Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PUSKESMAS GITIK

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUWANGI


PUSKESMAS GITIK
TAHUN 2022
BAB I
DEFINISI

1. Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana


gedung, halaman/ground dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, pengunjung, dan
petugas kesehatan. Menurut Friend dan Khon (2007: 184), definisi
safety yaitu membuat segala sesuatu bebas dari kemungkinan
terjadinya kerugian baik kondisi kerja, peralatan maupun sistem kerja.
2. Keselamatan Kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan,
cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja
3. Kesehatan Kerja adalah usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit- penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit-penyakit umum yang bertujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik fisik atau mental, maupun sosial.
4. Infeksi adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi
(organisme), dimana terdapat respon imun, tetapi disertai gejala klinik.
5. Healthcare Associated Infections (HAIs) adalah infeksi yang terjadi
pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak
dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul
setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas
rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda.
7. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan
hubungan kerja di perusahaan semenjak tenaga kerja meninggalkan
rumah menuju tempat kerja, selama jam kerja dan jam istirahat dan
sekembalinya dari tempat kerja menuju rumah melalui jalan yang
biasa dilalui.
8. Risiko adalah peluang/probabilitas timbulnya suatu insiden yang akan
berdampak merugikan bagi pencapaian sasaran-sasaran keselamatan
pasien dan menurunkan mutu pelayanan.
9. Bahaya (hazard) adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang
berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sumber
bahaya jika memiliki risiko menimbulkan hasil yang negatif.
10. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan wajib yang digunakan
saat bekerja sesuai dengan bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan tenaga kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat
kerja. APD juga dapat diartikan sebagai pakaian khusus atau
perlengkapan khusus yang digunakan oleh pekerja (petugas
kesehatan) untuk melindungi dirinya dari bahan-bahan infeksius di
dalam lingkungan puskesmas.
11. 2019 novel coronavirus (2019-nCoV),  adalah single-sense-positive-
RNA virus terlantar. Penyakit ini menular pada manusia dan
merupakan penyebab pandemi penyakit corona virus yang sedang
berlangsung pada tahun 2019 (COVID-19) yang telah ditetapkan
sebagai darurat Kesehatan Masyarakat dari Kepedulian Internasional
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
12. COVID-19 adalah Coronavirus Disease yaitu penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus
penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2 atau 2019-nCoV.
BAB II
RUANG LINGKUP

Alat Pelindung Diri (APD) didesain untuk memberikan perlindungan


terhadap kulit, selaput dan selaput lendir mata, hidung, mulut dari
kemungkinan terpapar oleh darah atau cairan tubuh yang bersifat
infeksius. Contoh Alat Pelindung Diri (APD) misalnya sarung tangan.
Ruang lingkup Alat Pelindung Diri (APD) meliputi :
1. Penutup kepala untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme dari
rambut kulit kepala ke daerah steril atau untuk melindungi kepala dari
benda jatuh.
2. Kacamata pelindung untuk mencegah membrane mukosa mata
petugas kesehatan kontak dengan percikan darah/cairan tubuh
pasien.
3. Masker untuk mencegah kontak droplet dari mulut, hidung petugas
kesehatan yang mengandung mikroorganisme dan terpercik saat
bernafas, bicara, batuk pada pasien atau dalam keadaan sebaliknya.
4. Gaun untuk mencegah kulit petugas kesehatan kontak dengan
percikan darah/cairan tubuh pasien, untuk mencegah kontak
mikroorganisme dari tangan, tubuh, dan pakaian petugas kesehatan
kepada pasien.
5. Cover all atau pakaian hazmat (hazmat adalah singkatan
dari hazardous materials atau bahan-bahan berbahaya), atau dikenal
juga dengan nama pakaian dekontaminasi, adalah perlengkapan
perlindungan pribadi yang terdiri dari bahan yang impermeabel yang
anti air dan digunakan untuk proteksi melawan material berbahaya.
6. Apron merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian
depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus
mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan
perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau
melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh
atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air.
7. Sarung Tangan
8. Sepatu Pelindung untuk mengurangi kemungkinan terbawanya
mikroorganisme dari ruangan lain/luar ruangan, untuk mencegah
terlukanya kaki atau benda tajam yang terkontaminasi/terjepit benda
berat/kejatuhan alat kesehatan/menginjak benda tajam dan mencegah
kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya
Penggunaan APD harus digunakan oleh seluruh staf yang bekerja
di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan rekomendasi WHO dan
KEMENKES. Ketentuan ini dapat berubah sesuai dengan regulasi yang
berlaku sebagai acuan dibuatnya panduan ini dalam menghadapi
COVID-19. Dalam penggunaan APD harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Segera dilepaskan bila tidak diperlukan lagi;
2. Dibuang ke tempat sampah khusus yang telah disediakan;
3. Untuk APD sekali pakai diganti bila akan melakukan
tindakan/prosedur berikutnya, walaupun pada pasien yang sama;
4. Dipahami cara penularan penyakit agar efektif dan efisien;
5. Pemakaian APD sesuai dengan bahaya atau risiko paparan yang
ditemui dalam proses kerja.
BAB III
TATA LAKSANA

A. PRINSIP UMUM
1. Setiap pegawai Puskesmas Gitik wajib menggunakan APD dengan
baik dan benar.
2. Terkait dengan kesehatan tempat kerja dan keselamatan pasien,
maka rumah sakit harus menyediakan APD yang sesuai bagi setiap
petugas dalam jumlah yang cukup.
3. Pemilihan APD dipengaruhi oleh:
a. Jenis paparan yang diantisipasi dapat terjadi percikan atau
kontak langsung atau sentuhan, kategori kewaspadaan isolasi
(droplet, kontak, airbone).
b. Jangka waktu pemakaian dan kesesuaian terhadap pekerjaan
yang dilakukan.
4. Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat menimbulkan potensi
bahaya di puskesmas harus dilakukan dengan menggunakan APD.
5. Penggunaan APD disesuaikan dengan jenis tindakan dan
kegiatan di setiap instalasi puskesmas
6. APD yang bersifat disposable harus dibuang setelah digunakan
satu kali, sedangkan APD yang reusable harus dibersihkan, dicuci
dan disimpan setelah digunakan
7. Kejadian tidak diharapkan yang disebabkan oleh kelalaian dalam
menggunakan APD di puskesmas, bukan merupakan tanggung
jawab puskesmas.
8. APD yang akan digunakan kembali harus melalui proses
dekontaminasi.
9. Jika karyawan tidak menggunakan APD atau tidak menggunakan
APD dengan baik dan benar, karyawan tersebut mendapatkan
sanksi berupa tidak perbolehkan bekerja dan didenda sesuai
dengan kebijakan unit SDM.

B. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DI PUSKESMAS


1. Penutup Kepala
a. Penutup kepala atau topi digunakan untuk melindungi kepala
dan rambut dari percikan darah/cairan tubuh, mencegah
jatuhnya mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala
petugas kesehatan terhadap alat-alat/daerah steril dan juga
sebaliknya untuk melindungi kepala atau rambut petugas dari
percikan bahan-bahan terinfeksi dari pasien
b. Pemilihan penutup kepala sebaiknya yang disposable dan tahan
air
c. Digunakan hingga menutupi seluruh kepala dan rambut
d. Melepaskan penutup kepala:
1) Dilakukan dengan memegang bagian dalam penutup kepala,
dan lipat atau gulung keluar, sehingga bagian dalam penutup
kepala berada diluar
2) Dibuang di tempat sampah infeksius
3) Dilanjutkan dengan prosedur cuci tangan
e. Indikasi pemakaian penutup kepala
1) Saat akan melakukan tindakan yang memerlukan area steril
yang luas
2) Saat memasak
3) Saat kegiatan pencucian linen
4) Saat pencucian alat steril
5) Saat merawat pasien COVID-19
BAHAN KAIN BAHAN WOVEN

2. Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety Goggles)


a. Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety Goggles)
harus digunakan setiap kali petugas kesehatan melakukan
kegiatan yang berisiko terpercik darah atau cairan tubuh pada
wajah atau mata, misalnya saat memasang kateter.
b. Pelindung wajah (Face Shield) dapat melindungi wajah, mata,
mulut tetapi pada situasi yang berisiko tinggi dapat ditambahkan
masker jika ada kemungkinan penyebaran infeksi secara
airborne.
c. Pelindung mata (Safety Goggles) tidak menggantikan pelindung
wajah. Sebaiknya disediakan safety goggles yang dapat
digunakan bersama face shield
d. Penggunaan Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and
Safety Goggles) harus diganti setiap pergantian shift
e. Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and Safety Goggles)
harus dicuci dan dikontaminasi setelah digunakan
f. Pemilihan Penggunaan Pelindung Wajah dan Mata (Face
Shield and Safety Goggles), pilihlah goggles yang terbuat dari
lapisan polikarbonat jernih yang melindungi dahi dan bagian
samping mata. Sebaiknya goggles bersifat optic yang jelas, anti
kabut dan anti distorsi sehingga tidak mengganggu pandangan
petugas
g. Menggunakan pelindung mata (safety goggles) pastikan posisi
pelindung mata (safety goggles) cukup aman melintas jembatan
hidung dan menutupi kedua mata secara sempurna. Posisi
pelindung mata (safety goggles) berada tepat diatas masker
yang menutup hidung.
h. Melepaskan Pelindung Wajah dan Mata (Face Shield and
Safety Goggles) dengan cara lepaskan Pelindung Wajah dan
Mata (Face Shield and Safety Goggles) dan tempatkan pada
wadah yang tersedia untuk dibersihkan dan didekantaminasi
sebelum digunakan kembali

3. Masker dan Masker Respirator (N95)


a. Penggunaan masker bertujuan untuk melindungi mulut, hidung
dan saluran nafas dari inhalasi mikroorganisme yang
ditransmisikan secara droplet (seperti varicella dan
meningococcal). Sedangkan masker respirator mampu
melindungi saluran nafas dan mikroorganisme yang ditransmisi
secara droplet maupun airbone seperti virus COVID-19.
b. Petugas kesehatan maupun pengunjung harus menggunakan
masker apabila mengunjungi atau apabila melakukan tindakan
perawatan terhadap pasien menular melalui droplet atau
airbone.
c. Masker mampu melindungi pasien dari mikroorganisme yang
berasal dari petugas yang menggunakan masker dan
sebaliknya melindungi petugas kesehatan dari partikel droplet
yang mungkin terpercik saat tindakan dilakukan pada pasien
d. Masker disposable digunakan selama 4-6 jam, setelah itu
dibuang. Masker disporsable tidak boleh disimpan di dalam tas
untuk digunakan kembali. Jika masker basah oleh percikan
darah atau cairan tubuh, harus segera diganti dengan
menggunakan sarung tangan dan diikuti dengan tindakan
mencuci tangan.
e. Pasien menular secara droplet atau airbone wajib
menggunakan masker ketika ditransfer dari satu unit ke unit
pelayanan lain di puskesmas
f. Pemilihan masker:
1) Masker bedah digunakan pada keadaan dimana terdapat
risiko percikan darah, cairan tubuh atau kontak dengan
pasien menular secara droplet
2) Masker respirator digunakan pada keadaan dimana terdapat
risiko penularan secara airbone pada kasus COVID-19,
transmisi berubah menjadi airborne jika melakukan prosedur
yang bersifat aerosol.
g. Cara menggunakan masker
1) Cuci tangan dan keringkan
2) Ambil masker bersih dari tempat penyimpanan
3) Pastikan ukuran masker pas dan nyaman digunakan
4) Jika menggunakan kacamata, pastikan tepi atas masker
berada dibawah kacamata
h. Cara melepas masker
1) Membuka kedua ikatan masker, melipat masker di bagian
tengahnya dengan kedua permukaan dalamnya bertemu,
lalu menyimpan masker ditempat yang telah ditentukan
2) Melepas masker, memegang hanya pada talinya.
Menghindari memegang bagian depan masker
3) Membuang pada tempat sampah infeksius yang tersedia
4) Perhatian
Menghindari berbicara, bersin atau batuk sebisa mungkin
selama menggunakan masker
MASKER BEDAH MASKER N95
4. Gaun/Skort/Apron
a. Digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap pakaian
atau kulit tubuh petugas kesehatan dari risiko terpapar darah
atau cairan tubuh baik melalui percikan maupun tumpahan
b. Bersifat reusable, hendaknya dicuci setiap hari atau sesering
mungkin jika tampak sangat kotor
c. Gaun/Skort/Apron yang tahan air digunakan pada prosedur
yang berisiko tinggi terpapar bahan-bahan infeksius, misalnya
pada pertolongan persalinan
d. Dilepaskan Gaun/Skort/Apron sebelum meninggalkan tempat
kerja
e. Mengenakan Gaun/Skort/Apron :
1) Cuci tangan dan keringkan
2) Pegang gaun/skort/apron pada bagian leher dalam untuk
membuka lipatan
3) Memasukkan tangan ke dalam lengan gaun/skort/apron
4) Mengikatkan tali leher
5) Mengupayakan belakang gaun/skort/apron menutup
sempurna pakaian petugas kesehatan ikat tali pinggang
dengan baik. Jika diperlukan, meminta bantuan petugas lain.
f. Melepaskan Gaun/Skort/Apron :
1) Buka lipatan gaun/skort/apron
2) Biarkan gaun/skort/apron jatuh kearah depan dari arah bahu
tapi jangan sampai jatuh ke lantai
3) Lipat tanpa menyentuh bagian luar gaun/skort/apron
GAUN APRON TIMBAL

CELEMEK PLASTIK

4) Masukkan kedalam tempat yang disiapkan untuk dicuci


5. Sarung Tangan
a. Digunakan untuk perawatan pasien, perawatan lingkungan
puskesmas. Biasanya terbuat dari bahan vinyl, latex, nitril
b. Indikasi penggunaan sarung tangan: saat akan melakukan
tindakan yang kontak atau diperkirakan akan terjadi kontak
dengan darah, cairan tubuh, secret, ekskreta, kulit yang tidak
utuh, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi
c. Jenis Sarung Tangan: sarung tangan steril, sarung tangan
bersih, sarung tangan rumah tangga. Sarung tangan medis
bersifat disposable, sedangkan sarung tangan rumah tangga
dapat dipakai ulang (reusable)
d. Prinsip penggunaan sarung tangan :
1) Digunakan sepasang sarung tangan
2) Melakukan pekerjaan dimulai dari yang bersih menuju yang
kotor
3) Membatasi menyentuh bahan-bahan terkontaminasi
4) Jangan menyentuh wajah atau memperbaiki APD wajah
dengan sarung tangan yang telah terkontaminasi
5) Jangan menyentuh permukaan lingkungan pasien kecuali
saat diperlukan selama perawatan pasien
6) Mengganti sarung tangan jika robek atau tampak sangat
kotor, setelah digunakan pada satu pasien
7) Jangan pernah mencuci atau menggunakan kembali sarung
tangan disposable
8) Tetaplah berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dengan
peralatan medis yang bersifat tajam
9) Kegunaan sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan.
Petugas kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan
sesudah memakai sarung tangan
10) Apabila terdapat robekan kecil yang tak tampak pada sarung
tangan sebelum digunakan, tangan yang kotor dapat menjadi
sumber kontaminasi melalui celah robekan tersebut
11) Keadaan tangan harus benar-benar bersih dan benar-benar
kering sebelum menggunakan sarung tangan. Bakteri dapat
berkembang dengan cepat pada kulit yang lembab di bawah
sarung tangan. Oleh karena itu, petugas harus mencuci
tangan segera setelah melepaskan sarung tangan tidak di
rekomendasikan mencuci sarung tangan dengan sabun,
chlorhexidine atau alkohol sebelum digunakan karena dapat
menyebabkan micropuncture, yang memungkinkan cairan
merembes melalui lubang kecil tersebut.
e. Perbedaan beberapa sarung tangan
Tabel 4.1. Tabel perbedaan beberapa sarung tangan
Jenis Bahan
Indikasi Keterangan
Indikasi Dasar
Natural
Non steril, single
Prosedur Rubber
use disposable.
pemeriksaan, Latex
Gunakan satu
Sarung Prosedur non (NRL),
pasang untuk
tangan untuk bedah lainnya Nitrile
satu pasien.
pemeriksaan yang kontak Polyvinyl
Buang sarung
pasien dengan selaput Chloride
tangan
lender, Prosedur (vinyl), Dan
bekas pakai
laboratorium sintetik
dengan benar
lainnya
Steril, Single use Natural
disposable. Rubber
Gunakan satu Latex
Sarung pasang untuk (NRL),
Prosedur
tangan satu pasien. Nitrile
pembedahan
pembedahan Buang sarung Kombinasi
tangan Latex dan
bekas pakai sintetik
dengan benar lainnya
Natural
Prosedur rumah
Rubber
tangga
Latex
(pembersihan, Biasanya lebih
Sarung (NRL),
desinfeksi). tahan tusukan
tangan non Nitrile atau
Menangani atau bahan kimia,
medis/rumah Chloroprene
benda tajam atau bersihkan setelah
tangga Blends,
bahan kimia tidak dipakai, reusable
Neoprene
untuk perawatan
Nitrile, Butyl
Pasien
Rubber

f. Pemilihan sarung tangan


1) Gunakan sarung tangan yang bersih
2) Sarung tangan bersih atau non steril digunakan untuk
perawatan rutin pasien
3) Sarung tangan steril digunakan untuk prosedur invasif
4) Sarung tangan karet yang tebal untuk membersihkan
instrumen, menangani linen kotor atau menangani percikan
atau tumpahan darah atau cairan tubuh. Jenis sarung tangan
ini dapat dicuci dan digunakan kembali (reuseable)
5) Gunakan sarung tangan yang ukurannya yang pas
6) Periksa keadaan sarung tangan sebelum digunakan, apakah
ada kebocoran/apakah ada bagian yang robek untuk
memberikan perlindungan yang optimal
g. Cara penggunaan sarung tangan
1) Terlebih dahulu cuci tangan sesuai prosedur, lalu pastikan
tangan kering
2) Ambil sarung tangan yang pertama, pada bagian
pergelangannya
3) Gunakan sarung tangan yang pertama, kembangkan dan
tarik ke arah tangan sehingga setiap jari masuk ke dalamnya
4) Ulang kembali langkah diatas untuk tangan yang lainnya
h. Cara melepaskan sarung tangan
1) Ketika melepaskan semua APD, utamakan untuk melepaskan
sarung tangan terlebih dahulu
2) Lepaskan sarung tangan kiri dengan menggunakan tangan
kanan dengan cara menyentuh dan menarik bagian luar
sarung tangan kiri agar bagian tangan kiri tidak terkena sisa
kotoran
3) Genggam sarung tangan kiri yang sudah terlepas di tangan
kanan
4) Lepaskan sarung tangan kanan dengan cara tangan kiri
menarik sarung tangan dari arah dalam sarung tangan kanan
agar tangan kiri tidak menyetuh bagian luar sarung tangan
kanan
5) Buang sarung tangan ke tempat yang telah disiapkan
6) Setelah membuang sarung tangan yang telah digunakan,
kemudian lakukan cuci tangan sesuai prosedur
SARUNG TANGAN SARUNG TANGAN
STERIL BERSIH

SARUNG TANGAN SARUNG TANGAN


RUMAH TANGGA KARET LISTRIK
6. Sepatu Pelindung Tertutup
a. Digunakan untuk melindungi petugas kesehatan terkena
percikan darah atau cairan tubuh pada bagian kaki
b. Harus digunakan pada tempat yang berisiko kontaminasi tinggi,
lantai yang basah atau saat pembersihan lantai
c. Dalam pemilihan sepatu pelindung harus yang dapat dicuci ulang
dan bersifat kedap air. Alas sepatu tidak boleh licin jika
digunakan di lantai yang basah. Sebaiknya gunakan sepatu karet
atau alas yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki
d. Melepaskan sepatu pelindung; dilepaskan pada langkah akhir
melepas APD
e. Setelah melepaskan Sepatu Pelindung yang telah digunakan,
kemudian lakukan cuci tangan sesuai prosedur
f. Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) APD sebaiknya tersedia di setiap ruangan dalam keadaan
siap pakai
2) Penggunaan APD pada umumnya hanya sekali pakai atau
dipakai terpisah untuk setiap pasien
3) Setiap APD yang terkontaminasi harus segera disingkirkan
dan segera diganti
4) Alat yang kotor ditempatkan dalam tempat penampungan
sementara tanpa mencemari lingkungan
5) Alat yang kotor tersebut diproses dengan dekontaminasi,
pencucian dan sterilisasi atau dibuang
SHOE COVER SEPATU PLASTIK
SEPATU BOOT SEPATU SAFETY
C. PEMILIHAN APD SESUAI DENGAN RISIKO AKTIVITAS
Tabel 4.2. Tabel pemilihan APD sesuai dengan risiko aktivitas
Penut Googles
Apron/Gown/
up Maske Sarung Alas /
Peran dan Lokasi Cover all Keterangan
Kepal r Tangan Kaki Faceshi
jumpsuit
a eld
Jika 1. Tenaga Kesehatan
melakukan adalah dokter, perawat
Perawat yang bertugas di triage
Gown Bedah tindakan   dan tenaga kesehatan
UGD
berisiko lain yang melakukan
terpapar pelayanan langsung.
Jika 2. Penutup kepala bila
Tenaga Kesehatan yang melakukan tidak menggunakan
Gown Bedah tindakan   cover all jumpsuit
bertugas di UGD
berisiko 3. Sarung tangan
terpapar
dilepaskan segera
Jika
melakukan setelah melakukan
Tenaga Kesehatan di poli
Baju Jaga  Bedah tindakan   tindakan
kebidanan
berisiko 4. Alas kaki berupa
terpapar sepatu tertutup
Tenaga Kesehatan yang Gown  Bedah Jika   5. Goggles/kacamata/
merawat PDP di ruang rawat melakukan faceshield terutama
inap tindakan
digunakan ketika ada
berisiko
terpapar risiko percikan setelah
Tenaga Kesehatan yang Jika selesai tindakan
melakukan pemeriksaan fisik di melakukan 6. Tindakan yang
Baju Jaga Bedah tindakan   menimbulkan aerosol:
rawat jalan pada pasien dengan
berisiko
gejala-gejala saluran napas a. Bag mask ventilation
terpapar
b. Resusitasi jantung
Jika
Tenaga kesehatan yang melakukan paru
melakukan layanan gigi dan Gown Bedah tindakan   c. Sputum induction,
mulut berisiko chest physiotherspy
terpapar Airway Suctioning
Jika d. High flow oxygen (≥
Tenaga kesehatan yang melakukan 5 lpm)
melakukan tindakan yang Gown  N95 tindakan  
e. Mengambil swab
menimbulkan aerosol berisiko
terpapar hidung dan mulut
Jika f. Nebulizer
Tenaga kesehatan yang melakukan g. Abscess/wound
Baju
melakukan transfer ODP/PDP Bedah tindakan   irrigation (non-
Jaga/Gown
(internal/eksternal) berisiko respiratory TB)
terpapar
Tenaga kesehatan yang Jika
bekerja di laboratorium dan melakukan
Jas Lab Bedah tindakan  
mengerjakan spesimen
berisiko
pernapasan terpapar
Petugas Kebersihan yang Baju Jaga Bedah Tebal  
bertugas di area perawatan
ODP/PDP
Petugas yang membersihkan
Baju Jaga Bedah Tebal  
ambulans untuk ODP/PDP
Supir ambulans yang
mengantarkan PDP dan ada Gown  Bedah  
pembatas dengan pasien
Supir ambulan yang ikut
menaikkan atau menurunkan Gown  Bedah  
PDP dari ambulans
Pasien dengan gejala
Bedah
gangguan pernapasan
Keluarga yang mendampingi
Gown  Bedah
PDP

Sumber:
Cassandra D. Benge, P. B., & Barwise, J. A. (2020). Aerosolization of COVID-19 and Contamination. Federal Practitioner,
160-163.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2020). Petunjuk Teknis Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam Menghadapi
Wabah COVID-19. Jakarta: PERDHAKI.
Fatmawati, R. (2020). Ketentuan Alat Pelindung Diri di RS Fatmawati di Tengah COVID-19. Jakarta: RS Fatmawati.
RSCM. (2020). Bijak Menggunakan Alat Pelindung Diri di RSCM Dalam Situasi Pandemi COVID-19. Jakarta: RSCM.
D. JENIS, TATA CARA PENYIMPANAN, DAN TEMPAT
PEMBUANGAN ALAT PELINDUNG DIRI
1. Sarung tangan
Sarung bersih dan sarung tangan steril bersifat disposable/sekali
pakai. Sesudah dipakai untuk melakukan suatu prosedur maka
sarung tangan jenis ini harus dibuang di tempat sampah medis.
Sedangkan untuk sarung tangan karet/rumah tangan setelah
dibersihkan maka harus disimpan dalam tempat khusus
menyimpan alat pelindung diri
2. Apron/Jas
Apron yang terbuat dari plastik bersifat disposable/sekali pakai.
Sesudah dipakai harus dibuang di tempat sampah medis.
Sedangkan jas/gaun pelindung sesudah dipakai wajib dikirim dan
dibersihkan ke laundry/outsourching.
3. Masker
Masker bedah merupakan alat pelindung diri yang bersifat
disposable/sekali pakai. Sesudah dipakai harus dibuang di tempat
sampah medis.
4. Goggle (alat pelindung mata)
Goggle merupakan alat pelindung diri yang bersifat dipakai
berulang. Setelah dipakai maka harus dibersihkan dan disimpan di
tempat penyimpanan alat pelindung diri.
5. Penutup kepala/topi
Penutup kepala/topi ada 2 jenis, diantaranya ada yang bersifat
disposable/sekali pakai dan ada pula yang bersifat dipakai
berulang. Untuk yang bersifat disposable/sekali pakai, maka
setelah dipakai dibuang di sampah medis sedangkan yang terbuat
dari kain dapat dicuci ulang di laundry/outsourching.
6. Pelindung kaki
Pelindung kaki/sepatu boot merupakan alat pelindung diri yang
dipakai berulang. Setelah dipakai pelindung kaki/sepatu boot dicuci
dan disimpan di tempat penyimpanan alat pelindung diri.
E. URUTAN MENGENAKAN ALAT PELINDUNG DIRI
1. Pelindung kaki
Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih
banyak perlindungan, tetapiharus dijaga tetap bersih dan bebas
kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.
2. Apron/gaun pelindung
a. Pilih apron/gaun pelindung sesuai dengan tipe dan ukuran
b. Buka bagian belakang apron/gaun pelindung
c. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut,lengan hingga
bagian pergelangan tangan dan selebungkan ke belakang
punggung
d. Ikat dibagian belakang leher dan pinggang
Cara menggunakan gaun pelindung untuk orang lain
a. Ambil jarak yang cukup dengan pemakai gaun
b. Pakaikan kedua lengannya sekaligus
c. Orang ketiga mengkancingkan bagian belakang

Gambar 4.1. Gambar penggunaan gaun pelindung


3. Topi
4. Masker bedah dan masker N95
a. Pasangkan masker menutupi hidung, mulut sampai dagu
b. Eratkan tali atau karet elastic pada bagian tengah kepala dan
leher
c. Paskan klip hidung dan logam fleksibel pada batang hidung
d. Periksa ulang pengepasan masker atau Fit Test pada masker
N95
Gambar 4.2. Gambar penggunaan masker
5. Kacamata atau pelindung wajah
Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas

Gambar 4.3. Gambar penggunaan kacamata dan pelindung wajah


6. Sarung tangan
Pilih sesuai tipe dan ukuran, tarik hingga menutupi bagian
pergelangan tangan gaun isolasi.

Gambar 4.4. Gambar penggunaan sarung tangan

Urutan mengenakan alat pelindung diri jika menggunakan


hazmat/cover all jumpsuit:
1. Cuci tangan
2. Apron, jika diperlukan
3. Cover all/ Hazmat
4. Penutup kepala
5. Masker N95/KN95, wajib melakukan fit test untuk masker N95
6. Masker bedah, jika masker akan direuse untuk menghindarkan
percikan langsung ke masker N95/KN95
7. Face shield
8. Cover Shoes,
9. Sepatu booth
10. Cuci tangan
11. Sarung tangan

Cara Melepas APD jika menggunakan gaun::


1. Cara melepaskan sarung tangan
1. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan
lainnya, lepaskan
2. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan
3. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di
bawah sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan
4. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
5. Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius

Gambar 4.5. Gambar pelepasan sarung tangan


2. Cara melepaskan kacamata atau pelindung wajah
a. Ingatkan bahwa luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi
b. Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
c. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang
atau dalam tempat sampah
3. Cara melepaskan gaun pelindung
a. Ingatkan bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung
telah terkontaminasi
b. Lepas tali
c. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja
d. Balik gaun pelindung
e. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang
telah disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat
samah infeksius

Gambar 4.6. Gambar pelepasan gaun


4. Masker
a. Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi
b. Ingat selalu untuk membuka sarung tangan lebih dahulu (jika
memakai) dan cuci tangan, untuk mencegah kontaminasi dari
tangan ke muka Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali
atau karet bagian atas
c. Buang ke tempat sampah infeksius

Gambar 4.7. Gambar pelepasan masker

Melepas APD jika menggunakan hazmat/cover all jumpsuit:


1. Dekontaminasi APD dengan menggunakan alkohol 70%.
2. Sarung Tangan.
3. Face Shield, lakukan dekontaminasi dengan menggunakan
alkohol 70%.
4. Cover shoes luar jika menggunakan.
5. Sepatu Boots.
6. Cover All, lakukan dengan cara menggulung dari dalam ke luar,
usahakan untuk tidak menyentuh area luar cover all, jika hal
tersebut terjadi maka segera lakukan kebersihan tangan.
7. Apron.
8. Masker Bedah
9. Masker N95/KN95, tempat masker N95 dalam paper bag sesuai
dengan tanda yang ada di paper bag disertai dengan tanggal dan
kode masker N95/KN95 untuk digunakan ulang kembali.
10. Tutup Kepala.
11. Cover Shoes dalam jika menggunakan.
12. Sarung Tangan lapisan dalam.
13. Cuci Tangan.

F. DEKONTAMINASI DAN KETENTUAN PENGGUNAAN ULANG


ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Alat pelindung diri yang dapat digunakan ulang adalah:
1. Masker N95/KN95
Masker N95/KN95 dapat digunakan kembali setelah diletakkan
kering di ruangan terbuka dalam suhu kamar selama 3-4 hari.
Masker N95/KN95 dapat digunakan kembali maksimal sebanyak 5
kali pemakaian dan harus dimasukkan ke dalam kantung kertas
yang telah dilubangi. Tidak boleh digunakan secara bergantian,
hanya digunakan untuk 1 orang (Panduan APD Kemenkes, 2020).
2. Coverl all/Hazmat
Dapat digunakan kembali hingga kondisi cover all tidak layak
digunakan oleh user seperti perubahan lapisan (tipis), bolong atau
rusak. Penggunaan kembali cover all/hazmat harus melalui
dekontaminasi awal yaitu dilakukan penyemprotan alkohol saat
akan melepaskan cover all/hazmat dan dilakukan perendaman
dengan menggunakan hidrogen peroxyde selama 15 menit.
3. Face shield
Face shield dapat dilakukan penggunaan ulang dengan cara
dilakukan penyemprotan alkohol saat dilepas.
4. Kacamata Goggles
Kacamata Goggles dapat dilakukan penggunaan ulang dengan
cara dilakukan penyemprotan alkohol saat dilepas.
5. Sepatu Tertutup
Sepatu tertutup dapat digunakan kembali dengan cara dilakukan
pencucian menggunakan detergen biasa.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. DOKUMENTASI
Penggunaan APD dicatat berdasarkan jenis dan jumlah pemakaian.

B. PEMANTAUAN/AUDIT APD DAN PELAPORAN


Kepatuhan petugas dalam penggunaan APD dimonitor oleh observer
yang telah ditujuk leh koordinator Tim Mutu dan Keselamatan Pasien
yang kemudian dimasukkan dalam aplikasi Mutu Fasilitas Pelayanan
Kesehatan milik Kementrian Kesehatan RI. Selanjutnya dilaporkan
dalam bentuk laporan mingguan kepada Koordinator Tim Mutu dan
Keselamatan Pasien Puskesmas Gitik dan dikomunikasikan kepada unit
yang menggunakan APD.

Anda mungkin juga menyukai