Anda di halaman 1dari 53

PSIKOLOGI

DALAM
PRAKTIK

KEBIDANAN
Pertemuan
(11-14)

Satria Efandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog.,


CHCM., CODP
Dukungan pada Pengasuhan
dan Peran Menjadi Orang Tua

Outline Kerjasama dan Komunikasi

Perkuliahan Interprofesional kepada Pasien

Masalah Kesehatan Pada


Perinatal

Manajemen dan Resiko Bunuh


Diri

Kekerasan pada Pasangan


(KDRT)

Trauma (PTSD)
MASALAH
KESEHATAN PADA
PERINATAL
Tinjauan Teoritis dan Kasuistik
RENTANG PERIODE MASALAH
KESEHATAN PADA IBU

ANTENATAL INTRANATAL POSTNATAL


Adalah masa sebelum kehamilan Periode intranatal merupakan masa Masa ini adalah setelah terjadinya
dan kelahiran. Masalah kesehatan selama terjadinya proses kelahiran. kelahiran. Masalah yang terjadi pada
yang terjadi pada ibu menjadi ukuran Pada periode ini masalah pada bayi periode ini biasanya merupakan
untuk menilai keadaan dan masalah dapat disebabkan oleh adanya kelanjutan masalah dari periode-
kesehatan pada janin, karena pada perlukaan pada saat lahir.Infeksi pada periode sebelumnya. Disamping itu
periode ini janin sepenuhnya periode ini terjadi karena kuman ada juga yang disebabkan oleh
bergantung pada keadaan ibu menulari janin dengan cara kontak infeksi yang diperoleh setelah lahir
langsung dengan daerah-daerah yang
sudah dicemari kuman
Jenis-Jenis masalah yang berpotensi
dialami dalam periode perinatal

Ketidaknyamanan Perubahan Ketidakstabilan Gangguan


Fisik dan Psikis Emosional Hormon Metabolik
FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA
MASALAH KESEHATAN PERINATAL :
Pasca melahirkan dapat memunculkan serangkaian
masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh :

Penyebab Psikologis
Sebagaian besar ibu setelah melahirkan berpotensi mengalami
mood swing, emosi dan suasana hati yang naik-turun secara
fluktuatif, mulai dari kondisi yang ringan hingga ekstrem

Penyebab Fisik
Pasca melahirkan akan memberikan after-effect berupa perubahan
fungsi dan bentuk tubuh tertentu hingga rasa lelah yang lebih
sehingga dapat mengancam kesehatan jika tidak ditangani dengan
baik

Penyebab Lingkungan
Ibu pasca melahirkan dapat mengalami kondisi kesehatan yang
regresif apabila tidak mendapat dukungan yang dibutuhkan dari
sekitarnya seperti tenaga medis, keluarga dan dukungan lainnya
UPAYA PENCEGAHAN/PENANGANAN
MASALAH KESEHATAN PERINATAL

ASUPAN GIZI KONTROL AKTIVITAS DUKUNGAN SOSIAL


Ibu perlu memperhatikan pola, jenis Meski memiliki bayi, ibu perlu untuk Ibu agar tetap bersemangat dan
dan kualitas/kuantitas dari konsumsi melatih kembali fisiknya dengan memiliki kondisi jiwa yang sehat
sehari-hari. Usahakan untuk melakukan aktivitas olahraga ringan selama periode awal pasca
menghindari zat-zat yang dapat yang diperuntukkan untuk ibu pasca melahirkan sangat membutuhkan
menghambat pemulihan tubuh serta melahirkan atau dengan arahan bantuan dan motivasi dari
mengancam bayi. Kontrol terhadap profesional. Ibu juga harus menjaga lingkungan sekitarnya terutama
asupan ini harus dilakukan secara kualitas tidur yang cukup sehingga pasangan dan kerabat terdekat.
konsisten hingga ibu mencapai terhindar dari kelelahan Dukungan juga dapat diberikan oleh
kebugaran fisik dan psikis. komunitas yang revelan.
KEKERASAN
TERHADAP
PASANGAN / KDRT
Tinjauan Teoritis dan Fenomenologis
Kenapa bisa terjadi Perilaku
Agresif pada Pasangan?
Perilaku agresif yang mengarah pada kekerasan khususnya
dalam hubungan pasangan dan rumah tangga sebenarnya
bukan merupakan hal yang baru. Namun, selama ini selalu
dirahasikan atau ditutup-tutupi oleh keluarga, maupun oleh
korban sendiri atau keluarga. Kekerasan yang terjadi dalam

rumah tangga mengandung sesuatu yang spesifik atau khusus.


Kekhususan tersebut terletak pada hubungan antara pelaku

dan korban, yaitu hubungan kekeluargaan atau hubungan

pekerjaan
Definisi KDRT
Menurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang
PKDRT, Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap

perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang


berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara

fisik, seksual, psikologi, atau penelantaran rumah tangga


termasuk juga hal-hal yang mengakibatkan ketakutan,

hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk

bertindak, rasa tidak percaya, atau penderitaan psikis berat

pada seseorang.
DAMPAK KDRT :
Perilaku KDRT yang intens dan berulang dapat menyebabkan
efek tertentu kepada korban dan keluarga yakni :

Gangguan Kecemasan dan Depresi


Anak yang menjadi korban dari KDRT orang tuanya dapat mengembangkan sifat
antisosial dan cenderung merasa bersalah atas kekerasan yang ia saksikan

Pengalaman traumatik
KDRT dapat menjadi mimpi buruk dan luka yang membekas sepanjang hidup
sehingga menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan.

Masalah fisik
Korban KDRT dapat mengalami luka dan cedera tertentu mulai dari yang ringan
hingga berat yang memerlukan pertolongan medis apabila kekerasan melibatkan
kontak fisik

Perilaku agresif dan pola perilaku KDRT yang berulang


Anak yang mengalami KDRT akan meniru apa yang mereka lihat termasuk
kekerasan yang ia alami dan mengembangkannya pada masa remaja hingga
dewasa kedalam kepribadiannya
PENCEGAHAN/PENANGANAN KDRT :
Perilaku KDRT dapat diminimalisir potensi maupun dampaknya agar tidak muncul di
dalam keluarga maupun msyarakat dengan cara :

Mengamalkan ajaran agama.


Ketika agama menjadi pondasi dalam sebuah keluarga maka akan terhindar dari KDRT

Komunikasi.
Dalam komunikasi yang baik terdapat keterbukaan satu sama lain yang menyebabkan munculnya rasa saling
memahami dan saling percaya yang dapat menjadi pondasi dalam penyelesaian masalah

Pendidikan sejak dini.


Anak diajarkan untuk tidak memukul, tidak berkata kasar, hingga bagaimana mengatasi rasa marah

Mediasi.
Jika terdapat permasalahan yang serius hingga tidak dapat ditangani, sebaiknya meminta mediasi kepada pihak
ketiga yang dipercaya oleh kedua belah pihak

Penyuluhan tentang KDRT.


Pemerintah mempunyai produk hukum positif berupa Undang-undang penghapusan KDRT yang dapat
disosialisasikan kepada masyarakat luas sehingga masyarakat dapat lebih memahami dampak dan kiat terhindar dari
KDRT
BUNUH DIRI
(SUICIDE) -
MANAJEMEN RESIKO
Tinjauan Teoritis dan Fenomenologis
Kenapa orang melakukan bunuh
diri?
Akhir-akhir ini, kasus bunuh diri semakin meningkat. Menurut WHO,
setiap tahunnya lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh
diri.

Alasan seseorang memutuskan untuk bunuh diri mungkin sangat

bervariasi dan kompleks, yang mana menurutnya sudah tidak bisa


tertahankan. Penyebabnya dapat berasal dari dalam diri individu itu

sendir maupun karna pengaruh interaksi dengan lingkungan yang


kurang baik.
Definisi Perilaku Bunuh diri
(Suicide)
Tindakan bunuh diri merupakan sebuah keadaan dimana

individu bertindak melakukan sesuatu yang bertujuan


menyakiti dirinya sendiri bahkan tindakan tersebut dapat

mengancam nyawanya sendiri. Perilaku tersebut

dimaksudkan untuk mengakhiri kehidupannya di dunia dan


dilakukan dengan waktu yang singkat dan disengaja bahkan
individu tersebut tau akibat dari perilakunya
ETIOLOGI PENYEBAB MUNCULNYA
SUICIDE :
Munculnya potensi perilaku bunuh diri pada seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal berikut :
Psikologi
Penyebab individu melakukan percobaan bunuh diri diantaranya adalah karena
depresi, stress, serta kecemasan yang dialaminya

Biologis
Faktor biologis erat hubungannya dengan keadaan fisik tertentu pada individu.
Misalnya pada individu yang memiliki kondisi penyakit kronis dan penyakit jasmani

Sosial dan Lingkungan


Dalam konteks sosial, bunuh diri terbagi menjadi 3 kategori diantaranya; Altruistik
(suicide yang dilakukan atas dasar untuk kebaikan masyarakat), egoistic (terjadi
pada individu yang tidak terintegrasi pada kelompok sosialnya), serta anomik (yaitu
bunuh diri yang dikarenakan kesulitan berinteraksi dengan orang lainndan gagal
dalam beraptasi terhadap stressor).
TAHAPAN PERILAKU BUNUH DIRI

1. IDEA &
INTENTION 3. GESTURE &
2. THREAT
Seseorang mulai memunculkan ATTEMPT
pemikiran dan niat untuk Tahap pada saat individu sudah Merupakan tahap dimana individu
merencanakan tindakan menyakiti mulai mengekspresikan keinginan melakukan perilaku destruktif yang
diri sendiri dan bunuh diri. Tahap ini atau hasratnya untuk mengakhiri mengindikasikan untuk menyakiti diri
belum sepenuhnya terlihat oleh hidup. hingga upaya menghilangkan nyawa
orang lain dan individu masih
menyembunyikannya didalam diri
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
SUICIDE :
Perilaku berpotensi bunuh diri pada seseorang dapat di
ditangani dan di cegah menggunakan pendekatan berikut :
Pendekatan Spiritual, dengan memberikan kesadaran terhadap peran
agama dalam menghadapi permasalahan hidup
Pendekatan Coping, dengan mengajarkan cara untuk menuntaskan
masalah, baik yang berfokus pada masalah itu sendiri atau pengelolaan
emosi
Pendekatan Social Supportm dengan membantu individu dalam
mendapatkan dukungan yang dapat membantunya menjalani hidup secara
adaptif dan bersama-sama saling memberikan penguatan
Pendekatan Terapeutik Medis, yaitu dengan memberikan terapi obat
tertentu
Pendekatan Konseling dan Psikoterapi, yakni dengan memberikan terapi
yang berfokus pada penanganan aspek psikologis untuk mencegah perilaku
bunuh diri
TRAUMA (STRESS
PASCA TRAUMA -
PTSD)
Tinjauan Teoritis dan Fenomenologis
Kejadian masa lalu yang menyakitkan
dapat membuat trauma
Terdapat banyak kejadian yang dapat menyebabkan trauma,
terutama yang mengancam nyawa. Namun, situasi yang membuat

Anda kewalahan terhadap perasaan tertentu (overwhelmed) atau

justru merasa terpinggirkan juga dapat menyebabkan trauma. Hal

ini dikenal dengan istilah Stress Pasca Trauma (PTSD).


Hanya saja, perasaan trauma tidak bisa diukur dari kejadian yang

dialami, tapi bagaimana Anda menerima atau menanggapi

peristiwa tersebut. Artinya, dua orang yang berbeda bisa saja

mengalami kejadian yang sama tapi hanya salah satu saja yang

merasa trauma.
Definisi Stress Pasca Trauma
(PTSD)
PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres
pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah

seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang bersifat


traumatis atau sangat tidak menyenangkan.

PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat

penderitanya teringat pada kejadian traumatis. Beberapa


peristiwa traumatis yang dapat memicu PTSD adalah perang,
kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual.
FAKTOR PENYEBAB PTSD

RIWAYAT GANGGUAN TEMPRAMEN


UNPLEASANT MENTAL DALAM BAWAAN
EXPERIENCE KELUARGA
Pengalaman yang kurang Kemampuan seseorang dalam
menyenangkan atau peristiwa yang Pengalaman traumatik dapat muncul menghadapi masalah dan katahanan
membuat kondisi emosional akibat adanya anggota keluarga diri yang ia miliki dapat ditentukan
terguncang dapat menyebabkan yang mengalami gangguan oleh genetik bawaannya. Jika
efek ketakutan dan kelemahan diri psikologis tertentu sehingga seseroang memiliki orang
dalam menghadapi situasi yang menimbulkan dampak kecemasan tua/keluarga yang mudah terserang
serupa dimasa yang akan datang dan rasa tidaknyaman dengan stress makan kemungkikan akan
anggota keluarga lainnya diturunkan.
UPAYA PENCEGAHAN/PENANGANAN
PTSD :
Perasaan tertekan akibat kejadian traumatis dapat ditangani
dengan beberapa strategi seperti berikut :
Terapi fisik dan relaksasi
Perbaiki kesehatan psikis lewat sesi konseling dan
pendampingan lewat psikolog/psikiater
Jaga kondisi fisik agar selalu fit melalui olahraga secara rutin
dan teratur
Berfokus pada kondisi dan hidup saat ini dan menemukan
makna hidup yang lebih berharga dari masa lalu
Membuat rencana masa depan yang positif dan
membahagiakan terutama untuk diri sendiri dan orang lain
disekitar yang penting
Intervensi medis dengan terapi untuk menyeimbangkan
kondisi syaraf dan mood
DUKUNGAN
PENGASUHAN DAN
PERAN MENJADI
ORANG TUA
Pemahaman Menyeluruh
ARTI PENTING
PARENTING DAN
PENGASUHAN ANAK
Setiap orangtua tentunya ingin yang terbaik bagi
anak-anak mereka. Keinginan ini kemudian akan
membentuk pola asuh yang akan ditanamkan
orangtua kepada anak-anak. Pola asuh menurut
Diana Baumrind (1967), pada prinsipnya
merupakan parental control yaitu bagaimana
orangtua mengontrol, membimbing, dan
mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangannya menuju pada
proses pendewasaan
Pola Pengasuhan Anak dalam Keluarga

Otoriter Permisif Pengabaian Demokratis


POLA ASUH
OTORITER :
Bentuk pola asuh yang anak yang cenderung
ketat dengan penekanan pada :

Cenderung menggunakan pendekatan menghukum


dan memaksa
Keinginan orang tua adalah hal yang harus dipatuhi
dan dituruti
Komunikasi verbal yang tegas dan bersifat satu arah
Dampaknya bagi anak akan menjadi tertekan,
menarik diri, kurang percaya diri, agresif, masalah di
sekolah/proses belajar
POLA ASUH
PERMISIF :
Merupakan bentuk pola asuh yang bebas dan
terbuka dengan ciri :

Tidak ada batasan dan kontrol dalam perilaku anak


dari orang tua
Anak boleh berperilaku sesuai keinginannya sendiri
Memanjakan anak
Kepintaran dan kreativitas dianggap penting
Bimbingan kepada anak kurang
Anak berpotensi tumbuh menjadi egois, kurang
bertanggung jawab, childish, berpikir irrasional
POLA ASUH
PENGABAIAN :
Kondisi batin yang membuat seseorang
mampu untuk :

Mengabaikan anak
Tidak peduli terhadap tumbuh kembang anak
Tidak mendampingi anak
Tidak menghiraukan eksistensi anak
(Biasanya) mengelak dari tanggung jawab untuk
mendidik anak - meminta orang lain untuk
mengasuh
Anak cenderung tumbuh menjadi kurang percaya
diri, harga diri rendah, mudah terlibat dalam
perilaku negatif, kurang bersemangat, insecure
POLA ASUH
DEMOKRATIS :
Kondisi batin yang membuat seseorang
mampu untuk :
Menghargai kepentingan anak
Menekankan pada kemampuan anak mengikuti
aturan
Menghargai ide dan kntribusi anak
Memberikan kasih sayang kepada anak namun
tegas apabila anak melakukan perbuatan yang tidak
dibenarkan
Melibatkan anak untuk berkompromi dan mengambil
keputusan bersama
Anak akan cenderung tampil mandiri, percaya diri,
kontrol diri yang baik dan adaptif
FUNGSI KELUARGA SECARA
UMUM

