Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

ASSESMENT DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

DAFTAR CEK MASALAH (DCM) DAN ALAT UNGKAP MASALAH (AUM)

Dosen Pengampu :
Dr. Riana Masyar, M.Pd

Oleh:
Nama : Indra Bangkit Komara
NIM : 2208056005

PROGRAM STUDI MAGISTER BIMBINGAN DAN KONSELING


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2023
BAB 1
DAFTAR CEK MASALAH (DCM)
A. KONSEP DASAR
Seperangkat daftar pernyataan kemungkinan masalah yang disusun untuk
merangsang atau memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami
seorang individu disebut dengan Daftar Cek Masalah (DCM). Instrumen ini
dikembangkan oleh Ross L. Mooney yang berisi 240 butir pernyataan masalah yang
terbagi dalam 11 bidang masalah, dimana setiap bidang berisi 20 butir pernyataan
masalah dan ditambah satu bidang masalah lain-lain yang berisi 3 butir pertanyaan
terbuka.
Angket DCM sudah disusun sedemikian rupa dan saat ini sudah tersedia,
maka konselor dalam tidak melakukan penyusunan sendiri, tetapi apabila
berkeinginan mengembangkan sendiri tentu saja tetap terbuka peluang untuk itu, bisa
saja melakukan adaptasi ulang terhadap DCM yang ada dengan mencobakannya pada
populasi atau sempel peserta didik yang berbeda tingkat pendidikan dan berbeda
wilayah administratif. Bidang-bidang yang ada di DCM meliputi :
1. Bidanga Kesehatan,
2. Bidang Keadaan Ekonomi,
3. Kehidupan Keluarga,
4. Agama dan Moral,
5. Rekreasi dan Hobi (Kegemaran),
6. Hubungan Pribadi,
7. Kehidupan Sosial - Keaktifan Berorganisasi,
8. Muda Mudi / Masalah Remaja,
9. Penyesuaian Terhadap Sekolah,
10. Penyesuaian Terhadap Kurikulum,
11. Kebiasaan Belajar,
12. Masa Depan Dan Cita-Cita Pendidikan / Jabatan.
B. PERAN DAN FUNGSI KONSELOR
Pada proses assesment menggunakan DCM, konselor memiliki peran dan
fungsi sebagai :
1. Perencanaan, yaitu mulai dari menetapakan tujuan pelaksanaan assesment,
menetapkan peserta didik sebagai sasaran assesment, menyediakan angket
DCM dan lembar jawaban sesuai jumlah peserta didik sasaran, dan membuat
satuan layanan assesment DCM.
2. Pelaksanaan, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat,
dan kerahasiaan data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan
sehingga dapat dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3. Melakukan pengolahan data mulai dari membuat tabulasi, menghitung,
merangking, dan mengklasifikasi persentase, membuat grafik presentase,
membuat deskrepsi analisis kualitatif hasil DCM.
4. Melakukan tindak lanjut dari hasil assessment dalam membuat program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik.

C. LANGKAH ADMINISTRASI
Pada penggunaan asesmen DCM, konselor perlu memahami prosedur
pengadministrasian yang benar, sehingga proses pelaksanaan berjalan baik dan hasil
data data yang diperoleh memiliki akurasi yang baik. Beberapa prosedur yang harus
dilakukan memiliki beberapa tahapan yaitu :
a) Perencanaan
1. Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat
layanan asesmen.
2. Menyiapkan lembar asesmen DCM sesuai jumlah peserta didik.
3. Menyiapkan lembar jawaban DCM
4. Menyiapkan ruang situasi tenang, pencahayaan baik, pencahayaan baik, kursi
yang nyaman.
b) Pelaksanaan
1. Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat, dan
kerahasiaan).
2. Meminta individu menyiapkan alat tulis.
3. Membagi lembar asesmen dan lembar jawaban DCM.
4. Memberi instruksi cara pengerjaan DCM.
5. Menginformasikan bahwa pengerjaan DCM tidak memiliki batas waktu.
6. Melakukan pemeriksaan ketetapan peserta didik dalam cara mengisi DCM.
7. Mengumpulkan hasil pengisian DCM.
c) Pengolahan hasil / analisis
1. Konselor melakukan pengolahan hasil DCM dengan melakukan perhitungan
secara kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan dan rumus yang
telah ditetapkan.
2. Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan analisis
kualitatif.
3. Pengolahan hasil DCM harus dilakukan paling lambat satu minggu stelah
pengisian, menigngat permasalahan individu bersifat dinamis dan bisa
mengalami perubahan.

D. LANGKAH PENGOLAHAN DAN ANALISIS


Untuk mendapat gambaran peta masalah dan intensitas masalah peserta didik
secara individual maupun kelompok, guru pembimbing harus melakukan proses
pengolahan dan analisis hasil pengisian DCM. Pengolahan dan analisis hasil
dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Adapun langkah pengolahan akan
diuraikan berikut ini.
1. Untuk mengolah dan menganalisis DCM, haruslah sudah mendapatkan data yang
diperlukan berupa jawaban dari item peryataan yang dipilih berdasarkan masalah
yang dialami oleh siswa sehingga bisa dimasukan dalaman data. Isikan berurutan
mulai dari masalah kesehatan sampai terakhir masalah Masa Depan Dan Cita-Cita
Pendidikan / Jabatan isikan data yang ada saja dan jangan menambah data atau
mengurangi data sehingga data yang dihasilkan akurat dan akuntabilitas dan bisa
dijadikan sebagai acuan pemberian layanan. Perhatikan gambar di bawah ini :

Perhatikan data diatas, dan data diatas merupakan contoh untuk memasukan data.
- Masukkan Nomor pada kolom yang tersedia berdasarkan jumlah yang ada
- Masukkan nama pada kolom yang terlah disediakan
- Pada kolom V Masalah Kesehatan (terdiri dari kolom kecil nomor 1 sampai 20)
disitu diisikan masalah yang dialami oleh siswa yang diisi pada lembar jawaban
DCM siswa yang bersangkutan. (Contoh Abdul Aziz mengalami masalah
belajar nomor 8,9,12,15 artinya ia mempunyai masalah pada butir pernyataan
nomor tersebut)
2. Setelah semuanya diisi, dari mulai masalah kesehatan sampai masalah terakhir,
maka masuk ke data base; Profile individu, profile kelas, analisis butir soal
perkelas, analisis butir soal pararel dst.
Contoh :
Kemudian dilihat masing-masing yang memiliki masalah paling banyak,
maka itu yang dapat dijadikan dasar dalam membuat program layanan baik
program layanan individual, layanan klasikal dan layanan kelas gabungan atau
kolosal.
Contoh :
E. Kelemahan dan Kelebihan Daftar Cek Masalah
1. Kelebihan DCM
a. Metode ini dilaksanakan dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan
mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditetapkan.
b. Pelaksanaan inventori lebih lanjut dapat menimbulkan self kritis pada siswa
yang mengisi inventori tersebut.
c. Metode inventori merupakan metode pengumpulan data yang cukup efektif,
sebab dapat menjaring data yang cukup banyak dalam waktu yang relatif
singkat.
2. Kelemahan DCM
a. Para siswa hanya memberikan respon dalam bentuk verbal saja.
b. Pemgumpulan data terpaksa hanya tergantung kepada kejujuran dan keiklasan
para siswa.
c. Seringkali subyek tidak memberikan jawaban yang benar karena adanya
beberapa alasan.
BAB II
ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) UMUM
I. Konsep Dasar
Dalam mengungkap masalah yang sedang dialami oleh individu, pada
umumnya di Indonesia menggunakan Money Problem Check List (MPCL, revisi
1950) dari Ross L. Mooney untuk SLTP, SLTA dan PT. MPCL memuat 11 bidang
masalah, yaitu: (1) Perkembangan jasmani dan kesehatan, (2) keuangan, lingkungan
dan pekerjaan, (3) kegiatan sosial dan rekreasi, (4) seks, pacaran dan perkawinan, (5)
hubungan sosial – kejiwaan, (6) hubungan pribadi – kejiwaan, (7) moral dan agama,
(8) rumah dan keluarga, (9) masa depan, pekerjaan dan pendidikan, (10) penyesuaian
terhadap tugas – tugas sekolah, (11) kurikulum dan pengajaran. AUM Umum bukan
alat pengukur tetapi alat untuk mengkomunikasikan masalah klien kepada
konselor/guru pembimbing. AUM umum merupakan alat ungkap masalah umum,
yang dibentuk 5 format: format 1 untuk mahasiswa, format 2 untuk SLTA, format 3
untuk SLTP, format 4 untuk SD, format 5 untuk masyarakat.

A. AUM Umum Format 1


Komposisi isi untuk AUM-U F-1 dapat dilihat pada uraian bidang masalah
dan jumlah item yang terandung berikut ini:
a) Jasmani dan kesehatan 25
b) Diri Pribadi 20
c) Hubungan Sosial 15
d) Ekonomi dan Keuangan 15
e) Karier dan Pekerjaan 15
f) Pendidikan dan Pelajaran 45
g) Agama, Nilai dan Moral 30
h) Hubungan muda-mudi dan Perkawinan 25
i) Keadaan dan Hubungan dalam Keluarga 25
j) Waktu Senggang 10
Jumlah Butir 225
Penggunaan AUM-U F1 di administrasikan kepada mahasiswa Perguruan
Tinggi, dan dapat digunakan secara perorangan, kelompok, maupun klasikal
B. AUM Umum Format 2
Komposisi isi untuk AUM-U F-2 dapat dilihat pada uraian bidang masalah
dan jumlah item  yang terkandung berikut ini
Jasmani dan kesehatan 25
a) Diri Pribadi 20
b) Hubungan Sosial 15
c) Ekonomi dan Keuangan 15
d) Karier dan Pekerjaan 15
e) Pendidikan dan Pelajaran 55
f) Agama, Nilai dan Moral 30
g) Hubungan muda-mudi dan Perkawinan 15
h) Keadaan dan Hubungan dalam Keluarga 25
i) Waktu Senggang 10
Jumlah Butir 225
Penggunaan AUM-U F2 diadministrasikan kepada peserta didik di SLTA, dan
dapat digunakan secara perorangan, kelompok, maupun klasikal.
 
C. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan AUM Umum
1. Bersifat efisien.
2. AUM-U F1 maupun AUM-U F2 memiliki validasi dan reliabilitas tinggi.
3. AUM-UF1 dan AUM-U F2 memudahkan peserta didik mengemukakan
masalah.
4. Mempermudah konselor melakukan analisis dan sintesa data serta
merumuskan kesimpulan masalah yang dialami peserta didik melalui
sistematis jenis masalah yang dikelompokkan.
5. Mempermudah dan mempercepat konselor melakukan proses pengolahan
AUM-UF1 dan AUM-U F2 software program pengolahan.
6. Manfaat lainnya yaitu: (1) konselor lebih mengenal peserta didiknya yang
membutuhkan bantuan segera, (2) konselor memiliki peta masalah individu
maupun kelompok, (3) hasil AUM-UF1 maupun AUM-U F2 dapat
digunakan sebagai landasan penetapan layanan bimbingan dan konseling
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di perguruan
tinggi maupun di SLTA, (4) dan yang lebih penting lagi peserta didik dapat
memahami masalah yang dialami dan memahami apakah dirinya
memerlukan bantuan atau tidak
b) Kelemahan AUM Umum
1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil.
2. Data yang diungkapkan melalui AUM-UF1 maupun AUM-U F2 masih
bersifat umum.
D. Langkah Pengadministrasian
a) Perencanaan
1. Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat
layanan asesmen.
2. Menyiapkan buku AUM-U sesuai jumlah peserta didik.
3. Menyiapkan lembar jawaban AUM-U sesuai jumlah peserta didik.
4. Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik, kursi yang
nyaman.
b) Pelaksanaan
1. Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan,manfaat,
dan kerahasiaan).
2. Meminta individu menyiapkan alat tulis.
3. Membagi buku dan lembar jawaban AUM-U.
4. Memberi instruksi cara pengerjaan AUM-U.
5. Menginformasikan bahwa pengerjaan AUM-U tidak memiliki batas
waktu, akan tetapi peserta didik diminta bekerja dengan teliti, sungguh-
sungguh, cepat, dan tidak membuang waktu.
6. Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam cara mengisi
AUM-U.
7. Mengumpulkan kembali buku dan lembar jawaban hasil pengisian AUM-
U.
c) Pengolahan Hasil
1. Konselor melakukan pengolahan hasil AUM-U dengan melakukan
penghitungan secara kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan
dan rumus yang telah ditetapkan.
2. Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan
analisis kualitatif.
3. Pengolahan hasil AUM-U harus dilakukan paling lambat satu minggu
setelah pengisian, mengingat permasalahan individu bersifat dinamis dan
bisa mengalami perubahan.
4. Kesegeraan pengolahan hasil AUM-U akan menjunjang asas
kekinian dalam bimbingan dan konseling.
5. Pengolahan hasil menggunakan format khusus AUM-PTSDL.
AUM-PTSDL
I. Konsep Dasar
Pengembangan AUM-PTSDL disusun dengan memperhatikan format dan
kandungan isi SSHA (Survey of Study Habits and Attitude) dan PSKB
(Pengungkapan Sikap dan Kebiasaan Belajar) serta pengalaman pemakaian
terjemahan atau adaptasinya, serta keinginan untuk menyusun sendiri instrumen
sejenis yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia. AUM PTSDL sebagai alat
ungkap masalah sederhana dan mudah digunakan untuk mengkomunikasikan mutu
dan masalah siswa/mahasiswa kepada personel yang membantu (konselor).
Karakteristik AUM-PTSDL adalah memiliki empat format, F1 untuk
mahasiswa, F2 untuk siswa SLTA, F3 untuk siswa SLTP, dan F4 untuk siswa SD,
memiliki lima bidang masalah Prasyarat penguasaan materi pelajaran (P),
keterampilan belajar (T), sarana belajar (S), diri pribadi (D), dan lingkungan belajar
sosio-emosional (L), mampu menentukan mutu kegiatan belajar yang akan
mempengaruhi hasil belajar, AUM-PTSDL biasa disebut AUM Belajar, hasil AUM-
PTSDL adalah (a) Mutu Kegiatan Belajar dan (b) Masalah Belajar.
 
II. Kelebihan dan Kekurangan
A. Kelebihan AUM-PTSDL
1. Validitas dan reliabilitas tinggi.
2. Memudahkan peserta didik mengemukakan mutu belajar dan masalah belajar
yang dimiliki.
3. Mempermudah konselor/guru/dosen pembimbing untuk melakukan analisis
dan sintesa data.
4. Software program pengolahan AUM-PTSDL akan mempermudah dan
mempercepat konselor melakukan proses pengolahan AUM-PTSDL.
5. AUM-PTSDL memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih mengenal
mutu belajar dan memahami masalah peserta didik yang membutuhkan
bantuan segera, konselor memiliki peta mutu belajar dan masalah belajar
individu maupun kelompok, hasil AUM-PTSDL dapat digunakan sebagai
landasan penetapan layanan bimbingan dan konseling belajar yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik; dan yang lebih penting lagi
peserta didik dapat memahami kualitas mutu dan masalah belajar yang
dialami dan memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak.

B. Kekurangan AUM-PTSDL
1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil.
2. Data yang diungkapkan melalui AUM-PTSDL masih bersifat umum.
 
C. Peran dan Fungsi Konselor
Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen,
menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan
lembar jawaban AUM-PTSDL. Sesuai jumlah peserta didik sasaran dan
membuat satuan layanan asesmen AUM-PTSDL.
Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat
dan kerahasiaan data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga
dapat dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
Melakukan pengolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil
dengan menggunakan format yang spesifik, menetapkan peringkat persentase,
membuat grafik presentase masalah belajar dan mutu belajar, serta membuat
deskripsi analisis kualitatif masalah belajar dan mutu belajar sebagai hasil AUM-
PTSDL.
Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
 
D. Langkah Pengadministrasian
1. Perencanaan
a) Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat
layanan asesmen.
b) Menyiapkan buku AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik.
c) Menyiapkan lembar jawaban AUM-PTSDL sesuai jumlah peserta didik.
d) Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik dan kursi
yang nyaman.
2. Pelaksanaan
a) Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat
dan kerahasiaan)
b) Meminta individu menyiapkan alat tulis.
c) Membagi buku dan lembar jawaban AUM-PTSDL.
d) Memberi instruksi cara pengerjaan AUM-PTSDL.
e) Menginformasikan bahwa pengerjaan AUM-PTSDL tidak memiliki batas
waktu, akan tetapi peserta didik diminta bekerja dengan teliti, sungguh-
sungguh, cepat dan tidak membuang waktu.
f) Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam cara mengisi
AUM-PTSDL
g) Mengumpulkan kembali buku dan lembar jawaban hasil pengisian AUM-
PTSDL. Lembar jawaban yang dikumpul diteliti apakah telah dikerjakan
dengan lengkap.
3. Pengolahan Hasil
a) Konselor melakukan pengolahan hasil AUM-PTSDL dengan melakukan
penghitungan secara kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan
dan rumus yang telah ditetapkan.
b) Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan
analisis kualitatif.
c) Pengolahan hasil AUM-PTSDL harus dilakukan paling lambat satu
minggu setelah pengisian, mengingat permasalahan individu bersifat
dinamis dan bisa mengalami perubahan.
d) Kesegeraan pengolahan hasil AUM-PTSDL akan menjunjung asas
kekinian dalam bimbingan dan konseling.
e) Pengolahan hasil menggunakan format khusus.

Alat ungkap masalah merupakan sebuah instrumen dalam bimbingan dan


konseling yang digunakan untuk menemukan dan memahami setiap permasalahan
yang dialami oleh siswa. AUM adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan
oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan
memperkirakan masalah-masalah yang dihadapi klien. Alat Ungkap Masalah ini
didesain untuk mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi klien.
AUM merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah
siswa, mahasiswa, dan masyarakat secara menyeluruh mengungkapkan masalah-
masalah umum. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk mengungkap dua belas
bidang masalah yang mungkin dihadapi klien.
 
