Anda di halaman 1dari 45

PENGALAMAN TERBAIK

PENGENALAN LINGKUNGAN PERSEKOLAHAN (PLP)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN


KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII 3
SMP ISLAM AL FALAH JAMBI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Jambi untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP)

OLEH:
DIAH AYU KUSUMA
NIM. A1B119094

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Pengalaman Terbaik Pengenalan Lapangan Persekolahan Pembelajaran


Bahasa Indonesia dengan judul Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam
Pembelajaran Keterapilan Menulis Puisi Belajar Siswa Kelas VIII 3 Smp Islam Al
Falah Jambi yang disusun oleh Diah Ayu Kusuma telah diperiksa da disetujui pada
tanggal

Jambi, Desember 2022

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Dr. Dra. Irma Suryani, M.Pd Neliyani, S.Pd


NIP 196510111992032002

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP Islam Al Falah

Tukirat, S.Pd

i
ABSTRAK
Kusuma, Ayu Diah. 2022. Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII 3 SMP
Islam Al Falah Jambi. Laporan PLP, Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Jambi, Dosen Pembimbing Dr. Dra. Irma Suryani M.Pd
dan Guru Pamong Neliyani, S.Pd.
Kata kunci: Penerapan, Metode Kontekstual, Menuis Puisi

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, dimana dapat dikatakan


pebelajaran Bahasa Indonesia sangat penting untuk diajarkan oleh pendidik dan
dipahami oleh peserta didik. Namun nyatanya semua itu masih mengalami
permasalahan. Berbagai persoalan yang mempengaruhi kondisi tersebut masih
berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif, monoton
dan kurang menarik sehingga siswa merasa jenuh dan bosan pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Umumnya pendidik masih menggunakan metode
ceramah.
Pada kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
pendekatan berbasis teks dengan menekankan beberapa aspek berbahasa yang harus
dikuasai oleh siswa. Salah Satu keterampilan dalam aspek berbahasa adalah
keterampilan menulis. Keterampilan menulis dilakukan sebagai wujud dari
menyalurkan sebuah ide, informasi, dan komunikasi secara tidak langsung melalui
tulisan. Dengan kata lain menguasai keterampilan ini siswa bisa menyalurkan
gagasannya melalui kegiatan menulis dan pembaca menampung gagasan itu. Akan
tetapi, pada kenyataan di lapangan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
menulis.
Permasalahan-permasalahan ini tentunya menyebabkan keterampilan menulis
siswa menjadi rendah. Oleh karena itu, dalam laporan ini penulis ingin
menyampaikan pengalaman terbaiknya selama melaksanakan kuliah PLP di sekolah.
Salah satu pengalan terbaik yang dialami penulis dalam proses belajar mengajar
adalah menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran keterampilan

ii
menulis teks puisi. Sebuah pendekatan/metode yang dirasa dapat membantu
meningkatkan keterampilan menulis dan menumbuhkan minat menulis siswa. Dalam
laporan ini penulis mendeskripsikan mengenai penerapan dan langkah-langkah
metode tersebut.

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan judul Pengalaman Terbaik Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam
Keterampilan Menulis Siswa Kelas VIII 3 SMP Islam Al Falah Jambi. Laporan ini
disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Pengalaman Lapangan Persekolahan
(PLP).
Penulis sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah terlibat membantu jalannya kegiatan PLP ini, sehingga kegiatan mata
kuliah PLP ini bisa berjalan dengan baik dan selesai sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Terkhusus kepada pihak SMP Islam Al Falah Jambi penulis
mengucapkan terima kasih karena telah memberikan penulis kesempatan untuk dapat
belajar banyak hal, mencari ilmu dan pengalaman yang luar biasa selama proses
belajar mengajar di sekolah tersebut.
Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dra.
Irma Suryani M.Pd selaku Dosen Pembimbing PLP Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Islam Al Falah Jambi yang telah memberikan
masukan dan arahan selama penulis menjalani PLP. Semoga selalu mendapat
limpahan rahmat yang tiada henti dari Allah swt. Kepada seluruh majelis guru SMP
Islam Al Falah Jambi khususnya Ibu Neliyani, S.Pd selaku Guru Pamong Bidang
Studi Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan memberi arahan kepada penulis
baik dalam mengajar maupun non mengajar. Tak lupa untuk siswa-siswi SMP Islam
Al Falah Jambi khususnya kelas VIII 3 yang telah bekerjasama dengan baik dan
banyak memberikan pengalaman berharga, penulis ucapkan terima kasih atas
kebersamaannya walaupun hanya dalam waktu yang singkat.

Jambi, Desember 2022


Penulis

Diah Ayu Kusuma


NIM A1B119094

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Pendekatam Penyelesaian ............................................................. 3
1.3 Tujuan .......................................................................................... 3
1.4 Manfaat ........................................................................................ 4
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Hakikat Pendekatan Kontekstual ................................................... 5
2.2 Pengertian Keterampilan Menulis ................................................. 9
2.3 Hakikat Puisi ................................................................................. 12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data ......................................... 14
3.2 Subjek Pengumpulan Data ............................................................. 14
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 24
3.4 Langkah-langkah dalam Pemecahan Masalah ............................... 25
3.5 Hambatan yang Dihadapi dalam Pemecahan Masalah .................. 25
BAB IV HASIL YANG DICAPAI
4.1 Hasil yang Dicapai ........................................................................ 26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 27
5.2 Saran ............................................................................................ 27
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi terbentuknya
manusia yang berpengetahuan, religius, bermoral dan bermartabat. Pendidikan
diartikan sebagai usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar
dan dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan bagi diri sendirinya.
Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan
mutu kehidupan manusia dalam mewujudkan tujuan nasional yang secara formal
disuatu instansi yaitu sekolah. Sekolah yaitu lembaga untuk belajar dan mengajar
serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Lembaga ini memberikan
pengajaran secara formal kepada peserta didik sesuai dengan jenjangnya.
Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan
secara informal.
Di dalam pendidikan tentunya ada beberapa pembelajaran yang dipelajari
oleh peserta didik, salah satu adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat penting diajarkan
kepada peserta didik. Akan tetapi berbeda dengan yang ditemukan dilapangan,
pembelajran Bahasa Indonesia di sekolah maupun di perguruan tinggi selama ini
dinilai masih kurang memuaskan. Persoalan ini masih berkaitan dengan
penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif, monoton dan kurang
menarik sehingga timbullah rasa jenuh pada siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
Metode yang umumnya dipakai oleh pendidik adalah metode ceramah.
Tentunya setiap metode memiliki kelebihannya masing-masing seperti metode
ceramah ini yaitu guru lebih leluasa menguasai kelas dengan jumlah siswa yang
banyak. Namun, penggunaan metode ceramah yang selalu diulang-ulang akan

1
menimbulkan rasa jenuh dan bosan pada peserta didik, sehingga siswa kurang
aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta akan menurunkan minat
belajar siswa.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 lebih menggunakan
pendekatan berbasis teks dengan menekankan kepada beberapa aspek berbahasa
yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari
aspek keterampilan 6 berbahasa yang memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia. Kegiatan menulis dilakukan sebagai wujud dari menyalurkan sebuah
ide, informasi, dan komunikasi secara tidak langsung melalui tulisan. Namun,
pada kenyataannya di lapangan siswa banyak yang kesulitan dalam menuangkan
gagasannya dalam bentuk tuisan, seperti menulis cerita pendek tentang
pengalaman menarik peserta didik sendiri, masih banyak yang mengeluh tidak
bisa menulisnya. Permasalahan lainnya pada tulisan peserta didik yang tidak bisa
dibaca, tidak memahami kaidah penulisan dan penggunaan tanda baca. Seperti
beberapa peserta didik menulis tidak menggunakan spasi, tanda koma, tanda titik
diakhir kalimat, penggunaan huruf kapital yang salah tempat, tulisan yang tidak
jelas dan tidak bisa dibaca, dan tulisan yang tidak rapi.
Hal tersebut karena peserta didik belum bisa menggunakan pilihan kata yang
menarik dalam menulis, belum memahami kaidah kebahasaan, siswa tidak
memahami materi pembelajaran yang diberikan guru dan kurangnya minat baca
siswa juga menjadi faktor kurangnya produksi kata dan kreatifitas dalam menulis.
Siswa merasa jenuh dan bosan dengan metode pembelajaran yang kurang
menarik, siswa sering ribut disaat guru menjelaskan pembelajaran, siswa lebih
suka diajak bermain dari pada belajar, tidak focus saat kegiatan pembelajaran,
disaat diberi pertanyan hanya 2 orang yang menjawab selebihnya diam karena
tidak paham.
Ini menjadi masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, apalagi penulis
mendapat kelas VIII 3 dengan jadwal mengajar di jam 6, 7 dan 8 (jam rawan
ngantuk) siswa sudah bosan dan cuma memikirkan untuk pulang, metode
pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan siswa menjadi pasif selama

2
kegiatan pembelajaran. Permasalahan seperti ini akan membuat keterampilan
menulis siswa menjadi menurun.
Berkaca dari permasalahan tersebut maka dalam penulisan laporan ini penulis
ingin menyampaikan pengalaman terbaik yang penulis alami selama
melaksanakan mata kuliah PLP di sekolah, salah satu pengalaman terbaik penulis
dalam proses belajar mengajar adalah penerapan pendekatan kontekstual dalam
keterampilan menulis. Sebuah metode/pendekatan yang penulis rasa dapat
membantu meningkatkan keterampilan menulis dan pemahaman materi
pembelajaran menulis. Dalam laporan ini penulis akan menguraikan mengenai
penerapan metode tersebut.

1.2 Pendekatan Penyelesaian


Dalam kurikulum 2013 yang telah diterapkan di instansi persekolahan
menitik beratkan pembelajaran pada siswa. Dimana peserta didik di tuntut aktif,
kreatif, dan inovatif. Maka dari itu guru dituntut untuk mampu menerapkan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Agar
terwujudnya pembelajaran yang PAIKEM yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah metode pembejarannya. Pemilihan metode pembelajaran
yang tepat akan menimbulkan minat belajar dan keaktifan siswa. Oleh karena itu,
penulis menggunakan pendekatan kontekstual sebgai solusi dari permasalahan
yang telah dibahas diatas. Penerapan Pendekatan kontekstual dengan pada materi
menulis teks puisi membuat peserta didik menjadi semangat dan berpikir kreatif.

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan pengalaman terbaik Pengenalan Lapangan Persekolahan ini
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan selama PLP di
SMP Islam Al Falah Jambi.
2. Memberikan gambaran tentang pelaksanaan pendidikan atau kegiatan
belajar mengajar di SMP Islam Al Falah Jambi.
3. Memenuhi tugas akhir Pengenalan Lingkungan Persekolahan

3
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara keilmuan laporan ini diharapkan dapat menambah informasi
dan wawasan keilmuan peneliti dan bermanfaat bagi pembaca.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa Untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas
VIII 3 SMP Islam Al Falah Jambi, serta menjadi cara pembelajaran
yang lebih efektif.
b. Bagi Guru Untuk menerapkan pendekatan kontekstual pada materi
pembelajran menulis dan memberikan alternative dalam memilih
model atau strategi guna meningkatkan kemampuan menulis siswa
kelas VIII 3 SMP Islam Al Falah Jambi.
c. Bagi Sekolah Memberikan informasi mengenai penerapan pendekatan
kontekstual guna meningkatkan pembelajaran menulis siswa kelas
VIII 3 SMP Islam Al Falah Jambi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Pendekatan Kontekstual


Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan fakta dalam kehidupan siswa. Menurut Jonshon (Misti, 2015:251)
pendekatan kontekstual adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak
yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan
konteks dari kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual dapat dikatakan
sebagai suatu proses pembelajaran yang bertujuan menolong para siswa untuk
melihat makna dalam materi pembelajaran sehari-hari. Materi yang dipelajari
dapat dihubungkan dengan konteks, kondisi pribadi, sosial, dan budaya.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Kontekstual juga
merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik
memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan
menghubungannya dengan konteks lingkungan sosial dan budaya masyarakat,
Suparjiono (Misti, 2015:252).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual sebagai strategi pembelajaran, merupakan rancangan
sistematis atau konsep pembelajaran yang membantu guru dan siswa dalam
mewujudkan pembelajaran sesuai dengan dunia nyata, yakni adanya keterkaitan
isi materi pembelajaran dengan konteks nyata dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen
utama yaitu sebagai berikut:

5
1. Kontruktivisme (Constructivism)
Filosofi konstruktivisme: Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan
tidak serta-merta. Dalam pandangan kontruktivisme „strategi memperoleh‟,
lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak anak memperoleh dan
mengingat pengetahuan.
2. Menemukan (Inqury)
Siklus inkuiri: observasi, bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulan data,
dan penyimpulan. Kata kunci dari strategi inkuiri „anak menemukan
sendiri‟.
3. Bertanya (Questioning)
Bertanya sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berpikir anak.. Pada semua aktivitas belajar, bertanya dapat
diterapkan pada: antara anak dengan anak, antara guru dengan anak, antara
anak dengan guru, antara anak dengan orang lain yang didatangkan dikelas
dan sebagainya.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh
dari hasil kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, guru disarankan
selalu melaksanakan pembelajaran kelompok-kelompok belajar.
5. Pemodelan (Modelling)
Dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yang bisa ditiru atau diamati.
Guru adalah salah satu model. Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-
satunya model. Model mengenai benda-benda di alam selalu dapat
ditampilkan dalam kelas CTL.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
kebelakang tentang apa -apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu.
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya
membantu anak agar mampu mempelajari, bukan ditekankan pada

6
diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir priode pembelajaran.
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melalui hasil, dan dengan
berbagai cara. Tes hanya salah satunya. Itulah hakekat penilaian yang
sebenarnya.

2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual


Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat lima karakteristik penting
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL seperti
dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. (2005:110), sebagai berikut:
a. Pembelajaran merupakan prosesapengaktifan pengetahuan yang sudah
ada (activiting knowledge), artinya apa yangaakan dipelajari tidak
terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian
pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh
yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
b. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan
menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru
itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan
mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan
diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang
pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru
pengetahuan itu dikembangkan.
d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya
harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak
perubahan perilaku siswa.
e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik
untuk proses perbaikan atau penyempurnaan strategi.

7
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual
Kelebihan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL):
1. Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai
dengan potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam
PBM.
2. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,
memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih
kreatif.
3. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
4. Pemilihan informasi berdasrkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh
guru.
5. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
6. Membantu siswa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun
kelompok.
kekurangan dari model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL):

1. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada


kebutuhan siswa. Padahal, dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya
berbeda-beda sehingga guru akan kesulitan dalam menentukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaiannya siswa tadi tidak sama.
2. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PMB.
3. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas
antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya
diri bagi siswa yang kurang kemampuannya.
4. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini
akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena
dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari
keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti

8
setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang
tertinggal dan mengalami kesulitan.
5. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model
CTL ini.
6. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya
dalam bentuk lisan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih
mengembangkan keterampilan dan kemampun soft skill dari pada
kemampuan intelektualnya.
7. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan
tidak merata.
8. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini
peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih
menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi,
mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di
lapangan.

2.2 Pengertian Keterampilan Menulis


Keterampilan menulis merupakan salah satu dari aspek keterampilan
berbahasa yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan
menulis dilakukan sebagai wujud dari menyalurkan sebuah ide, informasi, dan
komunikasi secara tidak langsung melalui tulisan. Dengan kata lain menguasai
keterampilan ini penulis bisa menyalurkan gagasannya melalui kegiatan menulis
dan pembaca menampung gagasan itu dengan cara membaca (Wiyanto, 2004:1).
Keterampilan menulis didapatkan seseorang dengan berlatih terus-menerus
dan bukan karena faktor bawaan dari orang tua. Orang yang melakukan kegiatan
menulis mempunyai maksud dan tujuan agar kelak suatu saat hasil atau karya
tulisannya dapat diambil manfaatnya. Agar lebih jelas, di bawah ini dipaparkan
pendapat para ahli tentang pengertian menulis, tujuan menulis, dan fungsi
menulis.

9
2.2.1 Hakikat menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi,
gagasan, perasaan, atau pesan kepada orang lain secara tidak langsung
melalui tulisan sebagai medianya. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di sekolah, menulis mempunyai banyak cabang. Salah satu cabang
menulis yang akan penulis paparkan sebagai pengalaman terbaik adalah
menulis teks puisi, yaitu mengenai kemampuan siswa dalam menulis teks
puisi dengan menggunakan metode kontekstual.
Penulis menerapkan metode ini kepada siswa kelas VIII 3 dalam
untuk memperoleh hasil yang baik, siswa dapat dengan mudah dalam
mempraktikkan menulis teks puisi ketika pembelajaran di kelas. Menurut
Doyin dalam Aida (2017: 84), menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung.
Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui
proses belajar dan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan
keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif.
Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan kosa
kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa.
Menulis juga merupakan suatu sarana menyampaikan pesan atau informasi
dengan menggunakan bahasa tulis. Seperti yang dikatakan Suparno dan
Yunus (2007), menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya untuk menyampaikan
informasi secara tertulis kepada pembaca.
DePorter dan Mike Hernacki (Subrata, Heru 2015:722) menjelaskan
bahwa menulis adalah aktivitas menggunakan belahan otak kanan
(emosional) dan belahan otak kiri (logika) secara keseluruhan, yang
dikatakan bagian logika adalah perencanaan, outline, tata bahasa,
penyuntingan, penulisan kembali, penelitian, dan "tanda baca. Sementara itu
yang termasuk bagian emosional adalah semangat, spontanitas, emosi, warna,
imajinasi, gairah, ada unsur bam, dan kegembiraan. Menulis juga
didefinisikan sebagai sebagai kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi)

10
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis ialah
suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergen
(menyebar) daripada konvergen (memusat) Supriadi, dalam Dalman (2015:5).
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang melibatkan
kekuatan emosional dan logika yang diwujudkan dalam bentuk sistem tanda
sebagai media komunikasi tidak langsungnya. Kekuatan emosional dan
logika memerlukan keterampilan khusus yang bermuara pada munculnya
kreativitas dalam diri seorang penulis. Mengenai wujudnya yang berupa
sistem 15 tanda, hal ini menandakan bahwa menulis merupakan kegiatan
menyampaikan informasi, ide atau gagasan dari penulis kepada pembaca
melalui sistem tanda yang berupa huruf-huruf yang tersusun menjadi kata
yang dirangkaikan menjadi sebuah kalimat yang mempunyai pertautan
makna. Sebagai media komunikasi yang tidak langsung, tulisan tersebut
mewakili penulisnya dalam menyampaikan pesan secara tidak langsung
kepada pembaca.