Biologis
Pendidikan
Religius
Perlindungan
Sosialisasi
Kasih Sayang
Ekonomis
Rekreatif
Fungsi Biologis
Fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan biologis ini sangat penting.
Saat suami dan istri saling memenuhi
kebutuhan biologis, aktivitas tersebut
akan berlanjut pada tahap reproduksi
atau meneruskan keturunan
Fungsi Pendidikan
Keluarga adalah tempat pertama untuk
memberikan pendidikan dan didikan
kepada setiap anggota keluarganya,
terutama bagi anak-anak. Keluarga
adalah sarana pertama untuk
mengajarkan membaca atau berhitung,
mengenalkan segala pengetahuan
dalam kehidupan, mengajarkan
keterampilan, dan memberikan
panduan beradaptasi dalam hidup
Fungsi Religius
Fungsi keluarga sebagai tempat
pertama seorang anak mengenal,
menanamankan dan menumbuhkan
serta mengembangkan nilai-nilai
agama, sehingga bisa menjadi insan-
insan yang agamis, berakhlak baik
dengan keimanan dan ketakwaan
yang kuat kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat
berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram
serta kehangatan secara
psikis/emosional bagi setiap anggota
keluarganya. dengan adanya rasa aman
maka keluarga dapat berkembang
dengan baik dan mempersiapkan diri
untuk menghadapi lingkungan luar
dengan lebih percaya diri
Fungsi Sosialisasi
Di dalam keluarga, seorang anak akan
belajar tentang nilai, norma, moral, dan
cara untuk menjalin komunikasi
dengan orang lain di luar keluarga. .
Dari keluarga, anak bisa belajar
mengenai hal-hal baik dan buruk
maupun yang salah atau benar. Melalui
proses sosialisasi dalam keluarga, anak
akan menjadi manusia sosial dengan
karakter yang baik.
Fungsi Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan
landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orang tua
dengan anak-anaknya, anak dengan
anak, serta hubungan kekerabatan antar
generasi sehingga keluarga menjadi
tempat utama bersemainya kehidupan
yang punuh cinta kasih lahir dan batin
Fungsi Ekonomi
Keluarga adalah tempat di mana kita bisa
memperoleh makanan, pakaian, tempat
tinggal, dan kebutuhan materi lainnya.
Keluarga akan memberikan dukungan
finansial untuk masing-masing anggota
keluarganya. Fungsi ekonomi dalam
keluarga meliputi pencarian nafkah,
manajemen keuangan, dan penggunaan
dana untuk memenuhi segala kebutuhan
yang diperlukan dalam sebuah keluarga.
Fungsi Rekreatif
keluarga juga harus berfungsi untuk
memberikan ketenangan, kenyamanan jiwa,
dan suasana damai dalam keluarganya.
Fungsi ini lebih kepada rekreasi, yang dapat
dirasakan dan dihayati seluruh anggota
keluarga, seperti jauh dari keributan dan
pertentangan.
Misalnya, olah raga bersama, makan malam
bersama di meja makan sambil berbincang,
menonton televisi bersama, bersenda gurau
di halaman depan sambil ngopi, dan lainnya.
DUKUNGAN TERHADAP PERAN ORANG
TUA/PENGASUH ANAK
Orang tua sebagai modal utama dalam menemtukan kualitas tumbuh
kembang anak memerlukan dukungan dari pihak sekitarnya baik
keluarga maupun masyarakat sekitar agar mampu dengan konsisten
dalam mengoptimalkan diri anak dalam berbagai aspek

Dukungan yang dapat ditawarkan untuk menunjang pengasuhan


orang tuaterhadap anak terbagi kedalam 4 kategori:

Dukungan Profesional
Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan
Dukungan Informatif
Dukungan Instrumental
Dukungan Jaringan Sosial
Dukungan Profesional
(Mudah kesal dan marah, meledak-ledak atau
menarik diri dari keluarga dan teman,

mengabaikan tanggung jawabnya, berkurang


efisiensi kerjanya atau sulit berkonsentrasi, tekanan

emosional seperti terus-menerus merasa sedih atau

mudah menangis.
Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap individu/keluarga yang


bersangkutan dari lingkungan sekitarnya.

Dukungan ini menyediakan rasa nyaman,


ketentraman hati, perasaan dicintai bagi

individu/orang yang mendapatkannya


Dukungan Penghargaan
Dukungan ini muncul lewat ungkapan
penghargaan positif untuk individu/keluarga

bersangkutan, dorongan maju atau persetujuan


dengan gagasan atau perasaan individu/keluarga

dan perbandingan positif individu/keluarga dengan


pihak lain.
Dukungan Informatif
Mencakup upaya lingkungan sekitar dalam

pemberian nasihat, petunjuk-petunjuk, saran-saran,


informasi, araha dan umpan balik kepada

individu/keluarga yang berguna untuk


kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup

individu/keluarga yang bersangkutan.


Dukungan Instrumental

Mencakup bantuan langsung dari lingkungan

sekitar kepada individu/keluarga yang dapat


berupa jasa, waktu, uang, serta benda/objek lain

yang dirasa dibutuhkan oleh pihak yang

bersangkutan.
Dukungan Jaringan Sosial
Mencakup perasaan keanggotaan dalam
kelompok. Dukungan jaringan sosial merupakan

perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok,


saling berbagi kesenangan dan aktivitas sosial.

Komunitas yang bergerak dalam pemerhati kondisi


keluarga yang ada disekitar dapat memberikan

dukungan kepada masing-masing keluarga yang

dirasa membutuhkan.pendampingan
KERJASAMA DAN
KOMUNIKASI
INTERPROFESIONAL
Tinjauan Etis
Kenapa Antar Profesional
Perlu Bekerjasama?
Kolaborasi sejatinya merupakan hubungan kerja dalam hal ini

tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien

atau klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa,


melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling

berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing


bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun bentuk dan

tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan

atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh


kolaborator
What is Inter-professional
Collaboration (IPC)
Menurut WHO, praktek kolaboratif terjadi ketika banyak

petugas kesehatan dari latar belakang profesional yang


berbeda bekerja sama dengan pasien, keluarga, perawat dan

masyarakat untuk memberikan perawatan dengan kualitas

tertinggi di seluruh rangkaian


IPC juga berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan
pasien melalui penyampaian layanan preventif, kuratif,

rehabilitatif, dan paliatif yang efisien, efektif dan adil


MANFAAT
PENERAPAN IPC :
Kolaborasi antar profesional dalam menawarkan layanan
kesehatan yang lebih komprehensif memiliki manfaat
seperti :

Akses yang lebih optimal dalam memberikan pelayanan


kepada pasien
Sistem kesehatan yang komprehensif, terkoordinasi dan
aman yang responsif terhadap kebutuhan pasien
Penggunaan sumber daya yang efisien
Mengurangi insiden dan prevalensi kecacatan dalam
memberikan pelayanan
Peningkatan kepuasan kerja, dengan berkurangnya stres dan
kelelahan profesional kesehatan.
FAKTOR PENDUKUNG
PENERAPAN IPC :
Pelayanan kesehatan yang kolaboratif dapat ditunjang
dengan beberapa dukungan berikut :

Pengembangan kompetensi pelayanan pada tiap tenaga


kesehatan
Pengembangan softskill sosial pada tiap profesional
Kompensasi dan insentifdari organisasi/perusahaan
Fasilitas konwledge transfer antar profesional
Re-regulasi (internal-layanan kesehatan / eksternal-
pemerintah)
Peningkatan standar kualitas layanan
Program kesejahteraan antar profesi
Wadah organisasi lintas profesi untuk tujuan kolaboratif
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai