Anda di halaman 1dari 16

APD PENYAKIT

INKESIUS
Efan Anugrah Amd.Kep
Agenda Style
01 Contents
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.

02 Contents
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.

03 Contents
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.

04 Contents
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. I hope and I believe that this Template will your Time.
Your Picture Here And Send To Back
Penggunaan alat pelindung diri (APD) dapat menurunkan risiko
penularan penyakit infeksius pada tenaga medis karena dapat
menghindarkan kontak dengan patogen. Hal-hal yang perlu diketahui
tenaga medis terkait APD adalah jenisnya, cara melepaskan, dan
bagaimana meningkatkan kepatuhan tenaga medis dalam
menggunakan APD.

Terdapat berbagai penyakit sangat infeksius yang bisa menyebabkan epidemi,


seperti penyakit virus Ebola, severe acute respiratory syndrome (SARS),
Influenza dan yang terjadi pada tahun 2019-2020 ini COVID-19. Kontak
dengan penyakit-penyakit sangat infeksius dengan angka fatalitas penyakit
yang tinggi tersebut, membuat banyak tenaga medis meninggal di daerah
epidemik. Di Liberia, Sierra Leone, dan Guinea sebanyak 869 tenaga medis
terjangkit Ebola dan lebih dari separuhnya meninggal dunia.
2020
COVID-19
Outbreak
Penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris
: coronavirus disease 2019, disingkat COVID-
.
19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus
. Penyakit ini mengakibatkan 
pandemi koronavirus 2019–2020. Penderita
COVID-19 dapat mengalami demam, batuk
kering, dan kesulitan bernapas. Sakit
tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih
jarang ditemukan. Pada penderita yang paling
rentan, penyakit ini dapat berujung pada 
pneumonia dan kegagalan multiorgan.
Place Your Picture Here and send to back
Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari
saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Waktu dari
paparan virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1–14 hari dengan rata-
rata 5 hari. Metode standar diagnosis adalah uji reaksi berantai polimerase
 transkripsi-balik (rRT-PCR) dari usap nasofaring atau sampel dahak dengan hasil
dalam beberapa jam hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari sampel serum darah
 juga dapat digunakan dengan hasil dalam beberapa hari. Infeksi juga dapat
didiagnosis dari kombinasi gejala, faktor risiko, dan pemindaian 
tomografi terkomputasi pada dada yang menunjukkan gejala pneumonia.
Mencuci tangan, menjaga jarak dari orang yang batuk, dan tidak menyentuh
wajah dengan tangan yang tidak bersih adalah langkah yang disarankan untuk
mencegah penyakit ini. Disarankan untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu
atau siku yang tertekuk ketika batuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan 
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan
kepada orang-orang yang menduga bahwa mereka telah terinfeksi untuk
memakai masker bedah dan mencari nasihat medis dengan memanggil dokter
dan tidak langsung mengunjungi klinik. Masker juga direkomendasikan bagi
mereka yang merawat seseorang yang diduga terinfeksi tetapi tidak untuk
digunakan masyarakat umum. Belum ada vaksin atau obat antivirus khusus untuk
COVID-19; tata laksana yang diberikan meliputi pengobatan terhadap gejala,
perawatan suportif, dan tindakan eksperimental. Angka fatalitas kasus
ALLPPT.com
diperkirakan antara 1–3%
Penyakit-penyakit sangat infeksius tersebut dapat menular
melalui kontak dengan droplet batuk maupun bersin penderita,
kontak dengan darah dan cairan tubuh penderita, 
needle stick injury, bahkan kontak dengan benda-benda yang
sudah terkontaminasi patogen. Dokter, perawat, dan tenaga
medis lain di fasilitas kesehatan memiliki peluang untuk
kontak langsung dengan pasien-pasien tersebut dan berisiko
tinggi untuk tertular. Penyakit seperti Ebola, SARS dan
COVID-19 belum memiliki vaksinasi maupun pengobatan
yang efektif, oleh karena itu penggunaan APD (personal
protective equipment)  memegang peranan penting dalam
melindungi tenaga medis.
Jenis Alat
Pelindung Diri
Pakaian pelindung, sarung tangan,
masker, hoodie, respirator, kacamata pelindung
(goggles), pelindung wajah, dan sepatu boots
merupakan alat pelindung diri yang
direkomendasikan saat menangani pasien
tersangka kasus infeksi sangat menular.
Pemilihan jenis alat pelindung diri sebaiknya
disesuaikan dengan tipe paparan (aerosol,
percikan darah atau cairan tubuh, bersentuhan
dengan pasien atau jaringan tubuh), jenis
prosedur atau aktivitas yang dikerjakan, serta
ukuran yang sesuai dengan pengguna.
Baju
Pelindung
Menurut tinjauan Cochrane yang
dipublikasikan pada Juli 2019, penggunaan
jubah (gown) memberikan perlindungan
terhadap kontaminasi lebih baik dibandingkan
apron. Studi ini juga menyebutkan bahwa
material baju pelindung yang
lebih breathable tidak meningkatkan risiko
kontaminasi dibandingkan material yang lebih
tahan air. Jenis material ini bahkan bisa
meningkatkan kenyamanan pengguna.
Namun, perlu dicatat bahwa kesimpulan ini
ditarik dari studi dengan kualitas bukti yang
rendah. Prinsip baju pelindung yang lain
adalah sekali pakai, serta ukurannya sesuai
dengan pengguna sehingga tidak menghambat
pergerakan. 
Insert Your Image

Pelindung
Mata
Alat pelindung diri untuk bagian mata bisa
menggunakan goggles atau face
shield. Atribut alat pelindung diri tersebut
berguna untuk melindungi mata dari 
kontaminasi patogen berupa droplet,
percikan darah, atau cairan tubuh
pasien. Face shield dapat dikenakan di
luar goggles untuk melindungi bagian
wajah seluruhnya. Face
shield dan goggles biasanya dapat
dipakai ulang, namun harus dibersihkan
dengan cara direndam menggunakan
larutan klorin yang diencerkan 1:49
kemudian dibilas dengan air bersih.
Insert Your Image

Masker/Resp
irator Mask
Pada sebuah penelitian (low evidence)
penggunaan masker dengan bahan
yang breathable mendapatkan angka
kepuasaan pengguna yang lebih baik dan
tidak menyebabkan kontaminasi yang lebih
tinggi secara signifikan. Penggunaan powered
air-purify respirator (PAPR) memberikan
perlindungan yang lebih baik ketimbang
penggunaan respirator atau alat pelindung
jenis lain (RR 0,27; 95% CI 0,17-0,43). PAPR
merupakan salah satu jenis respirator
dengan blower elektrik dengan baterai untuk
menyaring udara masuk. PAPR dianjurkan
digunakan bila masker N95 tidak sesuai
dengan bentuk wajah atau bila akan
melakukan prosedur yang memproduksi gas
aerosol.
Insert Your Image

Masker/Resp
irator Mask
Pada sebuah penelitian (low evidence)
penggunaan masker dengan bahan
yang breathable mendapatkan angka
kepuasaan pengguna yang lebih baik dan
tidak menyebabkan kontaminasi yang lebih
tinggi secara signifikan. Penggunaan powered
air-purify respirator (PAPR) memberikan
perlindungan yang lebih baik ketimbang
penggunaan respirator atau alat pelindung
jenis lain (RR 0,27; 95% CI 0,17-0,43). PAPR
merupakan salah satu jenis respirator
dengan blower elektrik dengan baterai untuk
menyaring udara masuk. PAPR dianjurkan
digunakan bila masker N95 tidak sesuai
dengan bentuk wajah atau bila akan
melakukan prosedur yang memproduksi gas
aerosol.
Sarung
Tangan dan
Sepatu Boot
Sarung tangan mencegah kontak kulit tangan
dengan darah, cairan tubuh, droplet, jaringan tubuh,
dan benda-benda yang terkontaminasi patogen.
Sarung tangan sebaiknya digunakan sekali pakai.
Panjang sarung tangan sebaiknya melewati
pergelangan tangan dan ukurannya sesuai sehingga
bagian lengan baju pelindung dapat dimasukkan ke
dalamnya. Hasil tinjauan Cochrane menemukan
bahwa penggunaan sarung tangan ganda (double
gloving) menurunkan kontaminasi dibandingkan
penggunaan tunggal.
Untuk bagian kaki, alat pelindung diri yang
digunakan berupa sepatu boot yang bisa ditambah
dengan penggunaan boot cover di bagian luarnya.
Cara Saat melakukan prosedur pemakaian alat pelindung diri (APD),
perlu ada seorang petugas terlatih yang melakukan supervisi
penggunaan prosedur sesuai protokol dan juga seorang asisten yang
membantu memakaikan atribut tertentu. Berikut ini prosedur
alat pelindung penggunaan (donning) APD :
1.Sebelum menggunakan alat pelindung diri, petugas
diri melepaskan seluruh perhiasan yang dikenakan termasuk jam
tangan. Petugas yang berambut panjang harus mengikat rambut.
Petugas yang berkacamata harus melekatkan kacamata supaya
tidak jatuh.

2.Inspeksi kondisi alat pelindung diri, memastikan ukurannya


sesuai dengan tubuh petugas dan tidak ada kerusakan pada alat.

3.Lakukan cuci tangan (hand hygiene).

4.Kenakan sepatu Lalu, pasang boot cover, ikat tali yang


melingkari boot cover. Usahakan tangan tidak menyentuh lantai.
Tahap ini sebaiknya dikerjakan dalam posisi duduk.

5.Kenakan sarung tangan (dalam).


Cara 6.Kenakan baju pelindung dan buat agar lengan baju
menutupi pergelangan sarung tangan dalam. Pastikan
penggunaan semua bagian lengan sarung tangan masuk di bawah
lengan baju pelindung. Pakaikan plester di pergelangan
alat pelindung tangan apabila masih ada celah antara baju dengan
sarung tangan.
diri
7.Kenakan masker N95. Pastikan seluruh bagian tepi
menyesuaikan bentuk wajah sehingga tidak ada celah.

8.Kenakan hood, pastikan bagian telinga dan leher


tertutup dan tidak ada rambut yang keluar. Bagian
bawah hood harus menutupi kedua bahu. Asisten dapat
membantu proses pemakaian.

9.Kenakan apron (tidak wajib) apabila menangani pasien


dengan gejala muntah dan diare.

10. Kenakan sarung tangan luar yang biasanya memiliki


pergelangan lebih panjang. Tarik bagian lengan sarung
tangan hingga menutupi bagian lengan baju pelindung.
Penggunaan sarung tangan yang berbeda warna dengan
sarung tangan dalam dapat membantu identifikasi.
Cara 11. Kenakan pelindung wajah (face shield).

penggunaan 12.Evaluasi kelengkapan dan kesesuaian penggunaan


alat pelindung diri menggunakan bantuan cermin,
alat pelindung ditambah dengan verifikasi oleh petugas donning.
.
diri
THANK YOU, SEE
YOU AGAIN, JAGA
KESEHATAN KALIAN
YA!

Anda mungkin juga menyukai