Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

IMUNOLOGI DAN SEROLOGI


OBJEK II
PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA

NAMA : MUHAMMAD IQBAL ABDUL RAZZAQ


NIM : 2011012030
KELOMPOK/SHIFT : 2/4
HARI/TANGGAL : KAMIS/15 OKTOBER 2021
ANGGOTA KELOMPOK : 1. DINDA PERMATA MULIA 2011012014
2. FATHIYA UFAIRA 2011011020
3. RAFIFAH ZIA ULHAQ 2011012002
4. ALYA SAYYIDA 2011011027

LABORATORIUM IMUNOLOGI SEROLOGI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
OBJEK II
PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA
I. Tujuan
• Untuk mengetahui cara pembuatan eritrosit 5%
• Mengetahui cara pemeriksaan spesifitas antisera

II. Teori
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam
sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh serta
mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan darah
seseorang sangat penting di ketahui untuk kepentingan medis yaitu salah satunya untuk
transfusi. Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A dimana
golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah B yaitu golongan
darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O golongan darah yang
memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB golongan
darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi(1).
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh.
Sistem ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner merupakan sistem yang paling
penting dalam bank darah dan ilmu kedokteran transfusi, antigen-antigen utamanya
disebut A dan B, antibodi utamanya adalah anti-A dan anti-B. Gen-gen yang
menentukan ada tidaknya aktivitas A atau B terletak di kromosom 9. Penetapan
golongan darah menentukan jenis aglutinogen yang ada dalam sel dan menentukan
aglutininyang ada dalam serum(2).
Golongan darah penting untuk diketahui, untuk kepentingan transfusi, donor
yang tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada
beberapa kasus kriminal. Pemeriksaan golongan darah ABO pada umumnya dengan
menggunakan metode slide, dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah pada
manusia. Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah
untuk pemeriksaan golongan darah. Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi
keberadaan antigen dipermukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan
darah manusia dengan antisera A dan antisera B(3).
Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen dipermukaan
membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia dengan antisera A
dan antisera B. Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah sebenarnya
jarang dilakukan, karena biasanya pemeriksaan golongan darah sistem ABO
menggunakan reagen antisera(4).
Prinsip pemeriksaan golongan darah yaitu reaksi antigen yang terdapat pada
permukaan eritrosit dengan antibodi yang sama shingga terbentuk aglutinasi. Golongan
darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan
eritrositnya(4).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya. Antigen adalah zat berupa protein atau polisakarida yang
memicu respon kekebalan dalam tubuh. Karena antigen A atau B udah “alami” terdapat
dalam tubuh, antigen A atau B teridentifikasi sebagai bagian dari tubuh kita (self
antigen). Di sisi lain, tubuh biasanya kemasukan antigen asing (foreign antigen) dari
lingkungan luar yang berpotensi menimbulkan kerusakan, bisa melalui makanan,
pernapasan, kulit, dan lain lain. Ketika ada antigen asing yang masuk, tubuh akan
meresponnya dengan memproduksi antibodi sebagai bentuk pertahanan (imunitas).
Sederhananya, antibodi adalah zat yang berisi memori untuk mengidentifikasi antigen
tertentu(5).
Penentuan golongan darah ABO metode slide pada umumnya dengan
menggunakan reagen Anti-sera. Penelitian ini selain menggunakan reagen Anti-sera
juga menggunakan serum yang mengandung anti A dan serum yang mengandung anti
B. Prinsip pemeriksaan golongan darah adalah reaksi antara antigen yang terdapat pada
permukaan eritrosit dengan reagen anti-sera anti A dan anti B ataupun dengan serum
anti A ataupun anti B. Berdasarkan yang telah diuraikan: Apakah ada perbedaan hasil
pemeriksaan golongan darah sistem ABO menggunakan serum dan reagen antisera
dengan metode slide(3).
Antisera adalah sebuah sediaan yang berisi antibodi dan antigen yang umumnya
berupa mikroorganisme yang telah dimusnahkkan dan dimatikan, atau bias juga disebut
dengan komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning menjadi medium sel-sel
darah, dimana sel darah ditutup 55% dari jumlah atau volume darah merupakan plasma
darah. Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan
golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang berasal
dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus dan hasil pemeriksaannya akan terbentuk
aglutinasi.Serum merupakan sejumlah darah yang tertampung di tabung atau wadah
jika dibiarkan selama 15 menit akan mengalami proses pemisahan atau pembekuan
akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan, selanjutnya disentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 5-10 menit. Lapisan jernih kuning muda dibagian atas
merupakan serum, dalam proses bekuan darah fibriogen diubah menjadi fibrin, maka
serum sudah tidak mengandung fibrinogen, tetapi masih mengandung zatzat lain yang
masih didalamnya(4).
Serum merupakan cairan darah yang berwarna kuning. Didalam serum terdapat
dua protein yaitu albumin dan globullin. Antibodi berada di dalam serum dikarenakan
Antibodi golongan darah merupakan protein globulin, yang bertanggung jawab sebagai
kekebalan tubuh alamiah untuk melawan antigen asing. Komposisi serum sama dengan
plasma yaitu 91% air, 8% protein, dan 0,9% mineral. Akan tetapi didalam serum tidak
ada faktor pembekuan (fibrinogen). Dikarenakan serum tidak diberi anti koagulan,
fibrinogen dapat diubah menjadi benang – benang fibrin sehingga terjadi pembekuan
darah. Dimana antikoagulan ini mengikat kalsium sebagai faktor pembekuan sehingga
fibrinogen tidak di ubah menjadi benang –benang fibrin(1).
III. Prosedur Kerja
3.1 Alat

