Anda di halaman 1dari 86

TIM PENYUSUN

Pengarah
Gogot Suharwoto, Ph.D
Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan dan Kebudayaan

Penanggungjawab Program
Hasan Chabibie, ST, M.Si
Kepala Bidang Pengembang Teknologi Pembelajaran
Berbasis Multimedia dan Web

Penanggungjawab Teknis
Agus Triarso, S.Kom., M.Pd
Hendriawan Widiatmoko, M.TI

Penulis
Ai Sri Nurhayati
Kusnandar
Dwi Harianti

Design dan Tata Letak


Rusno Prihardoyo
________________________________________________________________
PUSTEKKOM KEMENDIKBUD
Jl. RE Martadinata, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
Tromol Pos 7/CPA Ciputat 15411, Telp: 7418808 Faxs: 7401727

2
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN.............................................................................. 5
A.Latar Belakang ........................................................................................ 5
B.Tujuan ......................................................................................................... 7
C.Sasaran ....................................................................................................... 7
II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... .. 9
A. Apa Model Pembelajaran Berbasis Proyek? ............................ 9
B. Mengapa Model Pembelajaran Berbasis Proyek? .............. 12
C. Kapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
diterapkan? ........................................................................................... 15
D. Bagaimana Karakteristik Materi Pembelajaran yang
Sesuai dalam Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Proyek? ...................................................................................................16
E. Apa saja Sarana dan Prasarana yang diperlukan? ............. 17
F. Bagaimana Tahapan Umum Alur Pembelajaran (Learning
Path) Model Pembelajaran Berbasis Proyek? ........................18
G. Pihak yang Terlibat Saat Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek .................................................................................. 21
H. Pengalaman Belajar dan Kompetensi dalam Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Proyek ...................................... 24
III. POLA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK ............................................................................................. 29
A. Tahap Persiapan ................................................................................ 29
B. Tahap Pelaksanaan (Implementasi Model) .......................... 30
C.Evaluasi dan Refleksi ........................................................................ 33

3
IV. RENCANA KERJA DAN KRITERIA KEBERHASILAN............ 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... .. 43
LAMPIRAN .............................................................................. .. .. 45

4
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model-model pembelajaran inovatif berkembang seiring
dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
atau sering disebut juga sebagai teknologi digital. Setiap
pendidik saat ini memiliki peluang yang lebih luas untuk
melahirkan model pembelajaran yang baru untuk mencoba
memenuhi kebutuhan belajar generasi digital native.
Pemanfaatan teknologi digital dalam pengembangan model-
model pembelajaran saat ini dianggap sebagai model
pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran terbaru
tersebut berbeda dengan model yang telah ada sebelumnya
dan tentunya mengikuti paradigma baru yang lebih
berorientasi kepada peserta didik.
Model pembelajaran era digital yang diwarnai dengan
pemanfaatan teknologi digital tersebut memiliki dasar teori
yang baru, yaitu teori belajar abad ke 21. Model pembelajaran
di era digital berkaitan dengan keterampilan belajar abad ke 21
yang ditandai dengan empat kompetensi utama, yaitu Critical
thinking, Communication, Colaboration, dan Creativity.
Dengan kecakapan abad 21 diharapkan peserta didik mampu
mensikapi ilmu dan pengetahuan dengan kritis, mampu
memanfaatkan untuk kemanusiaan, mengatasi permasalahan
yang dihadapinya dalam proses kegiatan belajar sebagai
wahana berlatih menghadapi permasalahan yang lebih besar
dalam kehidupannya. Sedangkan ketrampilan komunikasi dan
kolaborasi merujuk pada kemampuan mengidentifikasi,
mengakses, memanfaatkan dan memgoptimalkan perangkat
dan teknik komunikasi untuk menerima dan menyampaikan

5
informasi kepada pihak lain serta menjalin kerjasama dengan
pihak lain untuk meningkatkan sinergi. Salah satu unsur
penting yang ditambahkan dalam kompetensi abad 21 ini yaitu
taqwa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan Indonesia
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan ketakwaan akan membangun sikap yang sesuai
dengan norma-norma agama sehingga akan memberikan
dampak kemanfaatan bagi lingkungannya.
Pada tahun 2018 telah dilakukan analisis kebutuhan
pengembangan model pembelajan melalui diskusi terpumpun
yang dihadri oleh para fungsional PTP, perwakilan pendidik
jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Berdasarkan analisis tersebut
direkomendasikan untuk membuat rancangan model
pembelajaran kelas maya, discovery-inquiry, blended
menggunakan blog, dan model pembelajaran berbasis game.
Sebagai tindak lanjut dari pengembangan model pembelajaran
tersebut, maka pada tahun 2019 ini dilakukan kajian dan
diskusi yang mengundang para pendidik pada jenjang SMP dan
SMA dalam pengembangan model. Hasil diskusi tersebut
merekomendasikan bahwa salah satu model pembelajaran
yang perlu dikembangkan yaitu model pembelajaran berbasis
proyek (PjBL).
Salah satu kajian dalam pengembangan model pembelajaran
adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 telah memberikan
acuan dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai
dengan pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah). Pendekatan
ilmiah ini meliputi aktivitas menggali informasi melalui
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi,
mendiskusikan (mengolah data atau informasi, menganalisis,
menalar) dan mengkomunikasikan (menyajikan data atau

6
informasi). Adapun model pembelajaran yang dimaksud
meliputi : project based learning (PjBL), problem based learning
(PBL), dan discovery learning.
Oleh karena itu dalam upaya memenuhi tuntutan
pembelajaran sesuai kurikulum 2013 dan tuntutan
pembelajaran abad 21 serta kebutuhan inovasi pembelajaran
bagi peserta didik generasi digital native, Pustekkom
mengembangkan model pembelajaran inovatif yaitu model
pembelajaran Project Based Learning dengan memanfaatkan
teknologi digital sumber belajar Rumah Belajar. Pengembangan
model pembelajaran Project Based Learning ini dirancang
sebagai satu model layanan pembelajaran inovatif yang akan
memenuhi tuntutan pembelajaran abad 21 dan kurikulum
2013.

B. Tujuan
Penyusunan rancangan model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning/PjBL) yang memanfaatkan sumber
belajar pada Portal Rumah Belajar ini bertujuan untuk:
1. Memudahkan guru dalam merancang proses pembelajaran
yang dibangun dari permasalahan nyata (kontekstual)
sehingga memberikan tantangan bagi peserta didik untuk
dipecahkan dan memberikan pengalaman belajar
berdasarkan konsep yang dibangun serta dari produk yang
dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek.
2. Memberikan gambaran pola penerapan model pembelajaran
berbasis proyek (project based learning/PjBL) yang
memanfaatkan sumber belajar pada Portal Rumah Belajar.

C. Sasaran
Sasaran rancangan model pembelajaran berbasia proyek
(Project Based Learning/PjBL) yang memanfaatkan sumber
7
belajar pada Portal Rumah Belajar di Sekolah yaitu seluruh
pendidik dan peserta didik jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
dan SMK/MAK.

8
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Apa Model Pembelajaran Berbasis Proyek?


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning atau
PjBL) merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah
banyak dikembangkan sekitar abad 21 di negara-negara maju
seperti Amerika Serikat. Pada saat itu seiring dengan
perkembangan teknologi maka para peserta didik didorong
untuk menggunakan teknologi dengan cara yang bermakna
yaitu untuk membantu mereka menyelidiki, berkolaborasi,
menganalisis, mensintesis dan menyajikan pembelajaran
mereka.
Kecenderungan-kecenderungan tersebut mulai direspon oleh
dunia pendidikan di Indonesia yang semenjak tahun 2000
menerapkan empat pendekatan pendidikan, yakni pendidikan
berorientasi kecakapan hidup (life skills), kurikulum dan
pembelajaran berbasis kompetensi, pembelajaran berbasis
produksi, dan pendidikan berbasis luas (broad-based
education). Hal ini mengakomodasi dalam Kurikulum 2013
dimana Kurikulum 2013 telah memberikan acuan dalam
pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan
saintifik. Model pembelajaran yang dimaksud meliputi : project
based learning (PjBL), problem based learning (PBL), atau
discovery learning. Pemilihan model pembelajaran diserahkan
kepada guru dengan menyesuaikan dengan karakteristik
materi ajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta
didik. Pengalaman belajar peserta didik maupun konsep

9
dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses
pembelajaran berbasis proyek. (Afriana, Jaka, 2015)
Menurut Goodman dan Stivers (2010), Project Based Learning,
atau PjBL, adalah pendekatan pengajaran yang dibangun di atas
kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang telah memberikan
tantangan bagi peserta didik untuk dipecahkan. Kegiatan-
kegiatan ini umumnya mencerminkan jenis pembelajaran dan
pekerjaan yang dilakukan orang sesuai dengan yang terjadi di
kehidupan sehari-hari di luar kelas. PjBL umumnya dilakukan
oleh kelompok peserta didik yang bekerja bersama menuju
tujuan bersama.
Menurut Afriana (2015), pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi peserta didik. Pengalaman belajar peserta didik maupun
konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam
proses pembelajaran berbasis proyek.
Grant (2002) mendefinisikan project based learning
atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk
melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu
topik. Peserta didik secara konstruktif melakukan pendalaman
pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan
relevan.
Sedangkan Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan
bahwa model Project Based Learning adalah model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik
untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan
kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang

10
memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan
dan permasalahan yang sangat menantang dan menuntun
peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara
mandiri.
Nurfitriyanti (2016) dalam penelitiannya juga menyatakan
bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran
Project based learning terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah
matematika yang diajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning lebih baik daripada yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa PjBL
memiliki potensi;
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah konkret dalam kehidupan sehari-hari
2. Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk
mampu bekerjasama dalam tim dan menyelesaikan
pekerjaan secara bersama-sama
3. Memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk
mengerjakan tugas-tugas yang kompleks, menantang, dan
memerlukan kerjasama tim
4. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam investigasi
mendalam terhadap suatu permasalah konkret dan alternatif
solusinya
5. Melatih peserta didik dalam merancang, membuat
keputusan, serta menyelesaikan suatu pekerjaan secara
bersama-sama

11
6. Melatih peserta didik menghadapi suatu permasalahan real
yang menantang yang harus dipecahkan berdasarkan
kemampuan mereka
B. Mengapa Model Pembelajaran Berbasis Proyek?
Karakteristik model Project-based Learning diantaranya yaitu
peserta didik dihadapkan pada permasalahan konkret, mencari
solusi, dan mengerjakan projek dalam tim untuk mengatasi
masalah tersebut

Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten,


tetapi juga menumbuhkan keterampilan pada peserta didik
bagaimanan berperan di masyarakat. Keterampilan yang
ditumbukan dalam PjBl di antaranya keterampilan komunikasi
dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan
waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan
penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan
kepemimpinan, dan pemikiran kritis.
Penilian kinerja pada PjBL dapat dilakukan secara individual
dengan memperhitungkan kualitas produk yang dihasilkan,
kedalaman pemahaman konten yang ditunjukkan, dan
kontribusi yang diberikan pada proses realisasi proyek yang
sedang berlangsung. PjBL juga memungkinkan peserta didik
untuk merefleksikan ide dan pendapat mereka sendiri, dan
membuat keputusan yang mempengaruhi hasil proyek dan

12
proses pembelajaran secara umum, dan mempresentasikan
hasil akhir produk.
Berikut ini beberapa hasil penelitian tentang penerapan PjBL.
Rezeki, dkk (2015) menyatakan bahwa penerapan metode
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) disertai dengan
peta konsep dapat pada materi redoks kelas X-3 SMA Negeri
Kebakkramat tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik. Penerapan metode
pembelajaran project based learning (PjBL) disertai peta
konsep pada materi redoks kelas X-3 SMA Negeri Kebakkramat
tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik, dari hasil prestasi belajar kognitif pada
siklus I sebesar 41,67% meningkat menjadi 77,78% pada siklus
II. Prestasi belajar aspek afektif pada siklus I sebesar 58,33%
meningkat menjadi 80, 55% pada siklus II. Sedangkan
Nurfitriyanti (2016) dalam penelitiannya juga menyatakan
bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran
Project based learning terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah
matematika yang diajarkan menggunakan model pembelajaran
project based learning lebih baik daripada yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori.
Global SchoolNet (2000) dalam Nurohman melaporkan hasil
penelitian the AutoDesk Foundation tentang karakteristik
Project Based Learning. Hasil penelitian tersebut menyebutkan
bahwa Project Based Learning adalah pendekatan
pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka
kerja,
b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada
peserta didik,

13
c. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi
atas permasalahan atau tantangan yang diajukan,
d. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk
mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan
permasalahan,
e. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
f. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas
aktivitas yang sudah dijalankan,
g. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara
kualitatif,
h. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan
perubahan (Global SchoolNet, 2000)
Menurut Kurniasih dalam Nurfitriyani (2016) keunggulan
penerapan model project based learning yaitu: “(1)
meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu dihargai; (2) meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah; (3) membuat peserta didik
menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks; (4) meningkatkan kolaborasi: (5)
mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi; (6) meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber; (7)
memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan
untuk menyelesaikan tugas; (8) menyediakan pengalaman
belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang berkembang sesuai dunia nyata; (9) melibatkan para
peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata; (10) membuat
14
suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran”.
Setelah mengetahui berbagai potensi dan manfaat dari model
PjBL, tentunya pendidik dapat menyimpulkan mengapa PjBL
penting untuk diterapkan dalam kegiatan belajar peserta didik.
Di antara alasan pentingnya PjBL tersebut antara lain;
a. PjBL merupakan model inovatif yang sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013 serta tuntutan pengembangan kompetensi
abad 21.
b. PjBL melatih kemampuan peserta didik untuk peka (berpikir
kritis) terhadap permasalahan serta mencari solusi
mengatasi masalah tersebut.
c. PjBL memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (projek) kolaboratif.
d. PjBL memberikan kesempatan kepada setiap individu
peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam suatu projek
sesuai dengan bakat dan minat masing-masing individu.
e. PjBL mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar pada
semua mata pelajaran dan pada semua jenjang pendidikan.
Masih banyak keuntungan-keuntungan lainnya yang dapat
Anda sebutkan, sehingga memperkuat alasan pendidik untuk
menerapkan PjBL dalam kegiatan belajar di kelas.
C. Kapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
Diterapkan?
Model pembelajaran ini dapat digunakan ketika pendidik ingin
mengkondisikan pembelajaran aktif yang berpusat pada
peserta didik di mana peserta didik memiliki pengalaman
belajar yang lebih menarik dan menghasilkan sebuah karya
berdasarkan permasalahan nyata (kontekstual) yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini juga

15
dapat digunakan ketika pendidik ingin lebih menekankan pada
keterampilan sains yaitu pada kegiatan mengamati,
menggunakan alat dan bahan, menginterpretasikan,
merencanakan proyek, menerapkan konsep, mengajukan
pertanyaan dan berkomunikasi dengan baik. Selain itu
pendidik juga dapat menggunakan model PjBL ketika ingin
mengembangkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik
dalam merancang dan membuat sebuah proyek yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan secara
sistematis. Sehingga model PjBL ini dapat membudayakan
berpikir tingkat tinggi (high order thinking/HOT) dalam
mengimplementasikan pembelajaran saintifik (Mengamati,
Mengasosiasi, Mencoba, Mendiskusikan, dan
Mengkomunikasikan) serta pembelajaran abad 21 (4C: Critical
thinking, Collaboration, Creative, Communication)
Pembelajaran project based learning dapat dilaksanakan
apabila dipenuhi syarat-syarat berikut: a) pendidik harus
terampil mengidentifikasi kompetensi dasar yang lebih
menekankan pada aspek keterampilan atau pengetahuan pada
tingkat penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi; b) pendidik
mampu memilih materi atau topik-topik yang akan dijadikan
tema proyek sehingga menjadi menarik; c) pendidik harus
terampil menumbuhkan motivasi peserta didik dalam
mengerjakan proyek; d) adanya fasilitas dan sumber belajar
yang cukup; e) pendidik harus melihat kesesuaian waktu
proyek dengan kalender akademik sehingga kegiatan proyek
memungkinkan akan dilakukan.
D. Bagaimana Karakteristik Materi Pembelajaran Yang Sesuai
Dalam Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek?
Seperti yang sudah di uraikan bahwa model Project Based
Learning merupakan model pembelajaran yang lebih

16
menekankan pada keterampilan proses sains dan berkaitan
dengan kehidupan nyata atau sehari-hari sehingga
karakteristik materi yang sesuai dalam penerapan model
Project Based learning ini yaitu:

• Memiliki kompetensi dasar yang lebih menekankan pada


aspek keterampilan atau pengetahuan pada tingkat
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (memodifikasi,
mencoba, membuat, menggunakan, mengoperasikan,
memproduksi, merekonstruksi, mendemonstrasikan,
menciptakan, merancang, menguji, dll )
• Dapat menghasilkan sebuah produk
• Memiliki keterkaitan dengan permasalahan nyata atau
kehidupan sehari-hari.

E. Apa Saja sarana dan Prasarana yang Diperlukan?


Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning/PjBL) akan dapat diterapkan secara optimal dan
dapat disesuaikan dengan fasilitas dan sumber belajar yang
tersedia di sekolah. Tiap sekolah pasti memiliki tingkat
ketersediaan sarana dan prasarana yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, pendidik dapat mengidentifikasi terlebih dahulu
ketersediaan fasilitas dan sumber belajar yang tersedia di
setiap di kelas, sehingga pendidik dapat mengelompokkan
peserta didik secara heterogen agar memiliki kesempatan yang
sama untuk belajar sesuai kemampuannya sesuai dengan
ketersediaan fasilitas dan sumber belajar yang tersedia.
Adapun fasilitas yang diharapkan tersedia di sekolah untuk
mendukung pembelajaran berbasis proyek yang
memanfaatkan sumber belajar Portal Rumah Belajar
diantaranya laptop, LCD projector, internet (jika

17
memungkinkan), dan perpustakaan untuk mencari referensi
materi bagi peserta didik.
Namun apabila di sekolah belum tersedia koneksi internet,
pemanfaatan sumber belajar dapat dilakukan secara off line
dengan meng copy materi pada hard disk ataupun flash disk.
Bahkan kalaupun di sekolah belum tersedia perangkat TIK,
PjBL dapat dilakukan dengan mamanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar.
F. Bagaimana Tahapan Umum Alur Pembelajaran (Learning
Path) Model Pembelajaran Berbasis Proyek?
Menurut Educational Technology Division-Ministry of
Education Malaysia (2006) terdapat 6 langkah agar
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek ini berhasil yaitu
dengan mempersiapkan pertanyaan penting terkait suatu topik
maeri yang akan dipelajari, membuat rencana proyek,
membuat jadwal, memonitor pelaksaan pembelajaran berbasis
proyek (PBL), melakukan penilaian, dan valuasi pembelajaran
berbasis proyek (PBL).
Menurut Rais dalam Lestari (2015) langkah-langkah model
pembelajaran Project Based Learning adalah sebagai berikut:
1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang
(start with the big question). Pembelajaran dimulai dengan
sebuah pertanyaan driving question yang dapat memberi
penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu
aktivitas. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan
realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.
2) Merencanakan proyek (design a plan for the project).
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik
dengan peserta didik. Dengan demikian peserta didik

18
diharapakan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas
yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan
esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang
mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang
dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek.
3) Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule). Pendidik dan
peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek
harus jelas, dan peserta didik diberi arahan untuk mengelola
waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali
sesuatu yang baru, akan tetapi pendidik juga harus tetap
mengingatkan apabila aktivitas peserta didik melenceng dari
tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik
adalah proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam
pengerjaannya, sehingga pendidik meminta peserta didik
untuk menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar
jam sekolah. Ketika pembelajaran dilakukan saat jam
sekolah, peserta didik tinggal mempresentasikan hasil
proyeknya di kelas.
4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the
progress of the project). Pendidik bertanggungjawab untuk
melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata
lain, pendidik berperan sebagai mentor bagi aktivitas
peserta didik. Pendidik mengajarkan kepada peserta didik
bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap peserta
didik dapat memilih perannya masing masing dengan tidak
mengesampingkan kepentingan kelompok.
5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the
outcome). Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik

19
dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu pendidik
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok
mempresentasikan produknya di depan kelompok lain
secara bergantian.
6) Evaluasi (evaluate the experience). Pada akhir proses
pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek.
Berdasarkan penjelasan tersebut, secara umum diagram
tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning/PjBL) memiliki 6 sintaks yang
diperlihatkan pada gambar berikut!

20
Tahapan umum/langkah/sintaks model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning/PjBL) diatas bertujuan
mengarahkan peserta didik secara aktif menemukan
permasalahan yang ada dalam dunia nyata (kontekstual) untuk
kemudian mencari penyelesaian masalah yang dihadapi
melalui sebuah rancangan proyek yang akan dilaksanakan.
Peserta didik akan melakukan kolaborasi, dan kerjasama dalam
tim untuk menyusun rencana dan jadwal serta pelaksanaan
proyek berdasarkan konsep yang ada sehingga mendapat
pengalaman belajar melalui proyek yang dilakukan.

G. Pihak yang Terlibat Saat Penerapan Model Pembelajaran


Berbasis Proyek
Pihak yang berperan penting dalam penerapan model
pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL)
yaitu pendidik, peserta didik, dan lingkungan. Pendidik
memiliki peran sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
pelaksanaan proyek. Peserta didik memiliki peran yang lebih
dominan, karena siswa lebih banyak beraktivitas secara
berkelompok untuk merancang, menyusun jadwal proyek,
melaksanakan proyek, menguji hasil proyek, dan
mempresentasikan serta membuat laporan proyek. Lingkungan
dalam hal ini sebagai sumber belajar dan sarana belajar bagi
peserta didik. Aneka sumber belajar baik di sekitar sekolah,
rumah, maupun melalui dunia maya dapat digunakan dan
diakses siswa untuk mencari dan mengeksplorasi materi atau
konsep yang terkait dengan proyek yang sedang dilakukan.
Secara detail peran pendidik dan peserta didik diuraikan
sebagai berikut:

21
Peran Pendidik
1. Sebagai fasilitator, pendidik harus mampu memunculkan
pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik terkait
permasalahan nyata yang pernah dialami atau ditemui
dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
topik materi yang akan dipelajari. Pertanyaan-pertanyaan ini
dapat dimunculkan dengan memberikan sebuah kasus
permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari atau
menampilkan sebuah gambar atau menayangkan sebuah
video. Oleh karena itu pendidik harus menyiapkan
permasalahan nyata yang akan dimunculkan.
2. Pendidik mengidentifikasi topik pada konten yang ada di
sumber belajar Portal Rumah Belajar yang dapat menjadi
salah satu referensi dalam menggali permasalahan yang
berkaitan dengan proyek yang akan dilakukan. Pendidik juga
dapat melakukan identifikasi konten pada sumber belajar
lainnya. Kemudian meminta peserta didik untuk mengakses
sumber belajar yang telah disarankan oleh pendidik yang
dikemas dalam model pembelajaran berbasis proyek
(PjBL).
3. Pendidik mengidentifikasi ketersediaan sarana dan
prasarana TIK baik yang ada di sekolah atau yang dimiliki
siswa di rumah misalnya laptop, LCD, HP, jaringan internet,
dsb.
4. Pendidik mengidentifikasi konten-konten di sumber belajar
yang dapat diintegrasikan dalam sintaks model
pembelajaran berbasis proyek (PjBL) yang dituangkan
dalam RPP.
5. Pendidik ikut mengatur dalam pembentukan kelompok
siswa dimana masing-masing kelompok terdiri dari peserta
didik dengan level kognitif yang beragam (rendah, sedang,
tinggi).
22
6. Pendidik memfasilitasi proses pelaksanaan proyek mulai
dari penyusunan rancangan proyek, penyusunan jadwal
proyek, pembuatan proyek, monitoring proyek, menguji
hasil proyek dengan presentasi, dan memajang hasil proyek
siswa serta refleksi.
7. Pendidik memberikan refleksi sebagai evaluasi di akhir
pembelajaran untuk menguatkan pemahaman peserta didik
terhadap hasil proyek yang dilakukan. Pendidik memberikan
sarana untuk memajang hasil karya siswa dalam bentuk
pameran di sekolah atau di kelas sebagai bentuk apresiasi
terhadap karya peserta didik.
Peran Peserta Didik
1. Peserta didik berpartisi aktif untuk menggali masalah-
masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata dan yang
akan menjadi rancangan sebuah proyek
2. Peserta didik aktif mencari informasi dari berbagai sumber
yang tersedia di sekolah, di rumah atau di lingkungan sekitar
(buku, internet, wawancara, fenomena alam, dll) agar dapat
memperoleh informasi yang cukup dalam menyusun
rancangan proyek yang akan dilakukan.
3. Peserta didik baik secara berkelompok aktif berdiskusi dan
mengeluarkan ide-idenya dalam menyusun rancangan
proyek dan jadwal proyek yang akan dilakukan.
4. Peserta didik secara mandiri aktif dalam melaksankan
tugasnya sesuai dengan pembagian tugas dari kelompoknya.
5. Peserta didik aktif secara berkelompok aktif dalam
pelaksanaan proyek.
6. Peserta didik dalam kelompok aktif pada saat menguji hasil
proyek dan mempresentasikan hasil proyeknya.

23
7. Peserta didik melakukan refleksi sebagai bagian dari
penguatan konsep yang berkaitan dengan hasil proyek yang
telah dilaksanakan.
8. Peserta didik memajang hasil proyeknya sebagai karya
dalam kelompok.
H. Pengalaman Belajar dan Kompetensi Dalam Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Diskripsi pengalaman belajar dan kompetensi yang diperoleh
peserta didik dapat diperoleh dengan menghubungkan
alur/tahapan pembelajaran (learning path) dari model
pembelajaran Project Based Learning dan dihubungkan
Kompetensi Abad 21, yaitu 4C: creative (berpikir kreatif),
collaborative (bekerjasama), communication (berkomunikasi),
critical (berpikir kritis), dan 1Q yaitu Taqwa dengan
pendekatan Saintifik sesuai Kurikulum 2013 (K13) terintegrasi
TIK, yaitu 5M: Mengamati, Mengasosiasi, Mencoba,
Mendiskusikan, dan Mengkomunikasikan.
Pengalaman belajar peserta didik selama pelaksanaan model
pembelajaran project based learning antara lain peserta didik
diajak untuk peduli terhadap masalah-masalah di lingkungan
sekitar dalam kehidupan mereka sehari hari, berlatih untuk
peka pada lingkungan, belajar mencari pertanyaan esensial,
peserta didik berlatih berpikir logis, kritis, dan detil, berfikir
tentang detil pekerjaan yang harus dilakukan, berfikir asosiatif
yakni menghubungkan satu aspek pekerjaan dengan pekerjaan
lainnya, berpikir tentang urutan waktu, belajar membagi tugas
sesuai minat dan kemampuan, inisiatif peserta didik untuk
mengarahkan sendiri dalam belajar, berusaha mencari sumber
informasi dan pengetahuan, peserta didik mencoba cara kerja
sesuai pemahaman mereka, saling berdiskusi dan bekerjasama,

24
dan belajar dari kesalahan untuk kemudian memperbaikinya
sendiri.
Tahapan Pengalaman Kompetensi Pendekatan
dalam Belajar Abad 21 saintifik K13
PBL (4C+1Q)
Langkah 1 . • Menggugah • Critical • Mengamati
Pengenalan ketertarikan thinking fenomena
masalah peserta didik (mendorong sekitar (dunia
(Penentuan terhadap berfikir kritis nyata) yang
Pertanyaan topik yang mencari dihubungkan
Mendasar) akan jawaban dari dengan topik
dipelajari pertanyaan yang dibahas
(apersepsi) yang diberikan • Mengasosiasi
• Mendorong • EQ (mengubungk
peserta didik • IQ an keterkaitan
untuk • SQ fenomena
berfikir kritis alam dengan
• Membangun topik yang
kemampuan dibahas)
peserta didik
dalam
menghubung
kan kejadian
yang tejadi di
sekitarnya
dengan topik
yang dibahas
Langkah 2 • Mengorganis • Critical • Mendiskusik
Penyusunan asikan thinking an rancangan
Rancangan peserta didik (mengembang project
Project dalam kan • Mencoba
kelompok kemampuan • Mengomuni
kerja berfikir kasikan
• Membangun (menggali dengan teman
kerjasama pengetahuan dan
sesama sendiri) untuk pendidiknya
peserta didik menyusun
• Membangun rancangan
komunikasi project)
antar peserta • Creative

25
didik (mengembang
Melibatkan kan kreatifitas
peserta didik dalam
dalam proses membuat
perencanaan rancangan)
• Menentukan • Collaboration
dan (bekerjasama
menemukan dengan
rancangan kelompoknya
project dalam
sendiri membuat
rancangan)
• Communicati
on
(mengomunika
sikan
rancangan
dengan teman
dan
pendidiknya)

Langkah 3 • Mengembang • Critical • Mengasosiasi


Penyusunan kan thinking • Mendiskusi
Rencana kemampuan • Creative kan
Kerja penyelidikan • Collaboration • Mengomunika
otentik • Communicati sikan
• Mengidentifi on
kasi masalah
nyata
• Mencari
sumber
informasi

Langkah 4 • Memiliki • Critical • Mengamati


Pelaksanaan pengalaman thinking • Mengasosiasi
dan untuk • Creative • Mencoba
Monitoring melakukan • Collaboration • Mendiskusi
Project penyelidikan • Communicati kan
(mencoba) on • Mengomunika
• Menumbuh sikan
kan
kemampuan

26
menganalisis
(menemukan
sendiri
hubungan
antara
kondisi nyata
dengan
permasalah
an yang
dihadapi)
• Membangun
sikap berbagi
dan
kekerjasama
• Mengembang
kan
kemampuan
berkomunika
si
• Memumbuh
kan
kemampuan
membuat
keputusan
• Memanfaatk
an media dan
sumber (TIK)
Langkah 5 • Menyusun • Creative • Mendiskusik
Pengujian bahan • Communicatio an
Hasil presentasi n • Mengkomuni
(Presentasi) • Menyampai • Collaboration kasikan
kan hasil
project (pre-
sentasi meng-
gunakan
media/TIK)
• Menjawab
pertanyaan
saat diskusi
• Mengembang
kan kemam-
puan menam-
27
pilkan hasil
karya (meng-
gunakan
media/ TIK)
• Mengemas
produk
• Mendokumen
tasikan taha-
pan projek
(memanfaatk
an TIK)
• Menampilkan
produk
(mengguna-
kan
media/TIK)

Langkah 6 • Mengembang • Critical • Mengasosiasi


Evaluasi kan thinking
dan Refleksi kemampuan • EQ
menganalisis • IQ
hasil project • SQ
• Kemampuan
mengambil
keputusan

28
III. POLA PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Pola penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project


Based Learing) dengan memanfaatkan Rumah Belajar dapat
digambarkan dengan skema langkah-langkah berikut ini:

Penerapan model pembalajaran berbasis proyek (Project Based


Learning/PjBL) dapat diuraikan dalam tiga tahapan penerapan
berikut:
A. Tahap Persiapan
Dalam penerapan model pembalajaran berbasis proyek
(Project Based Learning/PjBL) yang memanfaatkan sumber
belajar yang salah satunya Rumah Belajar), seorang pendidik
perlu melakukan persiapan sebelum pelaksanaan

29
pembelajaran di kelas. Adapun beberapa persiapan yang harus
dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:
1. Pendidik menganalisis materi yang akan diajarkan dan
menentukan indikator pencapaian kompetensi yang sesuai
dengan permasalahan nyata yang akan diangkat menjadi
sebuah proyek peserta didik.
2. Pendidik memperkenalkan sumber-sumber belajar yang
dapat diakses oleh peserta didik. Salah satunya
memperkenalkan portal Rumah Belajar mulai dari cara
mengaksesnya, cara mendaftar, cara mencari konten dan
cara mengunduh di fitur Sumber Belajar.
3. Pendidik mengidentifikasi topik yang terdapat pada sumber
belajar yang akan digunakan, salah satunya mengidentifikasi
topik pada fitur Sumber Belajar di Rumah Belajar. Konten
dari sumber belajar tersebut dipastikan sesuai atau
berhubungan dengan permasalahan nyata yang akan
mendasari proyek.
4. Pendidik mengidentifikasi ketersediaan dan kebutuhan
perangkat TIK, media, alat dan bahan proyek yang bisa
dimanfaatkan untuk pelaksaan pembelajaran dan
pelaksanaan proyek peserta didik.
5. Pendidik mengintegrasikan langkah-langkah (sintaks) yang
terdapat pada model pembelajaran berbasis proyek dalam
RPP
6. Pendidik membuat lembar kerja proyek sebagai panduan
bagi peserta didik dalam mengerjakan proyek nantinya.

B. Tahap Pelaksanaan (Implementasi Model)


Tahap pelaksanaan (implementasi model) ini merupakan tahap
yang dilakukan saat tatap muka di kelas dan saat pengerjaan
proyek berlangsung. Tahapan implementasi model ini merujuk

30
pada RPP yang telah disusun oleh pendidik. Berikut ini tahapan
umum dalam implementasi model pembelajaran bebasis
proyek (PjBL).

Aktivitas belajar peserta didik meliputi:


1. Peserta didik merespon dan menggali pertanyaan-
pertanyaan penting yang disampaikan oleh peserta didik.
Pertanyaan-pertanyaan yang diperoleh diharapkan dapat
mengarah kepada permasalahan nyata yang akan menjadi
bahan informasi bagi proyek yang akan dilakukan. (Sintaks
1: Pengenalan masalah)
2. Peserta didik membagi tugas dalam kelompoknya (ada yang
menjadi ketua, sekretaris, dan pembagian tugas yang
diperlukan). Setelah pembagian tugas dan peran masing-
masing anggota kelompok maka peserta didik merancang
perencanaan proyek (sintaks 2: merancang perencanaan
proyek) yang akan dilakukan. Peserta didik dapat mencari
referensi yang tersedia misalnya buku dan internet yang
tersedia di perpustakaan, atau jika peserta didik
diperbolehkan membawa smartphone ke kelas maka dapat

31
mencari sumber-sumber referensi di internet berdasarkan
sumber-sumber yang telah diberikan guru salah satunya
melalui portal Rumah Belajar. Peserta didik juga dapat
melakukan pengamatan objek di sekitar sekolah atau
melakukan wawancara kepada pendidik lainnya yang ada di
lingkungan sekolah.
3. Peserta didik juga dalam kelompok menyusun jadwal
pelaksanaan proyek (sintaks 3: menyusun jadwal proyek)
sebagai acuan dalam langkah-langkah pelaksanaan proyek
juga sebagai panduan bagi pendidik dalam melakukan
monitoring pelaksanaan proyek. Jadwal proyek ini
ditetapkan sesuai dengan arahan pendidik terkait
ketersediaan waktu yang diberikan (misalnya antara 1
minggu sd 3 minggu)
4. Peserta didik melaksanakan proyek sesuai dengan jadwal
yang disusun. Selama pelaksanaan proyek, kegiatan dapat
dilakukan di luar kelas yaitu di sekitar lingkungan sekolah,
di rumah atau di tempat-tempat yang diperlukan untuk
melaksanakan proyek tersebut. Selama pelaksanaan proyek
tidak lepas dari pantauan dan monitoring pendidik, hal ini
dilakukan agar pendidik dapat mengetahui aktivitas yang
dilakukan selama pelaksanaan proyek. (Sintaks 4:
pelaksanaan dan monitoring proyek). Selama pelaksanaan
proyek, peserta didik dapat menggunakan berbagai sumber
belajar (Rumah Belajar) dan perangkat TIK serta alat bahan
yang diperlukan untuk melaksanakan proyek tersebut.
Selama pelaksanaan proyek peserta didik dipandu dengan
LK (lembar kerja) yang telah diberikan pendidik.
5. Peserta didik secara berkelompok menguji hasil proyek
(Sintaks 5: Menguji hasil proyek/presentasi hasil proyek)di
kelas melalui presentasi terhadap seluruh tahapan
pelaksanan proyek sampai pada hasil akhirnya. Presentasi

32
dapat menggunakan media yang diperlukan misalnya bahan
presentasi, video, gambar, poster, dan model alat peraga
(karya) yang dihasilkan dari sebuah proyek tersebut.
6. Peserta didik bersama pendidik melakukan refleksi dan
evaluasi (Sintaks 6: Evaluasi dan refleksi) terhadap hasil
proyeknya. Pada refleksi ini peserta didik mendapat
penguatan konsep dari pelaksanaan proyek.
Aktivitas belajar pada model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning/PjBL) ini dominan dilakukan oleh
peserta didik terutama pada sintaks 1 s.d sintaks 5). Pendidik
lebih berperan sebagai fasilitator dan pendamping selama
proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan tujuan dari model
pembelajaran berbasis proyek dimana peserta didik memiliki
pengalaman belajar yang meliputi peduli terhadap masalah-
masalah di lingkungan sekitar dalam kehidupan mereka sehari
hari, berlatih untuk peka pada lingkungan, belajar mencari
pertanyaan esensial, peserta didik berlatih berpikir logis, kritis,
dan detil, berfikir tentang detil pekerjaan yang harus dilakukan,
berfikir asosiatif yakni menghubungkan satu aspek pekerjaan
dengan pekerjaan lainnya, berpikir tentang urutan waktu,
belajar membagi tugas sesuai minat dan kemampuan, inisiatif
peserta didik untuk mengarahkan sendiri dalam belajar,
berusaha mencari sumber informasi dan pengetahuan, peserta
didik mencoba cara kerja sesuai pemahaman mereka, saling
berdiskusi dan bekerjasama, dan belajar dari kesalahan untuk
kemudian memperbaikinya sendiri.
C. Evaluasi dan Refleksi
Setelah menguji hasil proyek setiap kelompok dengan
mempresentasikan hasil proyeknya maka pendidik melakukan
evaluasi untuk mengukur pemahaman (indikator kompetensi)
yang telah diperoleh peserta didik. Evaluasi yang dilakukan

33
tidak hanya untuk melihat hasil belajar atau nilai peserta didik,
tapi melihat aktivitas peserta didik baik secara individu
maupun kelompok selama mengerjakan proyek, dan hasil
proyek (produk). Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa,
pendidik dapat menggunakan fitur Bank Soal yang ada di
Rumah Belajar atau aplikasi ujian/kuis lainnya.
Setelah melakukan evaluasi, pendidik melakukan refleksi untuk
menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep dan
menemukan pelajaran-pelajaran berharga selama pelaksanaan
proyek. Refleksi ini dapat berupa revieu terhadap masing
masing proyek setiap kelompok, rangkuman atau kesimpulan
yang diperoleh. Jika ada pemahaman konsep yang kurang tepat
atau ada konsep baru yang ditemukan selama pelaksanaan
proyek maka pendidik dapat meluruskan atau memberikan
penjelasan konsep tersebut.

34
IV. RENCANA KERJA DAN
KRITERIA KEBERHASILAN

A. Rencana Kerja
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat
diimplementasikan secara optimal dalam pembelajaran di
kelas jika sudah ada rencana kerja. Penyusunan rencana kerja
melibatkan peserta didik, guru, wakasek, dan kepala sekolah
sesuai tugas dan fungsinya.
Nama Guru :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :

Uraian Tanggung Waktu Sumber Sarana Renca


Kerja Jawab Belajar TIK na
Apa yang Siapa yang a. Yang a. Yang
akan Anda akan Kapan? dimiliki dimiliki
lakukan? melaku
kan? b. yang b. yang
dibutuh dibutuh
kan kan

35
Langkah 1: A. Lab (untuk
Kelompok Kompu meme
Kelom Sebe a. Buku
guru mata ter, Lap nuhi
pok guru lum siswa,
pelajaran top seko kebutu
mata awal Konten
melakukan lah, perpus han
pelajaran tahun dari
identifikasi takaan, sumber
pelaja Sumber
KD dan (tuliskan belajar
ran Belajar,
indikator semua dan
dimulai ....(tulis
pencapaian sarana sarana
kan
kompetensi (saat yang belajar
semua
berdasarkan Raker) sudah yang
topik
silabus. tersedia) diperlu
materi
kan
yang B. Wifi dan
tetapi
telah LCD di
belum
tersedia masing-
tersedi
di masing
aapa
sumber kelas
saja
belajar)
(tuliskan rencan
b. Video semua a yang
(tuliskan sarana akan
semua yang dilaku
topik dibutuh kan?)
materi kan dan
yang belum
dibutuh tersedia)
kan)

Langkah 2:
Kelompok Kelompo Sebelum ………… …………… ……
guru mata k guru awal ……. … ……..
pelajaran
mata tahun
menyiapkan
LKPD pelajaran pelaja
(Lembar ran
Kerja dimulai

36
Peserta (saat
Didik) dan Raker)
panduan
proyek

Langkah 3 : Kelom Sebelum


pok guru awal
Kelompok ………… …………… ……
guru mata mata tahun
……. … ……..
pelajaran pelajaran pelaja
melakukan ran
identifikasi dimulai
kebutuhan
bahan (saat
belajar/ Raker)
media
pembelajara
n yang
dibutuhkan

Langkah 4. Kelom Sebelum


pok awal
Kelompok tahun ………… …………… ……
guru
Kerja Guru pelaja ……. … ……..
melakukan mata
ran
identifikasi pelaja dimulai
sarana dan ran
prasarana (saat
yang Raker)
dibutuhkan

37
Langkah 5.

Kelompok Kelom Sebelum ………… …………… ……


Kerja Guru pok guru awal ……. … ……..
mengidenti mata tahun
fikasi pelajaran pelajar
aktivitas an
belajar yang dimulai
harus
(saat
dikerjakan
Raker)
peserta
didik dalam
model
pembelajar
an PjBL

Nama Wakil Kepala Sekolah:


Sekolah :
Uraian Kerja Tanggung Jawab Waktu
Apa yang akan Siapa yang akan Kapan?
Anda lakukan? melakukan?
Wakil Kepala Sekolah Wakil Kepala Di awal tahun ajaran
bidang sarana dan Sekolah bidang baru
prasarana menyiapkan Sarana Prasarana
sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh
guru dan peserta didik

Wakil Kepala Sekolah Wakil Kepala Setelah raker sekolah


bidang Kurikulum Sekolah bidang
melakukan verifikasi Kurikulum
hasil identifikasi KD
dan indikator

38
pencapaian kompetensi
berdasarkan silabus
yang dilakukan oleh
kelompok kerja guru

Wakil Kepala Sekolah Wakil Kepala Setelah raker sekolah


bidang Kurikulum Sekolah bidang
melakukan verifikasi Kurikulum
hasil identifikasi
kebutuhan bahan
belajar/media
pembelajaran yang
dilakukan oleh
kelompok kerja guru

Nama Kepala Sekolah:


Sekolah:
Uraian Kerja Tanggung Jawab Waktu
Apa yang akan Anda Siapa yang akan Kapan?
lakukan? melakukan?
Kepala Sekolah Kepala Sekolah Di awal tahun
menyetujui usulan ajaran baru
pengadaan sarana dan
prasarana untuk
penerapan PjBL

Kepala Sekolah Kepala Sekolah Di awal tahun ajaran


menyetujui kegiatan di baru
luar sekolah dalam
rangka observasi
(pencarian data)
peserta didik dalam
penerapan PjBL

39
B. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam implementasi model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) digunakan
untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran.
Adapun kriteria keberhasilan implementasi model
pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL)
yang memanfaatkan Rumah Belajar yaitu:
1. Tingkat dominasi aktivitas belajar oleh peserta didik
(keaktifan peserta didik dalam setiap sintaks)
Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning/PjBL) yang memanfaatkan Rumah Belajar
mengarahkan siswa untuk lebih berperan aktif dalam
pembelajaran. Peserta didik diarahkan untuk menggali
permasalahan yang terkait dunia nyata, berkolaborasi,
bekerjasama menyusun rencana proyek, membuat jadwal
proyek sampaik dalam melaksanakan dan
mempresentasikan hasil proyek. Oleh karena itu dalam
penerapan model ini prosentasi peran aktivitas belajar
peserta didik di kelas maupun di luar kelas harus lebih besar
dan lebih dominan daripada peran pendidik. Sehingga
perbandingan aktivitas peserta didik dan pendidik selama
penerapan model pembelajaran berbasis proyek ini yaitu
80%:20%.

2. Optimalisasi peran guru sebagai fasilitator


Pada pembelajaran berbasis proyek ini pendidik lebih
banyak berperan sebagai fasilitator. Hal ini dapat dilihat
pada setiap sintaks dimana pendidik hanya memfasilitasi
aktivitas peserta didik dalam merancang perencanaan
proyek, menyusun jadwal, melaksanakan proyek, dan
menguji hasil proyek/mempresentasikannya. Pendidik
hanya memberikan bimbingan dan arahan agar pelaksanaan
40
proyek berjalan dengan baik dan sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu
peran pendidik sebagai fasilitator sekitar 80%.

3. Pemanfaatan aneka media dan sumber


Keberhasilan proyek siswa akan didukung oleh ketersediaan
informasi dari berbagai sumber belajar. Pada penerapan
model pembelajaran berbasis proyek ini peserta didik dapat
dengan bebas menggunakan berbagai media dan sumber
belajar mulai dari sintaks 2: merancang perencanaan proyek,
sintaks 3: menyusun jadwal proyek, sintaks 4: pelaksanaan
proyek dan sintaks 5: menguji hasil proyek (presentasi).
Sehingga semakin banyak media dan aneka sumber belajar
yang digunakan peserta didik dalam membuat proyeknya
menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam penerapan
model ini. Peserta didik minimal menggunakan 3 macam
media dan atau sumber belajar.

4. Pengalaman belajar peserta didik dalam setiap sintak


model model pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning/PjBL)
Penekanan model pembelajaran berbasis proyek ini, peserta
didik akan memiliki pengalaman belajar yang meliputi
peduli terhadap masalah-masalah di lingkungan sekitar
dalam kehidupan mereka sehari hari, berlatih untuk peka
pada lingkungan, belajar mencari pertanyaan esensial,
peserta didik berlatih berpikir logis, kritis, dan detil, berfikir
tentang detil pekerjaan yang harus dilakukan, berfikir
asosiatif yakni menghubungkan satu aspek pekerjaan
dengan pekerjaan lainnya, berpikir tentang urutan waktu,
belajar membagi tugas sesuai minat dan kemampuan,
inisiatif peserta didik untuk mengarahkan sendiri dalam

41
belajar, berusaha mencari sumber informasi dan
pengetahuan, peserta didik mencoba cara kerja sesuai
pemahaman mereka, saling berdiskusi dan bekerjasama, dan
belajar dari kesalahan untuk kemudian memperbaikinya
sendiri. Untuk mengukur ini, pendidik dapat menggunakan
evaluasi proses terutama untuk mengukur kompetensi sikap
dan ketrampilan siswa selama mengikuti semua aktivitas
belajarnya. Nilai evaluasi proses siswa minimal 70 dengan
penilaian acuan normal (sesuai standar masing-masing).

5. Ketuntasan belajar siswa dalam memahami konsep


melalui proyek yang dilakukan.
Inti dari model pembelajaran berbasis proyek ini yaitu
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
peserta didik. Pengalaman belajar maupun konsep peserta
didik dibangun berdasarkan produk (karya) yang dihasilkan
dalam proses pembelajaran berbasis proyek. Oleh karena itu
tingkat pemahaman konsep peserta didik menjadi salah satu
indikator keberhasilan. Ketuntasan belajar dalam model
pembelajaran berbasis proyek dapat diukur dengan evaluasi
yang dibuat oleh pendidik. Nilai ketuntasan minimal 80
dengan penilaian acuan normal (sesuai standar masing-
masing)

42
DAFTAR PUSTAKA
Afriana, Jaka. 2015. Project Based Learning (PjBL). Makalah
Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPA Terpadu. Program
Studi Pendidikan IPA. Sekolah Pascasarjana. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung. From https://www.
academia.edu/
36493664/PROJECT_BASED_LEARNING_PjBL_Makalah
diakses 22 Januari 2019
Division of Teaching and Learning Office of Curriculum,
Standards, and academic Engagement. 2009. Project-Based
Learning: Inspiring Middle School Students to Engage in Deep
and Active Learning. New York. http://blog.ncue.edu.tw
/sys/lib/read_attach.php?id=11950 diakses 19 Januari 2019
Educational Technology Division Ministry of Education,
Malaysia. Project-Based Learning Handbook, "Educating the
Millennial Learner". http://fliphtml5.com/ygry/apzb/basic,
diakses 19 Januari 2019.
Goodman, Brandon dan Stivers, J. 2010. Project-Based Learning.
Educational Psychology. From
http://www.fsmilitary.org/pdf/Project_Based_Learning.pdf
diakses 19 Januari 2019.
Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning :
Theory, Cases and Recomandation. North Carolina : Meredian
A Middle School Computer Technologies. Journal Vol. 5.
Lestari, Tutik. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi
Dasar menyajikan Contoh-Contoh Ilustrasi Dengan Model
Pembelajaran Project Based Learning dan Metode
Pembelajaran Demonstrasi Bagi Peserta didik Kelas XI
Multimedia SMK Muhammadiyah Wonosari. Skripsi. Program

43
Studi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Lestari, Desi Fitri. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Project
Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Peserta didik Kelas Iv Pada Mata Pelajaran IPA Di SDN
Jarakan. S1 thesis, PGSD. https://eprints.uny.ac.id/52108/
diakses 19 Januari 2019.
Nurfitriyanti, Maya. 2016. Model Pembelajaran Project Based
Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika. Jurnal Formatif 6(2): 149-160. From
https://media.neliti.com/media/publications/234872-
model-pembelajaran-project-based-learnin-e19d71b3.pdf
diakses 19 Januari 2019.
Nurohman, Sabar. Pendekatan Project Based Learning Sebagai
upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Mahapeserta didik
Calon Guru Fisika. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
132309687/project-based-learning.pdf diakses 19 Januari
2019
Rezeki, Rina Dewi,. Dkk, 2015. Penerapan Metode Pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) disertai Dengan Peta Konsep
Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Peserta
didik Pada Materi Redoks Kelas X-3 SMA Negeri Kebakkramat
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
Vol. 4 No 1. Hal 74-81. from
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/5
129 diakses 19 Januari 2019.
Titu, Maria Anita. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta didik Pada Materi Konsep Masalah Ekonomi.
Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015: 176-186.

44
Universitas Negeri Surabaya. From https:// eprints.uny.ac.id
/21708/1/18%20Maria%20Anita%20Titu.pdf diakses 29
Januari 2018.

45
LAMPIRAN
Contoh RPP dengan model pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning/PjBL) jenjang SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan : SMAN Cimanggung
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Sifat Kemagnetan
Pertemuan ke : 2 dan 3
Alokasi waktu : 4 X 45 menit ( 2 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
1) Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
2) Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

46
Kompetensi Dasar
KD Menganalisis medan magnetik, induksi magnetik, dan
3.3 gaya magnetik pada berbagai produk teknologi
KD Melakukan percobaan tentang induksi magnetik dan
4.3 gaya magnetik di sekitar kawat berarus listrik berikut
presentasi hasilnya

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1 Menjelaskan konsep medan magnet dan induksi
magnetik
3.3.2 Menghitung besarnya induksi magnetik disekitar
kawat lurus, kawat melingkar, solenoida dan toroida
3.3.3 Menentukan besar dan arah gaya magnetik
3.3.4 Menguraikan aplikasi gaya magnetik
4.3.1 Melakukan percobaan sederhana tentang gaya
magnetik
4.3.2 Membuat motor listrik sederhana

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menjelaskan
tentang konsep medan magnet dan induksi magnetik dengan
tepat
2. Melalui kegiatan diskusi dan studi literatur, peserta didik
dapat menghitung besarnya induksi magnetik disekitar
kawat lurus, kawat melingkar, solenoida dan toroida dengan
tepat dan teliti.
3. Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi peserta
didik dapat menentukan besar dan arah gaya magnetik
dengan tepat
4. Melalui studi literatur, peserta didik dapat menguraikan
aplikasi gaya magnetik dengan benar.

47
5. Disediakan paku, kawat tembaga, kompas, dan baterai,
peserta didik dapat melakukan percobaan sederhana
tentang gaya magnetik dengan tanggung jawab.
6. Disediakan kawat tembaga, baterai 1,5 volt, selotip, kawat,
cutter, dan magnet, peserta didik dapat membuat motor
listrik sederhana dengan tekun.

D. Materi Fisika
Fakta : 1. Jika kutub magnet yang sejenis didekatkan
maka akan tolak menolak, sedangkan jika
kutub magnet yang beda jenis didekatkan
maka akan tarik menarik.
2. Suatu benda yang terbuat dari bahan
konduktor seperti paku dapat dibuat
menjadi magnet dengan cara mengalirkan
arus listrik pada kawat yang dililitkan
pada benda tersebut.
Konsep : Jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus
listrik dan penghantar tersebut berada dalam
medan magnetik maka akan timbul gaya yang
disebut dengan nama gaya magnetik atau
dikenal juga nama gaya Lorentz.
Arah dari gaya Lorentz selalu tegak lurus
dengan arah kuat arus listrik (l) dan arah
induksi magnetik (B).
Prinsip : Jika arus listrik yang melalui kumparan
diperbesar maka gaya magnet akan semakin
besar dan koil kumparan akan bergerak
semakin cepat.
Jika jumlah lilitan kawat diperbanyak maka
magnet yang dihasilkan akan semakin kuat dan
koil kumparan akan bergerak semakin cepat.

48
Prosedur : Cara cara membuat magnet, terutama
membuat magnet dengan mengalirkan arus
listrik DC, besar dan arah gaya Lorentz,
aplikasi gaya Lorentz dalam kehidupan sehari-
hari, dan cara pembuatan motor listrik
sederhana.

E. Model/ Metode Pembelajaran


Pendekatan : Pendekatan Saintifik ( scientific )
pembelajaran
Model : Berbasis proyek (Project Based
pembelajaran Learning)
Pertemuan ke-2 dan 3
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab
dan pemberian tugas

F. Alat/ Media/ Sumber Pembelajaran


1. Alat dan bahan :
a. Magnet batang
b. Kertas logam
c. Kabel penghubung
d. Kompas atau magnet jarum
e. Baterai
f. Kawat tembaga
g. Peniti
h. Cutter
i. Karet gelang besar
j. Spul mesin jahit/paku

49
2. Media :
a. Papan tulis, Laptop, LCD Projector, kamera HP, Wifi
Internet
b. Video, gambar/foto
c. LKS
d. Powerpoint, buku teks, majalah, koran, sumber online di
internet

3. Sumber belajar :
a. Giancoli, Douglas. (2005). PHYSICS: Principles with
Aplication. USA: 6th ed. Pearson Prentice Hall
b. Fisika Young and Freeman Jilid II
c. Portal Rumah Belajar, Fitur Sumber Belajar materi
Kemagnetan
(https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!/Content/Ho
me/Details/3d371ae0629f4c63826d8d233db02b68),
Definisi Medan Magnet
(https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!/Content/Ho
me/Details/87fef51574d74b35b684452aa7bdffde), dan
Cara Membuat Magnet
(https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!/Content/Ho
me/Details/a20e069656864d2ea7c9ecdfb945c2bf )
d. https://www.gagalenyilih.com/2017/09/cara-membuat-
motor-listrik-sederhana.html
e. https://www.academia.edu/9941910/MEDAN_MAGNET
_DAN_INDUKSI_ELEKTROMAGNETIK_MEDAN_MAGNET
f. Buku Fisika Kelas XII Semester 1 Bab Induksi Magnetik,
Marthen Kanginan.

50
G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahulu 1. Guru mengucapkan salam, menanyakan 15
an kondisi peserta didik, memotivasi dan menit
berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Peserta didik yang datang terlambat
masuk ke kelas diminta untuk
membacakan 1 surat dalam Al-Quran
(penumbuhan budi pekerti)
4. Peserta didik melakukan gerakan pungut
sampah di sekitar mejanya masing-
masing.
5. Peserta didik melakukan gerakan literasi
sekolah 15 menit membaca buku selain
buku pelajaran.
6. Sebagai apersepsi peserta didik diminta
untuk menceritakan tentang manfaat
magnet dalam kehidupan sehari-hari dan
melihat sumber belajar di Rumah Belajar
dengan topik Kemagnetan
(https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!
/Content/Home/Details/3d371ae0629f4c63
826d8d233db02b68), Definisi Medan
Magnet
(https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!
/Content/Home/Details/87fef51574d74b35
b684452aa7bdffde), dan Cara Membuat
Magnet
(https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!
/Content/Home/Details/a20e069656864d2
ea7c9ecdfb945c2bf )

51
7. Guru memberikan tanggapan terhadap yang
disampaikan peserta didik kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
8. Guru menginformasikan tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukan termasuk
aspek-aspek yang dinilai selama proses
pembelajaran berlangsung.

Inti Langkah 1 Pengenalan Masalah 60


(Penentuan Pertanyaan Mendasar) menit

1. Guru mengajak siswa untuk menyebutkan


(menunjukkan gambar) beberapa peralatan
rumah tangga yang menggunakan motor
listrik seperti : mixer, bor listrik, dan kipas
angin melalui gambar. Alat–alat ini
mengubah energi listrik menjadi gerak.
Tahukah kamu komponen apa yang ada
dalam alat ini sehingga bisa mengubah
energi listrik menjadi gerak?
Ya betul, komponen penting ini bernama
“motor listrik”
Maka jika ada kipas yang rusak atau tidak
bekerja, ada kemungkinan motor listrik dari
kipas itu harus diganti atau diperbaiki.
2. Peserta didik diarahkan untuk mengajukan
pertanyaan :
a. Bagaimana prinsip kerja motor listrik?
b. Komponen-komponen apa saja yang
terdapat dalam motor listrik?
c. Bagaimana cara kita membuat motor
listrik sederhana/model motor listrik?
3. Guru meminta siswa untuk mencari dari
berbagai sumber tentang gambar atau
penjelasan atau video contoh cara membuat

52
motor listrik sederhana melalui infokus
(media pembelajaran berbasis IT), dan
peserta didik mengamati proses pembuatan
motor listrik
Sumber video:
https://youtu.be/HHEdIZ282hE
(Pada tahap ini produk yang dihasilkan
adalah kumpulan permasalahan yang terkait
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
diperoleh dari proses bertanya.).

Langkah 2
Mendesain Perencanaan Project
1. Peserta didik dibagi kedalam kelompok-
kelompok yang heterogen (5-6 orang).
Heterogen berdasarkan tingkat kognitif dan
jenis kelamin.
2. Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk
menentukan ketua kelompok secara
demokratis, dan mendeskripsikan tugas
masing-masing setiap anggota kelompok
3. Guru menjelaskan mengenai aturan main
berkaitan dengan proyek “ motor listrik
sederhana”, yaitu dilakukan secara
berkelompok, waktu pengerjaannya dan
penyelesaian proyek serta jenis-jenis
penilaian yang akan dilakukan.

4. Peserta didik mengumpulkan informasi


mengenai komponen-komponen dan
prinsip kerja sebuah motor listrik.
5. Peserta didik membuat rancangan proyek
pembuatan motor listrik sederhana secara

53
kolaboratif dengan guru.
(Pada tahap ini masing-masing kelompok
memiliki dokumen terkait perencanaan
proyek yang akan dilakukan)
Langkah 3
Penyusunan Jadwal Proyek
1. Peserta didik secara berkelompok dibantu
guru menyusun rencana kerja penyelesaian
proyek. Rencana kerja mencakup;
a. Uraian kegiatan
b. Urutan kegiatan
c. Waktu dan tempat pelaksanaan
d. Metode atau cara pelaksanaan pekerjaan
e. Orang yang bertanggungjawab atau
sering disebut pic (person in charge)
f. Komponen atau bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat motor listrik

Contoh jadwal dalam kegiatan proyek


pembuatan motor listrik sederhana.

Kegiatan Rincian kegiatan Waktu


Perancang • Mengkaji konsep 12
an proyek motor listrik dari Nove
di berbagai buku mber
pertemuan sumber atau
ke 2 internet.
• Merancang
pembuatan motor
listrik sederhana
• Melaporkan
rancangan motor
listrik sederhana.
Tugas • Memperbaiki 13
proyek di rancangan motor Novem

54
rumah listrik sederhana ber
(luar • Membuat motor
kelas) listrik sederhana 14
berdasarkan Novem
rancangan yang ber
sudah diperbaiki
• Mencatat proses
pembuatan motor 15
listrik sederhana. Novem
ber
Pelaporan • Peserta didik 16
proyek melakukan uji coba Novem
motor listrik ber
sederhana
• Peserta didik
mencatat dan
mengolah data hasil
uji coba
• Membuat laporan
pembuatan motor
listrik sederhana
• Share produk di
media sosial
(facebook,
instagram dan
youtube)

(Pada tahap ini diperoleh dokumen terkait


jadwal proyek)
Langkah 4 Pelaksanaan dan Monitoring Project
(pelaksanaan di lakukan di kelas dan
dilanjutkan luar tatap muka)
1. Peserta didik melaksanakan project secara
berkelompok Peserta didik bekerja di dalam
ruang kelas, di halaman sekolah, di rumah,
ataupun di tempat lain sesuai pilihan

55
mereka.
2. Peserta didik dapat melakukan studi
perpustakaan, membaca buku, mencari
informasi di web, ataupun bertanya kepada
orang yang mereka anggap dapat membantu.
3. Guru Membagikan Lemba Kerja peserta
didik yang berisi tugas peroyek dengan
tagihan:(a) menuliskan informasi yang
secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, (b)
menuliskan jawaban dari pertanyaan yang
terkait dengan masalah/tugas yang
diberikan, (c) membuat hasil karya yang
disepakati kelompok sesuai dengan topik
yang dipilih.
(Pada tahap ini siswa memperoleh
catatan/dokumen tentang tahapan yang
dilakukan selama melakukan proyek)

Penutup 1. Peserta didik melaporkan hasil rancangan 15


motor listrik sederhana dan jadwal proyek di menit
depan kelas yang akan dilakukan dengan
meminta salah satu perwakilan kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusinya.
2. Guru memberikan masukan kepada peserta
didik terhadap rancangan proyek yang akan
dilaksanakan masing-masing kelompok.
3. Guru menginformasikan tagihan tugas
(produk) pembuatan motor listrik, berupa :
• Video pembuatan motor listrik disertai
bahan-bahan yang diperlukan (Vlog)
• Poster bagaimana membuat motor listrik
(infografis)
• Powerpoint berisi uraian cara membuat
motor listrik (ppt)
Tagihan ini nantinya harus di share di media
sosial

56
(facebook, instagram dan youtube)
4. Guru menyampaikan bahwa untuk
pertemuan ke selanjutnya akan dibahas
tentang hasil monitoring dan evaluasi dari
pelaksanaan project
5. Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam
Pertemuan ke-3
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam, menanyakan 15
kondisi peserta didik, memotivasi dan menit
berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Peserta didik yang datang terlambat
masuk ke kelas diminta untuk
membacakan 1 surat dalam Al-Quran
(penumbuhan budi pekerti)
4. Peserta didik melakukan gerakan
pungut sampah di sekitar mejanya
masing-masing.
5. Peserta didik melakukan gerakan
literasi sekolah 15 menit membaca
buku selain buku pelajaran.
6. Guru mengulas kembali tentang kegiatan
proyek yang telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan ini, menginformasikan
tentang proses pembelajaran yang akan
dilakukan termasuk aspek-aspek yang
dinilai selama proses pembelajaran
berlangsung sebagai kelanjutan dari
kegiatan proyek sebelumnya

57
Inti Langkah 4 Pelaksanaan dan Monitoring 60
(dilakukan di luar jam tatap muka menit
sebagai lanjutan pada pertemuan
sebelumnya)
1. Guru memonitoring terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan
project dengan cara mengunjungi
aktivitas peserta didik per kelompok,
atau dengan cara seluruh kelompok
dikumpulkan di kelas dan masing-masing
kelompok menyampaikan perkembangan
kegiatan projeknya.
2. Peserta didik diminta untuk
menyampaikan permasalahan dan
perkembangan kegiatan pembuatan
proyek motor listrik sederhana yang
dilakukan
3. Guru memberikan tanggapan dan saran
penyelesaian untuk kegiatan project
peserta didik berdasarkan hasil
monitoring aktivitas di luar kelas.

Langkah 6 Menguji Hasil/Presentasi


1. Peserta didik mempresentasikan hasil
proyek pembuatan motor listrik
sederhana di depan kelas dengan media
power point.
• Menyampaikan desain/rancangan “
motor listrik sederhana”.
• Menyampaikan kesulitan-kesulitan
dalam pembuatan motor listrik
sederhana.
• Menguji kerfungsian “motor listrik

58
sederhana” yang telah mereka buat.
2. Peserta didik menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru dan
rekan peserta didik lainnya berkaitan
dengan motor listrik sederhana yang
telah mereka buat.
3. Guru menilai laporan rancangan motor
listrik sederhana.
4. Guru memberikan saran-saran perbaikan
pembuatan motor listrik sederhana.
(Pada tahap ini, siswa menyiapkan
bahan presentasi tentang hasil
pelaksanaan proyek)
Langkah 8 Evaluasi dan Refleksi
1. Guru melakukan penilaian terhadap
seluruh aktivitas peserta didik yang
dilakukan dengan mengacu pada rubrik
penilaian.
2. Peserta didik bersama kelompoknya
melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil project yang sudah dijalankan.
Hal-hal yang direfleksi adalah kesulitan-
kesulitan yang dialami dan cara
mengatasinya dan perasaan yang
dirasakan pada saat menemukan solusi
dari masalah yang dihadapi.
3. Peserta didik bersama kelompoknya
melakukan pengemasan hasil projek
mendokumentasikannya (dalam bentuk
foto atau video) dan memajang produk di
sekolah atau mengunggah di media sosial
(facebook, instagram dan youtube).
(Pada tahap ini siswa memperoleh
catatan/rekomendasi/umpan balik

59
terkait pelaksanaan proyek)

Penutup • Guru memfasilitasi peserta didik untuk 15


menyimpulkan hasil temuan barunya, menit
• Guru memberikan penguatan dan
menyampaikan nilai-nilai yang diperoleh
selama rangkaian aktivitas peserta didik
dalam mengerjakan project
• Guru menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam

H. Penilaian Hasil Belajar


No Aspek Teknik Bentuk
Instrumen
1 Pengetahuan • Tes tertulis • Soal pilihan
• Penugasan ganda
2 Keterampilan • Penilaian praktek • Lembar
• Penilaian produk pengamatan
• Lembar
penilaian
produk

A. Lembar Kerja Tugas Proyek

KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Mata pelajaran : Fisika


Kelas/semester : XII/1
Topik : Kemagnetan
Sub topik : Aplikasi magnet
Tugas : Membuat rancangan motor listrik
sederhana

60
PETUNJUK UMUM
1. Pelajari konsep induksi magnet, fluks magnet, gaya magnet
pada kawat berarus listrik.
2. Buat rancangan motor listrik sederhana dengan cara sebagai
berikut :
• Tentukan tujuan pembuatan motor listrik sederhana
• Tentukan bahan, alat dan benda yang akan digunakan
dalam pembuatan motor listrik sederhana.
• Gambarkan perangkat motor listrik sederhana dan
jelaskan cara kerjanya.
• Gunakan format yang tersedia untuk melaporkan
rancangan
3. Setelah membuat rancangan, siapkan rekaman video untuk
merekam pembuatan motor listrik sederhana.
4. Lakukanlah pembuatan motor listrik sederhana, catat alat
dan bahan yang digunakan.
5. Catat bagaimana proses pembuatan motor listrik sederhana,
masalah/kesulitan yang dihadapi ketika membuat motor
listrik sederhana.
6. Buat laporan pembuatan motor listrik sederhana termasuk
di dalamnya kelebihan dan kekurangan motor listrik
sederhana yang telah dibuat.
7. Siapkan bahan tayang untuk mempresentasikan proyek
pembuatan motor listrik sederhana di depan kelas (power
point dan poster).
8. Share produk yang dihasilkan (video, powerpoint, poster) di
media sosial.
9. Selamat mencoba, semoga proyek yang anda lakukan
berhasil dengan baik.

A. Laporan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Proyek


1. Merancang Motor Listrik Sederhana
61
LAPORAN TUGAS RANCANGAN PROYEK MOTOR LISTRIK
SEDERHANA
Mata Pelajaran : Fisika
Topik : Kemagnetan
Sub Topik : Aplikasi Magnet
Tugas : Membuat motor listrik sederhana
Kelompok : …………………………………..
Kelas : XII IPA ……..

Tugas Laporan Kegiatan


Mengkaji konsep induksi Tanggal :
magnet dari buku sumber
atau internet Laporan :

Tujuan :

Alat :

Bahan :

Gambar rancangan motor


listrik sederhana
Merancang pembuatan
motor listrik sederhana
Cara kerjanya :

62
2. Laporan Praktek Uji Coba Motor Listrik Sederhana
LAPORAN PENGUJIAN MOTOR LISTRIK SEDERHANA

Mata Pelajaran : Fisika


Topik : Magnet
Sub Topik : Aplikasi Magnet
Tugas : Membuat motor listrik sederhana
Kelompok : …………………………………..
Kelas : XII ……..

Tahap Kegiatan Laporan Hasil


Pengamatan
Uji Coba 1

Uji Coba 2

Dst….

63
3. Penilaian Produk
FORMAT PENILAIAN PRODUK
Materi Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Kelas :

No Tahapan Skor
1 Tahap perencanaan bahan
2 Tahap proses pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik pengolahan
c. K3 (keselamatan kerja, keamanan dan
kebersihan)
3 Tahap Akhir
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
c. Video
d. Poster
e. PPT
Total skor

64
Lampiran 3

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas /Semester : XII/1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Pokok Bahasan : Kemagnetan
1) Lembar Penilaian Diri
PENILAIAN DIRI
Setelah mempelajari materi tentang kemagnetan, Anda
dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan
tanda √( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
kemampuan.
No Pernyataan Sudah Belum
Bisa bisa
1 Menjelaskan tentang medan
magnetik
2 Menjelaskan medan magnetik
di sekitar penghantar lurus
berarus listrik berdasarkan
percobaan Oerstead.
3 Menjelaskan medan magnetik
di sekitar penghantar
melingkar berarus listrik
4 Menentukan gaya magnetik
pada penghantar berarus
listrik berdasarkan kaidah
tangan kanan.
5 Menjelaskan Gaya Lorentz
6 Menjelaskan muatan listik
yang bergerak dalam medan
magnet

65
7 Menganalisis penerapan gaya
magnetik pada galvanometer
dan motor listrik.

2) Instrumen penilaian pengetahuan


No Indikator Dimensi Butir soal Kunci
Soal soal kognitif dan jawaba
pengetahu an n
peserta didik
1 Menye C1-K2 Aplikasi pembuatan C
butkan motor listrik sederhana
aplikasi Menyebutkan menggunakan konsep ….
gaya – konseptual
Lorentz A. Hukum Faraday
(LOTs) B. Hukum Lentz
C. Gaya Lorentz
D. Gaya Coulumb
E. Percobaan Oersted

2 Memperki C2 – K2 Di bawah ini adalah paku E


rakan yang dialiri arus listrik
kutub- Memaham dan didekatkan pada
kutub i– magnet batang. Yang
magnet konseptua menunjukkan gejala
yang l tolak menolak adalah … .
dihasilkan
dari (LOTs)
kumparan
yang
dialiri arus
listrik.

66
3 Menjelask C2 – K1 Yang berfungsi sebagai C
an fungsi magnet pada rangkaian
dari Memahami motor listrik dalam
bahan- – faktual percobaan yang telah
bahan dilakukan adalah ….
pembuat (LOTs)
motor A. Kawat tembaga
listrik B. Koil tembaga
sederhana C. Paku/spul mesin jahit
D. Peniti
E. Baterai

4 Menentuk C3 – K2 Perhatikan gambar di C


an arah bawah
dari gaya Menerapkan
magnetik, – konseptual
medan
magnet (LOTs)
dan arus
listrik
pada
rangkaian
magnet
sederhana

67
Jika sebuah motor listrik
sederhana dirangkai
seperti gambar di atas,
maka arah gaya Lorentz
F, medan magnet B dan
arus listrik I berturut-
turut adalah ….

A. Ke bawah, kanan, dan


dari kutub positif ke
kutub negatif baterai
B. Ke bawah, kanan, dan
dari kutub positif ke
kutub negatif baterai
C. Atas, kiri dan dari
kutub positif ke kutub
negatif baterai
D. Atas, kanan dan dari
kutub positif ke kutub
negatif baterai
E. Atas, kanan dan dari
kutub negatif ke kutub
positif baterai

Soal HOTs Nomor 5


Indikator Soal : Disajikan gambar rangkaian
percobaan gaya magnetik dan
tabel hasil percobaan, peserta
didik dapat membuat
kesimpulan dari data tersebut
Dimensi kognitif dan : C4-metakognitif
pengetahuan peserta
didik
Kunci Jawaban : C

68
Seorang peserta didik SMKN 8 Bandung melakukan percobaan
gaya magnet dengan menggunakan rangkaian seperti pada
gambar di bawah ini :

Setelah melakukan percobaan, peserta didik tersebut


mendapatkan data sebagai berikut:

Di bawah ini merupakan kesimpulan yang dapat dibuat dari


percobaan yang telah dilakukan peserta didik tersebut, kecuali
….
A. Gaya Lorentz dipengaruhi oleh arus listrik
B. Bila arah magnet diubah, maka penghantar akan bergerak
dalam arah yang berlawanan dengan gerak sebelumnya
C. Besar simpangan yang dihasilkan tidak bergantuk pada
jumlah baterai (tegangan) yang digunakan
D. Arah simpangan akan bergerak ke bawah bila arus mengalir
dari kutub B ke kutub A (medan mendekati pengamat)
E. Arah arus dan arah simpanganselalu tegak lurus, sedangkan
besar arus dan besar tegangan adalah berbanding lurus.

69
Jadi, semakin besar arus semakin besar pula besar
simpangan.
Berikut ini contoh RPP yang disusun dengan menggunakan
pendekatan scientific approach model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) jenjang SMP

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan: SMP
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VII / 2
Topik : Pencemaran Lingkungan
Alokasi waktu : 4 X 40 menit ( 2 X Pertemuan )
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
3.Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

70
Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan
dampaknya bagi ekosistem
4.8 Membuat tulisan tentang gagasan penyelesaian masalah
pencemaran di lingkungannya berdasarkan hasil
pengamatan.

B. Indikator dan Tujuan Pembelajaran

Indikator Tujuan
3.8.1. Menjelaskan pengertian 3.8.1.1. Melalui pengamatan
Pencemaran Lingkungan. Peserta Didik dapat menjelaskan
pengertian Pencemaran
Lingkungan.
3.8.2. Menjelaskan macam- 3.8.2.1. Peserta Didik dapat
macam Pencemaran menjelaskan macam-macam
Lingkungan. Pencemaran Lingkungan.
3.8.3. Menjelaskan pengertian 3.8.3.1. Pesera Didik dapat
pencemaran air. menjelaskan pengertian
pencemaran air melalui
penyelidikan
3.8.4. Menyelidiki pengaruh air 3.8.4.1. Peserta Didik menyelidiki
jernih dari tercemar terhadap pengaruh air jernih dan tercemar
kondisi (pergerakan) ikan) terhadap kondisi (pergerakan)
ikan
3.8.5. Membuat gagasan tertulis 3.8.5.1. Peserta Didik dapat
tentang bagaimana mengatasi membuat gagasan tentang
dan mengurangi pencemaran bagaimana mengatasi dan
air. mengurangi pencemaran air.

3.8.6. Menjelaskan pengertian 3.8.6.1. Peserta Didik dapat


pencemaran udara. menjelaskan pengertian
pencemaran udara.

71
3.8.7. Menyebutkan faktor- 3.8.7.1. Peserta Didik dapat
faktor penyebab pencemaran menyebutkan faktor-faktor
udara. penyebab pencemaran udara
3.8.8. Menjelaskan dampak 3.8.8.1. Peserta Didik dapat
pencemaran udara. menjelaskan dampak
pencemaran udara
3.8.9. Menjelaskan pengertian 3.8.9.1. Peserta Didik dapat
pencemaran tanah. menjelaskan pengertian
pencemaran tanah
3.8.10. Menjelaskan dampak 3.8.10.1. Peserta Didik dapat
pencemaran tanah. menjelaskan dampak
pencemaran tanah
3.8.11. Membuat gagasan 3.8.11.1. Peserta Didik dapat
tertulis tentang bagaimana membuat gagasan untuk
mengurangi dampak mengurangi dampak pencemaran
pencemaran tanah. tanah

C. Materi Pembelajaran

72
D. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : scientific approach dengan model belajaran
berbasis project (Project Based Learning)
2. Strategi : Survei, project, presentasi
3. Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab

E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiat Deskripsi Kegiatan Alokasi
an Waktu
Penda • Guru mengucapkan salam, menanyakan 10’
huluan kondisi peserta didik dan memotivasi
semangat peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran
• Peserta didik diminta menceritakan
kejadian yang dilihat selama perjalanan ke
sekolah terkait pencemaran lingkungan
• Guru memberikan tanggapan terhadap
yang disampaikan peserta didik kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
• Guru menginformasikan tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukan
termasuk aspek-aspek yang dinilai selama
proses pembelajaran berlangsung.
• Peserta didik diminta untuk melihat
tayangan video peristiwa pencemaran
lingkungan sebagai apersepsi
Sumber video:
Kilas Biologi pencemaran Lingkungan Seg 1
http://tve.kemdikbud.go.id/vod/

Pencemaran Lingkungan
(https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#
!/Content/Home/Details/44a3bb34b59b48
3dad5363f6fca1a31c)

73
Inti Langkah 1 . Pengenalan masalah 60’
(Penentuan Pertanyaan Mendasar)
• Peserta didik bersama guru mengemukakan
pertanyaan esensial yang bersifat
eksplorasi pengetahuan berdasarkan video
yang telah diamati terkait pencemaran
lingkungan:
- Bagaimana suatu keadaan dikatakan
mengalami pencemaran lingkungan?
- Mengapa terjadi pencemaran lingkungan?
- Apa saja jenis-jenis pencemaran
lingkungan?
- Jenis benda seperti apa yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan?
Dan mengapa benda tersebut dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan
- Bagaimana ciri-ciri lingkungan yang telah
tercemar?
- Apa faktor-faktor penyebab pencamaran
lingkungan?
- Apa dampaknya bagi manusia, hewan, dan
tumbuhan dari pencemaran lingkungan
tersebut?
- Bagaimana cara mencegah pencemaran
lingkungan?
- Bagaimana cara menanggulangi
pencemaran lingkungan?

Langkah 2. Merancang Perencanaan


Proyek

• peserta didik dibagi kedalam kelompok-


kelompok yang heterogen (4-5) orang.
Heterogen berdasarkan tingkat kognitif
atau etnis

74
• setiap kelompok memilih/diberikan topik
yang berbeda (pencemaran air, tanah, dan
udara)
• Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk
menentukan ketua dan sekretaris secara
demokratis, dan mendeskripsikan tugas
masing-masing setiap anggota kelompok
• Peserta didik melakukan identifikasi topik
yang diberikan, memilih fokus masalah
prioritas, memutuskan projek, dan
menngkonstruksi gagasan projek yang akan
dikerjakan.
• Guru dan peserta didik membicarakan
aturan main untuk disepakati bersama
dalam proses penyelesaian project. Hal-hal
yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu
maksimal yang direncanakan, sanksi yang
dijatuhkan pada pelanggaran aturan main,
tempat pelaksanaan project, hal-hal yang
dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian
project

Langkah 3 Menyusun jadwal proyek


• Peserta didik dibantu guru menyusun
jadwal tahapan kegiatan, merenanakan
waktu, metode kerja dan membagi tugas
dalam tim.
• Rencana kerja mencakup;
1. Uraian kegiatan
2. Urutan kegiatan
3. Waktu pelaksanaan
4. Metode atau cara pelaksanaan pekerjaan
5. Orang yang bertanggungjawab atau sering
disebut pic (person in charge)

75
Langkah 4 Pelaksanaan dan Monitoring
Proyek
• Peserta didik melaksanakan proyek secara
individual atau kelompok sesuai dengan
tugas masing-masing.
• Peserta didik bekerja di dalam ruang kelas,
di halaman sekolah, di rumah, ataupun di
tempat lain sesuai pilihan mereka.
• Peserta didik dapat melakukan studi
perpustakaan, membaca baca buku,
mencari informasi di web, ataupun
bertanya kepada orang yang mereka
anggap dapat membantu.

Contoh video sebagai referensi yaitu


Pemanasan Global (dapat diakses di
Sumber Belajar Rumah Belajar)
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!
/Content/Home/Details/db6cdea64fef4f56
a2454d7591f8ee6b
• Guru Membagikan Lemba Kerja peserta
didik yang berisi tugas peroyek dengan
tagihan: 1) menuliskan informasi yang
secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, 2)
menuliskan jawaban dari pertanyaan yang
terkait dengan masalah/tugas yang
diberikan, 3) membuat hasil karya yang
disepakati kelompok sesuai dengan topik
yang dipilih.

Penu • Peserta didik membuat kesimpulan tentang • 10’


tup perencanaan project yang akan dilakukan
dengan meminta salh satu perwakilan
kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusinya.

76
• Guru menyampaikan kembali hal-hal
penting terkait tugas project yang akan
dilaksanakan masing-masing kelompok
• Guru menyampaikan bahwa untuk
pertemuan ke selanjutnya akan dibahas
tentang hasil monitoring dan evaluasi dari
pelaksanaan project

Pertemuan Ke 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Penda • Guru mengucapkan salam, 10’
huluan menanyakan kondisi peserta didik dan
memotivasi semangat peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran
• Guru mengingatkan kembali tentang
pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya
• Peserta didik diminta mengerjakan
kuis yang diberikan guru terkait materi
yang dibahas sebelumnya. (5 soal)
• Guru memberikan tanggapan terhadap
hasil kuis kemudian menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pertemuan ke dua ini.

Inti 60’
Langkah 4 Pelaksanaan dan
Monitoring Proyek (dilakukan di
luar jam tatap muka)
• Guru memonitoring terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan
project dengan cara mengunjungi
aktivtas peserta didik per kelompok,
atau dengan cara seluruh kelompok
dikumpulkan di kelas dan masing-
masing kelompok menyampaikan
perkembangan kegiatan projeknya.
• Peserta didik diminta untuk
menyampaikan permasalahan dan
perkembangan kegiatan project yang

77
dilakukan
• Guru memberikan tanggapan dan
saran penyelesaian untuk kegiatan
project peserta didik berdasarkan hasil
monitoring aktivitas peserta didik di
luar kelas.
• Guru memberikan mengingatkan
kembali tentang materi yang dijadikan
project dan tujuan project yang sedang
dilakukan

Langkah 5 Presentasi Hasil (Menguji


Proyek)
• Peserta didik dalam setiap kelompok
atau peserta didik dari perwakilan
kelompok mempresentasikan dan
menyajikan hasil karyanya.
• Guru dan peserta didik lain menyimak
presentasi tersebut dan melakukan
tanya jawab

Langkah 6. Evaluasi dan Refleksi


• Guru melakukan penilaian terhadap
seluruh aktivitas peserta didik yang
dilakukan dengan mengacu pada
rubrik penilaian.
• Peserta didik bersama kelompoknya
melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil project yang sudah
dijalankan. Hal-hal yang direfleksi
adalah kesulitan-kesulitan yang
dialami dan cara mengatasinya dan
perasaan yang dirasakan pada saat
menemukan solusi dari masalah yang
dihadapi.
• Peserta didik bersama kelompoknya
melakukan pengemasan hasil projek
mendokumentasikannya (dalam
bentuk foto atau video) dan memajang
di sekolah atau mengunggah di media
sosial.

78
Penutup • Guru memfasilitasi peserta didik untuk 10’
menyimpulkan hasil temuan barunya,
• Guru memberikan penguatan dan
menyampaikan nilai-nilai yang
diperoleh selama rangkaian aktivitas
peserta didik dalam mengerjakan
project
• Guru memfasilitasi peserta didik untuk
memajang hasil karya (pameran) di
kelas, sekolah atau di media social.

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
1. Laptop, LCD Projector, kamera HP, Wifi Internet
2. Video, gambar/foto
3. LKS
4. Powerpoint, buku teks, majalah, koran, sumber online di
internet

G. Sumber Belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2017. Buku
Guru Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VII.
Sumber Belajar Rumah Belajar
Pencemaran Lingkungan:
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!/Content/Home
/Details/44a3bb34b59b483dad5363f6fca1a31c

79
Pemanasan Global:
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!/Content/Home
/Details/db6cdea64fef4f56a2454d7591f8ee6b

H. Penilaian Hasil Belajar


Aspek yang dinilai:
a. Kuis
b. Aktivitas diskusi kelompok
c. Laporan hasil survey
d. Presentasi kelompok
e. Hasil Karya (bahan presentasi, video, poster, brosur,
produk)

1. Lembar penilaian kuis


No Nama Peserta didik Nilai Kuis
1
2
3
4
5
Kriteria Nilai:
≥ 80 Baik
60 Cukup
< 60 Kurang

80
2. Lembar penilaian aktivitas peserta didik dalam
kelompok

ASPEK PENGAMATAN
Na
Mengaju Menjaw Mengemuk Santun Memb
ma
N Juml kan ab akan dalam eri
Peser
o ah Pertany Pertany Pendapat menang Solusi
ta
aan (10- aan (10-20) gapi (10-
didik
20) (10-20) (10-20) 20)
1
2
3
4
5
Kriterian Nilai:
A: 80-100 (baik sekali)
B: 70-79 (baik)
C: 60-69 (cukup)
D: <60 (kurang)

3. Lembar penilaian presentasi

Na ASPEK PENILAIAN
ma Komu Sistema Wa Keber Antu Gestur Jum Nilai
Pes nikasi tika wasa anian sian e dan lah
N
ert Penyam n penam Sko
o
a paian pilan r
didi
k
1
2
3
4
5
Isi dengan 1, 2, 3, atau 4
81
4: baik sekali
3: baik
2: cukup
1: kurang

Nilai =

Kriterian Nilai:
A: 80-100 (baik sekali)
B: 70-79 (baik)
C: 60-69 (cukup)
D: <60 (kurang)

4. Lembar penilaian hasil karya


ASPEK PENILAIAN
Kesesuaian Kejelasan Kemenarikan
media pesan produk
Nama Peserta
No yang
didik
diambil
dengan
materi
1
2
3
4
5

Misalnya jumlah peserta didik 30 orang terbagi dalam 6


kelompok sehingga masing-masing kelompok berjumlah 5
orang. Topik yang diambil dalam kelompok:
1. Pencemaran Air (2 kelompok) dengan projek karya:
“Penjernihan Air” dan “Selamatkan Air di Bumi”
82
2. Pencemaran Udara (2 kelompok): “Sehatkah udara yang aku
hirup?” dan Penghijauan menjadikan udaraku bersih”
3. Pencemaran Tanah (2 kelompok): “Sayangi tanah tempatku
berpijak” dan “Cantik dari sampah plastik”
Masing-masing kelompok membuat hasil karya dalam
bentuk tulisan sesuai dengan topik yang diberikan dan
dilengkapi dengan bahan presentasi dengan media grafis
atau foto atau video serta produk yang dihasilkan.

83
LEMBAR PERENCANAAN PROYEK

Nama Proyek : ……..


Nama Guru : “XXX”
Subyek : ……..
Waktu Proyek : 2 Minggu
Anggota Kelompok: …..
1. Pendahuluan Proyek
(Apa yang akan dilakukan dan mengapa project ini
dilakukan?)

2. Penjelasan dari pertanyaan penting (disesuaiakan dengan


topik kelompok):
• Bagaimana suatu keadaan dikatakan mengalami
pencemaran air/udara/tanah?
• Mengapa terjadi pencemaran air/udara/tanah?
• Apa saja jenis-jenis pencemaran air/udara/tanah?
• Jenis benda seperti apa yang dapat menyebabkan
pencemaran air/udara/tanah? Dan mengapa benda tersebut
dapat menyebabkan pencemaran air/udara/tanah?
• Bagaimana ciri-ciri air/udara/tanah yang telah tercemar?
• Apa faktor-faktor penyebab pencamaran air/udara/tanah?
• Apa dampaknya bagi manusia, hewan, dan tumbuhan dari
pencemaran air/udara/tanah tersebut?
• Bagaimana cara mencegah pencemaran air/udara/tanah?

84
• Bagaimana cara menanggulangi pencemaran
air/udara/tanah?

3. Jadwal project(Timeline)
(tanggal dan bagian-bagian penting dari proyek)

4. Produk (Hasil)
(Deskripsi produk yang akan dibuat, langkah-langkahnya, )

5. Pameran (publikasi)

__________________

85
86

Anda mungkin juga menyukai