Dosen Pengampu :
Dr. Riana Masyar, M.Pd
Oleh:
Nama : Indra Bangkit Komara
NIM : 2208056005
C. LANGKAH ADMINISTRASI
Pada penggunaan asesmen DCM, konselor perlu memahami prosedur
pengadministrasian yang benar, sehingga proses pelaksanaan berjalan baik dan hasil
data data yang diperoleh memiliki akurasi yang baik. Beberapa prosedur yang harus
dilakukan memiliki beberapa tahapan yaitu :
a) Perencanaan
1. Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat
layanan asesmen.
2. Menyiapkan lembar asesmen DCM sesuai jumlah peserta didik.
3. Menyiapkan lembar jawaban DCM
4. Menyiapkan ruang situasi tenang, pencahayaan baik, pencahayaan baik, kursi
yang nyaman.
b) Pelaksanaan
1. Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat, dan
kerahasiaan).
2. Meminta individu menyiapkan alat tulis.
3. Membagi lembar asesmen dan lembar jawaban DCM.
4. Memberi instruksi cara pengerjaan DCM.
5. Menginformasikan bahwa pengerjaan DCM tidak memiliki batas waktu.
6. Melakukan pemeriksaan ketetapan peserta didik dalam cara mengisi DCM.
7. Mengumpulkan hasil pengisian DCM.
c) Pengolahan hasil / analisis
1. Konselor melakukan pengolahan hasil DCM dengan melakukan perhitungan
secara kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan dan rumus yang
telah ditetapkan.
2. Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan analisis
kualitatif.
3. Pengolahan hasil DCM harus dilakukan paling lambat satu minggu stelah
pengisian, menigngat permasalahan individu bersifat dinamis dan bisa
mengalami perubahan.
Perhatikan data diatas, dan data diatas merupakan contoh untuk memasukan data.
- Masukkan Nomor pada kolom yang tersedia berdasarkan jumlah yang ada
- Masukkan nama pada kolom yang terlah disediakan
- Pada kolom V Masalah Kesehatan (terdiri dari kolom kecil nomor 1 sampai 20)
disitu diisikan masalah yang dialami oleh siswa yang diisi pada lembar jawaban
DCM siswa yang bersangkutan. (Contoh Abdul Aziz mengalami masalah
belajar nomor 8,9,12,15 artinya ia mempunyai masalah pada butir pernyataan
nomor tersebut)
2. Setelah semuanya diisi, dari mulai masalah kesehatan sampai masalah terakhir,
maka masuk ke data base; Profile individu, profile kelas, analisis butir soal
perkelas, analisis butir soal pararel dst.
Contoh :
Kemudian dilihat masing-masing yang memiliki masalah paling banyak,
maka itu yang dapat dijadikan dasar dalam membuat program layanan baik
program layanan individual, layanan klasikal dan layanan kelas gabungan atau
kolosal.
Contoh :
E. Kelemahan dan Kelebihan Daftar Cek Masalah
1. Kelebihan DCM
a. Metode ini dilaksanakan dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan
mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditetapkan.
b. Pelaksanaan inventori lebih lanjut dapat menimbulkan self kritis pada siswa
yang mengisi inventori tersebut.
c. Metode inventori merupakan metode pengumpulan data yang cukup efektif,
sebab dapat menjaring data yang cukup banyak dalam waktu yang relatif
singkat.
2. Kelemahan DCM
a. Para siswa hanya memberikan respon dalam bentuk verbal saja.
b. Pemgumpulan data terpaksa hanya tergantung kepada kejujuran dan keiklasan
para siswa.
c. Seringkali subyek tidak memberikan jawaban yang benar karena adanya
beberapa alasan.
BAB II
ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) UMUM
I. Konsep Dasar
Dalam mengungkap masalah yang sedang dialami oleh individu, pada
umumnya di Indonesia menggunakan Money Problem Check List (MPCL, revisi
1950) dari Ross L. Mooney untuk SLTP, SLTA dan PT. MPCL memuat 11 bidang
masalah, yaitu: (1) Perkembangan jasmani dan kesehatan, (2) keuangan, lingkungan
dan pekerjaan, (3) kegiatan sosial dan rekreasi, (4) seks, pacaran dan perkawinan, (5)
hubungan sosial – kejiwaan, (6) hubungan pribadi – kejiwaan, (7) moral dan agama,
(8) rumah dan keluarga, (9) masa depan, pekerjaan dan pendidikan, (10) penyesuaian
terhadap tugas – tugas sekolah, (11) kurikulum dan pengajaran. AUM Umum bukan
alat pengukur tetapi alat untuk mengkomunikasikan masalah klien kepada
konselor/guru pembimbing. AUM umum merupakan alat ungkap masalah umum,
yang dibentuk 5 format: format 1 untuk mahasiswa, format 2 untuk SLTA, format 3
untuk SLTP, format 4 untuk SD, format 5 untuk masyarakat.
B. Kekurangan AUM-PTSDL
1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil.
2. Data yang diungkapkan melalui AUM-PTSDL masih bersifat umum.
C. Peran dan Fungsi Konselor
Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen,
menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan
lembar jawaban AUM-PTSDL. Sesuai jumlah peserta didik sasaran dan
membuat satuan layanan asesmen AUM-PTSDL.
Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat
dan kerahasiaan data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga
dapat dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
Melakukan pengolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil
dengan menggunakan format yang spesifik, menetapkan peringkat persentase,
membuat grafik presentase masalah belajar dan mutu belajar, serta membuat
deskripsi analisis kualitatif masalah belajar dan mutu belajar sebagai hasil AUM-
PTSDL.
Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
D. Langkah Pengadministrasian
1. Perencanaan
a) Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat
layanan asesmen.
b) Menyiapkan buku AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik.
c) Menyiapkan lembar jawaban AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik.
d) Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik dan kursi
yang nyaman.
2. Pelaksanaan
a) Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat
dan kerahasiaan)
b) Meminta individu menyiapkan alat tulis.
c) Membagi buku dan lembar jawaban AUM-PTSDL.
d) Memberi instruksi cara pengerjaan AUM-PTSDL.
e) Menginformasikan bahwa pengerjaan AUM-PTSDL tidak memiliki batas
waktu, akan tetapi peserta didik diminta bekerja dengan teliti, sungguh-
sungguh, cepat dan tidak membuang waktu.
f) Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam cara mengisi
AUM-PTSDL
g) Mengumpulkan kembali buku dan lembar jawaban hasil pengisian AUM-
PTSDL. Lembar jawaban yang dikumpul diteliti apakah telah dikerjakan
dengan lengkap.
3. Pengolahan Hasil
a) Konselor melakukan pengolahan hasil AUM-PTSDL dengan melakukan
penghitungan secara kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan
dan rumus yang telah ditetapkan.
b) Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan
analisis kualitatif.
c) Pengolahan hasil AUM-PTSDL harus dilakukan paling lambat satu
minggu setelah pengisian, mengingat permasalahan individu bersifat
dinamis dan bisa mengalami perubahan.
d) Kesegeraan pengolahan hasil AUM-PTSDL akan menjunjung asas
kekinian dalam bimbingan dan konseling.
e) Pengolahan hasil menggunakan format khusus.
Daftar Pustaka