• Pipet tetes
• objek gelas
• tabung reaksi
• tusuk gigi dan
• kaca Pembesar
3.2 Bahan

• Eritrosit murni gol. A, B, AB dan O,


• larutan NaCl fisiologi
3.3 Prosedur
- Pembuatan Eritrosit 5 %
1. Masukkan kedalam tabung reaksi larutan NaCl fisiologi sebanyak 19 tetes.
2. Dengan menggunakan pipet yang sama, masukkan kedalam tabung reaksi diatas 1
tetes eritrosit golongan A.
3. Aduk hingga homogen dengan cara memutar-mutar menggunakan kedua telapak
tangan, sehingga diperoleh larutan 5%.
4. Hal yang sama dilakukan terhadap eritrosit murni golongan B, AB dan O, sehingga
diperoleh masing masing larutan eritrosit 5%.
5. Tandai, ke 4 larutan tersebut.

- Uji Spesifisitas Antisera


1. Teteskan diatas 4 buah objek gelas bersih larutan antisera (plasma golongan A
yang telah dimurnikan) masing-masing sebanyak 1 tetes.
2. Pada objek gelas pertama ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan A, lalu amati
reaksi yang terjadi.
3. Pada objek gelas kedua ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan B, lalu amati
reaksi yang terjadi.
4. Pada objek gelas ketiga ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan AB, lalu amati
reaksi yang terjadi.
5. Dan pada objek gelas keempat ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan O, lalu
amati reaksi yang terjadi.
6. Pengerjaan yang sama juga dilakukan terhadap plasma golongan B, AB dan O.
7. Tabelkan hasil reaksi yang terjadi, bila terjadi aglutinasi dinyatakan dengan tanda
positif (+), dan bila reaksi negative dinyatakan dengan tanda negative (-).
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.1 HASIL

ANTISERA
SAMPEL
A B AB O
Eritrosit A 04.08 menit 02.50 menit 01.41 menit 01.41 menit
(+) (+) (-) (+)
Eritrosit B 04.00 menit 04.00 menit 04.00 menit 02.00 menit
(+) (+) (+) (+)
Eritrosit AB
03.40 menit 03.40 menit 01.43 menit 03.30 menit
(-) (-) (+) (+)
Eritrosit O 04.00 menit 01.00 menit
27 detik (+) 46 detik (+)
(-) (+)

Gambar 1. Eritrosit 5%

Gambar 2. Hasil uji spesifisitas


4.2 Pembahasan
Pada praktikum objek ini, praktikan mengerjakan objek pemeriksaan spesfitas
antisera yang terdiri dari Proses pembuatan eritrosit 5% serta menguji spesifitas sampel
antisera. Prinsip dari praktikum ini, bahwa kita akan menentukan apakah antisera
spesifik terhadap antigen yang terdapat pada eritrosit. Antigen merupakan unsur
biologis yang mempunyai bentuk dengan struktur kimia yang kompleks dan
mempunyai berat molekul cukup besar untuk menstimulus Antibodi. umumnya jenis
Ag berasal dari molekul protein.
Epitop (antigen determinan) merupakan bagian dari Ag yang bereaksi dengan
Ab atau dengan reseptor spesifik pada limfosit T. Bentuk epitop biasanya kecil
dengan berat molekul ± 10.000 Da. Epitop ini berada pada molekul pembawa
sel darah merah, sehingga pada permukaan membran sel darah merah, terdapat
banyak epitop yang menentukan spesifisitas dan kekuatan reaksi Antigen dan Antibodi.
Hapten adalah molekul kecil yang hanya bisa menginduksi produksi antibodi jika
bergabung dengan carrier yang bermolekul besar. Oleh karena itu, hapten memiliki
sifat imunogenik. Antigen pada golongan darah ABO dapat ditemukan pada trombosit,
limfosit, sel endotel,organ, dan sel epitel.
Menurut spesifisitas, antigen dapat dibagi sebagai berikut :
a. Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan dari spesies yang berbeda.
b. Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies tertentu.
c. Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk individu dalam satu
spesies.
d. Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ yang sama dari spesies
yang berbeda.
e. Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri
Antisera merupakan serum darah yang mengandung antibodi yang mampu
melawan antigen tertentu sehingga apabila dicampurkan dengan antigen maka akan
terjadi penggumpalan.
Pada proses pembuatan eritrosit 5%, kita memasukkan NaCl fisiologis sebanyak
19 tetes ke dalam tabung reaksi. NaCl fisiologis merupakan larutan isotonis yang
memiliki banyak kegunaan dalam bidang medis dan laboratorium, dan umumnya
larutan garam fisiologi memiliki kisaran konsentrasi 0.9% (b/v) NaCl. NaCl ini
berfungsi dalam menjaga kesetimbangan dari sel eritrosit. Kemudian, masukkan
sampel eritrosit golongan A sebanyak 1 tetes ke dalam tabung reaksi serta diputar
hingga didapatkan eritrosit A 5%. Setelah itu, dilakukan hal yang sama pada eritrosit
B, AB, O.
Tahap selanjutnya, disiapkan kaca objek yang ditetesi antisera golongan O, lalu
setelah itu ditetesi eritrosit 5% golongan A, B, AB, dan O pada tiap2 kaca objek.
Setelah ditetesi eritrosit tu kita campur antisera dan eritrositnya bisa pake unung kaca
objek atau digoyangin dikit sampe kecampur. Prinsip dari reaksi ini, bahwa adanya
aglutinasi disebabkan karena adanya reaksi antigen antibodi yang sama karena di dalam
antibodi terdapat paratop yaitu bagian dari antibodi yang dapat bereaksi dengan antigen
sedangkan di dalam antigen terdapat epitop yang merupakan bagian dari antibodi yang
dapat bereaksi dengan antibodi.
Pada pemeriksaan ini antisera AB tidak menunjukkan penggumpalan ketika
diberikan eritrosit A, B, AB, dan O. Golongan darah AB yang tidak memiliki aglutinin
A dan aglutinin B, dapat bersifat recipient universal, dimana golongan ini hanya
mampu menerima darah yang ditransfusikan dari berbagai golongan darah termasuk
golongan darah AB itu sendiri.
Karena golongan ini mempunyai dua macam aglutinogen (A&B), maka ketika
darah dari golongan lain (A,B, dan O) ditransfusikan ke golongan ini, pada saat itu
golongan AB akan mempertemukan satu macam aglutinogen (misalnya B) yang
terdapat di dalam sel darah merah tertentu dengan aglutinogen yang bersangkutan (B)
yang terdapat di dalam sel darah merah dari golongan di luar AB (A, B, dan O). ini
berarti bila aglutinin tidak terdapat di dalam plasma darah, maka aglutinogen yang
bersangkutan harus ada di dalam sel darah merah. Golongan darah AB hanya dapat
mentransfusikan darah ke sesama golongannya.
Pada praktikum ini dapat diketahui bahwa, Sistem ABO mengelompokkan darah
menjadi 4 kelompok diantaranya: Golongan darah A: Memiliki antigen A dan antibodi
anti-B. Golongan darah B: Memiliki antigen B dan antibodi anti-A. Golongan darah O:
Tidak memiliki antigen, tetapi memiliki antibodi anti-A dan anti-B.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
- Pemeriksaan spesifisitas antisera dilakukan dengan mereaksikan
antisera (serum) dengan sel darah merah
- Aglutinasi merupakan penggumpalan sel darah merah yang
disebabkan oleh ikatan antibodi dengan antigen pada eritrosit
- Pemeriksaan spesifitas antisera merupakan pemeriksaan terhadap
reaksi antisera dengan antigen yang sesuai

5.2 Saran
- Saat melaksanakan praktikum hendaknya dilakukan dengan cermat
agar mendapatkan hasil yang benar
- Perlu pengamatan yang jelas terhadap eritrosit yang diamati
DAFTAR PUSTAKA
1. Oktari A, Silvia ND. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide
dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. J Teknol Lab [Internet].
2016; Available from:
https://www.teknolabjournal.com/index.php/Jtl/article/download/78/57/
2. Rahman I. PERBEDAAN PENENTUAN GOLONGAN DARAH SISTEM
ABO DENGAN GAMBARAN AGLUTINASI SERUM DAN REAGEN
ANTI-SERA METODE SLIDE [Internet]. Universitas Muhammadiyah
Semarang; 2018. Available from: http://repository.unimus.ac.id/2273/
3. Rahman I, Darmawati S, Kartika AI. PENENTUAN GOLONGAN DARAH
SISTEM ABO DENGAN SERUM DAN REAGEN ANTI-SERA METODE
SLIDE. GASTER [Internet]. 2019; Available from:
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=935684&val=5466
&title=PENENTUAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO DENGAN
SERUM DAN REAGEN ANTI-SERA METODE SLIDE
4. MAFRITA R. GAMBARAN AVIDITAS DAN SPESIFISITAS ANTISERA
GOLONGAN DARAH PADA SUHU SIMPAN 2–8 0C DAN RUANG DI
UNIT TRANSFUSI DARAH KOTA PADANG [Internet]. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Perintis Padang; 2020. Available from:
http://repo.upertis.ac.id/1726/1/RIA MAFRITA.pdf
5. FITRIANI. SURVEI GOLONGAN DARAH DENGAN TINGKAT DAYA
TAHAN KARDIOVASKULER ATLET HOKI FIK UNM [Internet].
Universitas Negeri Makassar; 2020. Available from:
http://eprints.unm.ac.id/16681/1/JURNAL SKRIPSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai