Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

CA CERVIX

Oleh :
Auliaur Rokhim
NIM SN181023

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2018/2019
A. DEFINISI
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher
rahim, yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk kearah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama
wanita (vagina) (wijaya, 2010). Kanker Cerviks merupakan pertumbuhan dari
papilloma Virus (Kline, 2009).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ca cerviks merupakan
penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim yang disebabkan
pertumbuhan dari papiloma virus.
B. Etiologi
Menurut wijaya (2010), ada beberapa aktor yang dapat meningkatkan peluang
seorang wanita untuk terkena kanker serviks. faktor faktor tersebut adalah
a. Infeksi virus kuman papilloma
Faktor resiko dari infeksi adalah faktor yang terpenting dalam timbulnya
penyakit kanker serviks ini. kuman papilloma virus adalah sekelompok
lebih dari 100 virus yang berhubungan yang dapat menginfeksi sel sel
pada permukaan kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti vaginal,
anal, atau oral seks. virus ini berasal dari amilia papovaridaedan genus
papilloma virus. hubungan seks yang tidak aman terutama pada usia
muda atau melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan,
memungkinkan terjadinya infeksi organ reproduksi anita pada usia
remaja 12- 20 tahun sedang aktif berkembang. apabila terjadi rangsangan
oleh penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi tidak
normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian
terjadi infeksi virus.
b. Pasangan seksual yang berganti ganti
Dari berbagai penelitian yang dilakukan timbulnya penyakit kanker
serviks berkaitan erat dengan perilaku seksual seperti mitra seks yang
berganti ganti. Resiko kanker serviks lebih dari 10 kali bila
berhubungan dengan atau lebih mitra seks.
c. Usia pertama melakukan hubungan seks
Wanita yang melakukan hubungan seks pertama sekali pada umur
dibawah 17 tahun hampir selalu 3x lebih mungkin terkena kanker
serviks di usia tuanya. Semakin muda seorang wanita melakukan
hubungan seks maka semakin besar resiko terkena kanker serviks. Hal
ini disebabkan karena alat reproduksi wanita pada usia ini belum matang
dan sangat sensitif.
d. Merokok
Tembakau atau rokok mengandung bahan bahan karsinogenik baik yang
dikunyah atau dihisap sebagai rokok atau sigaret. Penelitian
menunjukkan lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin
dan zat- zat lainnya terdapat di dalam rokok. Produk sampingan rokok
seringkali ditemukan pada mukosa serviks dari wanita perokok.
e. Jumlah Anak
Wanita yang sering melahirkan mempunyai resiko 3-5 x lebih besar
terkena kanker leher rahim. Terjadinya trauma pada bagian leher rahim
yang tipis dapat merupakan penyebab timbulnya suatu peradangan dan
selanjutnya berubah menjadi kanker. Menurut berapa pakar, jumlah
kelahiran yang lebih dari 3 akan meningkatkan resiko wanita terkena
kanker serviks.
f. Kontrasepsi
Pil Kb yang dipakai dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan resiko
terkena kanker serviks. Dari beberapa penelitian menemukan bahwa resiko
kanker serviks meningkat berkaitan dengan semakin lama wanita tersebut
menggunakan pil Kb, dan cenderung akan menurun pada saat pil tersebut
dihentikan. Penelitian juga menunjukkan bahwa pemakaian pil Kb akan
menyebabkan wanita lebih sensitif terhadap HPV sehingga makin
meningkatkan resiko terkena kanker serviks.
g. Riwayat Keluarga
Sama seperti jenis kanker lainnya, maka pada kanker leher rahim juga
akan meningkatkan resiko lebih besar terkena pada wanita yang
mempunyai keluarga (ibu atau kakak perempuan terkena kanker leher
rahim).
h. Kekebalan tubuh
Seseorang yang melakukan diet ketat, diet rendah sayuran dan buah
buahan, rendahnya konsumsi vitamin A,C,danE setiap hari dapat
menyebabkan kurangnya daya tahan tubuh, sehingga oang tersebut
gampang terinfeksi oleh berbagai kuman, termasuk HPV. Penurunan
kekebalan tubuh dapat juga mempercepat pertumbuhan sel kanker dari
non- invasif menjadi invasif.
C. Klasifikasi Kanker Serviks

Tingkat Kriteria
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
Proses terbatas pada servks walaupun ada
I
perluasan ke korpus uteri
Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis
sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3
Ia
mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam
pembuluh limfe atau pembuluh darah.
Secara klinis tumor belum tampak sebagai
karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi
Ib
ternyata sel tumor telah mengadakan invasi
stroma melebihi Ia
Proses keganasan telah keluar dari serviks dan
menjalar 2/3 bagian atas vagina dan
II
parametrium, tetapi tidak sampai dinding
panggul
Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih
II a
bebas dari infitrat tumor
Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral,
II b
tetapi belum sampai dinding panggul
Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina,
III a sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak
sampai dinding panggul.
Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak
III b ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan
dinding panggul.
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil
dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika
IV
urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul
ketempat yang jauh
Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau
IV a vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul
kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b Telah terjadi metastasi jauh.
D. Patofisiologi
Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi
ektoserviks(portio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo
kolumnar junction(SCJ). Pada wanita muda SCJ terletak diluar OUE, sedang
pada wanita diatas 35tahun, didalam kanalis serviks. Tumor dapat tumbuh :
1. Eksofitik. Mulai dari SCJ kearah  lumen vagina sebagai massa
proliferatif yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
2. Endofitik. Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan
cenderunginfitratif membentuk ulkus.
3. Ulseratif. Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur
jaringanpelvisdengan melibatkan fornices vagina untuk menjadi ulkus yang
luas.Serviks normal secara alami mengalami metaplasi/erosi akibat saling
desak kedua jenis epitel yang melapisinya.
Usia koitus pertama Sering paritas Berganti-ganti Hygiene Merokok
kali <16 tahun pasangan
Sering terjadi Penggunaan Lender servik
Sel mukosa pada perlukaan di organ Resiko tertular antiseptic mengandung ni
serviks belum reproduksi penyakit menular berlebihan
matang seksual tinggi Menurunkan d
Port de enrtry Iritasi mukosa tahan servik
Rentan terhadap kuman terbuka
rangsangan Mukosa rentan Rentan terhad
Infeksi virus HPV terhadap rangsangan invasi virus

Masuknya mutagen

Metaplasia sel

Neoplasia intraepitelia serviks

Dysplasia sel

Deferensiasi sel2 epitel

Perubahan struktur sel & fungsi sel2 normal

Aktivitas regenerasi sel meningkat Tindaka


Pembedahan

Metastasis Sel2 ganas/karsinoma

Menekan jaringan Kurang


sekitar pengetahua
tentang prose
penyakit
Ulkus nekrosis Iskemia jaringan
jaringan Ansietas
Pengeluaran
Perdarahan saat Jaringan sekitar Perdarahan massif bradikinin, histamine
koitus serviks rapuh
Deficit volume Penekanan ujung
Ketidakpuasan saat Kerusakan cairan saraf simpatik
koitus integritas jaringan
Respon nyeri
Perubahan pola
seksual Nyeri akut

Fistula

Urin merembes ke rectum Urin merembes ke liang vagina

Gangguan pola eliminasi alvi Inkontinensia urin Gangguan citra tubuh

E. Manifestasi Klinis
Dari Anamnesis didapatkan keluhan :
1. Metrorargia (perdarahan uterus yang terjadi di luar siklus menstruasi)
Keputihan warna putih/purulen yang berbau dan tidak gatal
2. Perdarahan pasca coitus
3. Perdarahan spontan
4. Bau busuk yang khas
5. Pada yang lanjut ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan
dan anemia.
6. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba, membesar, iregular dan teraba
lunak.
7. Bila tumor tumbuh eksofitik maka akan terlihat lesi pada porsio/sudah
sampai vagina.

