Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn.S DENGAN RISIKO BUNUH DIRI


DI RUANG PUNTADEWA RSJD DR. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Disusun Oleh :
Profesi Ners A

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN RESIKO BUNUH
DIRI DI RUANG ABIMANYU
RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Tgl/Jam MRS : 20 April 2021 / 08:00WIB


Tanggal/Jam Pengkajian : 21 April 2021 / 11:00WIB
Metode Pengkajian : Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
Diagnosa Medis : F.20.3
No. Registrasi : 092xxx

A. PENGKAJIAN
I. INFORMASI UMUM
1. Identitas klien
Nama : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Boyolali
Umur : 33 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Serabutan
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Boyolali
Hubungan dengan Klien : Ayah
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama/Alasan Masuk
Saat pengkajian klien mengatakan tidak melihat bayangan hitam serta
terkadang masih mendengar suara-suara yang mengganggu. Saat dikaji
klien tidak bisa menjawab banyaknya suara yang mengganggu dan
klien tidak bisa mendiskripsikan waktu suara muncul. Suara itu
menuruh klien untuk mengakhiri hidupnya. Klien hampir melakukan
upaya bunuh diri menggunakan tali sebelum datang ke RS.
2. Keluhan yang Paling di Rasakan Saat Pengkajian
Pada saat pengkajian klien berada di tempat tidur klien mengatakan
bersedia dilakukan wawancara atau diberi pertanyaan tentang
penyakitnya saat ini. Klien mengatakan tidak melihat bayangan hitam
seperti saat klien dirumah, klien ketika dirumah sakit hanya
mendengarkan suara. Klien tidak bisa menyebutkan berapa kali suara
yang klien dengar, klien juga tidak bisa menyebutkan kapan suara
tersebut muncul. Klien juga mengatakan ingin segera sembuh, agar
dapat berkumpul kembali dengan keluarga.
MK : Gangguan persepsi sensori : halusinasi

III.Faktor Predisposisi
1. Biologi
Keluarga mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa seperti klien.
2. Psikososial
a. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan
Klien mengatakan tidak memiliki pengalaman tidak menyenangkan
di masa lalu.
b. Riwayat Penganiayaan
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya Fisik - - - -
Aniaya Seksual - - - -
Penolakan - - - -
Kekerasan Dalam Keluarga - - - -
Tindakan Kriminal - - - -

Penjelasan :
Klien mengatakan bahwa klien tidak pernah memiliki riwayat
penganiayaan baik fisik maupun psikososial.

IV. Faktor Presipitasi


Klien mengatakan sebelum dirawat inap di rumah sakit jiwa
Surakarta, klien hanya dijanjikan untuk kontrol rawat jalan di poli
rumah sakit jiwa. Klien mengatakan diantarkan oleh bidan desa ke
rumah sakit jiwa.

V. Fisik
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
T : 36.50C
BB : 52 kg
TB : 157 cm
Keluhan fisik: Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
VI. Psikososial
1. Genogram

Penjelasan: keluarga klien mengatakan 2 bersaudara. Klien


merupakan anak ke 2. Kedua orang tua klien masih hidup. Klien
tinggal serumah dengan keluarga.
a. Pengambilan keputusan
Keluarga mengatakan pengambilan keputusan ditentukan
dengan musyawarah antar keluarga.
b. Pola asuh
Klien mengatakan sejak kecil diasuh oleh kedua orang tuanya.
c. Pola komunikasi
Keluarga klien mengatakan komunikasi dalam keluarganya
ada. Klien jika ada masalah hanya di pendam sendiri dan tidak
diceritakan ke orang lain.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai rambut, karena menurut klien
rambut klien menambah kegantengan klien.
b. Identitas diri
Pada saat dilakukan pengkajian, klien ditanya mengenai jenis
kelamin, klien menjawab berjenis kelamin laki-laki, dan
berumur 33 tahun dan saat ditanya mengenai status klien, klien
menjawab sebagai anak nomor 2. Saat dirumah sakit klien juga
menyadari sebagai klien jiwa yang sedang dirawat di rumah
sakit jiwa. Saat ditanyai mengenai pekerjaan, klien menjawab
bekerja sebagai buruh serabutan. Karena tidak mempunyai
pekerjaan tetap
c. Peran
Klien mengatakan peran klien saat dirumah sebagai anak dan
sebagai adik dari 2 bersaudara. Saat di rumah sakit klien
mengatakan perannya sebagai klien jiwa. Klien juga ingin
segera sembuh dari penyakitnya.
d. Ideal diri
Saat ditanya apa harapan klien saat ini, klien mengatakan ingin
segera sembuh dari penyakitnya, sehingga dapat berkumpul
dengan keluarganya.
e. Harga diri
Klien mengatakan saat dibawa kerumah sakit merasa dibohongi
karena hanya dijanjikan untuk kontrol rawat jalan di poli,
namun kenyataannya klien harus rawat inap di rumah sakit
jiwa. Serta klien ingin segera sembuh dari penyakitnya.
2. Hubungan sosial
a. Orang yang paling dekat dan berarti:
Klien mengatakan orang terdekat dalam hidupnya saat ini
adalah orang tua dan kakanya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
1) Sebelum sakit
Klien mengatakan terkadang mengikuti kegiatan di
lingkungan rumahnya.
2) Saat dirawat
Klien mengatakan ikut dalam kegiatan yang diadakan di
ruangan seperti: senam, serta sudah mengikuti rehab.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan tidak terlalu aktif bersosialisasi dengan
masyarakat maupun klien di ruang abimanyu.
3. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan mengetahui mengenai penyakit
kejiwaannya, dimana kondisi ini memepengaruhi suasana hati,
pikiran, dan perilaku sehingga terkadang suasana hati klien
berubah-rubah. Klien mengganggap sakit yang dideritanya ini
merupakan cobaan dari Tuhan, dan klien mengatakan akan
berusaha agar cepat pulang.
b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan saat di rumah sholat apabila ingat dan
mempunyai niat untuk mengerjakan sholat. Ketika dirumah
sakit klien mengatakan terkadang mejalankan ibadah sholat.

VII. Status Mental


1. Penampilan
Penampilan klien rapi, rambut klien pendek dan rapi. Baju dan
celana klien diganti setiap hari secara mandiri. Serta setelah
makan siang klien mencuci tangan dan mulutnya secara bersih.
Serta klien mandi 2 kali sehari.
2. Pembicaraan
Pada saat pengkajian klien mampu berbicara dengan baik tanpa
terbata-bata serta mampu menjawab semua pertanyaan perawat.
Klien berbicara lambat dan kadang harus mengulangi
pertanyaan.
3. Aktivitas motorik
Klien tidak mengalami gangguan aktivitas motorik dan dapat
melakukan aktifitas sehari-hari.

