]
Setiap golongan darah ditentukan oleh penanda kimia yang disebut antigen.
Sebagian besar orang juga memiliki antibodi yang berlawanan dengan antigen yang
berasal dari golongan darah lain. Antibodi golongan darah ini bukan dimaksudkan
untuk menyulitkan proses transfusi darah, melainkan untuk melindungi tubuh anda
dari zat-zat asing, seperti bakteri, virus, parasit, dan beberapa makanan yang
kebetulan menyerupai antigen golongan darah lain. [2]
Bila sistem kekebalan tubuh anda bertemu dengan salah satu zat yang mirip
dengan golongan darah yang tidak setipe dengan golongan darah anda, sistem
kekebalan tubuh akan membuat antibodi untuk melawan zat tersebut. Reaksi antibodi
ini terjadi melalui proses aglutinasi (penggumpalan). Pada proses aglutinasi, antibodi
yang dibuat oleh tubuh anda akan melekat pada zat asing dan membuangnya. [2]
Transfusi darah merupakan proses memasukkan (transfer) darah utuh atau
komponen darah langsung ke dalam aliran darah. Orang yang mendapatkan darah
disebut resipien dan orang yang memberikan disebut donor. [6]
Prinsip pemeriksaannya adalah apabila sel darah merah mengandung antigen
yang sesuai dengan jenis antibody yang ditambahkan pada reagen antisera, maka
akan terjadi aglutinasi. Reaksi antara antigen yang terdapat pada permukaan eritrosit
dengan reagen antisera anti A dan anti B ataupun dengan serum anti A ataupun anti
B. terjadinya aglutinasi dibaca secara visual sehingga kemungkinan terjadi kesalahan
pembacaan hasil lumayan tinggi tergantung dari kekuatan aglutinasi. Kekuatan atau
daya reaksi aglutinasi yang dihasilkan pada pemeriksaan golongan darah dipengaruhi
oleh kemampuan antisera (antibody) berikatan atau bereaksi dengan sel darah merah
(antigen). Faktor –faktor yang mempengaruhi reaksi tersebut diantaranya, muatan ion
sel darah merah, suhu, pH, kesegaran serum dan sel-sel darah merah, rasio antibody
terhadap antigen dan kekuatan ion. [7]
Orang yang memiliki golongan darah O tidak dapat menjadi resipien dari darah
golongan darah A, B, dan AB. Akan tetapi, memiliki golongan darah O dapat
ditransfusikan ke golongan darah A, B dan AB. Oleh karena itu, orang yang
memiliki golongan darah O disebut sebagai donor universal. Hal ini disebabkan
darah golongan O mengandung antibodi α dan β, sehingga mengakibatkan
penggumpalan (aglutinasi). [6]
Darah golongan AB memiliki antigen A dan B. Jika darah golongan AB
ditransfusikan ke darah golongan A, B atau O akan menimbulkan aglutinasi. Akan
tetapi, orang yang memiliki golongan darah AB dapat menerima transfusi dari
golongan darah A, B, dan O karena golongan darah AB tidak mengandung antibodi
sehingga tidak akan terjadi aglutinasi. Berdasarkan kenyataan tersebut, orang yang
memiliki golongan darah AB dikatakan sebagai resipien universal. [6]
Jika terjadi transfusi darah dari donor yang memiliki golongan darah A kepada
resipien yang memiliki golongan darah B, maka akan menimbulkan pembekuan
darah. Hal ini terjadi karena antibodi α dari resipien bertemu dengan antigen A dari
donor. [6]
III. PROSEDUR KERJA
III.1 Alat
 Pipet tetes
 Objek glas
 Tabung reaksi
 Tusuk gigi
 Kaca pembesar
III.2 Bahan
 Eritrosit murni golongan A, B, AB dan O
 Larutan NaCl fisiologi

III.3 Cara Kerja


A. Pembuatan Eritrosit 5%
1) Masukkan kedalam tabung reaksi larutan NaCl fisiologi sebanyak 19
tetes.
2) Dengan menggunakan pipet yang sama, masukkan kedalam tabung rekasi
diatas 1 tetes eritrosit golongan A.
3) Aduk hingga homogen dengan cara memutar-mutar menggunakan kedua
telapak tangan, sehingga diperoleh larutan 5%.
4) Hal yang sama dilakukan terhadap eritrosit murni golongan B, AB dan O,
sehingga diperoleh masing masing larutan eritrosit 5%.
5) Tandai, ke 4 larutan tersebut.

B. Uji Spesifisitas Antisera


1) Teteskan diatas 4 buah objek glas bersih larutan antisera (plasma
golongan A yang telah dimurnikan) masing-masing sebanyak 1 tetes.
2) Pada objek glas pertama ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan A,
lalu amati reaksi yang terjadi.
3) Pada objek glas kedua ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan B, lalu
amati reaksi yang terjadi.
4) Pada objek glas ketiga ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan AB,
lalu amati reaksi yang terjadi.
5) Dan pada objek glas keempat ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan
O, lalu amati reaksi yang terjadi.
6) Pengerjaan yang sama juga dilakukan terhadap plasma golongan B, AB
dan O.
7) Tabelkan hasil reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi dinyatakan
dengan tanda positif (+), dan bila reaksi negative dinyatakan dengan
tanda negative (-).

DAFTAR PUSTAKA
[1] Antari, Arlita L. Imunologi Dasar. Yogyakarta : Deepublish. 2017.
[2] Whitney, Catherine., Peter. Diabetes : Penemuan Baru Memerangi Diabetes
Melalui Diet Golongan Darah. Yogyakarta : B-First. 2009.
[3] Joyce LeFever Kee. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Edisi
6. Jakarta: EGC; 2007.
[4] Syarifuddin. Imunologi Dasar Prinsip Dasar Sistem Kekebalan Tubuh. Jakarta :
Klinik Cendekia. 2018.
[5] Maitland, Tulip. Perbedaan Serum dan Plasma. Widya Medika. 2015.
[6] Karmana, Oman. Biologi. Jakarta : Grafindo Media Pratama. 2008.
[7] Naim, N. Pengaruh variasi pengenceran antisera terhadap hasil pemeriksaan
golongan darah abo landstainer. Media Analis Kesehatan; 2015

Anda mungkin juga menyukai