A. KASUS
Ny. X berumur 47 tahun pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
usaha keluarganya bangkrut 2 tahun yang lalu dan suaminya meninggal 2 tahun lalu.
Anak ny. X mengatakan sejak saaat itu pasien sering nelamun, menyendiri dikamar, suka
marah-marah. Anak pasien mengatakan jika pasien mempunyai masalah, pasien
memendamnya sendiri tidak mau menceritakan dengan orang lain, dan pasien tidak
mampu mengatasi masalahnya sendiri. Jika masalahnya tidak bisa diatasi biasanya pasien
akan marah-marah pada orang sekitarnya. Pasien tidak mau bergaul dengan masyarakat,
jarang berkomunikasi dengan orang lain sampai hubungan dengan tetangganya renggang.
Pada saat pengkajian didapatkan hasil pasien sering menunduk, kontak mata tidak terlalu
focus. TD : 140/70, S: 37℃, RR: 20x/menit, N: 80x/menit, BB: 54 kg, TB: 160 cm.
pasien mengatakan tidak mau bergaul dengan tetangganya karena merasa malu dan
minder sebab usaha keluarganya bangkrut dan beranggapan tetangganya tidak mau
menerimanya.
B. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama : Ny. X
Umur : 47 tahun
Nomor RM : 1234
2. Alasan masuk :
Keluhan utama : sering melamun, menyendiri dikamar, suka marah-marah
Factor presipitasi : keluarga mengatakan pasien sering melamun, menyendiri
dikamar, suka marah-marah. Pasien selalu memendam masalahnya sendiri (tidak mau
menceritakan) & tidak bisa menyelesaikan masalahnya.
3. Factor predisposisi :
Keluarga mengatakan usaha keluarga pasien mengalami bangkrut 2 tahun yang lalu,
dan suaminya meninggal 2 tahun yang lalu, sejak saat itu pasien sering melamun
menyendiri dikamar dan suka marah-marah. Keluarga mengatakan tidak ada anggota
keluarga lain yang sakit seperti pasien.
4. Pemeriksaan fisik :
TD : 140/70, S: 37℃, RR: 20x/menit,
N: 80x/menit, BB: 54 kg, TB: 160 cm
5. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
b. Konsep diri :
1) Gambaran diri : pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya tidak
ada kecacatan.
2) Identitas diri : pasien dapat menyebutkan identitasnya (nama, umur, alamat).
Pasien mengatakan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga
3) Peran : pasien mengatakan sebelum sakit mempunyai tanggung jawab sebagai
ibu rumah tangga. Tetapi saat sakit ini tidak melakukan aktivitas seperti
biasanya.
4) Ideal diri : pasien berharap bisa kembalu membangun usaha keluarganya yang
bangkrut dan berharap bisa sembuh.
5) Harga diri : pasien mengatakan merasa malu dan minder dengan tetangganya
karena usahanya bangkrut.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
c. Hubungan social :
1) Orang berarti : pasien menagtakan sebelum suaminya meninggal, suaminya
yang selalu memberinya semangat, tetapi saat suaminya meninggal paasien
seperti malas karna merasa tidak ada yang menyemangatinya lagi.
2) Peran serta kegiatan masyarakat : sebelum usahanya bangkrut dan sakit
seperti sekarang, pasien sering mengikuti kegiatan yang ada dimasyarakat tapi
saat ini pasien lebih suka menyendiri.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien mengatakan tidak
ikut dalam organisasi masyarakat, pasien lebih suka sendiri dan diam. Saat
wawancara pasien sering menundukkan kepala, sulit diajak komunikasi,
pasien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
Masalah keperawatan : isolasi social
d. Spiritual : pasien mengatakan sebelum sakit rajian sholat 5 waktu dan pada saat
sakit ini juga masih sholat 5 waktu.
6. Status mental
a. Penampilan : penampilan pasien rapi, memakai pakaian yang sesuai, postur tubuh
sedang, rambut ikal agak panjang, ekspresi wajah kadang sedih saat bercerita
suaminya.
b. Pembicaraan : pasien berbicara dengan suara lambat tapi jelas, inisiatif untuk
memulai pembicaraan kurang tapi sesuai dengan topic pembicaraan.
c. Aktivitas motoric : pasien termasuk pasien yang kurang kooperatif, suka
menyendiri.
d. Afek dan emosi :
1) Afek : saat diwawancarai pasien cenderung datar, pasien tenang saat
dilakukan interaksi
2) Emosi : sedih
Pasien mengatakan sedih karena usaha keluarganya bangkrut dan suaminya
meninggal. Pasien juga mengatakan tidak mau menceritakan masalah yang
dihadapinya kepada orang lain karna ia mampu mengatasinya walaupun
seringkali ia tidak dapat mengatasinya dan melampiaskan dengan marah-
marah.
e. Interaksi saat wawancara : selama wawancara kontak mata antara pasien dan
perawat kurang.
f. Persepsi-sensori : tidak ditemukan gangguan persepsi-sensori seperti halusinasi
saat wawancara
g. Proses pikir : pasien mampu bercerita dengan runtut dan terarah
h. Isi pikir : Tidak ada gangguan isi pikir pada pasien, pasien berpikir realistic, bisa
menjawab nama, usia, alamat.
i. Tingkat kesadaran :
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Pasien menyadari bahwa ia berada di RS, pasien mampu mengingat nama
anaknya yang mengantar ke RS.
j. Memori : pasien segera menjawab dengan baik tidak ada gangguan ingatan dalam
jangka panjang dan pendek untuk saat ini.
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung : tingkat konsentrasi pasien cukup baik dn
mampu berhitung 1-10
l. Kemampuan penilaian : Klien tidak memiliki gangguan penilaian.
m. Daya tilik diri :Pasien mengatakan menyadari bahwa dirinya sakit dan dibawa ke
RSJ pasien mengatakan pasien sudah sembuh dan segera ingin pulang.
2) Nutrisi :
Pasien mau makan saat dirumah sakit, makan 3 x sehari, porsi makan habis.
3) Tidur :
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 WIB, tidur cukup nyenyak.
c. Klien memiliki system pendukung :
Klien mengatakan mempunyai system pendukung yaitu keluarga.Pasien
mengatakan bahwa keluarga selalu mendukung untuk kesembuhan pasien.
8. Mekanisme koping :
Mekanisme koping saat ini pasien yaitu maladaptif, pasien tidak mau membicarakan
masalahnya kepada orang lain, memilih untuk memendamnya sendiri. Pasien tidak
mampu mengatasi masalah yang dihadapi dan melampiaskan ke orang lai dengan
marah-marah. Pasien juga tidak mau bergaul dengan orang dan lebih memilih diam
dan menyendiri.
Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif
NO DATA MASALAH
N DIAGNOSA PERENCANAAN
O KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA INTERVENSI INTERVENSI
SP 1 keluarga
a. Bina hubungan saling percaya
b. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
c. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala koping individu tidak efektif
yang dialami beserta proses
terjadinya.
d. Menjelaskan cara-cara merawat
pasien koping individu inefektif
SP 2 keluarga
a. Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien koping
individu tidak efektif
b. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung pasien koping
individu tidak efektif.
15. Implementasi & evaluasi
Koping Individu tidak Tgl 15 juli, pukul 09.00 S: pasien mengatakan senang bisa
efektif mengobrol dengan perawat.
SP 1 p Pasien menceritakan masalah
DS: 1. Membina hubungan saling yang dihadapi tapi belum
1. Keluarga pasien percaya sepenuhnya terbuka. Pasien
mengatakan apabila Salam terapeutik mengatakan biasanya jika punya
pasien mempunyai Perkenalan diri masalah suka memendamnya dan
masalah, pasien Jelaskan tujuan wawancara marah-marah
sering Ciptakan lingkungan yang
memendamnya tenang O: pasien kadang menunduk.
(tidak mau Buat kontrak yang jelas
menceritakan ke (waktu,tempat,dan topic A: pasien mengatakan masih
orang lain) dan pembicaraan) belum bisa menyelesaikan
marah-marah jika 2. Memberi kesempatan pada masalah dengan koping yang
tidak dapat klien mengungkapkan adaptif
menyelesaikan perasaannya
masalah nya 3. Identifikasi koping yang P: lanjutkan ke SP 2 dan evaluasi
2. Keluarga pasien selama ini digunakan sp 1
mengatakan sejak 4. Membantu menilai koping
yang bisa digunakan
usaha keluarganya
5. Melatih koping :
bangkrut 2 tahun berbincang/asertif technics
yang lalu dan suami (meminta, menolak, dan
pasien meninggal mengungkapkan/membicaraka
n masalah secara baik)
pasien sering 6. Membimbing memasukkan
menyendiri diam dalam jadwal kegiatan
dikamar, suka mara- SP 2 p S: pasien mengatakan senang
marah, tidak mau a. Validasi masalah dan latihan berbincang-bincang dengan
bergaul dengan sebelumnya perawat dan mau berlatih koping
b. Melatih koping : beraktivitas
orang lain dengan beraktifitas
c. Membimbing dan memasukkan
dalam jadwal kegiatan
DO : O: pasien tampak senang dan
1. Pasien Nampak ceria
menyendiri,
2. menunduk kebawah, A: evaluasi sp1 pasien
3. kontak mata saat Pasien sudah bisa menyelesaikan
wawancara tidak masalahnya dengan koping yang
focus efektif yaitu dengan beraktifitas
P: lanjutkan intervensi
SP 1 K S: anak pasien mengatakan bahwa
a. Bina hubungan saling percaya ibunya suka memendam
b. Mendiskusikan masalah yang masalahnya sendiri da suka
dirasakan keluarga dalam
marah-marah jika tidak bisa
merawat pasien
c. Menjelaskan pengertian, tanda menyelesaikan masalah
dan gejala koping individu tidak
efektif yang dialami beserta O: keluarga terbuka dengan
proses terjadinya perawat dan paham dengan
d. Menjelaskan cara-cara merawat penjelasan perawat
pasien koping individu inefektif
A: keluarga mengerti cara
merawat pasien koping tidak
efektif
P: lanjutkan ke sp 2 keluarga dan
evaluasi sp 1
P: lanjutkan intervensi