Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ILMU PENYAKIT STROKE

Disusun Oleh :

1. Nadia Nurin Tajalla (P17430223020)


2. Aurell Safrigga Wardhani (P17430223030)
3. Shindi Adinda Putri (P17430223034)
4. Rikza Rahma Febriana (P17430224041)

PROGRAM STUDI D-3 ASURANSI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES MALANG

2022
BAB I

Definisi Stroke

Stroke adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena


penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Kondisi ini menyebabkan area tertentu pada otak tidak mendapat suplai oksigen
dan nutrisi sehingga terjadi kematian sel-sel otak. Stroke merupakan keadaan
darurat medis, karena tanpa suplai oksigen dan nutrisi, sel-sel pada bagian otak
yang terdampak bisa mati hanya dalam hitungan menit. Akibatnya, bagian tubuh
yang dikendalikan oleh area otak tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik.

Penyebab Stroke

Stroke iskemik

Terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak
mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat
berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi
lagi ke dalam 2 jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.

Stroke hemoragik

Terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan perdarahan.


Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi
pembuluh darah. Misalnya hipertensi yang tidak terkendali, dinding pembuluh
darah yang lemah, dan sedang menjalani pengobatan dengan pengencer darah.
Stroke hemoragik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral
dan subarachnoid.

Gejala Stroke

● Salah satu sisi wajah akan terlihat lebih turun dan pengidap tidak mampu
tersenyum karena mulut atau mata tampak terkulai.
● Pengidap tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas
atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang berada pada sisi yang
sama dengan lengan juga mengalami kelemahan.

● Ucapan menjadi tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara
sama sekali meski pengidap terlihat sadar.

● Mual dan muntah.

● Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher
dan pusing seperti berputar (vertigo).

● Mengalami penurunan kesadaran.

● Sulit menelan (disfagia) sehingga mengakibatkan tersedak.

● Mengalami gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.

● Mengalami hilang penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.

Faktor Risiko Stroke

● Adapun yang termasuk dalam faktor risiko kesehatan, di antaranya:


a. Hipertensi.
b. Diabetes.
c. Kolesterol tinggi.
d. Obesitas.
e. Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan,
infeksi jantung, atau aritmia.
f. Sleep apnea.
g. Pernah mengalami transient ischemic attack TIA atau serangan
jantung sebelumnya.
● Sedangkan yang termasuk dalam faktor risiko gaya hidup, yaitu:
a. Merokok.
b. Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
c. Konsumsi obat-obatan terlarang.
d. Kecanduan alkohol.
● Sementara itu, beberapa kondisi yang termasuk dalam faktor risiko lainnya
adalah:
a. Faktor keturunan. Seseorang dengan anggota keluarga yang pernah
mengalami stroke memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit
yang sama.
b. Faktor usia. Semakin bertambah usia, risiko seseorang mengidap
stroke juga lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang lebih muda.

Komplikasi Stroke

● Deep vein thrombosis.


Sebagian pengidap stroke akan mengalami penggumpalan darah di tungkai
yang berujung pada kelumpuhan. Kondisi yang dikenal dengan deep vein
thrombosis ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga
aliran pada pembuluh darah vena tungkai mengalami gangguan. Hal ini
meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Deep vein
thrombosis dapat ditangani dengan obat antikoagulan.
● Hidrosefalus
Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yaitu
menumpuknya cairan di dalam rongga jauh pada otak (ventrikel). Dokter
bedah saraf akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk
membuang cairan yang menumpuk tersebut.
● Masalah menelan (disfagia)
Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks
menelan atau disfagia. Akibatnya, makanan dan minuman berisiko masuk
ke dalam saluran pernapasan. Tanpa penanganan, disfagia dapat
menyebabkan pneumonia aspirasi.

Pengobatan Stroke

● Pengobatan stroke iskemik


Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol
tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
● Pengobatan stroke hemoragik
Sementara pada kasus stroke hemoragik, pengobatan awal bertujuan untuk
mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa
bentuk pengobatan yang dilakukan, antara lain konsumsi obat-obatan dan
operasi.
● Pengobatan TIA
Pengobatan TIA bertujuan untuk menurunkan faktor risiko yang dapat
memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit jantung dapat dicegah.
Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis diperlukan
jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.

Pencegahan Muskuloskeletal

● Menjaga pola makan


Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat
meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko hipertensi yang
memicu terjadinya stroke. Hindari konsumsi garam yang berlebihan.
Selanjutnya, makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan
lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa
diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak
seperti dada ayam tanpa kulit.
● Rutin berolahraga
Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah
bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol
dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
● Berhenti merokok
Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke. Sebab rokok
dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah
menggumpal. Tidak merokok berarti turut mengurangi risiko berbagai
masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
● Hindari konsumsi minuman beralkohol
Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara
berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke,
seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan
juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
● Hindari penggunaan NAPZA
Beberapa jenis Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif (NAPZA) dapat
menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.

Anda mungkin juga menyukai