Menurut Prayitno dkk (1997:2) “Alat Ungkap Masalah (AUM) adalah alat
yang digunakan untuk mengungkap permasalahan yang dirasakan seseorang/ peserta
didik”. Prayitno mengembangkan dua jenis alat ungkap masalah yaitu: 1) alat untuk
mengungkap masalah-masalah umum yang dikenal dengan AUM Umum, dan 2) alat
untuk mengungkap masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan upaya dan
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar yang dikenal dengan AUM PTSDL yang
bertujuan untuk memperoleh data tentang kondisi diri klien atau peserta didik yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan bimbingan dan
konseling, dengan data tersebut penyelenggaraan pelayanan yang diberikan oleh guru
BK akan lebih efektif. Namun untuk mewujudkan pelayanan yang efektif tentu
diperlukan usaha yang efektif pula termasuk dalam penggunaan AUM haruslah
efektif.
Menurut Mulyasa (2011:93) efektivitas berkaitan erat dengan tujuan yang
telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang
direncanakan. Efektivitas AUM merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh keberhasilan suatu usaha telah tercapai. Berdasarkan pengamatan yang peneliti
lakukan pada tanggal 3 Juli 2013 sudah ada AUM yang digunakan oleh guru BK
untuk mengetahui akan kebutuhan peserta didik. Sedangkan dari hasil wawancara
yang peneliti lakukan bahwa masih ada guru BK yang memberikan AUM kepada
siswa namun tidak langsung diolah, pemanfaatan hasil AUM yang belum optimal
seperti siswa yang memiliki masalah tidak semuanya diberikan layanan oleh guru
BK, masih ada guru BK yang belum menyelenggarakan kegiatan pendukung seperti
kunjungan rumah padahal permasalahan yang terjadi pada siswa sangat
membutuhkan penyelesaian, kegiatan evaluasi dan pelaporan masih tidak dilakukan.
Fokus Penelitian yaitu mengingat banyaknya permasalahan yang akan dikaji, maka
peneliti membatasi permasalahan penelitian yaitu (1) efektivitas pemanfaatan hasil
AUM Umum oleh guru BK (2) efektivitas pemanfaatan hasil AUM PTSDL oleh guru
BK. Tujuan Penelitian yaitu untuk mendeskripsikan (1) pemanfaatan hasil AUM
Umum oleh guru BK (2) pemanfaatan hasil AUM PTSDL oleh guru BK.
 
Kesimpulan :
Berdasarkan beberapa bacaan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa alat
ungkap masalah adalah sebuah instrument standar yang pengembangannya
dikembangkan oleh Prayitno dkk dalam rangka memahami dan memperkirakan
(bukan memastikan) masalah masalah yang dialami oleh konseli. Ada dua macam
alat ungkap masalah yaitu AUM Umum dan AUM PTSDL. AUM umum digunakan
untuk mengungkapkan masalah masalah umum, sedangkan AUM PTSDL digunakan
untuk mengungkapkan masalah masalah sederhana. Yang dapat penulis tangkap
adalah bahwa AUM bukanlah alat pasti yang dapat mengungkapkan masalah siswa,
karena dalam pengerjaannya hanya berdasarkan terkaan saja. Adapun dilihat dari segi
kelebihan dan kekurangan, peran dan fungsi konselor dalam AUM itu sendiri, dan
langkah pengadministrasian, tidak ada yang menjadi pembeda antara AUM umum
dan AUM PTSDL.
Dewasa ini, untuk kepentingan analisis data, telah disediakan software
Aplikasi Program Alat Ungkap Masalah dalam bentuk data base. Melalui analisis
data berbasis komputer ini, kita dapat mengakses informasi tentang masalah-masalah
yang dihadapi konseli secara individual maupun secara kelompok dengan cepat,
mudah dan akurat. Tentunya, setelah dilakukan input data terlebih dahulu. Namun
sangat disayangkan, aplikasi program sebaik ini belum dapat dibagikan secara gratis,
padahal aplikasi ini bisa sangat membantu guru BK.

Daftar Pustaka

Christianto, Ainun., Rekyan Putri., & Agus Widodo. (2017).  Sistem Pakar


Klasifikasi Permasalahan Berdasar AUM Menggunakan FCM-FIS Tsukamoto,
Vol. 1, No. 4, hlm. 320-329.
Hartanto, Dody,dkk. 2020. Buku Panduan Teori dan Praktik Pemahaman Individu
Teknik Non Tes. Universitas Ahmad Dahlan
Asesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK Komprehensif , Pengarang : Dra.
Gantina Komalasari, M.Psi.; Eka Wahyuni, S.Pd., M.A.A.P.D.; Karsih, M.Pd. ,
Hlm 131-152.
https://caturkonseling.wordpress.com/alat-ungkap-masalah/

Anda mungkin juga menyukai