4. Alam perasaan
Saat ditanya mengenai perasaan klien, klien mengatakan
bingung karena tidak mengetahui alasan klien dirawat dirumah
sakit jiwa dan sedih karena tidak bisa berkumpul dengan
keluarga. Klien mengatakan ingin segera sembuh.
5. Afek
Dari hasil pengamatan, afek klien datar yang ditandai dengan
emosi klien yang tidak berubah.
6. Persepsi
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan mendengar
suara-suara yang mengganggu lebih dari 3x dalam sehari,
waktu klien mendengar suara-suara bisikan klien tidak bisa
mendiskripsikan. Klien hanya mengatakan suara-suara bisikan
yang mengganggu.
7. Proses pikir
Pada saat pengkajian didapatkan data bahwa klien tidak
mengalami kehilangan asosiasi yang artinya pembicaraan
masih ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya.
8. Bentuk pikir
Saat pengkajian bentuk pikir nya realistis, klien mengatakan
sadar bahwa dirinya di rumah sakit dan sedang dirawat.
9. Tingkat kesadaran
Klien mengatakan sekarang siang hari dan klien mengatakan
sekarang ada di rumah sakit. Kesadaran composmentis.
Oreintasi waktu, tempat dan orang jelas.
10. Daya Ingat/Memori
Klien dapat mengingat kejadian yang terjadi di masa lalu, yaitu
klien dapat menyebutkan riwayat pendidikan dan pekerjaan di
masa lalu. Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka
pendek, klien mengatakan mampu mengingat orang-orang yang
membawanya ke rumah sakit beberapa hari yang lalu. Klien
tidak memiliki gangguan daya ingat saat ini, klien mampu
mengingat apakah hari ini klien sudah mandi atau belum. Klien
mengingat saat ini berada di rumah sakit untuk dirawat.
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dengan pertanyaan. Klien mampu
berhitung dengan baik dari hitungan 1-10 dan klien mampu
berhitung mundur serta mampu menjawab perhitungan yang
ditanyakan seperti hitungan tambahan ataupun pengurangan.
12. Pengambil Keputusan
Klien mampu melakukan penilaian sendiri (mengambil
keputusan sederhana) saat ditanya tentang memilih langsung
mandi setelah bangun tidur atau langsung merapikan tempat
tidur. Klien mengatakan memilih mandi terlebih dahulu lalu
merapikan tempat tidur. Klien mampu membedakan antara baik
dan buruk tentang berpenampilan seperti memakai baju dan
celana yang benar dan rapi.
13. Insight (Daya tilik diri)
Klien belum menyadari penyakit dideritanya karena masih
bingung alasan klien dirawat dirumah sakit jiwa, karena
sebelumnya hanya dijanjikan untuk kontrol dirawat jalan.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
Klien mengatakan makan 3x sehari dan hanya
menghabiskan satu porsi yang telah disediakan dari rumah
sakit.
2. BAB/BAK
Klien mampu melakukan secara mandiri.
3. Mandi
Klien mampu melakukan secara mandiri dengan arahan
perawat.
4. Berpakaian/berhias
Klien mengenakan pakaiannya sendiri dan klien bisa
menyisir rambut sendiri, dan klien mengganti pakaian 2x
sehari.
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidur siang selama 1-2 jam. Klien
mengatakan tidur malam sekitar pukul 21.00 s/d 05.00 WIB.
Klien tidak memiliki kegiatan khusus yang dilakukan sebelum
tidur.
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan ketika tiba jadwalnya minum obat,
perawat yang akan membantu klien mengambilkan obat yang
harus ia minum. Namun klien tidak tahu pada jam berapa saja
ia harus meminum obat. Klien mengatakan minum obat 2
macam.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perlu adanya dukungan dari perawat untuk proses
kesembuhan klien. Serta ada keinginan dari klien untuk
sembuh dari penyakitnya. Dan dukungan dari keluarga juga
diperlukan untuk mencegah penyakit klien kambuh lagi apabila
klien sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang
kerumah.
8. Aktivitas
a. Saat di rumah
Klien mengatakan ia mampu melakukan kegiatan
sehari-hari tanpa bantuan dari orang lain. Dan bekerja
sebagai buruh serabutan apabila ada tetangga yang
menawari pekerjaan kepada klien
b. Saat di rumah sakit
Kegiatan saat di rumah sakit yaitu mengikuti kegiatan
di ruangan seperti makan, tidur, dan minum obat, senam di
pagi hari dan rehabilitasi ketika ada jadwal rehab dari
perawat.
IX. Mekanisme Koping

ADAPTIF MALADAPTIF

√ Bicara dengan orang lain - Minum alcohol

- Mampu menyelesaikan masalah √ Reaksi lambat/berlebihan

√ Teknik relaksasi √ Bekerja berlebihan

- Aktivitas kostruktif √ Menghindar

- Olahraga - Mencederai diri

√ Memendam masalahnya

Penjelasan:
1. Adaptif
Klien mengatakan saat di rumah sakit klien mampu berbicara
dengan orang lain tetapi bila ada masalah klien tidak mau
menceritakan masalahnya dengan orang lain.
2. Maladaptif
Klien mengatakan saat ada masalah klien selalu menghindar
dan lebih sering memendam masalahnya sendiri.
X. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Tidak ada masalah dengan dukungan kelompok, sebab klien
selalu didukung oleh keluarga klien.
2. Tidak ada masalah dengan pendidikan, klien merupakan
lulusan SD.
3. Masalah berhubungan dengan pekerjaan, tidak ada, karena
klien bekerja serabutan
4. Kekurangan kepuasan dalam pekerjaan, karena klien
menginginkan mempunyai pekerjaan, namun saat ini pekerjaan
klien sebagai buruh serabutan.
5. Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
klien mempunyai jaminan kesehatan oleh BPJS.
6. Tidak ada masalah dengan perumahan, spesifiknya klien
tinggal bersama keluarganya.
7. Tidak ada masalah dengan dukungan lingkungan, spesifiknya
klien berhubungan baik dengan tetangga.

XI. Kurang Pengetahuan


Klien masih bingung alasan kenapa klien dirawat dirumah
sakit, karena klien hanya dijanjikan untuk menjalani pemeriksaan
rawat jalan.

XII. Aspek Medis


Diagnosa medis : F. 20. 3 (Skizofrenia tak terinci)
Terapi medis
1. Chlorpromazine 1 x 100 mg
2. Risperidon 2 x 2 mg
3. Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
Nama Indikasi Kontra Indikasi
Chlorpromazine Indikasi chlorpromazine Kontraindikasi
adalah untuk psikosis, chlorpromazine adalah pada
gangguan perilaku, mual- orang yang memiliki riwayat
muntah, migraine, hipersensitivitas  terhadap
dan intractable hiccup. fenotiazin.
Psikosis yang dapat
ditatalaksana dengan
chlorpromazine adalah
skizofrenia dan depresi.
Risperidone Obat yang digunakan untuk Hipersensitivitas (alergi)
menangani skizofrenia, terhadap risperidone.
gangguan psikosis, perilaku
agresif, distruptif yang
membahayakan klien
maupun orang lain.
Trihexyphenidyl Pengobatan pada penderita Kontra indikasi pengobatan
Parkinson dan gangguan Trihexyphenidyl yaitu pada
ekstrapiramidal. glausudut tertutup, ileus
paralitikum, hipertrofi prostat,
retensi urin, obstruksi saluran
cerna.

XIII. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko Bunuh Diri
2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

XIV. Pohon Masalah


Effect Risiko Bunuh Diri

Core Problem Gangguan persepsi sensori: halusinasi

Causa Koping individu tidak efektif


XV.
XVI. ANALISA DATA
Nama : Tn. S No.CM : 0922xx
Umur : 33 tahun Diagnosa Medis : F 20.3

No DATA MASALAH
1. DS : Resiko bunuh
diri
- Klien mengatakan dirumah mendegar bisikan dan
bayangan hitam untuk menyuruhnya bunuh diri
dengan menggunakan tali.
- Klien mengatakan putus asa dan untuk apa hidup
jika harus seperti ini

DO :

- Klien dapat berkomunikasi dengan mahasiswa dan


dapat menjawab pertanyaan dari mahasiswa
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
T : 36.50C

2 DS : Gangguan
Persepsi Sensori
- Saat pengkajian klien mengatakan terkadang
: Halusinasi
mendengar suara-suara bisikan sehari lebih dari
3x dan waktu klien mendengar bisikan tersebut
tidak bisa dideskripsikan oleh klien. Karena
muncul tidak tentu.
- Klien mengatakan saat dirumah mendengar
bisikan dan melihat bayangan hitam, namun saat
dirumah sakit klien sudah tidak melihat bayangan
hitam.
DO :

- Selama wawancara, klien dapat menjawab


pertanyaan dengan baik dan jelas serta jawaban
sesuai dengan yang ditanyakan.
- Klien terlihat bingung dan murung serta tekadang
mengalihkan pandangan

B. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn. S No.CM : 092xxx
Umur : 33 tahun Diagnosa Medis :F 20.3

N Dx. Tujuan&Kriteria Intervensi


o Kep Hasil

1. Resiko Setelah dilakukan SP 1


Bunuh asuhan keperawatan
Tindakan keperawatan klien
Diri selama 3x24 jam
percobaan bunuh diri.
(RBD) diharapkan masalah
Resiko Bunuh Diri Untuk klien :

dapat teratasi dengan 1. Menemani klien terus menerus


kriteria hasil : sampai ia dapat dipindahkan
ketempat yang aman.
1. Klien dapat
2. Menjauhkan semua benda yang
membina hubungan
berbahaya (mis., pisau, silet,
saling percaya
gelas, tali pinggang).
2. Klien dapat
3. Memeriksa apakah klien benar-
terlindung dari
benar telah meminum obatnya,
bunuh diri
jika klien mendapatkan obat.
3. Klien dapat
4. Menjelaskan pada klien bahwa
meningkatkan harga
anda akan melindungi klien
diri
sampai tidak ada keinginan bunuh
4. Klien dapat
menggunakan diri.
koping yang adaptif Untuk keluarga klien :
1. Menganjurkan keluarga untuk
ikut mengawasi klien dan jangan
pernah meninggalkan klien
sendirian.
2. Menganjurkan keluarga untuk
membantu perawat menjahukan
barang-barang berbahaya di
sekitar klien.
3. Mendiskusikan dengan keluarga
untuk tidak membiarkan klien
melamun sendiri
4. Menjelaskan kepada keluarga
pentingnya klien minum obat
secara teratur

SP 2
Tindakan keperawatan isyarat bunuh
diri.
Untuk klien :
1. Mendiskusikan tentang cara
mengatasi keinginan bunuh diri,
yaitu dengan meminta bantuan
dari keluarga atau teman
2. Meningkatkan harga diri klien
dengan cara :
a. Memberi kesempatan klien
untuk mengungkapk an
perasaannya
b. Memberikan pujian bila
klien dapat mengatakan
perasaan yang positif.
c. Meyakinkan klien bahwa
dirinya penting.
d. Membicarakan tentang
keadaan yang sepatutnya
disyukuri oleh klien.
e. Merencanakan aktivitas yang
dapat klien lakukan.
3. Meningkatkan kemampuan
menyelesaikan masalah dengan
cara :
a. Mendiskusikan dengan
kliencara menyelesaikan
masalah.
b. Mendiskusikan dengan klien
efektivitas masing- masing
cara penyelesaian masalah.
c. Mendiskusikan dengan klien
cara menyelesaikan masalah
yang lebih baik.
SP 3 RBD
Untuk klien :
1. Mengidentifikasi pola koping
yang bisa diterapkan kepada
pasien
2. Menilai pola koping yang bisa
dilakukan
3. Mengidentifikasi pola koping
yang konstruktif
4. Menganjurkan pasien
menrapkan pola koping
konstruktif dalam kegiatan
harian

Untuk Keluarga Klien :


