LATAR BELAKANG
Saat ini era teknologi sudah semakin maju sehingga membuka begitu banyak pintu
kesempatan dalam berbagai bidang. Banyakindividu berlomba-lomba mengasah
skill baru yang relevan agar tidak ketinggalan zaman. Namun sayangnya ada
sebagian dari mereka yang justru malah mengalami ketertinggalan
akibat tidakmempunyai tujuan. Menurut beberapa sumber yang kami selidiki di
internet tak sedikit kaum muda yang justru merasakesullitan berkembang bahkan
berakhir kehilangan arah di tengah pesatnya
perubahan dikarenakan sebuah masalah terkaitkesehatan mental yang berimbas
pada quarter life crisis hingga berakhir pada menurunnya produktivitas kerja.
Salah satu dampaknya adalah meningkatnya kasus bunuh diri di berbagai daerah.
Mirisnya mayoritas dari para korban berasal dari kalangan remaja
usia produktif sekitar 13-30 tahun dengan latar belakang orang-orang
terpelajar. Dari hasil pengamatan terkait banyaknya kemunculan permasalahan ini
kami kelompok 3 memutuskan untuk mengkaji dan meneliti kasus tersebut lebih
mendalam.
KASUS
Masalah kesehatan mental dan fenomena quarter life crisismemiliki kaitan dengan
produktivitas kerja karena dapat memengaruhi keadaan emosional, mental, dan
motivasi seseorang yang pada akhirnya bisa mempengaruhi produktivitas
kerja. Berdasarkan beberap fakta yang kami dapatkan, kami menyimpulkan
ada beberapa permasalahan yang relevan terkait kasus ini yang sekarang
sangat marak dialami kaum muda di antaranya :
1. Overthinking ; kecenderungan untuk memikirkan suatu hal secara berlebihan dan
berulang-ulang membuat seseorang merasa terjebak dalam pikiran yang tak
berujung, terus-menerus menganalisis kemungkinan dan khawatir berlebihan
menghadapi masa depan.
2. Bullying ; perundungan yang dilakukan oleh satu orang atau sekelompok kepada
pihak yang dianggap lemah atau berbeda dari lainnya dengan tujuan menyakiti.
3. Trust Issue ; istilah yang menggambarkan rasa sulit percaya dan selalu curiga
kepada seseorang baik dalam dunia pekerjaan, pertemanan, keluarga maupun
percintaan.
4. Insecure ; perasaan tidak aman, cemas, dan ragu terhadap kemampuan diri sendiri.
5. Loneliness ; perasaan kesepian atau isolasi yang dialami seseorang ketika merasa
terputus atau terpisah dari hubungan sosial yang diharapkan atau diinginkan.
6. Quarter-Life Crisis ; permasalahan di mana seseorang pada usia sekitar 18-
30 tahun merasa khawatir, cemas, bingung dan tidak memiliki arah karena adanya
ketidakpastian dalam kelanjutan hidupnya.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bagaimana strategi individu
dapat mengembangkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental,
mengatasi quarter life crisis, dan meningkatkan produktivitas kerja untuk
kehidupan yang lebih baik.
METODE
Dalam penelitian ini kami menggunakan metode kuantitatif dengan membuat
kuesioner untuk menumpulkan data dari responden supaya dapat mengetahui
seberapa berpengaruh kesehatan mental dan quarter life crisis terhadap
produktivitas kerja. Kami melakukan analisis kritis dengan mencari dan membaca
dari berbagai sumber, mensintesis, menyajikan dan mengevaluasi kualitasnya
secara kritis.
HASIL
Hasil penelitian ini mengonfirmasi hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
menunjukkan bahwa kaitan antara kesehatan mental dan fenomena quarter life
crisis yang memicu penurunan produktivitas itu benar adanya dan tak sedikit
orangmengaku pernah mengalaminya. Sebab masalah tersebutmemang dapat
memengaruhi emosi manusia. Namun perlu diingat juga bahwa tidak semua
manusia akan mengalami hal ini karena kepribadian setiap individu itu berbeda-
beda.
• Pada sample penelitian kami melalui kuesioner, 93,6% peserta menunjukkan bahwa
membaca novel dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan,
95,7% peserta menunjukkan bahwa membaca novel dapat membantu merasa lebih
tenang dan relaks, 93,6% pesertamenunjukkan bahwa membaca novel dapat
merubah hidup menjadi lebih baik, 89,1% peserta bahwa membaca novel
membantu memberikan dukungan secara emosional, 87,2% peserta
menunjukkan bahwa membaca novel dapat menjadi bentuk terapi yang efektif.
• Data kami menunjukkan bahwa membaca novel fiksi masih relevan dengan kasus
kesehatan mental karena di dalam buku peserta dapat termotivasi dan terinspirasi
dari kisah-kisah serta tokoh-tokoh inspiratif yang terdapat di dalamnya. Tak hanya
itu peserta juga mendapatkan ilmu dan wawasan baru dari tulisan yang dibaca.
BEBERAPA FAKTOR YANG MENYEBABKAN NOVEL CUKUP
EFEKTIFF UNTUK MEMECAHKAN MASALAH INI
1. Empati dan karakter: saat membaca novel fiksi pembaca bisa merasakan empati
dalam cerita tersebut. Ini dapat membantu pembaca merasa lebih terhubung dengan
pengalaman manusia yang beragam, termasuk tantangan dan ketidakpastian yang
seringkali dialami selama quarter life crisis.
2. Pembelajaran dari cerita: banyak novel fiksi mengangkat tema-tema kehidupan
seperti pertumbuhan pribadi, pencarian makna hidup, dan mengatasi krisis.
3. Inspirasi dan pemotivasi: beberapa novel fiksi menginspirasi pembaca untuk
mengejar impian merekaa, mencari petualangan, atau mencari makna dalam
kehidupan.
4. Melarikan diri sejenak: membaca novel fiksi juga bisa menjadi pelarian yang sehat
dari stres dan kebingungan yang mungkin dialami selama quarter life crisis.
5. Refleksi dan penyembuhan: novel fiksi seringkali mengajakpembaca untuk
merenungkan tentang kehidupan dan makna eksistensial. Ini dapat
membantu pembaca menjalani proses refleksi yang mendalam tentang diri sendiri
dan tujuan hidup.
KELEMAHAN
• Kelemahan dari penelitian terletak pada minat baca warga Indonesia yang masih
sedikit karena para kaum muda lebih terlena dengan gadget. Namun untuk
mengatasi ini, kami mempunyai alternatif yaitu dengan membuat tulisan di wattpad
yang saat ini tengah ramai digandrungi kaum muda dan lewat twitter dengan
sebutan alternative universe.
Meskipun fenomena quarter life crisis berdampak negatif, namun fenomena ini
tidak selalu menunjukkan kegagalan. Ini adalah kesempatan untuk merenungkan
tujuan dan nilai-nilai hidup dan banyak orang mengalami pertumbuhan pribadi
selama periode ini. Semua quarter life crisis berakhir dengan dengan perubahan
besar dalam hidup asal mau berusaha untuk menghadapinya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesehatan mental yang buruk dapat
mendorong ke ranah quarter life crisis di mana akan berpotensi membuat
produktivitas kerja menurun. Dalam hal ini bukan hanya produktivitas kerja
karyawan, namun produktivitas anak muda lainnya seperti belajar dan sebagainya.
Metode mengedukasi melewati sebuah cerita fiksi faktanya dapat menjadi salah
satu jalan keluar yang bukan hanya memberikan manfaat kepada pembaca namun
juga menghasilkaan profit bagi penulis. Tidak hanya itu strategi ini juga membantu
meningkatkan minat baca sekaligus wadah menorehkan karya dan sebagai seorang
muslim menulis sebuah buku bisa menjadi amal jariyah bagi kita apabila buku
tersebut dapat bermanfaat bagi orang lain.