2.2.2 Tujuan menulis


Menulis adalah menyampaikan pikiran berupa sebuah tulisan. Tarigan
(2008:24) mengemukakan bahwa setiap jenis tulisan mengandung beberapa
tujuan, tapi tujuan itu sangat beraneka ragam, beberapa tujuan menulis yaitu
sebagai berikur. 1. Memberitahukan atau mengajar 2. Meyakinkan atau
mendesak 3. Menghibur atau menyenangkan 4. Mengutarakan,
mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.

2.2.3 Fungsi menulis


Fungsi tulisan adalah sebagai alat komunikasi. Tarigan (2008:22)
mengemukakan “Pada prinsipnya fungsi utama dari suatu tulisan adalah
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.” Dalam pendidikan menulis
sangat penting karena memudahkan para pelajar dalam berpikir secara aktif
dan kritis. Tulisan dapat membantu dalam menjelaskan pikiran-pikiran yang

11
sulit untuk diungkapkan secara lisan. Fungsi menulis yang penulis lakukan
adalah melatih siswa menulis teks puisi sederhana berdaarkan kesesuaian isi
dengan topic, kesistematisan isi, pilihan kata, keefektifan kalimat,
penggunaan EBI (huruf kapital, tanda koma, spasi, dan tanda titik).

2.3 Hakikat Puisi


Menurut Yusuf (Harun, 2018:2), menyatakan puisi adalah ragam sastra yang
terkait dengan unsur-unsurnya, seperti irama, rima, matra, dan bait. Puisi sebagai
bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan aspek bunyi-bunyi di
dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan
intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya; yang
diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu
membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar-
pendengarnya.

2.3.1 Unsur-unsur Puisi


1) Struktur fisik puisi
(a) Diksi, merupakan pilihan kata yang dilakukan oleh pengarang dalam
karyanya guna menciptakan efek makna tertentu.
(b) Pengimajian/citraan, dalam karya sastra berperan penting untuk
menimbulkan pembayangan imajinatif, membentuk gambaran mental,
dan dapat membangkitkan pengalaman tertentu pada pembaca.
Menurut Sayuti (Ali & Farida, 2017:57) citraan dapat diartikan
sebagai kata atau dapat membangkitkan pengalaman tertentu.
(c) Bahasa figuratif, menurut Waluyo (Ali & Farida, 2017:60) tuturan
figuratif atau sering disebut bahasa kias digunakan oleh sastrawan
untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak langsung untuk
mengungkapkan maknanya. Bahasa figuratif terdiri atas majas, idiom,
dan peribahasa.
(d) Rima dan Irama, merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di
awal, tengah, atau akhir.

12
(e) Ritma, merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi.
(f) Tipografi/perwajahan puisi, merupakan struktur fisik atau bentuk puisi
seperti tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang
tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik.
2) Struktur batin puisi
(a) Tema, merupakan ide dasar, pokok pikiran, dan pusat pembicaraan
dalam sebuah puisi.
(b) Amanat, merupakan pesan moral atau ajaran yang dapat dipetik dari
sebuah karya sastra, puisi misalnya.
(c) Perasaan, merupakan efek yang timbul dari adanya diksi, rima dan
irama tertentu, citraan, dan majas tertentu. perasaan gembira atau
sedih, suka dan duka, gamang, bimbang, putus asa dan sebagainya.
(d) Nada, merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Ada penyair yang
bersikap menggurui, menyindir, mengejek, menasihati, dan
menyampaikan apa adanya kepada pembaca.

13
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Waktu dan Tepat Pengumpulan Data


Adapun waktu pelaksanaan mata kuiah Pengenalan Lapangan
Persekolahan (PLP) ini adalah dari 29 September s.d 29 November 2022.
Bertempatan di SMP Islam Al Falah Jambi yang beralamat di JL.HOS
Cokrominoto Simpang Kawat, Kel. Selamet, Kec. Danau Sipin, Kota Jambi,
Prov. Jambi.

3.2 Subjek Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini mengenai penerapan pendekatan kontekstual
untuk meningkatkan kemampuan menulis teks puisi siswa kelas VIII 3 yang
dihasilkan dari kegiatan pembelajaran teks puisi berdasarkn kurikulum 2013 yang
berlaku di SMP Islam Al Falah Jambi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu
Siswa kelas VIII 3 SMP Islam Al Falah Jambi yang berjumlah 29 orang siswa.

Tabel 1 Nama-nama siswa kelas VIII 3


No Nama
1 Achmad Syifa Ramadhan
2 Adinta Larasati
3 Afifatun Nisa Izzati
4 Alif Ramadhan
5 Alzena Naila Arda
6 Amira Azka Fadhilah
7 Chyntias Alya Putri Najiha Lubis
8 Dafina Azzila Putri
9 Daris Dafi Akram
10 Enggar Goesti
11 Fariz Aditya
12 Fazila Raisa Aulia

14
13 Geovani Okta Sanjaya
14 Izzati Nafidzah Hidayat
15 Lubna Ayudiasari
16 M. Athar Anindya Bassar
17 M. Fadhil Al-Rif‟at
18 M. Ryu Albrizzi Fernando
19 Muhammad Dzaki Ma‟arif
20 Muhammad Faiz
21 Munaf Siraaj
22 Nailah Talita Khansa
23 Rafif Ahnaf Tsaqif
24 Ratumas Nata Claudya
25 Saphir Imam Nurhaykal
26 Yanza Arjuna Andriyono
27 Zahra Talita Faiha Efendi
28 Zalika Narraya Yasmin
29 Claudia Dwi Anissa

3.2.1 Latar Belakang Berdiri SMP Islam Al Falah Jambi


Yayasan Islam Al-falah terbentuk pada tahun 1988. Pada tahun yang
sama berdiri TK dan SD Islam Al-falah yang berlokasi di samping Mesjid
Agung Al-Falah Jambi. Pada tahun 1993 Yayasan Jami‟ Al-Falah membuka
SMP Islam Al-Falah yang gedungnya berlokasi di jalan Sultan Thaha,
tepatnya di Masjid Agung Al-Falah Jambi. Sedangkan SMA Islam Al-Falah
dibuka tahun 1996.
Pada tahun 1999 didirikan bangunan baru bertingkat untuk SMP dan
SMA Islam Al-falah Jambi yang berlokasi di Jalan HOS Cokrominoto,
Simpang Kawat, Kelurahan Selamat (disamping gedung ASM/STIE Jambi).
Pengembangan tersebut bertujuan untuk ikut berperan aktif dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan pendidikan nasional yang bermuatan islam.

15
Alhamdulilah pada tahun 2003 telah dapat berdiri pula masjid yang
berukuran 20 m x 20 m untuk sholat Zuhur dan Ashar berjama‟ah yang
dilaksanakan oleh siswa/i SMP-SMA Islam Al-Falah Jambi bersama kepala
sekolah, guru, dan kariyawan/kariyawati.
Atas bantuan dan kerjasama dari PEMDA Tk 1 dan Dinas PU, jalan
masuk dari jalan raya utama sampai ke lapangan upacara dalam komplek
SMP-SMA Islam Al-Falah Jambi sepanjang 275 x 40 m telah selesai diaspal
pada tanggal 28 April 2003.
Hingga saat ini SMP-SMA Islam Al-Falah telah dipimpin oleh:
1. Periode 1993-1998 : Drs. Harmoni (SLTP)
2. Periode 1998-2002 : Drs. Pahrurrazi (SLTP)
3. Periode 1998-2002 : Drs. Ahmad Kusairi (SMA)
4. Periode 2002-2004 : Syahrial Rosa, S.Pd (SLTPSMA).
5. Periode 2004-2011 : Drs. Syafli Makmur, M.Si (SMP-
SMA)
6. Periode 2012-Juli 2021 : H. A. Syihabuddin, S.Pd, M.Pd.I
(SMP-SMA)
7. Periode Agustus 2021-sekarang : Tukirat, S.Pd (SMP)

3.2.2 Identitas Sekolah


Nama Sekolah : SMP Islam Al Falah Jambi
Status : Swasta
NPSN : 10504679
Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto Simp. Kawat
Jambi
Kode Pos : 36129
Desa/Kelurahan : Selamat
Kecamatan : Kec. Danau Sipin
Kabupaten : Kota Jambi
Provinsi : Jambi
KBM : Pagi

16
Tahun Berdiri : 1993
Nama Kepala Sekolah : Tukirat, S.Pd.
Nama Yayasan : Yayasan Jami‟ Al-Falah Jambi

3.2.3 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah


a. Visi
Visi SMP Islam Al-Falah Jambi adalah:
“Cerdas dan terampil berlandaskan iman dan taqwa”
b. Misi
Misi SMP Islam Al-Falah Jambi adalah:
1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang
dianut dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang
kompeten dan berakhlak mulia.
2. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan dan bernalar
sehat kepada para peserta didik, guru dan karyawan sehingga
bekemauan kuat untuk maju.
3. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Meningkatkan komitmen seluruh tenaga kependidikan
terhadap tugas pokok dan fungsinya.
5. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran dan administrasi sekolah.
c. Tujuan SMP Islam Al-Falah Jambi
Tujuan sekolah ini merupakan penjabaran dari visi dan misi
sekolah agar komunikatif dan bias diukur sebagai berikut:
1. Unggul dalam berbudi pekerti dan berakhlak mulia serta
bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah.
3. Unggul dalam prestasi.
4. Unggul dalam persaingan masuk ke jenjang SMA favorit.

17
5. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama dalam bidang sains dan matematika.
6. Unggul dalam berbagai lomba: olimpiade, olah raga, kesenian,
pramuka, PMR dan sebagainya.
7. Unggul dalam kebersihan dan penghijauan sekolah.

Struktur Organisasi SMP Islam Al-Falah Jambi

Kepala Sekolah

Tukirat, S.Pd

Wakil Kepala Bid. Kurikulum Wakil Kepala Bid. Kesiswaan Koord. Tata Usaha

Heriyanto, S.Pd Parsaulian Harahap, S.Pd.I Luccy Eka Dewi

Kelas Wali Kelas MAJELIS GURU KARYAWAN

VII.1 Catur Setiarni, S.Pd 1. Heriyanto, S.Pd 1. Upit Fitriani, Z, S.p


2. Drs. Pahrurrazi 2. Luccy Eka Dewi
VII.2 Destriana, S.Pd 3. Mashudi, S. Pd 3. Nia Kurniawaty,
VII.3 Rika Ramadhani, S.Pd 4. Drs. Alex Prima Putera S.Pd., M.Si
5. Drs. Sulaiman
VII.4 4. Sri Redjeki, S.Pd
Nadirah, S.Pd 6. Sutarno, M. Pd
5. Khodijah, S.IP
VIII.1 Rinaldi, S.Pd 7. Yumna, S.Pd
8. Novi Madayanti, S. Pd 6. Hamidah
VIII.2 Mashudi, S.Pd 9. Parsaulian Harahap, S. Pd.I 7. Lely Ana. T, AMd
10. Andi Fitra Saputra, S. Pd.I 8. Dwi wulandari
VIII.3 Sutarno, M.Pd
11. Hilda Andhina, S. Kom 9. Mayang Yuiani
VIII.4 Neliyani, S.Pd 12. Nadirah, S. Pd 10. Yandri
13. Titin Maryati, S. Pd 11. Sanusi
VIII.5 Palupi Febri 14. Eka Putri Angrayani, S. Pd.I 12. Royan
Kurniawan, S.Pd
15. Palupi Febri Kurniawan, S. Pd 13. Riski
IX.1 Hilda Andhina, S.Kom 16. Rinaldi, S. Pd
IX.2 Titin Maryati, S.Pd 17. Rika Ramadhani, S. Pd
18. Destriana, S. Pd
Andi Fitrah Saputra,
IX.3 19. Neliyani, S.Pd
S.Pd 20. Catur Setiarini, S.Pd
21. Rezki Hasan, S.Sn
IX.4 Dwi Wulandari, S.Pd 22. Fino Andreka, M.Sn
IX.5 Novi Madayanti, S.Pd 23. Ali Muksin, S.Pd

18
SMP-SMA Islam Al-Falah Kota Jambi dipegang oleh kepala sekolah sebagai
tugas administrator dan suvervisor yang dipimpinnya yang bertanggung jawab atas
kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah
secara informasi kepada masyarakat.
Kepala sekolah bertugas sebagai berikut :

1. Sebagai penanggung jawab pelaksanaan teknis bimbingan konseling.


2. Memimpin kelancaran pelaksanaan pendidikan serta mutu pendidikan di sekolah
3. Menyusun Planning : Menetapkan rencana jangka panjang dan rencana jangka
pendek, misalnya dalam program tahunan dan program semester. Menyusun
Organizing.
4. Kepala sekolah merupakan seorang pelaksana dari kegiatan, baik itu program
jangka panjang maupun jangka pendek. Contoh : apabila siswa mempunyai
prestasi baik, maka kepala sekolah memberikan beasiswa kepada siswa tersebut
untuk meringankan biaya orangtua yang ditanggungnya.
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh berbagai pihak, antara
lain :

1. Pihak Yayasan
Pihak yayasan bertugas menaungi serta melindungi kesejahteraan sekolah. Selain
itu pihak yayasan juga bertugas mengawasi segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh
kepala sekolah guna kelancaran proses belajar mengajar.
Tugas dan wewenang pihak yayasan sekolah :
a. Mendorong dan meningkatkan hubungan yang baik antara masyarakat, sekolah
dan pemerintahan.
b. Membantu kelancaran pendidikan.
c. Mengusahakan bantuan dari masyarakat berupa benda benda, uang maupun jasa.
2. Koordinator Tata Usaha
Tenaga administrasi pada SMP-SMA Islam Al-Falah Jambi mempunyai andil
besar dalam rangka lancarnya pendidikan di sekolah. Contohnya dalam rangka
penerimaan siswa baru. Kepala tata usaha sekolah bertanggung jawab kepada kepala

19
sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah meliputi
kegiatan sebagai berikut:
a. Menyusun program tata usaha
b. Mengelola keuangan sekolah
c. Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa
d. Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha sekolah
e. Menyusun perlengkapan administrasi sekolah
f. Menyusun dan mengajukan data statistik sekolah
g. Menyusun dan menyajikan data administrasi sekolah
h. Mengkoordinir dan melaksanakan 6K
i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kepengurusan ketatausahaan secara baik
dan berkala.
3. Wakil Kepala Sekolah
Di SMP-SMA Islam Al-Falah kota Jambi terdapat satu koordinator wakil kepala
sekolah yang bertugas mengkoordinir para wakil kepala sekolah dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya. Kemudian terdapat wakil kepala sekolah yang
menangani bidang yang berbeda
Waka kurikulum : Heriyanto, S.Pd
Waka kesiswaan : Parsaulian Harahap, S.Pd.I
a. Wakil kepala sekolah Urusan Kurikulum
Mempunyai tugas antara lain :
1) Menyusun program pengajaran
2) Menyusun tugas guru dan jadwal pelajaran
3) Menyusun jadwal pelaksanaan ulangan umum serta ujian akhir
4) Menetapkan kriteria persyaratan naik/ tidak naik/ kriteria kelulusan.
5) Mengatur jadwal penerimaan buku laporan hasil belajar dan STTB
6) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan suatu kegiatan
7) Membina kegiatan MGMP
8) Membina kegiatan sanggar PKG/ MGMP/ MEDIA
9) Melakasanakan penilaian guru teladan
10) Membina kegiatan lomba-lomba bidang akademis.

20
b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaaan
Mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :
1) Menyususn program pembinaan kesiswaan atau OSIS
2) pembimbingan, pengarahan dan pengendalaian kegiatan siswa atau OSIS
dalam rangka menegakkan tata tertib sekolah serta pemilihan pengurus OSIS
3) Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi
4) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan
incidental
5) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan dan kekeluargaan
6) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan penerima beasiswa
7) Mengatur mutasi siswa
8) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar
sekolah
9) Menyusun pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala
10) Menyusun program ekstrakurikuler

3.2.4 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Sma Islam Al Falah
Jambi
a. Keadaan Tenaga Pendidik
Keadaan guru dan pegawai yang ada di SMP - SMA Islam Al falah
Kota Jambi dapat digolongkan baik dan berkualitas. Hal ini dikarenakan
guru-guru yang mengajar dan pegawai cukup senior dan ditambah tingkat
pendidikan guru yang mengajar tersebut sarjana dan sarjana muda .
Guru mempunyai tanggung jawab atas kelancaran proses belajar
mengajar di sekolah. Ia bertanggungjawab atas peningkatan sumber daya
manusia. Dalam arti kata, ia bertanggungjawab atas moral, tingkah laku, serta
perkembangan emosi dan spiritual anak. Sehingga keberhasialn proses belajar
mengajar di sekolah bergantung pada, sejauh mana guru-guru melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya.

21
b. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan Prasarana adalah sesuatu yang terwujud sebelu adanya sarana. Jadi
sarana dan prasarana maksudnya disini adalah sesuatu yang digunakan sebagai alat
memperlancar kegiatan atau proses belajar mengajar atau alat-alat maupun fasilitas
yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Untuk
mendukung lancarnya proses belajar mengajar harus didukung oleh sarana dan
prasarana yang ada di SMP – SMA Islam Al - Falah Kota Jambi, yaitu sebagai
berikut :
c. Perpustakaan
Perpustakaan adalah suatu sarana bagi siswa untuk menambah ilmu dan
pengetahuannya dengan membaca buku-buku yang tersedia, baik buku pelajaran
maupun buku pengetahuan umum. Disini juga terdapat majalah-majalah menarik
hasil sumbangan dari siswa-siswi SMP-SMA Islam Al-Falah Kota Jambi.
Untuk kelancaran pengelolaan perpustakaan maka ada tata tertib perpustakaan
yaitu:
1. Siswa yang masuk ke perpustakaan dilarang membawa tas serta menggunakan
alas kaki
2. Siswa yang meminjam buku harus mendaftarkan jenis buku dan penerbitnya
terlebih dahulu sebelum buku tersebut dipinjam kepada petugas perpustakaan
3. Setelah membaca buku diharapkan untuk mengembalikannya ketempat
semula
d. Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu faktor pendukung pendidikan.
Laboratorium yang ada di SMP-SMA Islam Al-Falah Kota Jambi antara lain:
1. Laboratorium IPA
2. Laboratorium Komputer
e. BK
Yaitu tempat siswa mendapatkan bantuan dan bimbingan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Selain itu BP/BK membantu siswa untuk memilih jurusan
di kelas XI dan melanjutkan pendidikan.

22
f. Ruang OSIS
Ruang Osis merupakan sebuah ruangan yang diperuntukkan bagi para
pengurus Osis untuk menyusun rencana kegiatan. Ruang osis merupakan bentuk
dukungan sekolah dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler yang mengembangkan
ketrampilan berorganisasi bagi siswa diluar pelajaran sekolah.
g. Sarana Prasarana Olahraga
SMP - SMA Islam Al-Falah kota Jambi juga didukung dengan sarana olah raga
yang cukup memadaidan baik. Hal ini terbukti dengan tersedianya fasilitas olah
raga berupa lapangan volly, lapangan futsal , tenis meja dan lapangan bulu tangkis.
Lapangan ini dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran olah raga serta sebagai
tempat latihan untuk mengasah bakat siswa dalam bidang olah raga.

Tabel 2. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Islam Al – Falah Jambi


No Uraian Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Tata Usaha 1 Baik
3 Ruang Majelis Guru 1 Baik
4 Ruang UKS 1 Baik
5 Ruang Kelas 15 Baik
6 Ruang OSIS 1 Baik
7 WC Guru 1 Baik
8 WC Siswa 6 Baik
9 Lapangan Volly Ball 1 Baik
10 Kantin 2 Baik
11 Halaman Parkir 4 Baik
12 Masjid 1 Baik
13 Lapangan Basket 1 Baik
14 Lapangan Sepak Bola 1 Baik
16 Ruang Pertemuan 1 Baik
17 Ruang Kesenian 1 Baik

23
18 Ruang Waka 1 Baik
19 Pentas 1 Baik
20 Laboratorium Kimia 1 Baik
21 Laboratorium Komputer 1 Baik
22 Studio Musik 1 Baik
23 Perpustakaan 1 Baik
Laboratorium
24 1 Baik
biologi/fisika

3.3 Instrumen Pengumpulan Data


Pengumpulan data menggunakan sistem observasi, wawancara, dan
dokumentasi dengan menggunakan alat bantu sebagai instrumennya. Instrumen
yang dimaksud adalah kamera hp, buku dan pena, lembar kerja peserta didik
(LKPD), dan lembar tugas harian siswa. Kamera hp digunakan ketika penulis
melakukan observasi untuk merekam kejadian penting pada suatu peristiwa baik
dalam bentuk foto maupun video. Buku dan pena digunakan untuk mencatat hal-
hal penting ketika melakukan wawancara, observasi, dan sebagainya. LKPD
sebagai tambahan data untuk melihat sejauh mana kemampuan peserta didik
dalam menulis. Terakhir lembar tugas harian siswa sebagai data tambahan dalam
penelitian ini.
Dalam melakukan wawancara penulis menggunakan metode wawancara
langsung, tidak ada pertanyaan khusus yang disiapkan sebelumnya. Sepanjang
proses belajar mengajar, banyak hal yang penulis temukan. Diawal masuk kelas
terjadi penolakan dari peserta didik, yang tidak mau diajari oleh mahasiswa PLP.
Diwaktu proses belajar mengajar siswa tidak mau kondusif, bahkan tidak
merhargai guru yang mengajar di depan. Peserta didik rata-rata tidak paham
dengan materi pembelajaran yang sebelumnya bahkan sudah di ulang 3 kali
dengan materi yang sama.
Melihat situasi tersebut maka penulis berinisiatif untuk menerapkan
pendekatan kontekstual dengan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran
terfokus kepada siswa, agar siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap

24
pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan setiap pembelajaran tatap muka, dan
penulis melihat sejauh mana peningkatan kemampuan menulis siswa kelas VIII
3. Pengalaman paling berkesan penulis yaitu saat Pembelajaran menulis teks
puisi dengan membawa siswa untuk belajar di luar ruangan. Siswa menjadi
sangat bersemangat belajar, dan bisa leluasa mengeluarkan ide-ide dan
imajinasinya dalam mengerjakan tugas berupa membuat puisi.

3.4 Pemecahan Masalah


Penggunaan metode kontekstual dengan membawa siswa belajar di luar
kelas dalam pelajaran menulis puisi membuat siswa menjadi lebih semangat
dalam proses belajar. Karena dengan membawa belajar diluar, memudahkan
siswa untuk mendapatkan imajinasi, ide-ide, serta kata-kata baru. Pembelajaran
diluar kelas dalam pembuatan puisi sangatlah bagus, karena peserta didik bisa
secara langsung menemukan bahan dalam penulisan puisinya.

3.5 Hambatan yang Dihadapi dalam Pemecahan Masalah


Hambatan yang penulis hadapi dalam pemecahan masalah antara lain:
1. Siswa yang tidak kondusif saat pembelajaran berlangsung.
2. Karakter siswa yang berbeda-beda, dalam 29 orang siswa berarti ada 29
karakter yang harus penulis hadapi.
3. Kemalasan siswa saat belajar, kurangnya motivasi untuk memebaca, dan
kemampuan menulis yang rendah serta tulisan siswa yang tidak bisa dibaca.
4. Kurangnya rasa kepercayaan diri pada siswa, juga menjadi penghambat
dalam meningkatkan kemampuan siswa.
5. Kurangnya rasa inisiatif, rasa simpati dan empati terhadap siswa yang
lainnya. Siswa sibuk dengan diri sendiri dan mementingkan diri sendiri.
Kurang kerjasama anatar peserta didik.

25
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
4.1 Hasi yang Dicapai
Sebelum membahas hasil yang dicapai, penulis akan mengulas kembali
permasalahan yang sebelumnya telah penulis temui di observasi awal sebelum
kegiatan PLP dan proses belajar mengajar. Penulis menemukan permasalahan
yakni rendahnya keterampilan menulis siswa, baik untuk penggunaan kaidah
penulisan, kaidah bahasa, tanda baca dan kerapian tulisan siswa. Setiap kali tugas
yang dibuat siswa tidak bisa dibaca karena tidak ada tanda spasi, tanda koma,
titik, dan huruf kapital yang kadang di tengah kalimat, diakhir kalimat. Banyak
lingkaran merah yang ditandai menggunakan spidol dari guru yang mengajar
Bahasa Indonesia, selalu ada catatan dari guru untuk merapikan tulisan-tulisan
yang ditandai.
Penulis kemudian mencoba untuk menjelaskan kepada peserta didik
mengenai kaidah bahasa dan tanda baca. Penulis juga menerapkan sebuah metode
yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode tersebut adalah metode kontekstual.
Metode ini membantu siswa agar lebih mudah memahami materi pembelajaran
dan menumbuhkan minat siswa dalam menulis. Metode ini siswa dituntut untuk
menuliskan sebuah puisi dari apa yang dilihat, dalam hal ini guru mengajak siswa
untuk belajar diluar, dan siswa ditugaskan untuk membuat sebuah puisi dengan
bertemakan lingkungan sekolah. Selain itu dalam metode ini juga mengaruskan
siswa untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam menuangkan ide-ide dan
imajinasinya dalam menulis puisi.

26
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Selama mengikuti PLP di SMP Islam Al Falah Jambi, penulis banyak
memperoleh pengalaman bagaimana rasanya menjadi seorang guru.
Pengalaman tersebut diantaranya: Sikap guru terhadap profesinya, sikap guru
terhadap siswa, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi dan kemampuan
dalam pengelolaan pembelajaran.
2. Mahasiswa PLP perlu mengenal secara cermat lingkungan fisik,
administratif, akademik, dan sosial selama PLP agar memperoleh kemudahan
dalam menambah pengetahuan dan berbagai pengalaman.
3. Pentingnya kesiapan sebelum melakukan proses belajar mengajar baik
kesiapan mental, penguasaan materi, maupun pemilihan model dan metode
pembelajaran yang bervariasi dan sesuai sehingga dapat meningkatkan minat
dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4. Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan mata kuliah wajib
yang sangat penting bagi mahasiswa FKIP, karena melalui mata kuliah ini
mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan
mendapatkan pengalaman dalam menghadapi siswa yang bermacam-macam
sifat dan kelakuannya.

5.2 Saran
Berdasarkan laporan yang penulis buat, maka penulis memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Kepada pihak sekolah kiranya dapat memberikan bimbingan dan bantuan
kepada mahasiswa PLP dalam mencari pengalaman persekolahan.
2. Kepada dosen pembimbing dan guru pamong agar dapat memberikan lebih
banyak lagi pengalaman dalam melaksanakan kegiatan PLP.

27
DAFTAR PUSTAKA

Buku panduan (PLP) Pengenalan Lapangan Persekolahan Universitas Jambi 2021


Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Harun, Mohd. (2018). Pembelajaran Puisi untuk Mahasiswa. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press.
Suparno,Yunus. 2007.Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: UniversitasTerbuka.
Sulastri, M. (2015). Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis Puisi dan
Prosa Siswa SMP.
Tarigan, Hendri Guntur. 2008.Menulis Sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa.
Bandung: Angkasa.
Sofyan, S., Saudagar, F., & Setiyadi, B. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
dengan Metode Kontekstual. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 5(1).

28
LAMPIRAN

29
Lampiran 1
Daftar hadir

30
Lampiran 2
Daftar hadir mahasiswa pada guru pamong

Lampiran 3

31
Lampiran 4
Jadwal piket

Lampiran 5
Jadwal pelajaran bahasa indonesia

32
Lampiran 6
Dokumentasi Selama Kegiatan PLP

Ket: Foto berama selurum mahasiswa plp unja

Ket: Foto bersama siswa VIII 1 dan siswa VIII 3

33
Ket: foto pelantikan anggota osis baru SMP Islam Al Falah Jambi

Ket: foto bersama pamong

34
Ket: foto saat melaksanakan ujian

Ket: foto saat belajar di luar ruangan

Ket: foto bersama dosen pembimbing dan guru pamong

35
Ket: foto saat pelepasan mahasiswa plp Universitas Jambi

36
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Islam Al Falah Jambi


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : 120 Menit (Pertemuan 1)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi yang diperdengarkan dan dibaca.
 Merumuskan unsur-unsur pembentuk teks puisi
B. Media Pembelajaran, Alat dan Sumber Belajar
Media : Lembar kerja (siswa), Lembar penilaian, LCD Proyektor
Alat/Bahan : Spidol, papan tulis, Laptop & infocus
Sumber Belajar : Buku guru dan buku siswa kelas VIII Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, Media Massa cetak maupun online.
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan (15 menit)
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
2. Guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari
materi : Teks puisi
3. Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi
selanjutnya.
4. Guru menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang
akan ditempuh,
Kegiatan Inti (90 menit)
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
literasi menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi unsur
fisik dan unsur batin teks puisi.
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
thingking dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi unsur fisik dan unsur batin puisi.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai unsur lahir
dan batin puisi.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
unsur fisik dan batin puisi. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipaham
Kegiatan penutup (15 menit)
1. Guru melakukan penilaian.
2. Guru memberi tugas kepada peserta didik dan mengingatkan untuk mempelajari yang akan dibahas
pertemuan selanjutnya.
3. Guru memotivasi peserta didik agar tetap semangat belajar.
4. Menutup kegiatan belajar dengan berdoa.
D. Penilaian Hasil Penelitian
Penilaian sikap : Keaktifan dan kedisiplinab siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.

37
Penilaian Pengetahuan : Berupa tes tertulis pilihan ganda & tertulis uraian, tes lisan/
observasi
terhadap diskusi tanya jawab dan percakapan serta penugasan.
Penilaian Keterampilan : Berupa penilaian unjuk kerja, proyek, dan penilaian portofolio.

Mengetahui Jambi, 20 November 2022

Tukirat, S.Pd Diah Ayu Kusuma

38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Diah Ayu Kusuma ini lahir di


Sarolangun pada 1 Desember 2000 lalu. Bersetatus sebagai
mahasiswa sejak tahun 2019 dan terdaftar di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Jambi. Saat ini penulis merupakan mahasiswa semester 7.
PLP merupakan salah satu mata kuliah yang dikontrak untuk
menyelesaikan semester akhir. Selain itu saat ini penulis
juga sedang berkytat pada tugas akhir lainnya seperti skripsi.

Penulis berasal dari daerah Sarolangun lebih tepatnya di Desa Sungai


Merah, Kab. Sarolangun, Kec. Pelawan, Provinsi Jambi. Penulis merupakan
alumni SMP Negeri 4 Sarolangun 2016 dan SMA Negeri 2 Sarolangun 2019.
Bercita-cita sebagai guru, dan dosen. Kritik dan saran dapat disampaikan melalui
E-mail: diahayukusuma644@gmail.com, dan instagram: @diahayukusuma__.

39

Anda mungkin juga menyukai