F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1. Irradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi
d. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
Komplikasi irradiasi
a. Kerentanan kandung kencing
b. Diarrhea
c. Perdarahan rectal
d. Fistula vesico atau rectovaginalis
2. Operasi
a. Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
b. Operasi schauta, histerektomi vagina yang radikal

3. Kombinasi
Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya
dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu
juga menambah penyebaran ke sistem limfe dan peradaran darah.
4. Cytostatika
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5%
dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, dianggap
resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klien dengan Ca Cerviks


1. Pengkajian
a. Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
b. Data pasien :
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak,
agama, alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
c. Keluhan utama
pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri intra servikal dan disertai
keputihan menyerupai air.
d. Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan yang
mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul
keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
e. Riwayat penyakit sebelumnya :
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus,
infeksi masa nifas, riwayat operasi kandungan, serta adanya tumor.
Riwayat keluarga yang menderita kanker.

f. Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya:


Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi yang
rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi
yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal
hygiene terutama kebersihan dari saluran urogenital.
g. Data khusus:
Riwayat kebidanan ; paritas, kelainan menstruasi, lama,jumlah dan warna
darah, adakah hubungan perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar
setelah koitus, pekerjaan yang dilakukan sekarang
h. Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan cara pemeriksaan Pap Smear, kolposkopi, servikografi,
pemeriksaan visual langsung, gineskopi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d mual dan
muntah
b. Gangguan eliminasi fekal (BAB berdarah) b.d efek radiasi
c. Risiko perdarahan b.d Trombositopenia
3. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan Makanan
kebutuhan tubuh 4 x 24 jam diharapkan 2. Kaji kemampuan
b.d mual dan ketidakseimbangan pasien untuk
muntah nutrisi kurang dari mendapatkan nutrisi
kebutuhan tubuh yang dibutuhkan
teratasi dengan 3. Anjurkan pasien untuk
kriteria hasil; meningkatkan protein
 Pasien dapat dan vitamin C
mempertahankan 4. Berikan makanan yang
BB terpilih (sudah
 Mengungkapkan dikonsultasikan
tekad untuk dengan ahli gizi)
mematuhi diit 5. Monitor mual dan
 Memiliki nilai Muntah
laboratorium Hb 6. Monitor kadar Hb, dan
Dalam batas kadar Ht
normal 7. Monitor kalori dan
 Melaporkan intake nutrisi
tingkat energi 8. Kolaborasi dengan ahli
yang adekuat gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi
yang dibutuhkan
pasien.
2 Gangguan eliminasi Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi, warna,
fekal (BAB darah) b.d tindakan keperawatan dan konsistensi.
efek radiasi …x 24 jam diharapkan 2. Pantau nilai
kemoterapi Gangguan eliminasi laboratorium, dan
fekal ( BAB darah) laporkan adanya
teratasi dengan Abnormalitas
kriteria hasil; 3. Pantau adanya iritasi dan
 Tidak ada ulserasi kulit di area
Gangguan perianal
Seperti darah 4. Anjurkan pasien
pada feses untuk menghindari
kopi,makanan pedas dan
makanan yang
Mengiritasi
gastrointestinal
5. Konsultasikan dengan
ahli diit untuk
pnyesuaian diit yang
diperlukan

3 Risiko perdarahan b.d Setelah dilakukan 1. Monitor nilai lab


trombositopenia Tindakan keperawatan (koagulasi) yang
…x 24 jam diharapkan meliputiPT, PTT,
perdarahan tidak trombosit
terjadi dengan 2. Pertahankan bed rest
kriteria hasil; selama perdarahan
 Tidak ada Aktif
hematemesis 3. Lindungi pasien dari
  Hemoglobin dan trauma yang dapat
hematrokrit dalam menyebabkan
batas normal perdarahan
4. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
makanan yang banyak
mengandung vitamin K
5. Hindari terjadinya
konstipasi dengan
menganjurkan untuk
mempertahankan intake
cairan yang adekuat
Dan pelembut Feses
6. Observasi adanya darah
dalam sekresi cairan
tubuh: emesis, feces,
urine, residu lambung,
dan drainaseLuka
7. Dokumentasikan warna,
jumlah dan
karakteristik feses
8. Hindari pH lambung
yang ekstrem dengan
kolaborasi pemberian
antacids atau histamine
blocking agent
9. Kolaborasi pemberian
antikoagulat

4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Delia, Wijaya. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta :
Sinar Kejora.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.
Carpenito-Moyet, Lynda Juall.2013.Buku Saku Diagnosa
Keperawatan.Jakarta:EGC
Nanda.2015-2017.Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi.Jakarta: EGC
Potter &Perry.2010.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai