Anda di halaman 1dari 1

Peningkatan Kepribadian Yang Sehat Melalui Layanan Penguasaan Konten Oleh Angga

Pratama

Kondisi fisiologis, psikologis, perkembangan dan kematangan, lingkungan dan agama turut
mempengaruhi kepribadian individu karena berkaitan erat dengan proses pembentukan tingkah laku.
Individu yang kondisi fisiknya tidak sempurna atau mengalami gangguan maka akan berpengaruh juga
pada tingkah lakunya. Faktor internal merupakan faktor meliputi kondisi usia, tidak mempunyai tujuan
hidup yang jelas, kurang motivasi dalam hidup, emosional, mental. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu seperti kondisi lingkungan yang meliputi tradisi
budaya, penerimaan masyarakat, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Bentuk kepribadian
yang sehat berbeda pada setiap individu, baik dari segi sifat dan caranya. Ada orang yang
kepribadiannya sehat secara positif, namun ada juga kepribadiannya yang tidak sehat.

E.B Hurlock yang dikutip oleh Syamsu Yusuf mengemukakan tentang karakteristik kepribadian yang
sehat (healthy personality) ditandai oleh yaitu mampu menilai diri secara realistis, mampu menilai
situasi secara realistis, mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistis, menerima tanggung
jawab, kemandirian (autonomi), dapat mengontrol emosi, berorientasi tujuan, berorientasi keluar,
penerimaan sosial, memiliki filsafat hidup, berbahagia. Berdasarkan pendapat Elizabeth Hurlock di atas
dapat dipahami bahwa kepribadian yang sehat ditandai dengan tindak-tindakan yang sehat seperti
mampu menilai diri secara realistis, menerima tanggung jawab. Individu yang kepribadiannya sehat akan
mampu menilai dirinya sesuai dengan kondisi yang ada pada dirinya.

Memahami Kepribadian Yang Sakit Dan Usaha Mengatasinya Dalam Perspektif Orang
Dewasa Oleh Markus Kusni

Kesadaran diri sendiri dan usaha untuk menemukan potensi diri, akan membantu mengatasi masalah
yang dihadapi. Selain hal itu, kreativitas personal membantu dirinya untuk mampu bebas dari situasi
depersi terselubung. Depresi terselubung tidak datang dengan tanda-tanda yang jelas, namun muncul
atau kelihatan secara bertahap yang memungkinkan si penderita tidak menyadarinya. Keadaan depresi
terselubung masih dapat diingkari oleh seseorang yang menderitanya karena efek dari depresi
terselubung itu belum membahayakan atau dalam taraf kronis/berat.
Keadaan depresi terselubung secara jasmani tidak menampakan perubahan yang berarti, hanya saja
tubuh jasmani akan menerima akibat dari perubahan tatanan kepribadian yang tidak sehat dari dalam
diri seseorang. Akibatnya pengaktualisasian diri menjadi terganggu. Jika pengaktualisasian diri
terganggu, maka selanjutnya seseorang akan menarik diri dari proses interaksi sosial. Relasi komunal
tidak akan beranfaat bagi dirinya karena hanya menjadi ancaman dan ketidaknyamanan diri sehingga ia
berusaha untuk tidak berelasi dengan orang banyak.

Anda mungkin juga menyukai