Pelayanan Geriatri
Pasien lanjut usia skrining di FO / IGD asesmen geriatri oleh petugas
Jika ditemukan masalah geriatric rencana tatalaksana komprehensif
oleh tim terpadu geriatri berikan asuhan Homecare atau Rawat Jalan
PONEK
PONEK (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif).
PONEK adalah pelayanan 24 jam di RS secara langsung terhadap ibu hamil
/ ibu bersalin / ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang sendiri atau
rujukan kader / masyarakat. PONEK terletak di ruangan IGD.
Identifikasi pasien
1. Gelang identitas pasien terdiri dari : nama pasien, tanggal lahir, no
rekam medis
2. Gelang identitas pasien terpasang segera tepat (sesuai jenis kelamin)
dan tulisan terbaca jelas
3. Petugas melakukan verifikasi identifikasi pasien dengan cara :
a. Verifikasi Verbal : Petugas meminta pasien untuk menyebutkan
nama dan tanggal lahir, pada pasien RWI dan RWJ
b. Verifikasi Visual : Petugas melakukan pencocokan secara visual
antara gelang identitas dengan rekam medis pada pasien rawat inap
dan dengan kertas nomor tunggu pada pasien rawat jalan
Pasang dua gelang identitas untuk bayi baru lahir dengan cara gelang
identitas pertama dipasang segera setelah lahir menggunakan identitas
ibu dan setelah registrasi pasang gelang kedua dengan nama identitas bayi.
Jika bayi kembar maka gelang identitas bayi diberi label Bayi I, Bayi II, Bayi
III.
Informasikan kepada pasien/keluarga hal – hal sebagai berikut:
a. Petugas rumah sakit setiap akan melakukan tindakan/
pengobatan/pemeriksaan akan selalu melakukan identifikasi dengan
2
cara membaca gelang identitas pasien dan mencocokkan dengan berkas
rekam medis
b. Gelang identitas harus selalu dipakai sampai pasien diperbolehkan
pulang. Jika terpaksa harus dilepas karena keperluan tindakan, yang
diperbolehkan melepas adalah perawat / petugas dan harus segera
dipasang kembali.
c. Jika gelang terlepas, petugas akan memasangkannya dengan gelang
yang baru
3
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain (second opinion) yang mempunyai SIP baik didalam maupun
diluar RS
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya
10. Memberikan persetujuan atau menolak tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
11. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan, alternatif, risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan tanpa
mengganggu pasien lain
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan RS terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya
17. Mengadukan RS apabila RS diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar
18. Mengeluhkan pelayanan RS yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Kewajiban pasien dan keluarga :
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter/ dokter gigi
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
UU Ri No. 29 Tahun 2004 Pasal 53 tentang Praktek Kedokteran
Kewajiban pasien :
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di RS
2. Menggunakan fasilitas RS secara tanggung jawab
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di RS
4
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatan
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesempatan yang dimilikinya
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di RS dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
7. Menerima segala konsekuensi atau keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan
atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
8. Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima
5 BENAR OBAT
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar waktu
5. Benar cara
7
Bantuan hidup dasar (BHD) adalah tindakan pertolongan medis sederhana
yang dilakukan pada penderita yang mengalami henti jantung sebelum
diberikan tindakan pertolongan medis lanjutan
Tujuan:
Memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang adekuat sampai
keadaan henti jantung teratasi atau sampai penderita dinyatakan
meninggal
8
Skrining pasien adalah proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi
apakah kebutuhan dan kondisi pasien dapat dipenuhi oleh sumber daya
atau fasilitas yang ada di rumah sakit yang dilakukan pada saat
kontakpertama dengan pasien
Jenis skrining visual dan melalui telepon
Alur skrining :
Pasien Tiba di RS → skrining oleh petugas → bila pasien tidak ada
kegawatdaruratan → RWJ → bila pasien ada kegawatdaruratan → IGD
10
5. Manajer Mutu dan Akreditasi memberikan analisa dan tindak lanjut
serta meneruskan kepada Direktur
6. Direktur memberikan rekomendasi dan mengembalikan kepada
Manajer Mutu dan Akreditasi
Manajer mutu menindak lanjuti dan memberikan feedback kepada Kainst.
11
SPO Melindungi barang berharga milik pasien
1. RS Menjaga keamanan dalam 3 area, yaitu :
a. Area public (umum) yang terbuka untuk umum seperti area parkir,
rawat jalan, dan penunjang pelayanan
b. Area tertututp yang hanya dapat dimasuki orang tertentu dengan izin
khusus dan pakaian tertentu, misalnya kamar operasi
c. Area semiterbuka, yaitu area yang terbuka pada saat tertentu dan
tertutup pada saat yang lain, misalnya rawat inap terbuka pada saat
jam berkunjung, dan menjadi area tertutup diluar jam kunjung, untuk
itu pengunjung diluar jam berkunjung harus diatur, diidentifikasi, dan
menggunakan identitas pengunjung.
2. Informasikan kepada pasien rawat jalan dengan memasang
banner/acrylic tentang kewajiban menjaga harta milik pribadi dan tidak
ditinggalkan di di area umum RS dan agar segera melaporkan pada
petugas jika terjadi kehilangan
3. Pada pasien rawat inap, diinformasikan kepada pasien oleh petugas
admisi bahwa apabila membutuhkan pasien dapat menitipkan harta
miliknya kepada RS dengan ketentuan pasien tidak dapat
mengamankan harta miliknya
4. Jelaskan bahwa harta yang tidak dititipkan sepenuhnya tanggungg
jawab pasien dan pasien mempunyai kewajiban menjaga harta miliknya
5. Pada pasien yang tidak mampu mengamankan hartanya dan
menitipkan kepada RS, maka :
- Isi dan ttd formulir bertia acara serah terima barang (2 rangkap) oleh
petugas dan pasien
- Serahkan kepada petugas keamanan formulir yang sudah diisi dan harta
milik pasien untuk disimpan di tempat penyimpanan barang/lemari
yang terkunci di pos petugas keamanan
6. Khusus barang berupa perhiasan, uang, surat-surat berharga dan cek
disimpan di safety box oleh petugas keamanan
7. Khusus barang berupa tas tangan, gigi palsu, kontak lensa disimpan di
lemari terkunci oleh petugas keamanan
8. PEngambilan barang dilakukan di pos petugas keamanan tempat
penyimpanan barang dengan membawa copy salinan formulir serah
terima barang dan buku ekspedisi oleh petugas sebagai rekapan
12
9. Untuk harta pasien yang berupa kendaraan bermotor, tempatkan
kendaraan bermotor pasien di tempat parkir dan berikan karcis oleh
petugas parkir untuk ditukarkan saat pengembalina kendaraan.
13
SPO Pelayanan kerohanian
1. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang pelayanan
kerohanian ada di RS oleh petugas FO saat pendaftaran dan oleh
perawat saat asesmen Rawat Inap
2. Tanyakan pasien / keluarga tentang kebutuhan spiritual pasien
3. Informasikan bahwa pelayanan kerohanian dapat difasilitasi RS
4. Isi formulir permintaan pelayanan kerohanian jika pasien/keluarga
minta bimbingan rohani diluar agama yang ditetapkan RS ( Islam,
Kristen, Katholik, Budha, Hindu, Kong Hu Chu). Pelayanan Kerohanian
dapat melibatkan rohaniawan dari keluarga
5. Koordinasi dengan petugas FO untuk menghubungi petugas pelayanan
kerohaniawan
6. Informasikan jadwal kunjungan rohaniawan
7. Informasikan rencana pelayanan tersebut pada pasien lain di ruang
yang sama. Uapayakan agar pasien lain tidak merasa terganggu apabila
ada cara – cara yang tidak sesuai dengan kepercayaan pasien lain
tersebut
8. Informasikan ke satpam bahwa akan ada pelayanan kerohaniawan dan
diberi nametag “TAMU” serta arahkan ke ruangn perawatan
9. Dampingi rohaniawan ketika menemui pasien
10.Informasikan oleh perawat/bidan kepada rohaniawan agar tetap
menjaga keamanan dan ketenangan pasien lain
11.Lakukan pelayanan kerohanian oleh tim yang ada jika pasien dalam
kondisi kritis dan memerlukan waktu yang cepat
12.Ucapkan salam dan terima kasih atas kesediaan petugas pelayanan
kerohanian datang ke RS
13.Evaluasi keadaan pasien
14.Dokumentasikan pelayanan tersebut pada buku pelaksanaan
kerohanian dan formulir KIE
Kompetensi Dasar :
1.Disiplin terhadap peraturan yang berlaku
2.Tanggung Jawab atas hasil tugas
3.Jujur, terbuka terhadap semua masalah
4.Kemauan belajar dan menerima masukan
5.Loyal, tidak mementingkan diri sendiri
6.Bekerja dengan teliti dan detail
14
7.Peduli, care terhadap tugas
8.Kerjasama tim, tidak bekerja terkotak-kotak
9.Komunikasi baik dan acceptable terhadap lingkungan
10. Penampilan diri, seragam rapih dan ramah
Pertanyaan tambahan :
1. Petugas mengetahui nama direktur
2. Petugas mengetahui uraian tugas
3. Petugas mengetahui struktur organisasi RS dan unit
4. Petugas mengetahui letak box emergency
5. Petugas mengetahui posisi fire alarm
Petugas mengetahui lokasi titik kumpul
15