Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING MENGHADAPI PANDEMI


COVID-19 PADA GURU HONORER DI KECAMATAN GABUS
KABUPATEN GROBOGAN

Yustomo Cahyo Fiyatno


Sukma Adi Galuh Amawidyati, S. Psi., M. Psi
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Kampus
Sekaran, Gunungpati, Semarang, Indonesia
yustomocahyo22@students.unnes.ac.id

ABSTRAK

Setiap individu tentunya menginginkan aspek emosi positif dalam dirinya salah
satunya Psychological Well-Being, begitu pula guru honorer. Pandemi ini akan
mempengaruhi psikologis guru honorer mulai dari perubahan emosi seperti takut, khawatir,
cemas. Dalam keadaan pandemi sering ditandai oleh ketidakpastian, kebingungan dan situasi
yang mendesak lainnya. Guru honorer dalam menghadapi pandemi akan melalui peristiwa
menyenangkan dan tidak menyenangkan dan beban nasib untuk bertahan memenuhi
kebutuhannya yang selanjutnya berdampak pada emosi guru honorer yaitu perasaan bahagia
dan gejala-gejala psikologis yang dihadapi. Kebahagiaan tersebut juga disebut Psychological
Well-Being. Salah satu yang mempengaruhi Psychological Well-Being yaitu Gtatitude.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan Gratitude terhadap
Psychological Well-Being
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi dari penelitian ini
adalah guru honorer di Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan dengan jumlah sampel
penelitian sebanyak 175 (N=175). Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random
sampling. Data penelitian ini diambil dengan skala adaptasi Psychological Well-Being yang
terdiri dari 37 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,8500 dan skala adaptasi Gratitude yang
terdiri dari 30 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,8887.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik Spearman’s Rank Correlations.
Hasilnya, didapatkan signifikansi nilai p-value < .001 dengan koefisien korelasinya
Spearman’s rho 0,57. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi “terdapat
hubungan positif antara Gratitude dengan Psychological Well-Being menghadapi pandemi
covid-19 pada guru honorer di Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan” dinyatakan diterima.
Artinya, semakin tinggi Gratitude maka semakin tinggi Psychological Well-Being, begitu
pula sebaliknya.

Kata Kunci : Gratitude, Psychological Well-Being, Guru Honorer

1
RELATIONSHIP BETWEEN GRATITUDE AND
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING FACING THE COVID-19
PANDEMIC IN HONORER TEACHERS IN GABUS DISTRICT
GROBOGAN REGENCY

Yustomo Cahyo Fiyatno


Sukma Adi Galuh Amawidyati, S. Psi., M. Psi
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Kampus
Sekaran, Gunungpati, Semarang, Indonesia
yustomocahyo22@students.unnes.ac.id

ABSTRACT

Every individual certainly wants positive emotional aspects in him, one of


which is Psychological Well-Being, as well as honorary teachers. This pandemic will
affect the psychology of honorary teachers starting from emotional changes such as
fear, worry, anxiety. A pandemic is often characterized by uncertainty, confusion and
other pressing situations. The honorary teacher in facing the pandemic will go
through pleasant and unpleasant events and the burden of fate to deal with his needs
which in turn has an impact on the emotions of the honorary teacher, namely the
feelings and psychological symptoms they face. Happiness is also called
Psychological Well-Being. One that affects Psychological Well-being is Gtatitude.
This study aims to determine whether there is a relationship between Gratitude and
Psychological Well-Being
This research is a correlational quantitative research. The population of this
study were honorary teachers in Gabus District, Grobogan Regency with a total
research sample of 175 (N=175). The sampling technique used cluster random
sampling. This data was taken with the Psychological Well-Being adaptation scale
consisting of 37 items with a reliability coefficient of 0.8500 and the Gratitude
adaptation scale consisting of 30 items with a reliability coefficient of 0.8887.
Hypothesis testing is done by using Spearman's Rank Correlations technique.
The result, obtained a p-value of significance < 0.001 with a Spearman's rho
correlation coefficient of 0.57. Thus, the research hypothesis which reads "there is a
positive relationship between Gratitude with Psychological Well-Being facing the
covid-19 pandemic on honorary teachers in Gabus District, Grobogan Regency" is
declared accepted. That is, the higher the Gratitude, the higher the Psychological
Well-being, and vice versa.

Keywords: Gratitude, Psychological Well-Being, Honorary Teacher

2
PENDAHULUAN dasar hingga menengah atas adalah
Pandemi Covid-19 membawa 577.305.660 (Kompas.com, 2020)
banyak pengaruh terhadap ke semua Berdasarkan hasil penelitian
lintas kehidupan tidak hanya sektor survey pada 645 guru yang berada di
kesehatan dan ekonomi tetapi juga Jawa Barat menunjukkan bahwa
sektor pendidikan. Demi menekan kendala mengajar yang dialami guru
penyebaran Covid-19 banyak negara PAUD pada masa pandemi covid-19
yang memberlakukan kebijakan berada pada empat indikator kendala,
psychical distancing atau bahkan yaitu kendala komunikasi, metode
lockdown. Kebijakan ini memaksa pembelajaran, materi dan biaya serta
masyarakat kehilangan interaksi tatap penggunaan teknologi dengan
muka dan intervensi sosial tradisional kecenderungan presentase tinggi
dan memaksa masyarakat tetap di berada pada kategori sering dan
rumah. Hal ini juga menimbulkan stres kadang-kadang (Agustin dkk, 2020).
(Zhang dkk dalam Ruddin, 2020) Adapun penelitian Ayuni,
meskipun kini banyak menggunakan Fauziddin & Pahrul (2020),
media komunikasi, tetapi nteraksi tatap mengemukakan bahwa 4 dari 10 guru
muka tetap tidak tergantikan. Akibat Taman Kanak-kanak di Kota
dari pandemi Covid-19 pelaksanaan Pariaman, Sumatera Barat belum siap
sekolah dari taman kanak-kanak melakukan pembelajaran daring karena
sampai universitas ditutup. UNESCO dipengaruhi oleh fasilitas yang kurang
menyebutkan, total ada 39 negara yang memadai dari pihak guru dan orangtua,
menerapkan penutupan sekolah dengan serta masih adanya anggapan bahwa
jumlah total pelajar yang terdampak pembelajaran daring ini sulit
mencapai 421.388.462 anak. Total dilakukan.
jumlah pelajar yang berpotensi Dampak pandemi covid tidak
berisiko dari pendidikan pra-sekolah hanya kesulitan dalam menciptakan
situasi pembelajaran yang efektif,

3
tetapi juga menciptakan komunikasi khususnya guru honorer dalam melalui
dalam kegiatan pembelajaran anak kondisi pandemi tersebut akan melalui
tidak terjadi secara utuh sebab antara peristiwa menyenangkan atau tidak
guru dengan anak terjadi jarak, dengan menyenangkan, dengan dampak
adanya interaksi secara daring juga psikologis pandemi sekarang dan
guru dan anak tidak bisa menjalin beban nasib untuk tetap bertahan
komunikasi pembelajaran secara memenuhi kebutuhannya yang terus
optimal, padahal tatap muka dalam berjalan yang selanjutnya berdampak
pembelajaran apalagi pada kegiatan pada emosi seseorang yaitu perasaan
pembelajaran di SD, SMP, SMA bahagia dan tidak bahagia.
memiliki peran yang sangat subtantif Kebahagiaan itu juga disebut
dalam membantu anak dalam kesejahteraan psikologis atau
mencapai kesuksesan dalam belajar psychological well-being (Halim &
(Khan, Khan, Zia-Ul-Islam, & Khan, Atmoko dalam Setiawan, 2014).
2017) Psychology well-being pada guru
Pandemi sering ditandai oleh honorer pada masa pandemi covid
ketidakpastian, kebingungan dan menjadi menarik dan penting untuk
situasi-situasi yang mendesak lainnya. diteliti karena dengan begitu
Taylor (dalam Agung 2020) dalam banyaknya tekanan mereka terhadap
bukunya “The Pandemic of pekerjaan dan pemenuhan
Psychology” mengatakan bagaimana kebutuhannya. Dalam keadaan
pandemi penyakit mempengaruhi pandemi saat ini guru dituntut
psikologis orang secara luas dan masif, berinovasi, mengetahui perkembangan
mulai dari perubahan emosi seperti teknologi dan menambah kemampuan
takut, khawatir, cemas, cara berpikir akademis guna memberikan
dalam memahami informasi tentang pembelajaran yang efektif untuk siswa,
kesehatan dan informasi di media yang demi menunjang efektifitas adapun
masif, dan juga mempengaruhi guru yang melakukan door to door ke
perilaku sosial seseorang. Individu rumah siswa untuk melakukan

4
pembelajaran. Mereka juga dituntut mengembangkan eksistensi di
menenuhi kesejahteraannya dengan masyarakat dan lingkungan. Menurut
melakukan usaha untuk memenuhi Ryff (dalam Setiawan, 2014) tingkat
pendapatannya. psychological well-being seseorang
Menurut Ryff (1989) berkaitan dengan psychological
psychological well-being adalah functioning yaitu ketika individu
kemampuan individu untuk menerima memiliki kondisi psychological well-
diri apa adanya, membentuk hubungan being yang baik maka individu mampu
yang hangat dengan orang lain, berfungsi secara psikologis dengan
memiliki kemandirian dalam baik. Dampak jangka panjang dari
menghadapi lingkungan sosial, kesejahteraan yang rendah adalah
mengontrol lingkungan eksternal, individu rentan menjadi depresi (Wood
menetapkan tujuan hidupnya, dan & Joseph, 2010).
mengembangkan potensi dirinya Penelitian terdahulu yang
secara kontinu. Keenam hal tersebut dilakukan Wood, Joseph & Maltby
menjadi dimensi dari psychological (2009) menunjukkan bahwa rasa
well-being dan faktor-faktor yang bersyukur atau Gratitude adalah salah
mempengaruhi psychological well- satu faktor yang mempengaruhi
being seseorang antara lain usia, jenis kesejahteraan psikologis seseorang,
kelamin, status sosial baik pendidikan rasa syukur merupakan salah satu ciri
maupun ekonomi, dan budaya. dari seseorang yang selalu berpikir
Rahmah & Lisnawati (2018) positif, yang dipresentasikan dalam
menyatakan bahwa seseorang dengan perilaku yang lebih positif. Dalam
kesejahteraan psikologis yang baik penelitian Ziskis (2010) yaitu terdapat
akan meningkatkan kehidupan yang hubungan antara gratitude sebagai
lebih baik dimana ia memiliki variabel mediator antara kepribadian
kesadaran akan potensi dan dengan psychological well-being.
kekurangan yang ia miliki, mampu Menurut Emmons &
menerima diri apa adanya, dan mampu McCullough (2003) gratitude diambil

5
dari akar latin gratia, yang dimana lain terhadap kesejahteraan (well-
berarti kelembutan, kebaikan hati, atau being) dirinya, memiliki
berterima kasih. Boleyn-Fitzgerald kecenderungan untuk menghargai dan
(dalam Carr, 2016) menjelaskan bahwa merasakan kesenangan yang sederhana
gratitude merupakan perasaan (simple pleasure), menyadari akan
bersyukur, berterimakasih sebagai pentingnya mengalami dan
respon penerimaan terhadap sesuatu, mengekspresikan bersyukur. Dari
baik terjadi secara internal dalam komponen yang dikemukakan oleh
keadaan nyaman, aman dan terjadi Fitzgerald (1998) dan Watkins dkk
secara alamiah dalam diri maupun (2003), peneliti merangkum komponen
eksternal ketika mendapatkan tekanan bersyukur menjadi tiga. Ketiga
atau situasi yang kurang komponen berikut akan digunakan
menyenangkan dari orang lain atau dalam penyusunan alat ukur bersyukur
lingkungan. (dalam Listiyandani dkk, 2015), yaitu
Fitzgerald (1998) memiliki rasa apresiasi (sense of
mengungkapkan bahwa bersyukur apprecition) terhadap orang lain
terdiri dari tiga komponen, yaitu ataupun tuhan dan kehidupan, perasaan
perasaan apresiasi yang hangat positif terhadap kehidupan yang
terhadap seseorang atau sesuatu, dimilliki, dan Kecenderungan untuk
keinginan atau kehendak baik bertindak positif sebagai ekspresi dari
(goodwill) yang ditujukan kepada perasaan positif dan apresiasi yang
seseorang atau sesuatu, kecenderungan dimiliki
untuk bertindak positif berdasarkan Dari penelitian sebelumnya yang
rasa apresiasi dan kehendak baik yang dilakukan Maryana dan Prameswari
dimilikinya. Menurut Watkins dkk (2021) dalam penelitian “Dinamika
(2003) individu yang bersyukur Gratitude dan Subjektive Well-Being
memiliki ciri-ciri, yaitu tidak merasa pada Mahasiswa Perantau di Masa
kekurangan dalam hidupnya, Pandemi Covid-19” dari hasil
mengapresiasi adanya kontribusi pihak penelitian tersebut didapatkan hasil

6
bahwa ada hubungan yang signifikan korelasional. Purwanto (2016: 19)
antara gratitude dan subjektive well- mengemukakan bahwa desain
being. Selanjutnya penelitian oleh penelitian korelasional ialah jenis
Greene dan McGovern (2017) penelitian yang dilakukan guna
menemukan bahwa rasa terima kasih menentukan hubungan antara dua atau
secara positif terkait dengan lebih variabel. Dalam penelitian ini
kesejahteraan psikologis dan dengan variabel-variabel yang dilibatkan ialah
pertumbuhan pasca trauma. Kemudian, variabel bebas (X) yaitu gratitude dan
penelitian Aniyatussaidah dkk (2021) variabel tergantung (Y) yaitu
menemukan bahwa gratitude pada usia Psychological well-being. Populasi
produktif di Jakarta dalam menghadapi dalam penelitian ini adalah guru
pandemi Covid-19 memiliki tingkat honorer di Kecamatan Gabus
gratitude yang tinggi. Dalam Kabupaten Grobogan. Kriteria
penelitian sebelumnya subjek banyak populasi dalam penelitian ini, antara
diambil dalam kalangan mahasiswa, lain guru honorer SD, SMP, SMA
ibu-ibu atau remaja usia produktif. negeri dan swasta, guru honorer
Dalam penelitian ini peneliti ingin berdomisili mengajar di Kecamatan
memfokuskan subjek pada guru Gabus Kabupaten Grobogan.
honorer dalam situasi menghadapi Penelitian ini menggunakan teknik
pandemi Covid-19, sehingga peneliti pengambilan sampel cluster random
akan meneliti mengenai hubungan sampling. Menurut Hadi (2015: 199)
antara gratitude dan psychological cluster random sampling adalah
well-being menghadapi pandemi populasi yang terdiri dari cluster atau
Covid-19 pada guru honorer. rumpun-rumpun dan pemilihan sampel
didasarkan pada cluster-cluster
METODE PENELITIAN tersebut. Penentuan sampel dalam
Jenis penelitian yang penelitian ini menggunakan ukuran
digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang diadaptasi dari Sekaran
jenis penelitian kuantitatif (dalam Azwar, 2017: 128) sehingga

7
peneliti menggunakan 175 sampel dari mendefinisikan reliabilitas sebagai
320 populasi guru honorer di tingkat sejauhmana skor tes konsisten
Kecamatan Gabus, Kabupaten dapat dipercaya, dan dapat diulang,
Grobogan. disini penulis mencoba untuk
Alat ukur yang digunakan oleh mengulang dan menguji kembali dari
peneliti untuk mengukur psychological hasil data di lapangan dan diperoleh
well-being dalam penelitian ini disusun hasil uji reliabilitas skala
berdasarkan adaptasi skala CFA oleh psychological well-being dengan
Revelia (2018). Ryff (1989) telah alpha cronbach menunjukkan nilai
mengukur psychological well-being koefisien sebesar α= 0.850, koefisien
melalui dimensi-dimensi reliabilitas koefisien 0.850 termasuk
psychological well-being yang disebut dalam kategori tinggi dan mendekati +
dengan Ryff’s Psychological Well- 1,00.
Being Scale, terdiri dari enam dimensi. Alat ukur yang digunakan
Instrumen ini terdiri atas 43 aitem lalu selanjutnya oleh peneliti untuk
aitem tersebut direvisi dan di uji mengukur gratitude dalam penelitian
dengan metode confirmatory factor ini disusun berdasarkan adaptasi skala
analysis (CFA) yang menghasilkan 37 CFA oleh Listyandini dkk (2015).
aitem yaitu terdiri dari 20 aitem Penyusunan alat ukur berdasarkan
favorable dan 17 aitem unfavorable. komponen bersyukur yang sudah
Dalam skala likert diklasifikan dalam disarikan oleh peneliti dari Watkins
empat opsi respon, yaitu Sangat Sesuai (2003) dan Fitzgerald (1998).
(SS) sampai Sangat Tidak Sesuai Instrumen ini terdiri dari 4 komponen,
(STS) dengan masing-masing pilihan 30 aitem yang terdiri dari 12 aitem
respon memiliki skor. Berdasarkan favorable dan 18 aitem unfavourable.
skala adaptasi CFA psychological Dalam skala likert diklasifikan dalam
well-being oleh Revelia (2018) tidak empat opsi respon, yaitu Sangat Sesuai
ditampilkan nilai reliabilitasnya. (SS) sampai Sangat Tidak Sesuai
Menurut Purwanto (2016: 91) (STS) dengan masing-masing pilihan

8
respon memiliki skor. Berdasarkan
hasil uji validitas skala adaptasi CFA HASIL DAN PEMBAHASAN
gratitude oleh Listyandini dkk (2015) Gambaran umum perilaku
psychological well-being sebagaimana
menunjukkan hasil uji reliabilitas skala
Ryff (1989) telah mengukur
gratitude sebesar α= 0.8887. Nilai psychological well-being melalui
koefisien 0.8887 termasuk dalam dimensi-dimensi psychological well-
being yang disebut dengan Ryff’s
kategori tinggi dan mendekati + 1,00.
Psychological Well-Being Scale,
Metode analisis data untuk terdiri dari enam dimensi yaitu
melihat hubungan antara gratitude dan diantaranya self-acceptance, positive
relations with other, autonomy,
psychological well-being adalah
environmental mastery, purpose in
dengan menggunakan analisis life, personal growth. Psychological
Spearman’s Rank Correlation. Hal ini well-being. Dalam penelitian ini
dikarenakan distribusi data tidak diungkap melalui skala adaptasi oleh
Revelia (2018) yang telah di uji CFA
normal. Sehingga peneliti dan direvisi dengan jumlah aitem total
menggunakan statistik non parametrik sebanyak 37 aitem. Skala
yang artinya tidak perlu melakukan uji psychological well-being memiliki
skor tertinggi 4 dan skor terendah 1
normalitas dan uji linieritas serta dapat
untuk setiap aitem. Hasil pengujian
dapat langsung melakukan uji statistik deskriptif skala psychological
hipotesis dengan bantuan program well-being dengan bantuan program
pengolah data JASP dan diperoleh
pengolah data JASP 14.1.0 for
hasil deskripstif psychological well-
windows. being sebagai berikut:

Tabel 1 Gambaran Umum Psychological Well-Being pada Guru Honorer di


Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan
Interval Skor Interval Kriteria F %
(µ + 1σ) ≤ X 111 ≤ X Tinggi 66 38%
(µ - 1 σ) ≤ X < (µ +1 σ) 74 ≤ X ¿111 Sedang 108 62%
X < (µ - 1 σ) X ¿ 74 Rendah 0 0%
Total 175 100%

9
Berdasarkan tabel, diketahui kategori sedang. Gambaran
bahwa psychological well-being umum Gratitude diungkap melalui tiga
menghadapi pandemi Covid-19 pada komponen. Tiga komponen tersebut
guru honorer di Kecamatan Gabus, yaitu diantaranya rasa apresiasi (sense
Kabupaten Grobogan dari total subjek appresiation), perasaan positif
sebanyak 175 guru honorer, maka terhadap kehidupan yang dimiliki, dan
diperoleh subjek dengan psychological kecenderungan untuk bertindak
well-being kategori tinggi sebanyak 66 sebagai ekspresi dari perasaan positif
responden (38%), kategori sedang dan apresiasi yang dimilikinya.
sebanyak 108 responden (62%), dan Gratitude diungkap melalui skala
kategori rendah tidak ada (0%). Pada gratitude dengan jumlah aitem total
hasil analisis deskriptif diperoleh sebanyak 30 aitem. Skala gratitude
mean empirik sebesar 108,4. Apabila memiliki skor tertinggi 4 dan skor
dilihat dari tabel 1 hasil mean empirik terendah 1 untuk setiap aitem. Hasil
berada pada interval 74 ≤ X ¿111. pengujian statistik deskriptif skala
Dengan demikian, dapat disimpulkan gratitude dengan bantuan program
bahwa psychological well-being pengolah data JASP dan diperoleh
menghadapi pandemi Covid-19 pada hasil deskripstif gratitude sebagai
guru honorer di Kecamatan Gabus, berikut:
Kabupaten Grobogan berada pada

Tabel 2 Gambaran Umum Gratitude pada Guru Honorer di Kecamatan Gabus


Kabupaten Grobogan
Interval Skor Interval Kriteria F %
(µ + 1σ) ≤ X 90 ≤ X Tinggi 140 80%
(µ - 1 σ) ≤ X < (µ +1 σ) 60 ≤ X ¿ Sedang 35 20%
90
X < (µ - 1 σ) X ¿ 60 Rendah 0 0%
Total 175 100%

10
Berdasarkan tabel 1, diperoleh hipotesis tersebut dilakukan untuk
gambaran gratitude menghadapi mengetahui bagaimana hubungan
pandemi Covid-19 pada guru honorer antara psychological well-being
di Kecamatan Gabus, Kabupaten sebagai variabel tergantung dengan
Grobogan dari total subjek sebanyak gratitude sebagai variabel bebas.
175 guru honorer, maka diperoleh Berikut hasil uji hipotesis yang telah
subjek dengan gratitude kategori dilakukan dengan software pengolah
tinggi sebanyak 140 responden (80%), data JASP terhadap kedua variabel
dalam penelitian ini dapat dilihat pada
kategori sedang sebanyak 35
tabel berikut ini:
responden (20%), dan kategori rendah
tidak ada (0%). Pada hasil analisis
Tabel 4.1 Hasil Uji Hipotesis
deskriptif diperoleh mean empirik
Correlation Table
sebesar 99,880. Apabila dilihat dari
Variable   PWB GRT
tabel 2 hasil mean empirik 99,880 1. PWB n —
berada pada interval 90 ≤ X. Dengan Pearson's r —
demikian, dapat disimpulkan bahwa p-value —  
Spearman's
gratitude pada guru honorer di —
rho
Kecamatan Gabus, Kabupaten p-value —  
2. GRT n 175 —
Grobogan berada pada kategori tinggi.
Pearson's r 0.609 *** —
Dalam penelitian ini peneliti p-value < .001 —
menggunakan statistik non parametrik Spearman's
0.566 *** —
rho
sehingga peneliti tidak perlu p-value < .001 —
melakukan uji normalitas dan uji * p < .05, ** p < .01, *** p < .001
linieritas dalam proses analisis data.
Berdasarkan tabel di atas, dapat
Artinya peneliti dapat langsung
diketahui bahwa koefisien korelasi
melakukan uji hipotesis dengan
variabel psychological well-being
menggunakan teknik analisis
dengan variabel gratitude sebesar
Spearman’s Rank Correlation. Uji

11
0,566 dengan nilai taraf signifikansi psychological well-being dalam
0,001 < 0,05. Hal tersebut kategori sedang.
menunjukkan bahwa ada hubungan Temuan dari penelitian ini
antara kedua variabel tersebut. sejalan dengan temuan dari beberapa
Sehingga hipotesis berbunyi “terdapat penelitian sebelumnya oleh Ratnayanti
hubungan positif antara gratitude dan Wahyuningrum (2016) dalam
dengan psychological well-being penelitiannya terkait hubungan antara
menghadapi pandemi Covid-19 pada gratitude dengan psychological well-
guru honorer di Kecamatan Gabus, being ibu yang memiliki anak
Kabupaten Grobogan” diterima. tunagrahita di SLB Negeri Salatiga
Hasil uji korelasi menunjukkan menyatakan bahwa terdapat hubungan
adanya korelasi positif yang signifikan positif yang signifikan antara gratitude
antara gratitude dan psychological dan psychological well-being ibu yang
well-being pada guru honorer memiliki anak tunagrahita di SLB
menghadapi pandemi Covid-19 Negeri Salatiga. Masih sejalan dengan
dimana koefisien korelasi variabel hal dengan hal tersebut terkait tinggi
sebesar 0,566 dengan nilai taraf dan rendahnya tingkat psychological
signifikansi 0,001 (p < 0,05). Hasil ini well-being guru honorer dipengaruhi
menunjukkan bahwa semakin tinggi oleh tingkat gratitude yang dimiliki
gratitude maka semakin tinggi guru honorer tersebut diperkuat oleh
psychological well-being pada guru hasil penelitian Wood, Joseph, dan
honorer menghadapi Covid-19 dan Maltby (2009) yang menyatakan
semakin rendah gratitude maka gratitude terkait dengan berbagai
semakin rendah pula psychological aspek dari psychological well-being.
well-being pada guru honorer Ruini & Vescovelli (2013) Tujuan dari
menghadapi Covid-19. Rata-rata penelitian ini adalah untuk menguji
responden penelitian memiliki peran gratitude dalam sampel kanker
gratitude dalam kategori tinggi dan payudara dan korelasinya dengan
pertumbuhan pasca trauma,

12
kesejahteraan psikologis, dan tekanan. SIMPULAN
Hasil dari penelitian tersebut ialah Berdasarkan hasil analisis data
gratitude secara signifikan dan dan pembahasan mengenai hubungan
berkorelasi positif dengan semua skala. antara gratitude dengan psychological
Dari hasil penelitian penelitian tersebut well-being menghadapi pandemi
dapat diartikan bahwa dengan Covid-19 pada guru honorer di
responden berbeda dan dalam keadaan Kecamatan Gabus Kabupaten
yang berbeda namun tetap Grobogan maka dapat disimpulkan:
menunjukkan adanya hubungan positif 1. Hipotesis penelitian yang berbunyi
yang signifikan antara gratitude dan “terdapat hubungan positif antara
psychological well-being. gratitude dengan psychological

Emmons dalam Putra (2014) well-being menghadapi pandemi

menjelaskan bahwa gratitude sering Covid-19 pada guru honorer di

diartikan sebagai rekognisi positif Kecamatan Gabus Kabupaten

dalam menerima sesuatu, hal ini dapat Grobogan” dinyatakan diterima

dilihat bahwa dengan adanya rasa 2. Psychological well-being

kebersyukuran pada diri guru honorer menghadapi pandemi Covid-19

tersebut maka akan berpengaruh pada pada guru honorer di Kecamatan

tinggi rendahnya pemikiran positif Gabus Kabupaten Grobogan berada

yang timbul di dalam dirinya terhadap pada kategori sedang dengan

segala permasalahan, beban dan presentase 62%.

kesulitan yang dihadapinya, yang 3. Gratitude menghadapi pandemi

mana pemikiran positif tersebut dapat Covid-19 pada guru honorer di

mengurangi kesulitan, beban dan Kecamatan Gabus Kabupaten

permasalahan selama menjadi guru Grobogan berada pada kategori

honorer di tengah pandemi Covid-19 tinggi dengan presentase 80%

seperti saat ini.


DAFTAR PUSTAKA

13
Agung, I. M. (2020). Memahami Emmons, R. A., & McCullough, M. E.
Pandemi COVID-19 dalam (2003). Counting Blessings
Perspektif Psikologi Sosial. Versus Burdens: An
Psikobuletin: Buletin Ilmiah Experimental Investigation of
Psikologi, 68-84. Gratitude and Subjective Well-
Being in Daily Life. Journal of
Agustin, M., Puspita, R. D., Nurinten, Personality and Social
D., & Nafiqoh, H. (2021). Psychology, 377-389.
Tipikal Kendala Guru PAUD
dalam Mengajar pada Masa Fitzgerald, P. (1998). Gratitude and
Pandemi Covid 19 dan Justice. Chicago Jurnals, 119-
Implikasinya. Jurnal Obsesi: 153
Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 334-345. Greene, N., & McGovern, K. (2017).
Gratitude, psychological well-
Aniyatussaidah, Ilfana, A., & Suaib, S. being, and perceptions of
(2021). Gratitude Pada Masa posttraumatic growth in adults
Pandemi Covid-19 di Usia who lost a parent in childhood.
Produktif. Jurnal Syntax Death Studies, 1-11.
Transformation, 22-30.
Khan, A., Khan, S., Zia-Ul-Islam, S.,
Ayuni, D., Marini, T., Fauziddin, M., & Khan, M. (2017).
& Pahrul, Y. (2021). Kesiapan Communication Skills of a
Guru TK Menghadapi Teacher and Its Role in the
Pembelajaran Daring Masa Development of the Students'
Pandemi Covid-19. Jurnal Academic Success . Journal of
Obsesi: Jurnal Pendidikan Education and Practice , 18-
Anak Usia Dini, 414-421. 21.

Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Listiyandini, R. A., Nathania, A.,


Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Syahniar, D., Sonia, L., &
Pelajar. Nadya, R. (2015). Mengukur
Rasa Syukur: Pengembangan
Carr, D. (2016). Perspectives on Awal Skala Bersyukur Versi
Gratitude An interdisciplinaly Indonesia. Jurnal Psikologi
approach. Oxon & New York: Ulayat, 473-496.
Routledge.
Maryana, & Prameswari, Y. (2021).
Dinamika Gratitude dan

14
Subjective Well-Being pada
Mahasiswa Perantau di Masa
Pandemi Covid-19.
Nathiqiyah: Jurnal Psikologi
Islam, 1-11.

Rahmah, I. A., & Lisnawati. (2018). Kesejahteraan Psikologis Ditinjau Dari


Spiritualitas Siswa di Lembaga Pendidikan Berbasis Agama Pesantren dan
Non Pesantren. Jurnal Psikologi Integratif, 190-212.

Ratnayanti, T. L., & Wahyuningrum, Covid-19. Psikoislamika, 17-


E. (2016). Hubungan Antara 27.
Gratitude Dengan
Psychological Wellbeing Ibu Ryff, C. D. (1989). Happiness Is
Yang Memiliki Anak Everything, or Is It?
Tunagrahita Di SLB Negeri Explorations on the Meaning of
Salatiga. Satya Widya , 57- 64 . Psychological Well-Being.
Journal of Personality and
Revelia, M. (2018). Uji Validitas
Social Psychology, 1069-1081.
Konstruk Pada Instrumen
Ryff's Psychological Well- Kompas. (2020). Corona: 421 Juta
Being Scale dengan Metode Pelajar di 39 Negara Belajar di
Confimatory Factor Analysis Rumah, Kampus di Indonesia
(CFA). JP3I (Jurnal Kuliah Online.
Pengukuran Psikologi dan https://www.kompas.com/tren/r
Pendidikan Indonesia), 8-14. ead/2020/03/14/120000765/cor
ona-421-juta-pelajar-di-39-
Ruini, C., & Vescovelli, F. (2013). The negara-belajar-di-rumah-
Role of Gratitude in Breast kampus-di-indonesia?page=all
Cancer: Its Relationships with (diakses pada 22 Februari
Post-traumatic Growth, 2021)
Psychological Well-Being and
Purwanto, E. (2016). Metodologi
Distress. Journal Happiness Penelitian. Yogyakarta:
Study , 263–274 . Pustaka Pelajar.
Ruddin, F. (2020). Dinamika Setiawan, H. (2014). Psychological
Kesehatan Mental Penduduk Well-Being Pada Guru Honorer
Arab Saudi selama Pandemi Sekolah Dasar Di Kecamatan
Wonotunggal Kabupaten

15
Batang. Educational
Psychology Journal, 8-14.

Watkins, P. C., Woodward, K., Stone,


T., & Kolts, R. L. (2003).
Gratitude and Happiness:
Development of A Measure of
Gratitude, and Relationships
with Subjective Well-Being.
Social Behavior and
Personality, 431-452.

Wood, A. M., Joseph, S., & Maltby, J.


(2009). Gratitude Predicts
Psychological Well-Being
Above The Big Five Facets .
Personality and Individual
Differences , 443–447.

Wood, A. M., & Joseph, S. (2010).


The absence of positive
psychological (eudemonic)
well-being as a risk factor for
depression: A ten year cohort
study. Journal of Affective
Disorders , 213–217.

Ziskis, A. S. (2010). The Relationship


Between Personality,
Gratitude, and Psychological
Well-Being. Disertasi. New
Jersey Graduate School - New
Brunswick Rutgers.

16

Anda mungkin juga menyukai