Anda di halaman 1dari 15

1

Sebutkan, Visi, Misi dan Motto RSIA CITRA AGUSWAR


- Visi :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat
Rumah Sakit dimaksud adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pilihan Utama Masyarakat, dimaksud adalah menjadi rumah sakit yang
mempunyai jumlah kunjungan berobat masyarakat yang tinggi diantara
banyaknya pilihan rumah sakit yang tersedia bagi masyarakat di
wilayah Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman.
- Misi :
1. Menjangkau dan memberikan pelayanan kesehatan seluas mungkin
kepada masyarakat
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu
Bermutu dimaksud adalah dikelola dengan sistem manajemen modern
yang efektif dan efisien, berdasarkan kaidah-kaidah perundangan yang
berlaku, mempunyai standar mutu yang tinggi dan didukung oleh
fasilitas lengkap dan modern, serta tenaga ahli yang berpengalaman
dibidang masing- masing.
3. Meningkatkan kesuksesan dibidang finansial untuk kesejahteraan
bersama
4. Menciptakan lingkungan yang aman, ramah dan selalu dekat dihati
masyarakat.
Motto: Selalu Dekat di Hati
Alur pasien RJ & RWI
RWJ
Pasien Tiba di RS → skrining oleh petugas (bila pasien tidak ada
kegawatdaruratan) → Poliklinik.
Bila pasien ada kegawatdaruratan IGD  Pendaftaran di FO/ admission
 Arahkan ke NS tujuan  Jika ada obat ke farmasi  Pembayaran ke
Kasir  pengambilan obat di Farmasi
RWI
Pasien membawa pengantar Rawat Inap dari IGD / Poli  Mendaftar di FO
 FO bezet kamar sesuai permintaan  Informasikan segala ketentuan di
RS  Serahkan berkas RWI kepada pasien untuk diserahkan kepada
perawat IGD/Poli
Program TB (alur pasien TB)
1. Lakukan skrining visual dan verbal oleh FO
2. Lihat kondisi pasien, jika kegawatan arahkan pasien ke IGD
1
3. Lihat kondisi pasien apakah ada keterbatasan fisik atau tidak, jika ada
bantu pasien dengan menggunakan kursi roda/brankar
4. Tanyakan kepada pasien apakah ada riwayat batuk berdahak lebih dari
2 minggu, bila ada beri pasien masker yang sudah disediakan dan
menulis di buku Skrining yang sudah disiapkan di IGD
5. Daftarkan pasien ke klinik yang akan dituju melalui jalur Fast Track

Pelayanan Geriatri
Pasien lanjut usia  skrining di FO / IGD  asesmen geriatri oleh petugas
 Jika ditemukan masalah geriatric  rencana tatalaksana komprehensif
oleh tim terpadu geriatri  berikan asuhan Homecare atau Rawat Jalan

PONEK
PONEK (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif).
PONEK adalah pelayanan 24 jam di RS secara langsung terhadap ibu hamil
/ ibu bersalin / ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang sendiri atau
rujukan kader / masyarakat. PONEK terletak di ruangan IGD.

Identifikasi pasien
1. Gelang identitas pasien terdiri dari : nama pasien, tanggal lahir, no
rekam medis
2. Gelang identitas pasien terpasang segera tepat (sesuai jenis kelamin)
dan tulisan terbaca jelas
3. Petugas melakukan verifikasi identifikasi pasien dengan cara :
a. Verifikasi Verbal : Petugas meminta pasien untuk menyebutkan
nama dan tanggal lahir, pada pasien RWI dan RWJ
b. Verifikasi Visual : Petugas melakukan pencocokan secara visual
antara gelang identitas dengan rekam medis pada pasien rawat inap
dan dengan kertas nomor tunggu pada pasien rawat jalan
Pasang dua gelang identitas untuk bayi baru lahir dengan cara gelang
identitas pertama dipasang segera setelah lahir menggunakan identitas
ibu dan setelah registrasi pasang gelang kedua dengan nama identitas bayi.
Jika bayi kembar maka gelang identitas bayi diberi label Bayi I, Bayi II, Bayi
III.
Informasikan kepada pasien/keluarga hal – hal sebagai berikut:
a. Petugas rumah sakit setiap akan melakukan tindakan/
pengobatan/pemeriksaan akan selalu melakukan identifikasi dengan
2
cara membaca gelang identitas pasien dan mencocokkan dengan berkas
rekam medis
b. Gelang identitas harus selalu dipakai sampai pasien diperbolehkan
pulang. Jika terpaksa harus dilepas karena keperluan tindakan, yang
diperbolehkan melepas adalah perawat / petugas dan harus segera
dipasang kembali.
c. Jika gelang terlepas, petugas akan memasangkannya dengan gelang
yang baru

Gelang/Pin pada pasien :


1. Gelang / penanda (pin) warna MERAH, untuk risiko alergi dipasang
pada sisi tangan yang terpasang gelang identitas.
2. Gelang / penanda (pin) warna KUNING, untuk risiko tinggi jatuh,
dipasang pada sisi tangan yang terpasang gelang identitas.
3. Gelang / penanda (pin) warna UNGU, untuk risiko “Do No Resuscitate”
(DNR), dipasang pada sisi tangan yang terpasang gelang identitas.

Sebutkan 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


1. Identifikasi Pasien
2. Komunikasi EfektiF
3. Peningkatan obat yang perlu diwaspadai (high alert)
4. Kepastian Tepat Lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait pelayanan Kesehatan
6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

SPO Hak dan Kewajiban pasien


18 Hak Pasien :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan

3
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain (second opinion) yang mempunyai SIP baik didalam maupun
diluar RS
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya
10. Memberikan persetujuan atau menolak tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
11. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan, alternatif, risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan tanpa
mengganggu pasien lain
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan RS terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya
17. Mengadukan RS apabila RS diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar
18. Mengeluhkan pelayanan RS yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Kewajiban pasien dan keluarga :
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter/ dokter gigi
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
UU Ri No. 29 Tahun 2004 Pasal 53 tentang Praktek Kedokteran
Kewajiban pasien :
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di RS
2. Menggunakan fasilitas RS secara tanggung jawab
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di RS
4
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatan
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesempatan yang dimilikinya
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di RS dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
7. Menerima segala konsekuensi atau keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan
atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
8. Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima

5 BENAR OBAT
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar waktu
5. Benar cara

Sebutkan prosedur membersihkan tumpahan B3 Infeksius :


1. Amankan area tumpahan dengan memasang tanda peringatan
(Warning Sign)
2. Ambil Spillkit B3
3. Cuci tangan dengan handrub
4. Gunakan APD mulai dari atas ke bawah
5. Bersihkan tumpahan B3 dengan kertas Koran kemudian masukkan ke
kantong plastic kuning
6. Semprotkan Desinfektan (chlorine 0,05%) ke permukaan tumpahan B3
dan diamkan beberapa saat
7. Keringkan dengan kain, langsung buang ke plastic kuning
8. Lepaskan seluruh APD mulai handscoon dan dari bawah ke atas
9. Buang plastic kuning ke tempat sampah
10.Cuci tangan mengguunakan handrub
11.Buat laporan kejadian tumpahan pada formulir laporan
12.Isi kembali spill kit dengan lengkap oleh unit kesling
5
SPO cara menggunakan APD
a.Kenakan baju kerja sesuai petama pakaian pelindung
b.Kenakan pelindung kaki
c. Kenakan sarung tangan
d.Kenakan apron
e.Kenakan gaun pelindung

Sebutkan kode emergency:


1. Merah (Red Code) : Kebakaran
2. Biru (Blue Code) : Henti jantung/henti nafas
3. Hitam (black Code) : Ancaman membahayakan
4. Abu-abu (Grey Code) : Ancaman personil
5. Orange (Orange Code) : Insiden bahan berbahaya
6. Pink (Pink Code) : Penculikan bayi
7. Coklat (Coklat Code) : Pengaktifan evakuasi pasien
8. Kuning (Yellow Code) : Kebocoran gas, listrik, korsleting, tumpahan
bahan kimia di labor

Sebutkan 4 helm leader evakuasi


 Helm merah : Pemadam
 Helm biru : Pasien
 Helm kuning : Alat kesehatan
 Helm putih : Dokumen

Apa yang dilakukan bila menemukan titik api


Jangan paniK :
Lakukan RACE
Remove : Pindahkan barang yang memicu membesarnya titik api
Alarm : Bunyikan & aktifkan alarm (atau kode dengan sound system)
Close (tutup) : Menutup semua pintu dan membuka jendela untuk
merangkap api dan memperlambat perkembangannya
Extinghuish (padamkan) : Padamkan menggunakan APAR
Cara Menggunakan APAR :
 Tarik pin
 Arahkan corong pada titik api
 Tekan tuas
6
 Semprotkan dari sisi ke sisi searah angin

Kominikasi Efektif dengan TUBALKON


SPO Eja huruf secara alfabet dan lampiran alphabet
1. Lakukan komunikasi efektif dengan mengeja huruf menggunakan kode
alphabet saat :
a. Menerima instruksi dokter tentang obat LASA via telepon
b. Menerima informasi hasil kritis pemeriksaan penunjang via telepon
c. Menerima pendaftaran pasien di admission via telepon
d. Komunikasi lisan melalui telepon lain yang membutuhkan mengeja
huruf dikarenakan ada informasi yang kurang jelas
2. Catat, baca dan konfirmasi, isi informasi yang diterima oleh penerima
kepada pemberi informasi
3. Eja huruf satu per satu dengan kode alphabet sesuai daftar dibawah
ini :
A : Alpha J : Juliet S : Sierra
B : Bravo K : Kilo T : Tango
C : Charlie L : Lima U : Uniform
D : Delta M : Mike V : Victor
E : Echo N : November W : Whiskey
F : Foxtrot O : Oscar X : X-Ray
G : Golf P : Papa Y : Yankee
H : Hotel Q : Quebec Z : Zulu
I : India R : Romeo
4. Lakukan “EJA KATA” saat menerima instruksi pada keadaan darurat
Dokumentasikan (catat) tindakan

Diklat yang harus diikuti semua karyawan


 Orientasi karyawan baru
 BHD (Bantuan hidup dasar)
 Patient Safety
 PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
 Penanggulangan Bencana/ Disaster Plan
 Mutu
 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
 B3 (Bahan beracun dan Berbahaya)

7
Bantuan hidup dasar (BHD) adalah tindakan pertolongan medis sederhana
yang dilakukan pada penderita yang mengalami henti jantung sebelum
diberikan tindakan pertolongan medis lanjutan
Tujuan:
Memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang adekuat sampai
keadaan henti jantung teratasi atau sampai penderita dinyatakan
meninggal

Lakukan BHD pada pasien:


1. Henti jantung
2. Henti nafas
3. Tidak sadar
Praktikan BHD :
1.Aman (Pasien, Penolong dan Lingkungan)
2.Cek Respon
3.Minta bantuan; Emergency telpon : 100 – Sebutkan kode dan lokasi
4.Cek Nadi max 10 detik
5.RJP mulai siklus 30 kompresi dan 2 napas (5 siklus)

8
Skrining pasien adalah proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi
apakah kebutuhan dan kondisi pasien dapat dipenuhi oleh sumber daya
atau fasilitas yang ada di rumah sakit yang dilakukan pada saat
kontakpertama dengan pasien
Jenis skrining visual dan melalui telepon
Alur skrining :
Pasien Tiba di RS → skrining oleh petugas → bila pasien tidak ada
kegawatdaruratan → RWJ → bila pasien ada kegawatdaruratan → IGD

Pelayanan Prioritas RS 2019 : Pelayanan Anak


9
Indikator mutu RS
1. Persentase Kelengkapan dan Kesesuaian Pengisian Assesmen Medis
RWI pada Pasien Anak
2. Persentase Emergency Respond Time pada Pasien Anak
3. Persentase Ketetapatan Jam Visite Dokter Spesialis pada Pasien Anak
4. Persentase Respon Time Pelaporan Hasil Nilai Kritis Hasil
Laboratorium pada Pasien Anak
5. Persentase Penundaan Operasi Elektif pada Pasien Anak
6. Persentase Kepatuhan Penggunaan DPJP terhadap CP pada Pasien
Anak
7. Persentase Kepatuhan Penggunaan Obat Formularium RS Non
Provider BPJS pada Pasien Anak
8. Persentase Kecepatan Respon Time terhadap complain pada pasien
anak RWI
9. Persentase Waktu TUnggu RWJ pada pasien anak
10. Persentase kepuasan pasien terhadap pelayanan pada pasien anak
11. Persentase Kepatuhan Identifikasi Pasien pada pasien Anak
12. Persentase Komunikasi Efektif Perawat/Bidan dengan CABAK pada
pasien anak
13. Angka kejadian temuan obat High Alert yang tidak berlabel di Ruang
PErawatan Anak
14. Persentase Kepatuhan Penerapan Checklist Keselamatan Pasien pada
Pasien Anak di OK
15. Persentase Kepatuhan Cuci Tangan Petugas pada Pasien Anak
Persentase Penerapan Manajemen Risiko Tinggi Jatuh pada Pasien Anak

Alur pelaporan indikator mutu


1. Laporan setiap bulan di rekap oleh PJ Mutu Unit
2. PJ Mutu unit melaporkan pencapaian mutu unit perbulan ke Kainst /
Kapel
3. Kainst / Kapel melakukan analisa dan diteruskan ke Manajer terkait
4. Manajer terkait memberikan analisa dan tindak lanjut dan meneruskan
kepada Manajer Mutu dan Akreditasi

10
5. Manajer Mutu dan Akreditasi memberikan analisa dan tindak lanjut
serta meneruskan kepada Direktur
6. Direktur memberikan rekomendasi dan mengembalikan kepada
Manajer Mutu dan Akreditasi
Manajer mutu menindak lanjuti dan memberikan feedback kepada Kainst.

Patient Safety / Insiden Keselamatan Pasien: setiap kejadian yang tidak


sengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien. Jenis IKP :
1. Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah suatu insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
3. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak timbul cedera dapat terjadi karena “keberuntungan”
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan
cedera pada pasien.
Sentinel suatu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang mengakibatkan
kematian atau cedera serius, kehilangan fungsi secara permanen yang tidak
berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit atau kondisi yang
mendasari.

Alur luka tusuk Jarum/ Paparan Cairan Tubuh :


Tertusuk jarum terkontaminasi / Cairan tubuh Cuci dengan air mengalir
(jangan dipencet)  Segera lapor ke atasan Buat laporan Investigas
lapangan (Tim PPI)  Petugas dan Sumber periksa darah HCV, HBV dan
HIV  Perawatan dan Pengawasan

11
SPO Melindungi barang berharga milik pasien
1. RS Menjaga keamanan dalam 3 area, yaitu :
a. Area public (umum) yang terbuka untuk umum seperti area parkir,
rawat jalan, dan penunjang pelayanan
b. Area tertututp yang hanya dapat dimasuki orang tertentu dengan izin
khusus dan pakaian tertentu, misalnya kamar operasi
c. Area semiterbuka, yaitu area yang terbuka pada saat tertentu dan
tertutup pada saat yang lain, misalnya rawat inap terbuka pada saat
jam berkunjung, dan menjadi area tertutup diluar jam kunjung, untuk
itu pengunjung diluar jam berkunjung harus diatur, diidentifikasi, dan
menggunakan identitas pengunjung.
2. Informasikan kepada pasien rawat jalan dengan memasang
banner/acrylic tentang kewajiban menjaga harta milik pribadi dan tidak
ditinggalkan di di area umum RS dan agar segera melaporkan pada
petugas jika terjadi kehilangan
3. Pada pasien rawat inap, diinformasikan kepada pasien oleh petugas
admisi bahwa apabila membutuhkan pasien dapat menitipkan harta
miliknya kepada RS dengan ketentuan pasien tidak dapat
mengamankan harta miliknya
4. Jelaskan bahwa harta yang tidak dititipkan sepenuhnya tanggungg
jawab pasien dan pasien mempunyai kewajiban menjaga harta miliknya
5. Pada pasien yang tidak mampu mengamankan hartanya dan
menitipkan kepada RS, maka :
- Isi dan ttd formulir bertia acara serah terima barang (2 rangkap) oleh
petugas dan pasien
- Serahkan kepada petugas keamanan formulir yang sudah diisi dan harta
milik pasien untuk disimpan di tempat penyimpanan barang/lemari
yang terkunci di pos petugas keamanan
6. Khusus barang berupa perhiasan, uang, surat-surat berharga dan cek
disimpan di safety box oleh petugas keamanan
7. Khusus barang berupa tas tangan, gigi palsu, kontak lensa disimpan di
lemari terkunci oleh petugas keamanan
8. PEngambilan barang dilakukan di pos petugas keamanan tempat
penyimpanan barang dengan membawa copy salinan formulir serah
terima barang dan buku ekspedisi oleh petugas sebagai rekapan

12
9. Untuk harta pasien yang berupa kendaraan bermotor, tempatkan
kendaraan bermotor pasien di tempat parkir dan berikan karcis oleh
petugas parkir untuk ditukarkan saat pengembalina kendaraan.

SPO Melindungi pasien dari kekerasan fisik :


1. Perawat mengidentifikasi pasien yang lemah dan berisiko serta
menetapkan proses untuk dilindungi
2. Semua petugas wajib harus selalu memperhatikan orang yang
mencurigakan, agar tidak ada pengunjung atau orang yang masuk ke
ruang perawatan pasien
3. Setiap orang yang mencurigakan harus ditanya “Bapak/Ibu ada yang
bias dibantu?” kemudian tanyakan identitasnya, apabila ada hal-hal
yang mencurigakan segera dilaporkan ke petugas keamanan dan atau
kepala jaga
4. Semua petugas harus selalu memonitor yang jauh dari nurse station
5. Petugas keamanan berkeliling ruangan memantau keamanan yang
dilakukan 2 kali dalam setiap shift dan pemantauan harus diketahui
oleh perawat jaga
6. Semua pintu ruangan perawatan pasien harus selalu dalam keadaan
tertutup terkunci kecuali pada jam kunjungan pasien. Dan RS mengatur
jam kunjung yang harus dipatuhi
7. Setiap pasien/tamu/karyawan yang berada di RS harus menggunakan
tanda pengenal berupa gelang identifikasi pasien/name tag tamu/
name tag karyawan
8. Semua area ruangan perawatan harus dalam keadaan aman dan di
monitor oleh cctv
9. Jika terjadi kekerasan fisik kepada pasien, maka petugas yang lebih
dahulu melihat/mengetahui kejadian tersebut, harus membantu
mengamankan pasien dan hubungi petugas keamanan yang lain,
Manajer dan Direksi RS jika dibutuhkan dapat menghubungi Institusi
luar terkait.

13
SPO Pelayanan kerohanian
1. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang pelayanan
kerohanian ada di RS oleh petugas FO saat pendaftaran dan oleh
perawat saat asesmen Rawat Inap
2. Tanyakan pasien / keluarga tentang kebutuhan spiritual pasien
3. Informasikan bahwa pelayanan kerohanian dapat difasilitasi RS
4. Isi formulir permintaan pelayanan kerohanian jika pasien/keluarga
minta bimbingan rohani diluar agama yang ditetapkan RS ( Islam,
Kristen, Katholik, Budha, Hindu, Kong Hu Chu). Pelayanan Kerohanian
dapat melibatkan rohaniawan dari keluarga
5. Koordinasi dengan petugas FO untuk menghubungi petugas pelayanan
kerohaniawan
6. Informasikan jadwal kunjungan rohaniawan
7. Informasikan rencana pelayanan tersebut pada pasien lain di ruang
yang sama. Uapayakan agar pasien lain tidak merasa terganggu apabila
ada cara – cara yang tidak sesuai dengan kepercayaan pasien lain
tersebut
8. Informasikan ke satpam bahwa akan ada pelayanan kerohaniawan dan
diberi nametag “TAMU” serta arahkan ke ruangn perawatan
9. Dampingi rohaniawan ketika menemui pasien
10.Informasikan oleh perawat/bidan kepada rohaniawan agar tetap
menjaga keamanan dan ketenangan pasien lain
11.Lakukan pelayanan kerohanian oleh tim yang ada jika pasien dalam
kondisi kritis dan memerlukan waktu yang cepat
12.Ucapkan salam dan terima kasih atas kesediaan petugas pelayanan
kerohanian datang ke RS
13.Evaluasi keadaan pasien
14.Dokumentasikan pelayanan tersebut pada buku pelaksanaan
kerohanian dan formulir KIE
Kompetensi Dasar :
1.Disiplin terhadap peraturan yang berlaku
2.Tanggung Jawab atas hasil tugas
3.Jujur, terbuka terhadap semua masalah
4.Kemauan belajar dan menerima masukan
5.Loyal, tidak mementingkan diri sendiri
6.Bekerja dengan teliti dan detail
14
7.Peduli, care terhadap tugas
8.Kerjasama tim, tidak bekerja terkotak-kotak
9.Komunikasi baik dan acceptable terhadap lingkungan
10. Penampilan diri, seragam rapih dan ramah

Pertanyaan tambahan :
1. Petugas mengetahui nama direktur
2. Petugas mengetahui uraian tugas
3. Petugas mengetahui struktur organisasi RS dan unit
4. Petugas mengetahui letak box emergency
5. Petugas mengetahui posisi fire alarm
Petugas mengetahui lokasi titik kumpul

15

Anda mungkin juga menyukai