1. Mengajarkan keluarga tentang
tanda dan gejala bunuh diri
a. Menanyakan keluarga
tentang tanda dan gejala
bunuh diri yang pernah
muncul pada klien
b. Mendiskusika n tentang tanda
dan gejala yang umumnya
muncul pada klien risiko
bunuh diri
2. Mengajarkan keluarga cara
melindungi klien dari perilaku
bunuh diri
a. Mendiskusikan tentang cara
yang dapat dilakukan
keluarga bila klien.
memperlihatkan tanda dan
gejala bunuh diri.
b. Menjelaskan tentang cara-
cara Melindungi klien.
3. Mengajarkan keluarga tentang
hal-hal yang dapat dilakukan
apabila klien melakukan
percobaan bunuh diri, antara
lain :
a. Mencari bantuan pada
tetangga sekitar atau
pemuka bunuh diri yang
pernah muncul pada klien
b. Mendiskusikan tentang
tanda dan gejala yang
umumnya muncul pada
klien risiko bunuh diri
4. Mengajarkan keluarga cara
melindungi klien dari perilaku
bunuh diri
a. Mendiskusikan tentang cara
yang dapat dilakukan
keluarga bila klien.
memperlihatka n tanda dan
gejala bunuh diri.
b. Menjelaskan tentang cara-
cara Melindungi klien.
5. Mengajarkan keluarga tentang
hal-hal yang dapat dilakukan
apabila klien melakukan
percobaan bunuh diri, antara
lain :
a. Mencari bantuan pada
tetangga sekitar atau
pemuka obatnya, benar
dosisnya, benar cara
penggunaanny a, benar
waktu penggunaannya
2. Halusinasi Setelah dilakukan SP 1
asuhan keperawatan
- Identifiasi halusinasi :isi,
selama 3x24 jam
frekuensi, waktu terjadi, situasi
diharapkan masalah pencetus, perasaan, emosi
Resiko Bunuh Diri
- Jelaskan cara mengontrol
dapat teratasi dengan
halusinasi: hardik, obat,
kriteria hasil :
bercakap-cakap, melaukan
1.Klien dapat membina kegiatan
hubungan saling - Latih cara mengontrol halusinasi
percaya dengan cara menghardik

2.Klien dapat mengenal - Masukkan pada jadwal kegiatan


halusinasi dan untuk menghardik
menghardik
SP 2
3.Klien dapat mencegah
- Evaluasi kegiatan menghardik,
dengan minum obat
beri pujian
4.Klien dapat
- Latih cara mengontrol halusinasi
menggunakan koping
dengan obat (jelaskan 6 benar:
dengan bercakap-cakap
jenis, guna, dosis, frekuensi, cara
5.klien dapat melakukan kontinuitas minum obat)
aktivitas
- Masukkan ke dalam jadwal
harian untuk latihan menghardik
dan minum obat

SP 3

- Evaluasi kegiatan latihan


menghardik & obat. Beri pujian

- Latih cara mengontrol halusinasi


dengan bercakap-cakap saat
terjadi halusinasi

- Masukkan pada jadwal kegiatan


untuk latihan menghardik,
minum obat dan bercakap-cakap

SP 4

- Evaluasi kegiatan latihan


menghardik, obat, dan bercakap-
cakap. Beri pujian

- Latih cara mengontrol halusinasi


dengan melakukan kegiatan
harian (mulai 2 kegiatan)

- Masukkan pada jadwal kegiatan


untuk latihan menghardik, minuk
obat, bercakap-cakap dan
kegiatan harian.

C. IMPLEMENTASI & EVALUASI


Nama : Tn. S No. CM : 092xxx
Umur : 33 th. Diagnosa Medis : F 20.3

Tanggal/ Implementasi Evaluasi


jam
Rabu, 21 DS : S:
April 2021 - Klien mengatakan masih bingung d
- Klien mengatakan dirumah
takut saat diberi pertanyaan
mendegar bisikan dan bayangan
O:
hitam untuk menyuruhnya bunuh diri
- Kontak mata klien kurang
dengan menggunakan tali.
- Ekspresi klien datar
- Klien mengatakan putus asa dan
- Klien menunjukkan rasa kurang
untuk apa hidup jika harus seperti ini
nyaman saat berinteraksi
DO :
- Lingkungan klien aman dari benda
- Klien tampak mondar-mandir tidak jelas
- Klien terlihat sering melamun sendiri tajam

- Klien kadang terlihat bingung


A: Masalah belum teratasi
melakukan sesuatu karena merasa jenuh

Implementasi
P: Lanjutkan Intervensi
- Membina hubungan saling percaya
- Anjurkan klien unt
dengan klien
mengendalikan diri dari dorong
- Menciptakan lingkungan yang aman
bunuh diri dengan berzikir
dan tenang untuk berinteraksi
sehari pada pukul 07.00, 13.
- Mengajak klien mengobrol ringan
dan 18.00 atau saat ada dorong
mengenai kehidupannya
bunuh diri
- Menunjukkan sikap empati kepada
- Mengajak klien berfikiran positi
klien
- Mengajak klien untuk berfikiran
positif
- Melatih cara mengendalikan diri dari
dorongan bunuh diri dengan
berdzikir dan berdoa

Rencana tindak lanjut


- Evaluasi SP 1: identifikasi beratnya
masalah resiko bunuh diri,
identifikasi benda tajam atau
berbahaya di lingkungan klien
- Kontrak lanjut hari berikutnya untuk
melatih SP 2
Kamis, 22 Data S:
April 2021 - Klien mengatakan mendeng
DS :
suara-suara bisikan sehari leb
- Klien mendengar suara-suara
dari 3x
bisikan sehari lebih dari 3x dan
- Klien mengatakan tidak b
waktu klien mendengar bisikan
mendiskripsikan wak
tersebut tidak bisa dideskripsikan
mendengar suara tersebut
oleh klien. Karena muncul tidak - Klien mengatakan mengerti ca

tentu. menghardik
- Klien mengatakan mengerti ca
DO :
melakukan relaksasi guid
- Klien tampak mondar-mandir tidak
imagery
jelas
- Klien mengatakan senang s
- Klien terlihat sering melamun sendiri diajarkan teknik relaksasi guid
- Klien kadang terlihat bingung imagery
melakukan sesuatu karena merasa
jenuh O:
Implementasi : - Klien terlihat sering melamun
RBD SP 2 sendiri
1. Mendiskusikan tentang cara mengatasi - Klien mengatakan b
keinginan bunuh diri, yaitu dengan mempraktekkan kembali ca
meminta bantuan dari keluarga atau menghardik halusinasi
teman - kontak mata sedikit ada dan kli
2. Meningkatkan harga diri klien dengan kooperatif
cara : A:
a. Memberi kesempatan klien untuk - Gangguan sensori persepsi
mengungkapkan perasaannya Halusinasi Pendengaran d
b. Memberikan pujian bila klien dapat penglihatan belum teratasi
mengatakan perasaan yang positif. - Resiko bunuh diri terat
c. Meyakinkan klien bahwa dirinya sebagian
penting.
d. Membicarakan tentang keadaan P: Lanjutkan intervensi
yang sepatutnya disyukuri oleh - Latihan menghardik setiap h
klien. jam 07.00-07.10 WIB, 12.0
e. Merencanakan aktivitas yang dapat 12.10 WIB atau saat ada sua
klien lakukan. atau penglihatan halusinasi
f. Melakukan relaksasi guided imagery - Anjurkan melakukan relaksasi
3. Meningkatkan kemampuan
menyelesaikan masalah dengan cara : guided imagery saat klien meras
a. Mendiskusikan dengan klien cara tidak dibutuhkan
menyelesaikan masalah.
b. Mendiskusikan dengan klien
efektivitas masing- masing cara
penyelesaian masalah.
c. Mendiskusikan dengan klien cara
menyelesaikan masalah yang lebih
baik.

Halusinasi SP 1
- Mengidentifikasi jenis halusinasi
klien.
- Mengidentifikasi isi halusinasi klien.
- Mengidentifikasi waktu halusinasi
klien.
- Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi klien.
- Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi.
- Mengidentifikasi respons klien
terhadap halusinasi.
- Mengajarkan klien menghardik
halusinasi

Rencana tindak lanjut


RBD SP 2
- Evaluasi kegiatan sebelumnya (SP 2)
- Kontrak lanjut hari berikutnya untuk
melatih SP 3
Halusinasi SP 1
- Evaluasi jenis, isi, waktu, frekuens
halusinasi
- Evaluasi cara mengontrol halusinasi
menghardik
- Menganjurkan klien memasukkan
menghardik dalam jadwal harian
- Kontrak lanjut hari berikutnya untuk
melatih SP 2 (minum obat)

Jum’at 23 Data S:
April 2021 - Klien mengatakan sud
DS :
menerapkan menghardik hari in
- Pasien mengatakan apabila
- Klien mengatakan menge
mendengar bisikan-bisikan, pasien
dengan penjelasan peraw
akan melakukan tutup telinga
tentang obat dan akan ra
sepertiyang sudah diajarkan
minum obat
- Pasien mengatakan juga rutin minum
- Klien mengatakan ingin men
obat ketika diberi obat oleh perawat
hidupnya lebih baik lagi
DO :

- Pasien dapat melakukan cara O:


mengontrol dengan menghardik - Klien mampu mempraktekk
- Pasien patuh minum obat sesuai kembali cara menghard
waktu minum obat. halusinasi
- Klien mengerti dengan penjelas
perawat
Implementasi
- Klien mengatakan ho
RBD SP 3
berolahraga
- Mengidentifikasi pola koping yang
A:
bisa diterapkan klien
- Gangguan sensori persepsi
- Menilai pola koping yang bisa
Halusinasi Pendengaran d
dilakukan
penglihatan
- Mengidentifikasi pola koping yang
konstruktif - Resiko Bunuh Diri terat
- Menganjurkan Klien menerapkan sebagian
pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian P: Lanjutkan intervensi

Halusinasi SP 2 - Anjurkan klien untuk melakukan

- Mengevaluasi kegiatan menghardik, hobinya (olahraga setiap pagi)

berikan pujian - Anjurkan pasien minum obat

- Melatih cara mengontrol halusinasi sesuai waktu yang telah

dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, ditentukan

guna, dosis, frekuensi, cara


kontinuitas minum obat)

Rencana tindak lanjut

RBD SP 3
- Evaluasi kegiatan sebelumnya (SP 3)
Halusinasi SP 2
- Evaluasi cara mengontrol halusinasi
menghardik dan kepatuhan minum
obat
- Menganjurkan klien memasukkan
menghardik dan minum obat dalam
jadwal harian
- Kontrak lanjut hari berikutnya untuk
melatih SP 3 (bercakap-cakap)
Sabtu, 24 Data S:
April 2021 - Klien mengatakan sudah ru
DS:
menghardik saat suara itu munc
- Pasien mengatakan bisikan-bisikan
- Klien mengatakan sudah minu
sudah mulai berkurang
obat yang diberikan oleh perawa
- Pasien mengatakan ingin segera
- Klien mengatkan akan bercaka
sembuh, agar dapat bertemu dengan
cakap dengan perawat d
keluarga.
temannya yang lain saat suara
muncul
O:
DO:
- Klien masih mam
- Pasien dapat melakukan kegiatan
mempraktekkan kembali ca
cara mengontrol halusinasi yang
menghardik halusinasi
sudah diajarkan.
- Klien tampak minum obat setel
- Pasien dapat berkomunikasi dengan
makan siang
baik dengan mahasiswa
- Tampak klien mau berkenal
- Ada kontak mata pasien dengan
dengan klien lain yaitu salah sa
mahasiswa
namanya Tn. R dan Tn. S
A:
Implementasi Gangguan sensori persepsi : Halusin

Halusinasi SP 3 Pendengaran teratasi sebagian

- Mengevaluasi kegiatan latihan


menghardik & obat. Memberi pujian P: Lanjutkan intervensi

- Melatih cara mengontrol halusinasi - Anjurkan klien untuk ter

dengan bercakap-cakap saat terjadi melatih kebiasaan bercakap-cak

halusinasi dengan pasien atau peraw


lainnya
Rencana tindak lanjut
- Evaluasi cara mengontrol halusinasi
latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap
- Menganjurkan klien memasukkan
pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap
- Kontrak lanjut hari berikutnya untuk
melatih SP 4 (melakukan aktivitas
harian)

Anda mungkin juga menyukai